Anda di halaman 1dari 7

2.

Drama ini menceritakan tentang 8 orang siswa yang diberikan pertanyaan oleh guru wali
kelasnya untuk menjawab pertanyaan yang begitu mudah namun perlu pemikiran yang lugas
dan mudah di mengerti oleh siswa.
Deskripsi Drama

Judul : cita- cita ku


Tema : Pendidikan
Pemeran : 8 Orang

Penokohan drama :
1. Mita : Pemberani
2. Sindy : Tegas
3. Evita : Penakut
4. Dian : Pemalu
5. Ibu liska : Penegak/ guru
6. Anti : Baik hati
7. Karis : Rela berkorban
8. Indra : Cuek
9. narrator : pembaca alur cerita .

Sinopsis Drama
Pertanyaan dari Ibu liska membuat ke tujuh siswanya memiliki cita-cita yang besar dan timbul
keseruan ketika jam pelajaran sedang di mulai.
sanggar teater naskah drama siswa smpn

Judul : cita-cita ku

Dialog/ percakapan
Teks naskah Drama :

narrator : “ Kring...! Kring...! Kring...!


Bel masuk telah diberbunyi. Para siswa SMA Negri 2 Seram bagian barat saatnya untuk masuk
kelas dan menerima pelajaran dari wali kelasnya masing-masing. Pemandangan di kelas 2 masih
gaduh. Ada yang berkelahi.”

karis : “ Kamu mau jadi pahlawan di kelas ini?”


anti : “ Bel masuk telah berbunyi.”
karis : “ Semuanya masuk…… !”
mita : “Iya Pak ketua kelas…!!!!” (ucap mita dengan cetusnya).
karis : “ Berkelahi gara-gara merobek-robek buku seperti tidak ada pekerjaan lain saja!”
Narrator : “ beberapa saat kelas menjadi gaduh dan bising bahkan terjadi keribut salah satu
siswa merobek buku temannya, langkah kaki ibu liska, seketika membuat kelas menjadi hening
dan senyap.”

Ibu liska : “ Selamat pagi anak-anak. Sebelum memulai pelajaran kita berdoa dahulu. Berdoa
dimulai.”
Narator : “ para siswa tertunduk berdoa seperti yang di aba-abain ibu liska”
Ibu liska : “ Selesai. Saya tadi mengetahui kalau ada keributan di luar kelas padahal sudah
ada bel masuk.”
karis : “Iya kan Ibu liska marah” (bisik karis kepada anti).
anti : “Kayaknya hanya mengingatkan saja deh ris”.
karis : “ Tadi ada yang berkelahi BuTapi sudah dilerai”.
Bu liska : “ Yaaa, lain kali jangan di ulangi lagi, bikin malu kalian kan sudah dewasa,
harusnya lebih tau diri, kita datang kesekolah bukannya cari ribut tapi cari ilmu menambah
kepandaian meraih mimpi dan cita-cita !!!!! ”.( ujar ibu liska dengan nada ketus dan tegas).
Narrator ; “ senyap dan sepi jawabnya para siswa saling menyalahkan satu dengannya lainnya
lewat bahasa isyarat lirikan mata dan jelentikan jemari tangannya,sebentar kemudian siswa di
printahkan untuk mengeluarkan buka bahasa Indonesia oleh bu liska.”
Ibu liska : “Buka buku bahasa Indonesia kalian mengenai impian dan cita-cita. Siapa yang
tahu definisi impian dan cita-cita? “
sindy : “ Impian adalah harapan dari seseorang yang perlu dibuktikan. Kalau cita-cita
adalah harapan dan perjuangan yang disertai dengan kemampuan untuk meraihnya.”
Ibu liska : “ Bagus jawabanmu sindy. Terus perbedaan antara keduanya apa sindy?
sindy : “ Eeeeeeeehmmmmmmmm…………” (Pikir sindy tertunduk sembari memegang
keningnya berusaha berpikir keras).
mita : “ Tidak ada bedanya Bu…… !!!”
Ibu liska : “ Ya pasti ada. Bagaimana menurutmu dian????”
Dian : “ Perbedaannya tipis Bu. Kalau impian sudah dirancang sejak lahir. Kalau cita-cita
harapan dari banyak orang juga adanya keinginan dari diri kita sendiri tuk ingin meraihnya bu.”
Ibu liska : “ Betul. Jika kita membicarakan tentang impian dari sekian banyak siswa di sini
bisa dijelaskan mengenai cita-cita kalian? Bisa dimulai dari kamu anti.”
Anti : “ Aku Bu? Impianku ingin menjadi reporter yang bisa meliput berita sekaligus
jalan-jalan di mana-mana.”
karis : “Sukanya jalan-jalan saja.”
Ibu liska : “ Waduh, anti impiannya hebat. Kamu karis? Bantah saja!”.
karis: Impian saya ingin pergi ke bulan seperti minnion Bu?
Ibu liska : “ Minniooon …………??????”
Indra : “ Itu film kartun Bu. karis suka menonton film kartun jadinya suka berkhayal.”
narrator : “ Serempak siswa kelas 1 tertawa.dan kelas menjadi gaduh”
Ibu liska : “ Sudah! Sudah! Kamu ini bisa saja karis. Bagus juga ide mu. Kamu evita? “
evita : “ Saya bermimpi ingin menjadi pramugari wanita Bu… “,
karis : “ body mu ancur gituuuu…, sudah pendek kecil dekil,kuali dah item yah itu…
iteman kamu lagi…., jangan-jangan yang naik pesawat belum- sudah main kabuuurrrrr……. kok
ya kepengen jadi pramugari…….. apa gak salaaah….hahahahahhhhhaaaa...”
narrator : “ Lagi-lagi seluruh siswa tertawa atas celotehan karis”.
Ibu liska : “ Impian yang mulai evita. Kalau kamu indra?”
Indra : “ Impian saya sama seperti Ibu jadi guru di sekolah smp.”
karis : “Tampang belagak seperti mu tidak pantes jadi guru.pantesnya jadi tukang pijat
keliling hahahahahaaaa….( ejek karis kepada evita dan indra)
narrator : “ Berkali-kali seluruh siswa tertawa. Kelas menjadi ramai suara teriakan dan
suitan.”
Ibu liska : “ karis……. Karisssss…….. sekali lagi kamu ngeledek temanmu. Ibu jeweeerrr!( ucap
nya dengan nada geram geregetan dan sengit suaranya terdengar keras)
narrator : “ Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening atas bentakan Bu liska kepada karis”.
Ibu liska : “ Kalau kamu sindy dan Mita”.
Mita dan sindy : “ kami cita-citanya ingin jadi jurnalis/ penulis Buuuu……… “,(dengan
kompaknya menjawab).
Ibu liska : “ Dari sekian banyak jawaban kalian mengenai tentang cita-cita dan impian
sangat menarik bagus-bagus.( sembari mengangguk –anggukan kepalanya dan mata di tebarkan
memandang ke seantereo ruangan kelas) Namun dalam meraihnya harus disertakan dengan
perjuangan, pengorbanan, kerja keras tekun dan sabar”.
karis : “ teriring Doa Bu Dan restu orang tua?”
Ibu liska : “ ya benar kamu karis Jangan lupa untuk selalu berdoa juga restu /do’a kedua
orang tua mu jika sebuah perjuangan tampa do’a orang tua atau orang tua tidak ridho maka
sama saja sia-sia.”
Mita : “ Tapi kalau seperti karis apa itu cita-citanya Bu?”
karis : “ Kamu usil saja mit ……!”
Ibu liska : “Kalau impian karis terlalu banyak berkhayal kebanyakan nonton tv makanya
mimpinya juga kesiangan,dan maka mulai saat ini jika punya cita-cita mu harus diperjuangkan.
Belajar yang tekun biar menjadi president “.
Anti : “ bukan Belajar? Karis bu tapi cuman main game aja bu????”
indra : “ iya Buuu……, juga usilin orang belajar…? Di suruh ngerjain PR bisanya cuman foto
kopy aja ckkkkkkkkkkk ”
Ibu liska : “ Betul kata anti dan indra? Karissss……???”
Narrator : “karis hanya diam dan melirik dengan mata melotot pada anti dan indra.sedang
anti dan indra mencibirr kearah karis ”
Ibu liska : “ Sebaiknya bermain itu boleh tapi jangan berlebihan.karis……???”
karis : “ Saya main game ketika libur sekolah dan bukan di sekolah Bu. Mereka saja yang
iri.sirik bu”
Ibu liska : “ Iya Ibu tahu. Kamu anak pinter.Tepuk tangan buat karis
narrator : “ Serempak seluruh siswa memberi ejekan dan cemoohan kepada karis dengan
suara sorakan uuuuuuuhhhhhhh……… dengan kalimat yang panjang.”
Ibu liska : “ ada tapinya loch……… nakaaaal.dan jail”
Narrator : suara sorakan kembali terdengar dan kelas makin gaduh dan bising. Bel istirahat
telah tiba datang.para siswa berhamburan keluar kelas dan beristirahat.sedang bu liska pergi
meninggalkan kelas 1 sembari menahan senyum simpul dan menggelengkan kepala melihat
kelakuan para siswa.

Pesan moral (amanat)

Pesan dan kesan moral yang di kutib dari naskah drama di atas adalah :
Memberi pengertian dan nasehat yang mendidik untuk siswa agar seyogyanya jangan suka
rebut dan berkelahi sebab sekolah sifatnya memberikan ilmu dan pengetahuan yang baik untuk
anak didiknya supaya menjadi manusia yang bermartabat dan bermoral juga terpelajar,
menghargai waktu ,ibadah, dan menghormati kedua orang tuannya, sebab restu orang tua
adalah ridho dan jembatan menuju cita-cita mulia di masa mendatang.

selesai
3.

1.pengertian resensi: Resensi merupakan kegiatan menilai atau pun membahas isi yang
terdapat dalam sebuah karya dengan cara memaparkan data, sinopsis, pujian, atau kritikan
terhadap karya tersebut.

2. Manfaat resensi: Berikut ini merupakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
suatu resensi.

1. Sebagai Bahan Pertimbangan

Resensi akan memberikan suatu gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya.
Dengan demikian, resensi dapat memunculkan pengaruh kepada pembaca mengenai suatu
karya.

Jadi, resensi dapat menjadi bahan pertimbangan terhadap suatu karya apakah ia layak
dinikmati atau tidak.

2. Nilai Ekonomis

Bila Anda memperhatikan, banyak resensi yang beredar di surat kabar, baik mengenai
buku, film, maupun yang lain. Penulis yang resensinya di muat di surat kabar atau majalah
biasanya akan mendapatkan imbalan baik berupa buku maupun uang.

Beberapa surat kabar mungkin akan memberikan honor kepada penulis, sementara
penerbit buku akan memberikan buku lain secara gratis.

3. Sebagai Sarana Promosi 

Karya yang biasanya diresensi biasanya merupakan karya yang masih tergolong baru. Oleh
karena itu, dengan adanya resensi, suatu karya dapat lebih dikenal khalayak ramai. Hal ini
menegaskan fungsi resensi sebagai sarana untuk mempromosikan suatu karya.

4. Untuk Mengembangkan Kreativitas

Membuat resensi berarti melakukan pekerjaan menulis. Semakin sering menulis, kreativitas
akan semakin terasah. Maka dari itu menulis resensi dapat menjadi sarana yang baik untuk
mengembangkan kreativitas.

3. Langkah Membuat Resensi


Menulis resensi bukanlah perkara mudah, tetapi juga tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah resensi
1. Kenali semua aspek buku, mulai dari tema, isi, hingga jenis buku yang diresensi;
apakah merupakan buku fiksi, motivasi, psikologi, pengembangan diri, atau pun
yang lainnya.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh. Hal ini wajib dilakukan
untuk mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai buku.
3. Menandai bagian-bagian buku yang dirasa menarik. Ini akan membantu Anda untuk
menuliskan bagian mana saja yang perlu dimasukkan ke dalam resensi.
4. Membuat sinopsis mengenai isi buku.
5. Menilai kualitas buku yang diresensi, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

4. hal-hal yang perlu dianalisis atau diperhatikan

1. Identitas

Bagian ini mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.
Demikian halnya jika yang diresensi adalah sebuah film, dapat disesuaikan dengan
identitas film.

2. Orientasi

Bagian ini biasanya terletak di bagian awal dan berfungsi sebagai pembuka. Bagian ini
dapat berisi penjelasan mengenai penghargaan-penghargaan yang telah diterima oleh
karya yang diresensi.

3. Sinopsis

Bagian ini berisi ringkasan yang menggambarkan keseluruhan isi karya yang diresensi
berdasarkan pemahaman penulis.

4. Analisis

Bagian ini berisi paparan mengenai unsur-unsur yang ada dalam karya yang diresensi. Bila
yang diresensi adalah buku, bagian ini bisa berisi kutipan-kutipan yang terdapat dalam
buku. Bila novel atau film, dapat membahas tema maupun tokoh dalam karya.

5. Evaluasi

Bagian ini berisi ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan karya yang diresensi.
5. unsur-unsur pembangunnya. Berikut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam
resensi

1. Judul

Judul resensi harus mempunyai kesesuaian dengan isi buku atau karya yang diresensi.
Kemudian, judul harus dibuat semenarik mungkin sehingga dapat memancing pembaca
untuk membacanya.

2. Identitas Buku atau Karya

Bila yang diresensi adalah buku, bagian ini dapat berisi:

 Judul buku,
 Pengarang,
 Penerbit,
 Tahun terbit (beserta cetakannya), dan
 Jumlah halaman.

3. Isi Resensi

Bagian ini berisi ulasan karya. Ulasan dapat berupa sinopsis, ulasan singkat, kutipan,
keunggulan, serta kelemahan yang terdapat dalam karya yang diresensi.

Anda mungkin juga menyukai