A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) salah satu huruf pada jawaban yang paling tepat !
3. Berikut contoh sikap dalam musyawarah yang mengancam rusaknya rasa persatuan dan
kesatuan, yaitu … .
A. tidak memaksakan kehendak
B. menghargai pendapat orang lain
C. tidak menghiraukan pendapat orang lain
D. bersikap lapang dada menerima keputusan
Bacalah penggalan cerita fiksi berikut untuk menjawab soal no.4 dan 5
Deo pulang sekolah sambil meringis kesakitan. Ia menuntun sepedanya dengan sedikit
terpincang-pincang. Keringat mengucur di dahinya. Hari itu udara cukup terik.
Ibu segera menyambut Deo dengan membukakan pintu pagar. Ibu pun membantu Deo
memasukkan sepedanya di halaman rumah. Ibu mengambil tas Deo yang ikut kotor
dan menuntunnya masuk ke dalam rumah. Setelah Ibu memberinya minum, Ibu
memeriksa luka-luka gores di lutut dan siku Deo. Deo meringis kesakitan ketika luka-
luka itu dibersihkan dan diberikan obat.
Setelah Deo mulai terlihat tenang, Ibu meminta Deo bercerita.
“Aku yang salah, Bu. Aku tidak berhati-hati. Aku tidak akan mengulanginya lagi.
Seandainya aku tetap berada di jalurku,” kata Deo dengan penuh penyesalan.
“Apa yang sebenarnya terjadi, Nak. Terima kasih kamu telah mengakui kesalahanmu,
tetapi maukah kamu menceritakan yang sebenarnya terjadi?” tanya Ayah yang
bergegas menghampiri Deo.
“Deo tadi lomba balap sepeda dengan Arsyad ketika pulang sekolah, Bu. Ketika kami
sampai di jalan depan toko kelontong Pak Ahmad, jalanan agak ramai. Lalu, aku
melihat di situ ada trotoar yang landai dan sepi. Lalu aku naik dan bersepeda di
trotoar itu.” kata Deo sambil menunduk”.
4. Tokoh utama pada cerita sebelumnya adalah … .
A. Ibu
B. Deo
C. Ayah
D. Arsyad
Nesa mengambil setangkup roti isi kesukaannya yang telah disiapkan Mama. Sambil
mengunyah, Nesa kembali ke kamarnya hendak mengambil baju untuk segera mandi.
Karena rotinya belum habis, Nesa duduk di pinggir tempat tidurnya, mengambil bantal
untuk bersandar dan menikmati rotinya. Ah, nyaman sekali! Mandi nanti dulu deh!
Masih ada waktu, pikir Nesa. Jam menunjukkan pukul setengah delapan.
Tanpa disadarinya Nesa terlelap. Beberapa jam kemudian, Nesa terbangun dan
mendapati dirinya masih memegang roti isi yang belum habis. Nesa segera melihat
jam, dan alangkah terkejutnya ia bahwa ia telah tertidur selama dua jam! Itu artinya
ia terlambat berangkat ke Planetarium! Nesa terhenyak. Teman-temannya pasti telah
meninggalkannya. Mereka berencana bertemu di rumah Yana jam setengah sepuluh
untuk berangkat sama-sama. Ia tdak berani menghubungi teman-temannya karena
malu. Ia pun tidak berani berangkat sendiri ke Planetarium.
8. Garis edar setiap planet yang berbentuk elips dalam sistem tata surya disebut ... .
A. orbit
B. spiral
C. atmosfir
D. garis khayal
16. Semboyan Bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah … .
17. Salah satu contoh persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat adalah dengan
menjaga kebersihan lingkungan bersama.
Hal tersebut merupakan pengamalan dari Pancasila sila ke …
18. Karangan yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan angan-angan (fantasi) dan
bukan berdasarkan kejadian nyata disebut karangan ... .
20. Transformasi atau perubahan masyarakat dari keadaan yang masih tradisional atau pra
modern menuju masyarakat yang sudah modern disebut … .
21. Pada gambar di atas letak not quart dimulai dari nada dasar C adalah … .
22. Jenis tarian yang diinovasi dengan menyesuaikan gerakan, alat pengiring, atau properti
yang digunakan dalam tarian tersebut agar terlihat modern serta dapat diterima oleh
masyarakat Indonesia seiring perkembangan zaman disebut tari … .
23. Tari kreasi yang merupakan pengembangan dari Tari Gandrung adalah tari … .
24. Kelebihan membuat patung dengan menggunakan teknik kontruksi adalah … .
25. Tema gambar di bawah ini adalah ... .
B. URAIAN
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
26. Sebutkan 2 alasan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bagi masyarakat
Indonesia !
Riri merasa sebal sekali! Menurutnya, Ibu pilih kasih, karena semua perhatian dan
kasih sayang Ibu hanya tercurah kepada Salsa, adiknya yang baru berusia enam
bulan. Riri yang duduk di bangku kelas enam di salah satu SDN favorit di Gresik,
Jawa Timur itu merasa jengkel hingga ia menyendok nasinya tanpa selera. Ia
menatap kesal ke arah boneka Salsa yang masih terbungkus plastik. Padahal dua
minggu sebelumnya Salsa telah mendapatkan hadiah dari Ibu.
“Ri, kok makan sambil melamun?” tegur Ibu.
Riri hanya diam dan cepat-cepat menghabiskan makanannya. Setelah itu, ia bergegas
masuk ke kamar dan melempar badannya di atas tempat tidurnya.
Melihat itu Ibu mendekati Riri. “Kenapa, Ri? Akhir-akhir ini Riri sering terlihat
kesal,” tanya Ibu.
“Ibu pilih kasih! Adik dibelikan mainan terus, tapi Riri tidak!” jawab Riri sambil
menangis.
Ibu tertawa. “Adil bukan berarti harus sama kan Ri. Adil itu menempatkan sesuatu
sesuai dengan hak dan kebutuhannya. Ibu belikan adik mainan karena anak seusianya
perlu aktivitas yang merangsang otak dan gerak anggota tubuh. Sedangkan buku
bacaan bagus buat menambah wawasan Riri sebagai siswa kelas enam.”
Riri tertegun. Ia kini paham. “Iya, Bu.”
“Bagaimana? Masih ingin disamakan dengan adik? Makan bubur, yuk.” goda Ibu.
“Tidak, Bu.“ Riri menggeleng kuat-kuat.
Mulai sekarang, Riri bertekad membuang jauh-jauh rasa iri dari hatinya. Seusai
makan malam, Riri segera mencium kening adiknya yang telah pulas, sebagai
permintaan maaf. “Maafkan Kakak, ya adikku,” gumam Riri.
Selamat bekerja