Anda di halaman 1dari 9

Cerpen mu

Komunitas Penulis Cerpen Indonesia, Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa

Home 100 Cerpen Terbaru Cerpen Pilihan Cerpen of The Month Top Authors Film Cerpenmu Kirim
Cerpen Kontak Kami

Kenangan Manis

Cerpen Karangan: Restu Estu

Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Keluarga, Cerpen Perjuangan

Lolos moderasi pada: 2 October 2019

Kami sekeluarga akhirnya sampai di tempat tujuan. Dengan perjalanan memakan waktu kira-kira 4 jam
itu aku lelah dan tentu saja ayahku yang menyetir juga kelelahan. Tempat ini tidak banyak berubah
mungkin karena rumah kakek ini memiliki banyak kenangan yang sulit dilupakan olehku. Selagi turun dari
mobil aku merentangkan kaki dan seluruh tubuhku yang pegal. “Oh lihat, itu Nenek!” Ibuku dengan
senyum memeluk nenek dengan hangat karena sudah lama kami tidak mengunjungi beliau. Kira-kira 6
tahun lamanya tetapi kami sekeluarga tetap berkomunikasi dengan mereka. Memang sulit mendapatkan
sinyal di sini karena tempat ini jauh dari kota dan aku harus akui mereka hebat bisa mempelajari
handphone walau sudah tua.

“Doni sini! Salam dulu Nenekmu!” “Iya Mah.” Bergegas aku menanggapi Ibuku. “Wah cucuku yang
ganteng, kamu sudah besar rupanya. Kata Ibumu, kamu sudah masuk SMP ya?” Tanya Nenekku dengan
halus dan agak bergetar. “Iya, Nek. Doni udah SMP.”

Tempat ini memang tak banyak berubah, mulai dari pohon mangga kesayangan kakek, tangganya yang
berdecit, atapnya yang tinggi, tembok gelap dimana ada senjata perang milik kakek dan foto-foto kakek
dan nenek jaman mereka muda. Yang aku rindukan adalah saat kakek dan aku memanjat pohon mangga
kesayangannya walau aku lah yang memanjat pohon dan kakek menjagaku agar tidak jatuh, Nenek
melihat kami dengan senyum hangat selagi menyiapkan minum untuk kami. “Hati-hati Doni! Jangan
sampai jatuh!” Ujar nenek memperingatkan, “Iya Nek. Tenang aja, kan ada kakek.” Balasku. Kami
melakukan ini saat sore jika ada mangga yang matang dan aku menginginkan mangga dari pohon besar
itu. Setelah berhasil mendapatkan mangga, aku dan kakek duduk di bangku halaman sambil mengupas
mangga tadi. Minuman yang nenek sediakan menyegarkan tenggorokan yang kering karena capek
memanjat.
Hal yang paling kuingat adalah ketika kakek mulai bercerita, “Kek, ceritakan lagi dong! Kisah kakek ketika
melawan para penjajah!” Teriakku bersemangat dengan mata berapi-api, dengan tawa, dan keringat,
serta mangga yang tinggal separuh di tangan kanan. Kakek pun dengan senyum lebar di wajahnya, “Mau
cerita lagi? Baiklah dengarkan baik-baik karena cerita kakek akan membuatmu berkeringat daripada
memanjat pohon mangga kakek.”

Beliau sangatlah pandai bercerita, apalagi ceritanya tentang masa penjajahan dulu, tentu saja karena
sudah Ia pernah ada ditengah-tengah sejarah masa itu. Kakek bercerita banyak hal, seperti kakek yang
harus melawan senjata api milik para penjajah dengan bambu runcing, para pejuang lain yang tidak bisa
makan dan minum dengan pantas, taktik untuk melawan Belanda, dan bagaimana semangat perjuangan
teman-teman perang dan kakek dalam melawan para penjajah keji.

“Dulu ketika melawan Belanda Kakek memakai bambu runcing yang telah dilumuri tai kerbau supaya jika
musuh terluka karena senjata kakek, luka musuh itu akan infeksi…” Aku mendengarkan dengan seksama
dan aku membayangkan diriku ada di medan perang bersama Kakek. Terus kulahap potongan mangga
demi potongan sambil mendengarkan tanpa mengalihkan perhatian tak memedulikan sekitar ala bocah.
“Hahaha…” Tawa terpotong-potong milik Kakek khas dengan suara seraknya, “Pelan-pelan makannya
Doni. Kakek tidak mau kamu tersedak mangga gara-gara dengarkan cerita Kakek.” Aku tersenyum dan
menelan potongan mangga yang ada di dalam mulutku dengan pelan. Kakek sangatlah baik hati dan
ramah, jika Ia tertawa bisa terlihat bekas luka di dekat bibirnya.

Dari semua cerita, yang paling kusukai adalah cerita tentang bagaimana usaha kakek menyelamatkan
temannya yang sekarat tertembak Walanda. “Disaat itu Kakek dan teman kakek sudah dalam keadaan
terkepung!” Aku pun tertegun, “Kaki Kakek dalam keadaan tertembak dan teman Kakek mendapat 3
tembakan di badan!” “Lalu?!?” Ucapku. “Kakek mencoba mengeluarkan peluru dari kaki kakek dengan
pisau milik teman kakek. Selagi itu kakek membawa teman kakek tadi dan mencoba melindungi diri di
parit.” Sangatlah menegangkan untuk mendengarkan ceritanya dan benar, Kakek benar tentang aku akan
berkeringat karena cerita-cerita ini. “Teman kakek tak sadarkan diri dan Kakek berdo’a agar diberikan
perlindungan Yang Maha Kuasa.” “Lalu lalu!?!” Buruku, “Kakek terus bertahan dari serangan-serangan
mereka. Ketika Kakek sudah akan menyerah, Kakek juga hampir tak sadarkan diri. Ketika itu Kakek mulai
tak bisa fokus pada apa yang ada di sekitar Kakek namun beberapa saat kemudian terdengar suara
“SERANG!!!” dan kemudian tentara Belanda pun mundur. Terlihat mereka itu merupakan pasukan
pejuang bantuan. Kakek bersyukur tertolong karena mereka datang.” “Wah, lalu bagaimana dengan
teman Kakek?” Dengan penasaran aku bertanya, namun Kakek hanya menggelengkan kepala.
Nampaknya teman Kakek terlambat tertolong.
“Mereka yang di garis depan telah berkorban demi Bangsa dan Negara. Kamu sebagai generasi penerus
harus bisa meneruskan semangat perjuangan seperti Kakek dan teman Kakek Ya, Doni.” Elusan tangan
Kakek sangat halus dan tak terlupakan, kata-kata terakhir dan senyumannya sebelum aku
meninggalkannya sangat mengelukan. “Aku rindu Kakek.” Bisik hatiku. Tak terasa air mataku menetes di
lantai.

“Doni.” Aku kaget dan segera melihat siapa yang memanggilku itu sambil mengelap air mataku, “Ayo
sekarang kita berangkat mengunjungi makam Kakekmu.” Aku pun tersadar, “Tunggu sebentar Mah. Doni
mau cuci muka dulu”

Sekarang Kakek berada bersama dengan teman-teman seperjuangannya dulu. Mereka melihat apa yang
diperjuangkan mereka sampai sekarang. Dan aku bangga sebagai cucu Kakek dan penerus bangsa akan
terus memperjuangkan semangat perjuangan mereka.

Keluar dari kamar mandi, ketika itu aku melihat melalui jendela bisa terlihat pohon kesayangan Beliau,
kemudian aku pun tersenyum “Kakek, buah mangganya sudah matang.”

Cerpen Karangan: Restu Estu

Blog / Facebook: tonirestu[-at-]rocketmail.com

Cerpen Kenangan Manis merupakan cerita pendek karangan Restu Estu, kamu dapat mengunjungi
halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

Share ke Facebook Twitter Google+

« Apakah ini Cinta? (Part 4) (Sebelumnya) | (Selanjutnya) Terlalu Berharap »


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "

Adik

Oleh: Ame Chan

“kenapa? apakah mama tidak lagi menyayangi Lina? tidak membutuhkan Lina?” isak gadis itu di balik
rerumputan. Lina adalah anak tunggal, umurnya 9 tahun. Ya dia anak tunggal hingga hari

Kesabaran Dan Perjuangan Putri

Oleh: Mega Ayuna Rizki

Pada sore itu Putri bermain dengan teman temannya di perkampungan yang ia tempati selama bertahun
tahun itu. Banyak orang menyebutnya dengan Desa Pusi. Ia bersyukur bisa bertempat tinggal di

Harus Kuat Sebagai Ulat

Oleh: Heru Prasetyo

Seperti biasa, pada pagi buta Andi harus bersiap menuju sekolah dengan mengendarai sepeda butut
kepunyaan ayahnya. Andi terlahir dari keluarga yang kurang berada, dimana dia harus mencari uang
sendiri

Surat Terakhir Dari Ayah

Oleh: Nani Susanti

Aku bukan terlahir dari orang kaya dan berpendidikan. Hidup dengan sederhana dan tidak kemewah-
mewahan. Kini usiaku 17 tahun. Aku bersekolah di SMK N 1 Karanganyar. Mungkin ayahku mencari uang

Dia Adalah Mutiaraku

Oleh: Lika Rosyidah

Langit berselimut awan hitam, tak lama kemudian turunlah hujan dengan derasnya. Vira yang berada di
jendela pun mengamati tiap tetes air hujan tak terasa air matanya pun menetes mensyukuri

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”

"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang
sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan
cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

“Lebih dari 70 ribu orang suka Cerpenmu, Kamu suka juga kan?”

~ Halaman Utama

~ 100 Cerpen Kiriman Terbaru

~ Cerpen Pilihan Bulan ini

~ Cerpen of the Month

~ Kriteria Penilaian Cerpen

~ Film Cerpenmu

~ Top Authors

~ Kirim Cerpen

~ Aturan dan Kebijakan

Cerpenmu Event:
Cerpenmu Giveaway Event! (Open!)

Cerpenmu Monthly Rewards! (Open!)

Cerpenmu Rewards! (Total Hadiah Rp 600.000,-) (Closed!)

Mini Kontes Cerpenmu Berhadiah Buku Best Seller Favoritmu (Closed!)

Penelusuran Khusus

Kategori Cerpen

Cerpen Anak (2,215)

Cerpen Bahasa Daerah (20)

Cerpen Bahasa Inggris (112)

Cerpen Bahasa Jawa (79)

Cerpen Bahasa Sunda (43)

Cerpen Budaya (80)

Cerpen Cinta (4,132)

Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam) (920)

Cerpen Cinta Islami (741)

Cerpen Cinta Pertama (269)

Cerpen Cinta Romantis (935)

Cerpen Cinta Sedih (2,186)

Cerpen Cinta Segitiga (918)

Cerpen Cinta Sejati (134)

Cerpen Dongeng (Cerita Rakyat) (127)

Cerpen Fabel (Hewan) (225)

Cerpen Fantasi (Fiksi) (1,448)


Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction) (54)

Cerpen Galau (1,003)

Cerpen Gokil (166)

Cerpen Horor (Hantu) (904)

Cerpen Inspiratif (319)

Cerpen Islami (Religi) (759)

Cerpen Jepang (330)

Cerpen Kehidupan (1,358)

Cerpen Keluarga (2,799)

Cerpen Kisah Nyata (407)

Cerpen Korea (259)

Cerpen Kristen (45)

Cerpen Liburan (143)

Cerpen Lingkungan (141)

Cerpen Lucu (Humor) (548)

Cerpen Malaysia (8)

Cerpen Mengharukan (146)

Cerpen Misteri (874)

Cerpen Motivasi (539)

Cerpen Nasihat (494)

Cerpen Nasionalisme (66)

Cerpen Olahraga (20)

Cerpen Patah Hati (1,330)

Cerpen Penantian (279)

Cerpen Pendidikan (337)


Cerpen Pengalaman Pribadi (399)

Cerpen Pengorbanan (431)

Cerpen Penyesalan (1,123)

Cerpen Perjuangan (287)

Cerpen Perpisahan (597)

Cerpen Persahabatan (2,975)

Cerpen Petualangan (114)

Cerpen Ramadhan (94)

Cerpen Remaja (3,372)

Cerpen Rohani (60)

Cerpen Romantis (611)

Cerpen Sastra (99)

Cerpen Sedih (2,191)

Cerpen Sejarah (15)

Cerpen Slice Of Life (134)

Cerpen Terjemahan (7)

Cerpen Thriller (Aksi) (195)

PENTING!

"Apabila kamu menemukan hasil karya cerpen mu dipublikasikan di situs ini tanpa sepengetahuanmu,
atau kamu tidak pernah merasa mengirimkannya kepada kami, maka tidak perlu ragu untuk segera
melaporkannya kepada kami!"

Laporkan Pelanggaran Hak Cipta!

"Berikan Dukunganmu Untuk Cerpenmu!"

facebook cerpenmu twitter cerpenmu google plus cerpenmu


Kirim Cerpen | Kontak Kami | Aturan dan Kebijakan | Pertanyaan dan Jawaban | Hak Cipta dan Publikasi
Cerpen | Info Iklan dan Sponsorship

Copyright © 2016 Cerpen mu

Anda mungkin juga menyukai