SENI BUDAYA
Kelompok Ganjil:
1. Adelia Indi Febrianti
2. Alda Aisyah Lestari
3. Aldi Afriadi
4. Devvy Maharani
5. Egi Ginanjar
6. Ghaida Tsuraya
7. Hadyat Angga
8. Jika Nadila
9. Maitsa Kanahaya
10. M.Aqrhan
11. Nabila Rizkika
12. Prully Asyifa
13. Resta Sarah
14. Safira Gisellia
15. Sofa Salsabila
16. Tsania Nur Fitri
17. Zarqi Seya
Kru Pementasan Drama:
Sinopsis:
Sebuah sekolah swasta di Kota Bandung memiliki Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang
dipimpin oleh seorang siswa populer yang bernama Ezra Chandrawijaya.Disisi lain terpilih
seorang siswi bernama Chiara Anandita sebagai ketua kelas kelas XI-IPS.Perbedaan sifat
yang sangat kontras terlihat dari sikap keduanya.Ezra yang memiliki sifat ramah,gemar
besosialisasi,serta bijak dalam menanggapi berbagai masalah.Sangat berkebalikan dengan
Chiara yang pendiam,tidak suka bersosialisasi (anti sosial) dan acuh terhadap apa yang ada
di sekitarnya.Dengan sikap Chiara yang seperti itu,memicu sebuah konflik di dalam
kelas.Sebagai ketua OSIS, Ezra dan anggota OSIS lainnya ikut serta dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
Dialog:
Scene 1
Terdapat seorang gadis berkacamata dan berjilbab sedang terduduk di kursi kamar.Keadaan
di dalam kamar itu berubah menjadi kacau ketika gadis itu mendengar sebuah benda yang
berbunyi tetapi ia tidak tahu dimana letak benda itu.Benda itu tidak lain adalah
Handphone.Setelah menemukan handphone itu ia menggunakannya dengan sangat
seksama hingga larut malam.
Keesokan harinnya di kelas XI IPS ,salah seorang temannya menghampiri dan berkata:
(Chiara hanya terdiam dan tidak mendengarkan Shalsa.Ia hanya fokus pada handphone yang
ada pada tangannya).Tidak lama seorang guru pun masuk
Guru (Bu Riri): “Anak-anak,hari ini hari pertama kalian menjadi kelas sebelas.Bagi yang
belum tau nama ibu Riri Apriani.Ibu disini akan menjadi wali kelas kalian.Yang berarti ibu
bertanggung jawab atas kelas XI IPS ini.”
Guru (Bu Riri): “Pertama-tama ibu akan menunjuk Chiara sebagai ketua kelas dan Salsha
sebagai wakilnya.Untuk seksi bidang lainnya silahkan bisa kalian diskusikan”
Guru (Bu Riri): “Tidak apa apa nak..Ibu ingin kamu bisa belajar bertanggung jawab dan
memimpin kelas ini”
Scene 2
Pada jam istirahat terdengar panggilan kepada seluruh Ketua Kelas kelas XI untuk
berkumpul di ruang Osis.
Ezra: “Selamat pagi,perkenalkan nama saya Ezra Chandrawijaya.Disini saya sebagai Ketua
Osis.Kenapa saya mengumpulkan kalian disini karena saya ingin meminta kerjasama kalian
dalam menjalankan program sekolah”
Ezra: “Nahh disini saya ingin meminta kerjasama kalian dalam menjalankan program
sekolah.Program sekolah yang akan kita lakukan yaitu penggalangan dana untuk korban
bencana alam.”
Ezra: “Jadi kalian minta bantuan ke teman-teman kalian berapapun uangnya.Nanti uang itu
dikumpulkan besok di ruang osis pada jam istirahat.Ada pertanyaan?.”
Chiara: “ Tadi aku disuruh OSIS buat penggalangan dana bencana alam,tolong kumpulin
dong”
Chiara: “Simpen aja di belakang nanti aku bawa pulang (sambil memainkan handphone).”
Setelah bel pulang berbunyi uang yang disimpan oleh Shalsa tidak dibawa oleh Chiara.Chiara
hanya fokus dengan Handphone nya sambil berjalan keluar kelas.
Keesokan harinya pada jam istirahat pengurus OSIS memberitahukan bahwa uang hasil
penggalangan itu segera dikumpulkan ke ruang OSIS.
Shalsa: “Kok kamu nuduh aku ngambil,harusnya kamu dong yang tanggung jawab?!.”
Persilisihan itu membuat keadaaan kelas semakin ribut. Adu mulut terjadi antara Chiara dan
Shalsa.Ezra yang sedang berjalan dengan Ardi mendengar ada keributan di kelas XI IPS.Dan
mereka pun langsung menghampiri.
Ardi: “Ehhh ehh ehh aya naon ieu teh eceu eceu..?.”
Shalsa: “ Heh jangan suka nuduh ya kamu! Makanya kalo orang ngomong tuh didenger
bukan main hp.”
Ardi: “ Eh sudah sudah jangan bertengkar ini sekolah bukan ring tinju.”
Perselisih itu mereda setelah mereka dilerai oleh teman teman mereka.Namun tak lama
terdengar panggilan kepada Chiara Anandhita yang sudah ditunggu oleh guru di ruang BK
Chiara: “ Jadi gini bu,aku disuruh galang dana buat korban bencana alam.Kemarin aku
nyuruh Salsha buat ngumpulin uangnya yang ada di kelas.Pas hari ini aku tanya dia bilang
udah disimpen di meja belakang tapi sekarang gaada.”
Bu Fitri: “ Seharunya sebagai ketua kelas kamu yang bertanggung jawab dan mengumpulkan
uang itu bukan orang lain.Kamu seharusnya lebih peka terhadap apa yang terjadi di dalam
kelas.”
Bu Fitri : “Memang uang nya itu tidak seberapa.Tapi kan itu bukan milik kamu saja nak.Ibu
akan memanggil orang tua kamu supaya datang ke sekolah.Sekarang kamu boleh kembali ke
kelas.”
Sementara itu Ardi dengan Ezra menanyakan apa yang terjadi kepada Shalsa
Ardi: “Jadi awal nya kumaha naha kalian bisa berantem gini?.”
Shalsa: “Jadi kemarin ada penggalangan dana kan,nah dia nyuruh aku buat ngumpulin
uangnya.Terus dia bilang simpen aja uang nya di meja belakang nanti dia ambil,ehh waktu
pagi pagi uang nya udah gaada entah kemana.”
Shalsa: “Dia mah enak aja santai santai sambil main hp. Kalian gatau ya?Chiara itu setiap
hari terusss aja mainin hp.Setiap ada yang nanya dia tuh gak peduli cuman jawab ngangguk
ngangguk doang.”
Shalsa: “Dulu sih engga,tapi semenjak dia punya hp sikapnya berubah.Dia jarang ngobrol
sama temen,sering dateng telat,nilai nya turun.Padahal dulu dia sering masuk 3 besar loh.”
Mendengar cerita itu,Ezra berpikir sebenarnya Chiara adalah orang yang memiliki
potensi.Namun,ia menyadari ketergantungan nya terhadap Handphone membuat sikap
Chiara menjadi berubah.Ezra dengan rasa percaya nya ingin mengubah sikap Chiara agar
bisa menjadi Chiara yang dulu lagi.
DI waktu lain pada malam hari Chiara termenung di kamarnya.Tiba tiba ibunya masuk dan
memarahinya.
Ibu Chiara : “Chiara! Kamu ini ya bener bener anak bandel!.Tadi ibu di panggil sama guru
kamu katanya kamu ngilangin uang sumbangan?!”
Ibu Chiara : “Ibu udah denger semuanya dari guru kamu,pokonya mulai dari besok sampe
seminggu ke depan uang jajan kamu ibu potong!.”
Chiara : “Ttttaapiii...buuu..”
Ibu Chiara : “Ngga ada tapi tapi...kalau kamu ga nurut ibu ambil hp kamu!.”
Keesokan paginya saat Chiara sedang bersiap siap berangkat sekolah,Ayah Chiara
menghampirinya.
Ayah Chiara: “ Nak ayah sudah dengar semuanya dari ibu kamu.Jujur ayah sedikit kecewa
sama kamu.”
Chiara : “Chiara minta maaf ya yahh,Chiara udah ngecewain ayah sama ibu.”
Ayah Chiara : “Iya ayah udah maafkan.Ayah harap kamu bisa memperbaiki kesalahan
kamu.Ayah percaya kamu bisa merubah sikap kamu menjadi lebih baik lagi..”
Scene 3
Saat Chiara sampai di sekolah, Chiara mendapat tatapan yang sinis dan sindiran sindiran dari
teman di sekolahnya.
Saat mendekati lapangan, geng perempuan terkenal di kelas Ezra atau sering disebut
‘geng fuji’ juga sedang berjalan dihadapan Chiara. Teman se-geng fuji, tiba-tiba kakinya
menyela langkah kaki chiara yang hendak berjalan, alhasil chiara dan hp yang digenggamnya
jatuh.
Fuji : “Makannya, kalo jalan tuh liat jalan. hp mulu bray, bagus deh hp lo kayanya. Hasil
sumbangan ya?” teriak kencang fuji yang diselingi oleh suara gelak tawa temannya.
Meira :” Upssss, hp sumbangan ya ternyata. Keren nih, dapet duit tambahan dari mana lo?
Atau malak anak smp?”
Direbutnya hp chiara yang jatuh oleh Meira, dan langsung dikerubuni temannya itu.
Sedangkan chiara hanya diam menggeram kesal karena seluruh orang yang berada di
lapangan menatapnya dengan sinis.
Amel:” Elah, lebay amat lo baru jatuh gitu doang. Nggak sampe patah tulang kan?” tawa
temannya menyeru kembali, sedangkan ezra dan temannya yang melihat hal itu segera
menghampiri kerumunan yang ada di lapangan.
Pikirannya mulai was-was, ia berpikir pasti ini ulah geng fuji itu. Ternyata dugaannya benar,
mereka membiarkan chiara yang tergeletak jatuh yang sedang membersihkan seragamnya
yang kotor.
Ezra:” Bubar semua! Kalian punya rasa kasihan nggak sih sebenernya? Liat temen kalian
jatuh kaya gini bukan di tolong malah kalian olok abis-abisan.” Ujar ezra marah, ia menolong
chiara berdiri. “kamu nggak apa apa? Ada yang luka? Kamu yang kemarin telat kumpul itu
kan?”
Chiara lantas langsung berdiri sendiri menghiraukan bantuan ezra, sedangkan di sisi lain fuji
dan temannya kesal karena tertangkap basah oleh ezra sedang meledek chiara.
Fuji:”Apasih lo zra? Elah, dia kesandung doang lagian kaga sampe patah tulang. Lo juga
chiara, gausah sok paling merasa jadi korban deh. Temen kelas lo tuh, jadi korban ulah lo
sendiri, duitnya sampe lo pake buat beli hp murahan kaya gini.” Ucap fuji meremehkan.
Chiara yang merasa dirinya tidak bersalah pun langsung membela diri
Chiara: ”Apasih? Itu hp bukan duit sumbangan! Balikin hp gue, kalian gausah so tau jadi
orang, modal cakep doang ga berhak buat nindas orang seenak kalian.”
Ezra dan temannya cukup kaget atas keberanian chiara yang melawan omongan fuji, sejauh
ini belum ada yang berani melawan mereka.
Fuji: ”Lo so cakep ya, mentang mentang lo dibantu sama ketua osis kita, lo jadi paling iya
banget. Terus kalo bukan duit sumbangan, duit apa dong? Malak anak smp?” ucapnya
sambil mendorong chiara hingga mundur beberapa langkah.
Chiara:” Stop ya kakak yang terhormat. Gausah so tau jadi or-“ Ucapannya terputus oleh
omongan ezra.
Ezra:” Stop. kalian ga ada malu ribut kaya gini di liatin temen kalian semua? Bubar! gue kasih
maaf kalian. Kalau sampe muncul masalah gini lagi, kalian gue bawa ke bk.”
Fuji dan temannya kesal, ia langsung memberikan hpnya dengan marah pada chiara dan
kembali ke kelas mereka. Sedangkan Chiara mendumel dalam hati, dan langsung meminta
maaf pada ezra.
Chiara: ”Makasih ya kak, oh maaf juga. Saya ga maksud buat bikin keributan kaya gini. Saya
pamit ke kelas ya.” Pamitnya pada ezra dan langsung diangguki.
Pada saat Chiara datang ke kelas,teman teman sekelasnya itu mengatai dengan perkataan
yang tidak baik.
Radit: “Heh KM tolol..lu niat gak sih jadi KM.Gaada tanggung jawabnya banget.”
Chiara hanya terdiam mendengar omongan teman temanya.Melihat itu Salsha langsung
memisahkan mereka.
Ardi: “Kalo ada masalah cerita aja.Siapa tau Ardi ganteng bisa bantu.”
Ezra: “Gini di,kemarin kan ada masalah di kelas XI-IPS.Yang Chiara itu lu udah tau juga kan.”
Ezra: “Kayanya Chiara itu aslinya baik deh.Cuman gua mikir gara gara dia kecanduan
Handphone sikapnya jadi berubah.”
Ardi: “Iyaa juga sih.Kata temen sebangkunya dia main hp terus kalo di kelas.”
Ezra: “Hmm,gimana kalo kita ajak dia ngobrol.Biar dia terbiasa interaksi sama orang-orang.”
Ezra: “Segitunya gimana.Kan dia adik kelas kita juga.Kita harus bantu kalo ada masalah.”
Tiba-tiba geng Fuji datang dan Fuji mengajak Ezra untuk ke kantin.
Sarah: “Hah?!?! Chiara?si KM yang nyuri uang bansos itu.Lu ngapain nyamperin dia udah
tau kelakuan nya kaya setan.”
Ezra: “Hehh?!Kalian jangan ngatain dia gitu ya.Orang lagi punya masalah kalian kata-katain.”
Sarah: “Lohh kok lu jadi belain dia.Udah jelas jelas dia yang...”
Ezra: “Cukup..pokonya kalo kalian ngatain dia lagi, gua laporin kalian ke Bu Fitri.”
Mendengar itu mereka pun terdiam dan takut dengan omongan Ezra.Ezra dan Ardi pun
langsung pergi keluar kelas.Ezra dan Ardi berjalan mengarah ke kelas XI IPS.
Setelah hampir sampai,Ardi melihat Chiara yang sedang duduk di depan kelasnya sambil
memainkan Handphone.
Ardi: “Gua duluan ya zra,lu aja yang nyamperin Ardi lagi banyak urusan.”
Chiara: “Gaboleh.”
Ezra: “Mmm..maaf ya soal tadi pagi di lapangan.Mereka gak semestinya gitu ke adik kelas.”
Chira: “Bisa ga gausah bahas bahas tentang uang itu lagi?!?! Jangan ngarang kalo gatau
cerita aslinya!.”
Bel masuk pun berbunyi, Chiara langsung masuk ke dalam kelas tanpa permisi.Melihat sikap
itu,Ezra nampak bingung padahal ia belum selesai berbicara dengannya.
Pada saat pulang sekolah Ezra melihat Chiara sedang lalu memanggilnya dan
menghampirinya.
Ezra: “Chiara..”
Chiara dengan polosnya mengatakan itu kepada Ezra dan langsung pergi.
Pada saat dirumah Ezra terus berfikir dan mencari cara bagaimana mengubah sikap Chiara
yang anti sosial dan ketergantungan handphone.Ezra menyadari dampak handphone itu
sangat mempengaruhi sikap Chiara.
Ibu Chiara: “Ibu manggil kamu malah terus aja main HP?!?!”
Ibu Chiara: “KAMU INI YAA..BUKANNYA BELAJAR MALAH TERUS MAININ HP!.Gimana kamu
mau pinter kalo kamu ngga belajar.”
Ibu Chiara: “Pokonya hp ini ibu sita!Dan nggak akan ibu kasihin lagi ke kamu!.”
Ibu Chiara: “Belajar itu pake buku,bukan pake hp! Ngerti kamu?!.”
Scene 4
Keesokan harinya,pada saat Chiara datang ke sekolah,Ezra dan Ardi sudah menunggu di
depan kelas Chiara.
Ezra: “Jadi gini,organisasi kita (OSIS) lagi kekurangan anggota kelas XI.Nah aku kesini buat
ngajak kamu jadi anggota OSIS.Kamu mau ngga?.”
Ezra: “Yahh...tolong dong kita lagi kekurangan anggota nih buat kegiatan minggu depan.”
Ardi: “Iya nihh,ikut OSIS itu seru tau pokonya disana orang-orang nya baik baik,gak kayak di
kelas kamu.”
Chiara: “Mmmmm..”
Ezra: “Kebetulan nanti pulang sekolah kita mau ada kumpul nih.Nah kamu datang aja
langsung ke ruang OSIS.Tau kan?”
Chiara: “Iya,tau.”
Pada saat pulang sekolah Chiara datang ke Ruang OSIS dan diperkenalkan oleh Ezra kepada
anggota lainnya sebagai anggota baru.
Ezra: “Buat semuanya,saya minta kerja samanya untuk bisa membimbing dan bisa
menerima nya sebagai anggota baru kalian.Dan buat Chiara semoga bisa membantu
kegiatan kami dan bisa menjalankan tugas dengan baik.Jelas?.”
Ezra: “Nahh untuk pertemuan kali ini kita tentunya sebagai anggota pengurus OSIS tentunya
harus tau apa yang sedang terjadi di sekolah kita.”
Ezra: “Pada zaman yang berkembang saat ini penggunaan teknologi sangat tinggi.Orang-
orang menggunakan teknologi dimanapun dan kapanpun.Salah satu teknologi yang sering
kita ataupun orang orang gunakan yaitu handphone.”
Ezra: “Saya lihat beberapa hari ke belakang tentunya dl sekolah ini,setiap siswa dalam
keadaan belajar maupun tidak, pasti menggunakan handphone.Namun,penggunaan hp yang
berlebihan tidak baik bagi siswa.”
Ezra: “Dampak yang bisa dirasakan oleh setiap siswa contohnya seperti rasa malas belajar
yang terus datang, siswa jadi anti sosial, sering stress,dan lain sebagainya.
Mendengar apa yang dikatakan Ezra,Chiara sedikit tersinggung.Chiara mulai menyadari Ia
sering memainkan handphone tanpa mempedulikan apa yang terjadi di sekitarnya.
Ezra: “ Saya ingin kita sebagai Organisasi Siswa Intra Sekolah bisa menyuarakan atau
mengedukasi siswa yang ada di sekolah ini bagaimana cara menggunakan
teknologi/handphone dengan bijak.”
Tiana: “Gimana kita nyampein ke semua siswa?Siswa di sekolah ini kan banyak?.”
Ezra: “Kita bisa bagi beberapa kelompok,setiap kelompok membuat poster masing-masing 2
poster.Poster itu isinya tentang apa dampak jika kita ketergantungan teknologi dan
bagaimana cara menggunakan teknologi dengan baik.”
Ezra: “Poster itu nanti kita tempelkan di mading sekolah,supaya semua warga sekolah bisa
melihat apa yang kita sampaikan.Ada pertanyaan lagi?.”
Ezra: “Kalau tidak ada,saya akhiri pertemuan kali ini terimakasih yang sudah hadir,Selamat
Siang.”
Semua anggota osis keluar dari Ruang OSIS.Tetapi Ezra memanggil Chiara
Ezra: “Chiara..”
Chiara: “Iya..?.”
Ardi yang masih ada di ruangan,menyepertikan apa yang diucapkan Ezra sambil sedikit
bercanda.
Pada saat penempelan poster Chiara tampak membawa banyak sekali gulungan poster
ditangannya sampai poster itu berjatuhan.Melihat itu,Ezra langsung menghampiri Chiara
Chiara: “Ehh maap ka udahh sama aku aja..”
Chiara yang kini ikut dalam anggota OSIS,perlahan merubah sikapnya.Chiara sering ikut
berbagai kegiatan yang diadakan oleh OSIS sehingga Chiara bisa berinteraksi dengan banyak
orang.
Levy: “Chiara..kita minta maaf ya waktu itu kita ngatain kamu yang engga engga.”
Shalsa: “Aku juga minta maaf ya raa..waktu itu aku egois sama terlalu ceplas ceplos sama
kamu.”
Chiara: “Iyaa gapapa..itu kan salah aku.Maaf ya aku waktu itu gak merhatiin kelas, gara gara
aku nama kelas ini jadi jelek.”
Seiring dengan berjalannya waktu,karena Chiara sering ikut dalam kegiatan OSIS.Hubungan
antara Chiara dan Ezra semakin dekat.Kedekatan itu membuat geng Fuji kesal tetapi mereka
takut dengan omongan Ezra kala itu.
Dan yang disangka pun terjadi,mereka memiliki perasaan suka satu sama lain.Ezra tidak
mengerti kenapa perasaan itu seakan tumbuh dalam hatinya.Sementara,Chiara kagum
dengan Ezra karena ia sadar bahwa Ezra bisa merubah sikapnya dari yang buruk menjadi
baik.
Namun beberapa bulan kemudian,kelulusan pun tiba.Ezra yang kini kelas 12 sudah
seharusya ia meninggalkan sekolah.Namun sebelum itu, ia berpamitan kepada Chiara.
Ezra: “Hai..”
Chiara: “Hai..”
Ezra: “Maaf ya kalo selama ini aku ada salah sama kamu.”
Ezra: “Dahh...”
Ezra pergi meninggalkan Chiara.Ezra sadar bahwa dari awal Ia hanya ingin merubah sikap
Chiara bukan untuk menjalin hubungan dengan Chiara.
TAMAT