Anda di halaman 1dari 10

1.

Malin Kundang

Cerita asal Sumatera Barat ini menjadi contoh cerita fantasi sejarah. Dikisahkan, seorang anak bernama
Malin Kundang merantau dan kembali ke kampung halamannya. Ia kembali sukses dan berpakaian
bagus.

Namun, ia menjadi anak durhaka sebab tidak mengakui sang Ibu dan mengusirnya. Ibunya pun berdoa
agar Malin Kundang dikutuk menjadi sebuah batu karang. Hingga kini, batu tersebut masih ada di
sebuah pantai.

2. Berlian Tiga Warna

Anika menemukan tiga kotak berwarna ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata ibunya jika ada tiga
sahabat yang menyukai warna seperti pada kotak itu akan mendapatkan petualangan indah dan
sekaligus mendapatkan berlian itu.

Akan tetapi waktu yang diberikan untuk berpetualang hanya satu jam. Anika menyukai warna ungu.
Tamika, teman dekat Anika, menyukai warna biru. Dan Chika menyukai warna kuning.

"Saya ingin mencoba petualangan indah itu, Bu. Saya punya sahabat yang menyukai warna itu," kata
Anika meyakinkan ibunya.

Dengan kesepakatan ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Anika. Minggu pukul 6 mereka semua
masuk ke kamar Anika yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada di langit.

"Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan. Sekarang kita buka satu... dua...
tiga!!!"

"WAWWWWW."

Lima detik kemudian mereka terlempar di gerbang sebuah kerajaan. Mereka terkejut karena di
hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya dihiasi berlian.
"Selamat datang di negeri kami, peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan
menyelamatkan putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama Candy. Ia tertidur sejak dua tahun
yang lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian sekaligus," Setetes air mata pun jatuh dari wajah
Sang Ratu. "Tolong selamatkan puteriku,"

"Ta...ta...tapi..." Cika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan
bersenang-senang dalam petualangannya.

"Cika, Tamika ayo kita tolong Puteri, mereka sedang menghadapi masalah," Anika mantap menjawab
sambil menarik dengan paksa kedua tangan sahabatnya yang masih ragu.

"Itu puteri Candy!" Anika berlari menuju puteri tempat tidur Candy. Dengan ragu Tamika dan Cika ikut
mendekat.

"Ayo kita ambil sesuai warna!" Anika menjelaskan. "Baik!" Jawab Tamika dan Cika serempak. Setelah
itu...

"Hoooaaii..." Putri Candy menguap. Pelan-pelan matanya terbuka. "Oh! Terima kasih! Terima kasih!
Sebagai hadiahnya ambil ini!" Ratu memeluk ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan besar.

"Terimalah ini sebagai ungkapan terima kasih kami," Ratu berucap penuh haru. Dengan cepat Tamika
dan Chika menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi mereka berdua tidak kuat mengangkat tas besar itu.

"Waktu kita tinggal 15 menit lagi kita harus segera pergi," Anika berteriak.

"Tapi tas berisi berlian ini tidak bisa kita bawa," kata Tamika dan Chika hampir bersamaan.

"Tinggalkan saja tas itu yang penting kita harus keluar dari kerajaan ini," tegas Anika
Anika menarik kedua tangan sahabatnya untuk menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna.

Dan buuuum! Mereka terlempar kembali ke atas tempat tidur Anika.

"Gagal total petualangan kita karena kita meninggalkan satu tas besar isi berlian itu." Tamika berteriak
ke arah Anika.

"Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada di depan kita," kata Chika menimpali dengan keras.

Anika dengan tenang memegang kedua tangan sahabatnya.

"Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan menyelamatkan diri kita
sendiri. Untuk apa setumpuk berlian tapi riwayat kita tamat?" Anika menggenggam erat tangan
sahabatnya. Tamika dan Chika menyambut erat genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling
merangkul.

3. Rawa Pening

Rawa Pening mengisahkan seorang anak yang memiliki kesaktian namun hal itu justru membuat penyihir
jahat jadi iri dan mengutuknya sehingga masyarakat setempat enggan mendekat.

Anak tersebut pun mengungsi dan mencabut sebuah lidi. Tidak disangka-sangka tempat itu menjadi
sebuah mata air yang akhirnya dikenal sebagai telaga rawa pening. Contoh cerita fiksi dan amanatnya ini
mengingatkan kita untuk tidak iri terhadap kemampuan orang lain.

4. Sangkuriang

Sangkuriang menjadi salah satu contoh cerita fiksi legenda. Cerita ini mengisahkan seorang pria yang
membangun bendungan demi mendapatkan cinta seorang gadis bernama Dayang Sumbi. Namun
diketahui, sang gadis adalah ibunya sendiri yang memiliki kecantikan abadi.
Sang Ibu berharap agar Sangkuriang gagal dalam melaksanakan tantangan tersebut. Harapannya pun
terkabul dengan dibantu masyarakat setempat. Sangkuriang yang belum menyelesaikan tantangan pun
marah.

Ia yang hampir menyelesaikan bendungan tersebut pun menjebolnya sehingga membuat kota
tenggelam. Sampan yang dibuatnya juga ditendang dan menjadi sebuah gunung.

5. Raja yang Gemuk dan Anjing yang Kurus

Alkisah terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja. Raja tersebut bertubuh gemuk
karena ia hobi makan.

Raja yang gemuk itu memiliki seekor anjing peliharaan yang kurus.

Suatu saat, sang raja memutuskan pergi bersama anjingnya yang kurus untuk bertamasya di sebuah
hutan.

Sesampainya di sana, si anjing melihat seekor burung yang terbang ke sana ke mari sehingga menarik
perhatiannya. Lalu, anjing itu berlari untuk menangkap burung tersebut.

Sang raja yang melihat hewan peliharaannya mengejar seekor burung, lantas mulai berlari mengejar
anjing peliharaannya.

Mereka berlari dan terus berlari.

Mereka berlari selama beberapa hari tak kenal waktu. Sampai akhirnya, kemudian sang raja berhasil
menangkap anjing itu. Karena sang raja terus berlari selama berhari-hari untuk menangkap anjingnya,
tubuhnya pun kini menjadi kurus. Ia bukan lagi raja yang gemuk sekarang.
6. Penghapus Ajaib

Aku adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sering dikenal siswa yang selalu
mendapatkan nilai-nilai pas-pasan. Aku juga tak tahu mengapa selalu mendapatkan nilai pas-pasan.
Nilai-nilai pas-pasan yang aku miliki membuat diriku selalu berada di peringkat bawah.

Aku seperti selalu merasa kecewa karena selalu mendapatkan nilai yang tidak bisa memuaskan diriku
dan orangtuaku. Padahal hampir setiap hari aku selalu belajar dan tidak lupa untuk mengerjakan PR.

Orangtuaku tidak pernah marah kepadaku ketika aku mendapatkan nilai yang jelek. Mereka selalu
mendukung dan selalu berkata, "Selama nilai yang kamu dapatkan berasal dari kejujuran kami tidak
akan pernah marah dan kecewa." Seperti ada suatu hal yang dapat membuat hatiku terasa sejuk,
sehingga aku merasakan ketenangan yang belum pernah aku rasakan.

Keesokan harinya ketika aku berangkat sekolah, aku bertemu dengan temanku di tengah jalan dan kami
pun mengobrol sambil berjalan ke sekolah. Berbeda dengan diriku, temanku ini sangat pintar serta
selalu mendapatkan nilai bagus. Aku pun merasakan kebahagiaan ketika berjalan dengan temanku ini, ia
selalu memberikan semangat kepada diriku supaya jangan pernah menyerah untuk mendapatkan nilai
bagus.

Hujan turun dengan sangat deras, sehingga membuat diriku terpaksa menunggu hujan reda. Sangat
disayangkan, hujan tak kunjung reda. Aku tidak ingin berlama-lama di sekolah, jadi aku memberanikan
diri untuk hujan-hujanan sampai rumah.

Aku berlari-lari sangat kencang supaya diriku tidak terlalu lama terkena hujan. Hingga pada saat aku
berlari aku terpeleset oleh sebuah penghapus kecil. Aku pun bingung mengapa ada sebuah penghapus
kecil yang tergeletak di tengah jalan. Anehnya lagi, penghapus itu tidak segera aku tinggal malah aku
bawa pulang. Aku dan penghapus itu seperti ada sebuah kemistri.

Sesampainya di rumah, ibu langsung menyiapkan baju baru untuk diriku dan segera menyuruhku untuk
mandi. Setelah selesai mandi aku mulai mengerjakan PR di kamar dan sambil bergumam, "Aneh
penghapus ini malah aku bawa pulang."
Tak disangka-sangak penghapus itu menjawab, "Aku bisa membantumu untuk mendapatkan nilai
bagus."

Aku terkejut mendengar jawaban dari penghapus itu. Keanehan kalau penghapus itu bisa berbicara dan
rasa penasaranku yang tinggi membuat diriku memberanikan diri untuk membuktikan apa yang
dikatakan oleh penghapus itu. Kebetulan sekali bahwa hari ini sedang ada ujian matematika.

Setiap pertanyaan yang muncul, aku cermati dengan teliti supaya tidak salah menjawab. Lagi dan lagi
aku terkejut karena penghapus itu bergerak sendiri dan bergerak ke arah jawaban yang telah aku tulis.
Aku pun berkata di dalam hati, "Benar-benar penghapus ajaib." Tiba-tiba jawaban yang aku tulis dihapus
oleh penghapus itu.

Penghapus itu selalu mengganti jawabanku yang salah. Hingga pada akhirnya hal yang selalu ku
harapkan terwujud. Aku pun selalu membawa penghapus itu saat berangkat ke sekolah.

Hingga pada suatu hari aku menyimpan penghapus itu di dalam kantong seragam sekolah. Aku pulang
dengan rasa bahagia karena mendapatkan nilai bagus. Tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat, karena
aku lupa membawa jas hujan, aku berlari sekencang-kencangnya agar cepat sampai rumah.

Setelah sampai rumah dengan keadaan basah kuyup, aku langsung memegang kantong seragam. Benar
saja penghapus ajaib itu hilang begitu saja seperti ditelan bumi. Aku merasa kecewa dan khawatir akan
mendapatkan nilai yang kurang bagus lagi. Di balik kekecewaanku selalu terselip harapan dan doa agar
penghapus ajaib kembali kepada diriku.

7. Si Kancil dan Buaya

Cerita bermula ketika si kancil yang sedang mencari makan di hutan, melihat banyak pohon yang sudah
berbuah di area di seberang sungai. Namun karena aliran air sungai yang deras, kancil kesulitan untuk
menyeberang.

Sungai tersebut juga menjadi tempat tinggal dari para buaya.


Lantas ia menemukan ide cemerlang dan memanggil seekor buaya. "Hey, buaya keluarlah! Aku punya
kabar gembira!" seru si kancil.

Buaya pun datang menghampirinya, kemudian kancil bercerita bahwa ia memiliki daging segar dan
hendak membagikannya untuk seluruh buaya di sungai.

Kancil kemudian menyuruh buaya tersebut untuk memanggil teman-temannya yang lain, agar mereka
juga mendapatkan daging segar tersebut.

Mendengar hal itu, si buaya lantas memanggil teman-temannya.

Agar bisa membagikan daging dengan adil, si kancil meminta para buaya untuk berjejer rapi.
"Berbarislah agar aku bisa menghitung berapa jumlah kalian," perintahnya.

Para buaya yang percaya lantas mulai berbaris membentuk jembatan dari tepi sungai hingga ke tepi
wilayah di seberangnya.

Kesempatan ini kemudian digunakan oleh si kancil untuk menyeberang sungai sambil berpura-pura
menghitung jumlah buaya.

Sesampainya di seberang, ia pun tertawa terbahak-bahak.

"Sebenarnya aku tidak punya daging, aku hanya membutuhkan bantuan kalian untung menyeberang.
Hahaha!" kata kancil.

Para buaya pun marah dan mencoba menangkapnya. Sayangnya si kancil sudah terlanjur lari menjauh
dari tepian sungai.

8. Pertempuran dan Permulaan


Kupu Rama sudah bersiap di gelanggang pertarungan. Ini adalah masalah harga diri. Dia keluarkan
semua kekuatan. Belalai api sudah dibawa. Seluruh panglima dan pasukannya sudah membawa senjata
masing-masing.

"Ini masalah harga diri! Kita harus membela sampai titik darah penghabisan. Mati bersimbah darah atau
mati berkalang daun demi daun tumpah darah kita! Hidup negeri Tanam Bunga!" kata Kupu Rama
memompa semangat pasukannya.

Dari kejauhan, terdengar dengung pasukan Wonbah. Mereka terbang dengan memanggul senjata
andalan berupa duri runcing, sebuah senjata dengan kekuatan dahsyat. Untung pasukan Kupu Rama
sudah mengenakan tameng klorofil untuk meredam senjata itu.

Ketika mereka sudah semakin dekat dengan pasukan Wonbah, Kupu Rama memberi aba-aba menyerang
pada Pasukan Merah. Pasukan Kupu Rama itu bertarung habis-habisan. Hanya tiga wonbah yang
tumbang, sementara Kupu Rama kehilangan 30 pasukannya.

Wonbah merasa di atas angin. Ia sesumbar dengan lantang.

"Dasar kutu! Kalian tidak akan bisa mengalahkan bangsa Wonbah untuk menguasai Tanam Bunga!"
serunya.

Pasukan Kupu Rama yang tersisa masih bersembunyi. Pasukan Hijau bersembunyi di balik daun, Pasukan
Coklat menyatu dengan batang-batang. Wonbah dan pasukannya tidak menyadari hal ini. Ia dan
pasukannya mendekati intisari Tanam Bunga untuk mengambil alih negeri.

Ketika Wonbah merasa menang, Kupu Rama memerintahkan semua pasukannya menyerbu bersama-
sama. Mendapat serangan mendadak, pasukan Wonbah menembakkan Duri runcing dengan tergesa-
gesa. Tembakannya meleset. Mereka kehabisan peluru.

Pasukan Kupu Rama berhasil memukul mundur Wonbah. Babak belur dan kehabisan amunisi, Wonbah
pun berkata, "Hari ini kami kalah. Tapi tunggu saatnya kami balas dan habisi kalian semua!"
Kupu Rama dan pasukannya tidak memedulikan ancaman Wonbah. Pasukan Kupu Rama bersorak-sorai
gembira telah berhasil menjaga daun tumpah darah mereka, negeri Tanam Bunga!

9. Batu Menangis

Ada seorang anak perempuan yang sangat manja. Ia suka membeli barang-barang mewah padahal
ibunya hanyalah seorang penjual kayu bakar. Meski begitu, jika ia tidak dituruti kemauannya, ia akan
marah. Ia akan mulai merajuk dan menangis hingga ibunya menuruti segala permintaannya.

Ia selalu meminta dibelikan ini itu tanpa memikirkan apakah ibunya memiliki uang atau tidak. Ibunya
selalu berusaha sabar, meskipun untuk mengumpulkan uang saja, ia harus berjalan sangat jauh dari
hutan ke kota untuk menjual kayu bakarnya.

Suatu ketika, anak perempuan tersebut meminta ibunya menemani membeli baju baru di kota. Ia
membeli baju sangat banyak dan meminta ibunya untuk membawakan semua barang belanjaannya. Ia
memperlakukan ibunya seperti layaknya seorang pembantu.

Saat sedang perjalanan pulang, ada seseorang yang memanggil gadis itu. "Hai, gadis cantik, sungguh
cantik parasmu. Sedang bersama ibumu kah dirimu?" tanya pemuda tersebut.

Gadis tersebut merasa malu untuk mengakui ibunya yang berpakaian lusuh. Gadis itu berkata, "Bukan,
dia adalah pembantuku".

Mendengar pernyataan tersebut, ibunya sangat kecewa dan sedih. Tanpa terasa sang ibu berdoa kepada
Tuhan, "Ya Tuhan, aku sangat kecewa. Aku marah mempunyai anak yang hatinya keras bagaikan batu.
Lebih baik jadikan dia batu saja".

Ibunya berkata demikian sembari meninggalkan anaknya sendirian. Ibu itu berlari pulang dengan hati
yang sangat kecewa.
Tiba-tiba langit menggelegar dan gadis itu berubah menjadi batu. Batu tersebut menangis dan
mengeluarkan air mata. "Huhuhu, Ibu maafkan aku," begitu tangisnya. Tangisnya membesar dan
membuatnya menjadi danau dengan patung anak perempuan di sampingnya. Ia dikutuk menjadi batu
menangis selamanya

Baca artikel detikbali, "9 Contoh Cerita Fantasi Singkat dan Menarik Beserta Strukturnya" selengkapnya
https://www.detik.com/bali/berita/d-6522073/9-contoh-cerita-fantasi-singkat-dan-menarik-beserta-
strukturnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai