Alur : gabungan
Maju : “Namun, sepertinya Ceria terlalu gengsi untuk menunjukannya sehingga tidak lama kemudian….”
“Tidak terasa sudah tiga tahun kehidupannya berjalan tanpa Farhan…”
“Sudah dua bulan Ceria resmi berhenti dari jurusan Matematika.”
Mundur: “Waktu itu, aku mimpi ketemu Abang di tanah luas yang dipenuhi dandelion.”
“…kalimat Farhan waktu itu terasa nyata dan masih terdengar begitu jelas.”
“Kemarin aku lihat ada beasiswa untuk Jurusan Sastra Inggris dan Pariwisata di London….”
“ Sejak itu juga Ceria genjar mengajukan aplikasi beasiswa kuliah di luar negeri.”
Latar :
Penokohan:
Ceria : *Pendiam : “Sepanjang tahun Ceria selalu duduk sendirian di pojok kelas.”
*Dengki : “ Kenapa rasanya hidupku tidak sesempurna milik Reina.”
*Pantang menyerah : “Tapi Ceria tidak menyerah, setiap try out menunjukkan kemajuannya.”
*Penurut : “Kalau aku masuk MIPA Mama dan Papa akan bangga sama aku kan kak?.”
Farhan : *Penolong : “Malam ini, untuk kali pertama Ceria mengulang semua mata pelajaran berhitung
yang memuakkan itu tanpa didampingin Farhan.”
*Penyabar : “Ini bukan tentang Matematika atau eksakta. Ini tentang persaan Abang!.”
Reina : *Ramah : “Sang ketua kelas itu menyapa Ceria yang baru akan…”
*Penolong : “ Samar-samar terdengar Reina menjelaskan pemecahan salah satu soal…”
Doni : *Penolong : “Lagi pula kalua ternyata belajar dengan abang kamu belum cukup, mungkin aku bisa
bantu.”
Orang tua Ceria : *Ambisius : “Bisa aja, sih tapi kalua kamu tanya Mama dan Papa, yang banyak hitung-
hitungannya itu lebih special. Ngak sembarang orang yang bisa kan
*Suka membanding-bandingkan : “Ah, si Ceria ini sih ngak ada apa-apanya kalau
dibandingkan sama Nak Reina.”
Sudut pandang : Menggunakan sudut pandang orang ketiga pengamat dimana menceriatakan hal yang dialami oleh
tokoh
Gaya bahasa :
Majas Asosiasi : “Rumput di bawahnya lebih pendek dari pada sekitarnya, sehingga seperti karpet hijau..”
Majas Personifikasi : “Langkah-langkah Ceria terhenti di bawah pohon akasia yang tegak berdiri…”
Majas Hiperbola : “Entah apa dosanya sampai-sampai usahanya…”
Majas Retorika : “Kalau yang paling mudah pun aku salah, bagaimana dengan empat soal lainnya?”
Idiom : “Reina menjadi buah bibir sekolah setelah berhasil memenangkan medali perak dalam Olimpiade
WIZMIC.”
Peribahasa : “Ingat Cer! Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.”
Diksi : “Tangannya bertopang pada bangku kelas…”
“…menaungi bibirnya..”
Fakhrisina Amalia yang kerap disapa Iis telah menerbitkan 5 buku novel remaja. Iis yang merupakan lulusan magister
psikologi profesi merasa perlu menuliskan isu Kesehatan mental dalam setiap karyanya. Penulis novel inipun pernah
mengalami emosi yang tidak stabil semasa SMP oleh karenanya dengan menuliskan segala emosi dan ketakutanyya
membuat dirinya merasa lebih baik secara psikologis.
Nilai kekeluargaan : orang tua seharusnya mendukung dan menasehati Sang anak untuk menggapai
impiannya dengan cara yang baik bukan malah meremehkan dan membanding-bandingkan Sang anak dengan
anak lainnya.
Nilai persahabatan : tulusnya persahabatan antara Ceria dan Doni. Doni yang senantiasa ada dan selalu
mendukung Ceria, menunggu Ceria menyelesaikan kuliahnya di London merupakan bukti ketulusan hati Doni
untuk Ceria.
Nilai persaudaraan : kisah persaudaraan Ceria dan abangnya Farhan menjadi cerita manis dalam novel ini.
Farhan yang senantiasa mendukung, menasehati dan menghormati keputusan Sang adik merupakan bukti
kesempuraan tokoh Farhan sebagai sang kakak dalam novel ini tergambarkan dengan apik.
Amanat :
Anak cerdas itu tidak hanya dilihat dari kemampuan eksaktanya. Setiap anak memiliki kemampuan dan keahlian
dibidangnya masing-masing. Serta hidup dalam rasa dengki dan menjadi bayang-bayang orang lain tak akan membuat
hidup kita bahagia. Novel ini sejujurnya sarat akan makna yang inspirtif bagi remaja yang kini ditimpa kegalauan karena
bingung memilih jurusan. Atau mereka yang terkekang oleh ambisi orangtuanya, novel ini memberikan sekilas cerita
yang sangat baik dan positif.
Diksi yang menyatakan ekspresi :
- “Dengan tangan gemetar dan hati yang gundah, Ceria membuka mata, mengabaikan jurusan…..”
- “Dengan napas terengah Doni berlari kea rah Ceria.”
- Naratif : “Sepanjang akhir percakapan mereka, Ceria hanya bungkam. Mengangguk ketika menyatakan “ya”
dan diam saja meski ada beberapa hal dari petuah Pak Junai yang tidak disetujuinya, seperti menganjurkan
untuk mengajak Reina belajar bersama diakhir pekan. Hal yang tidak akan pernah dilakukan oleh Ceria
sampai kapan pun.”
- Deskriptif : “Kereta melaju membelah lembah yang kanan kirinya ditumbuhi rumpun dandelion, dan dengan
kecepatan kereta yang menimbulkan angin di samping kanan dan kirinya, dandelion-dandelion itu
mengangkasa.
- Dialog : ‘’ Udah mutusin, mau masuk mana dan ngambil jurusan apa?’’
“ Udah, tapi ragu’’
Promina persona :
Dia, mereka, kita, ia, kamu, kalian, kami, gadis itu, aku,
- “Namun, sepertinya Ceria terlalu gengsi untuk menunjukannya sehingga tidak lama kemudian….
- “Tidak terasa sudah tiga tahun kehidupannya berjalan tanpa Farhan…”
- “Sudah dua bulan Ceria resmi berhenti dari jurusan Matematika.”
- “Kemarin aku lihat ada beasiswa untuk Jurusan Sastra Inggris dan Pariwisata di London….”
- “ Sejak itu juga Ceria genjar mengajukan aplikasi beasiswa kuliah di luar negeri.”
Kata baku dan tidak baku :
Bahasa kias :
- Majas Asosiasi : “Rumput di bawahnya lebih pendek dari pada sekitarnya, sehingga seperti karpet hijau..”
- Majas Personifikasi : “Langkah-langkah Ceria terhenti di bawah pohon akasia yang tegak berdiri…”
- Majas Hiperbola : “Entah apa dosanya sampai-sampai usahanya…”
- Majas Retorika : “Kalau yang paling mudah pun aku salah, bagaimana dengan empat soal lainnya?”
- Makna konotasi : “Mungkin sebenarnya bukan hanya hari ini langitnya berhenti berwarna.”
Makna langit berhenti berwarna disini menggambarkan perasaan Ceria.
Do you know how your body gets oxygen
from the air and removes carbon dioxide
from your body? Right! It's because of the
respiratory system. Do you know how it
works? The following explanation is
written to help you understand the process
clearly.