Anda di halaman 1dari 6

JUDUL : PROMISE

SUTRADARA : SHELLA SELINA

PEMAIN :

1. Iqbal Muhammad Ihsan sebagai Iqbal


2. Indah Umaidah sebagai Indah
3. Yuyun Farchatin sebagai Fara
4. Ardhyana Irawati sebagai Ardhy
5. Anggresia Novi sebagai Anggresia
6. Khoirun Nisa sebagai Nisa

NARASI

Shella: “Pernah tidak kalian berteman hingga 6 tahun atau bahkan 9 tahun dan tidak ada satu
momen pun yang kalian lewati tanpa mereka? Ribuan candaan, ribuan tawa, dan juga
terkadang air mata kita hadapi bersama. Tidak selamanya persahabatan itu berjalan
mulus, setiap rintangan yang ada membuat persahabatan kita menjadi lebih dekat.
Pertemanan dengan orang ajaib ini sudah dimulai sejak SMA. Orang ajaib yang
pertama namanya Iqbal. Orang ajaib kedua namanya Fara. Orang ajaib ketiga
namanya Ardhyana. Orang ajaib ke empat namanya Nisa. Orang ajaib ke lima
namanya Anggresia. Dan orang ajaib ke enam namanya Indah. Awalnya Indah bukan
bagian dari kami, tapi...”

SEGMEN 1: DALAM KELAS

Saat jam istirahat, Iqbal, Fara, Ardhy, Nisa, dan Anggresia sedang berkumpul
di kelas. Mereka pun melihat Indah yang sedang duduk sendirian.

Fara: “Eh, kenapa Indah tidak sama teman-temannya yang biasanya itu?”

Ardhy: “Loh, kamu tidak tahu kejadian kemarin?”

Fara: “Kejadian apa?”

Ardhy: “Sungguh? Tidak tahu?”

Fara: (menggelengkan kepala) “Tidak tahu.”

Ardhy: “Itu lho, gara-gara..”

Iqbal: “Hust! Sudah, kalian tidak boleh seperti itu.”


Iqbal kemudian menghampiri Indah.

Iqbal: “Ndah, kamu kenapa kok sendirian saja? Sini, gabung sama kita.”

Indah: (menoleh ke Iqbal) “Bolehkah?”

Iqbal: “Tentu saja boleh. Ayo.”

Indah pun akhirnya bergabung bersama Iqbal dan teman-temannya yang lain,
ketika bersama mereka, Indah terlihat lebih bahagia.

Fara: “Eh, nanti ada acara di sekolah kan?”

Iqbal: “Kegiatan apa?”

Fara: “Itu, acara untuk ulang tahun sekolah.”

Iqbal: “Iya kah?”

Ardhy: “Kamu ini tidak tahu apa Bal?”

Iqbal: “Tidak.”

Nisa: “Iqbal memang begitu, kalau ada apa-apa dia telat buat tahu.”

Iqbal: “Yasudahlah, terus kita ada tugas?”

Fara: “Ada, kita disuruh bersih-bersih kelas, dekorasi kelas, bersih-bersih sekolah, dekorasi
sekolah, banyak pokoknya.”

Iqbal: “Nanti pulang aja yuk, pasti lama.”

Anggresia: “Enak aja, mau kamu dimarahin wali kelas?”

Iqbal: “Ya tidak juga.”

Anggresia: “Oh iya, Indah, gimana kalau nanti kamu gabung kita saja?

Indah: “Memangnya boleh?”

Anggresia: “Tentu saja, kamu bagian dari kita sekarang.”

Indah: “Iya, baiklah.”

Ardhy: “Kamu tidak perlu sungkan-sungkan lagi kalau sama kita.”

Nisa: “Iya, jangan sungkan-sungkan lagi.”

Indah: “Iya, makasih ya.”

Nisa: “Iya sama-sama.”


Saat pulang sekolah mereka langsung membantu mempersiapkan keperluan
untuk acara ulang tahun sekolah dan lainnya. Mereka saling bergotong royong dalam
tugas, mereka sangat kompak. Hingga petang, akhirnya pekerjaan mereka selesai.

Iqbal: “Haduh, capek juga ya.”

Anggresia: “Iya nih, haus.”

Fara: “Sudah petang, bentar lagi malam, pulang aja yuk.”

Ardhy: “Iyasudah, ayo.”

Mereka pun pulang dan esok harinya mereka berkumpul lagi.

Ardhy: (sedang duduk di bangku)

Indah: “Hai Ardhy, sudah lama disini?”

Ardhy: “Tidak juga. Kamu baru sampai atau habis dari kantin?”

Indah: “Aku habis dari kantin, beli makanan. Kamu mau?”

Ardhy: “Mau dong.”

Indah: “Iyasudah, ini ambillah.”

Ardhy: “Makasih ya. Oh iya, menurut kamu kelas kita menang tidak ya?”

Indah: “Pasti menang dong.”

Ardhy: “Semoga ya.”

Indah: “Yang lain kok belum datang ya?”

Ardhy: “Sebentar lagi mungkin mereka datang.”

Tak lama setelah itu, Iqbal datang.

Iqbal: “Hai, sedang apa kalian?”

Ardhy: “Orang lagi duduk juga masih ditanyain.”

Iqbal: “Mungkin aja ngegosip. Hahaha.”

Ardhy: “Memangnya aku seperti itu?”

Iqbal: “Ya kadang sih.”

Indah: “Sudah-sudah, kalian ini ribut terus. Oh iya, hari ini ada tugas tidak ya?”

Iqbal: “Tidak ada.”

Ardhy: “Kalaupun ada Iqbal tidak akan mengerjakan tugas itu.”


Iqbal: “Kok kamu sok tahu ya?”

Ardhy: “Iya kamu ngerjain, tapi di sekolah.”

Iqbal: “Ah, terserahlah. Udah ya, aku mau ke kantin.”

Indah: “Mau ngapain?”

Iqbal: “Nyuci motor. Sarapan lah.”

Ketika Iqbal keluar dari kelas, Nisa, Fara, dan Anggresia datang. Mereka
bertiga memang selalu bersama-sama, bahkan ke toilet pun mereka harus bertiga.

Nisa: “Eh, kalian sudah datang.”

Anggresia: “Pagi amat kalian datang.”

Indah: “Iya dong, murid rajin.”

Anggresia: “Iya deh, percaya.”

Indah: “Nisa, kamu kenapa?”

Nisa: “Huh? Kenapa?”

Indah: “Kamu kenapa? Langsung duduk dipojokan gitu.”

Nisa: “Ini lagi sakit perut.”

Indah: “Beli makan sana.”

Nisa: (melihat ke arah Fara dan Anggresia) “Temenin yuk.”

Fara: “Gamau ah.”

Nisa: “Anggres?”

Anggresia: “Hehe, sama.”

Nisa: “Kok gitu sih?”

Fara: “Lah, tadi lewat depan kantin tidak mau beli makan sekalian.”

Nisa: “Tadi belum lapar.”

Indah: “Iqbal ada di kantin, sana suruh dia beliin makan.”

Nisa: “Serius kamu?”

Indah: “Iyaa.”

Nisa: “Iya udah aku ke kantin dulu deh, dah.”


Nisa kemudian pergi ke kantin menyusul Iqbal dan kini tinggal Indah, Fara,
Ardhy, dan Anggresia di dalam kelas.

Fara: “Eh, ngomong-ngomong setelah lulus nanti kalian mau lanjut kuliah dimana?”

Indah: “Aku mau di Universitas Gajah Mada.”

Ardhy: “Aku mau di Stikes Telogorejo.”

Anggresia: “Aku mau di Stikes Muhammadiyah.”

Ardhy: “Kamu sendiri?”

Fara: “Aku sama seperti Indah.”

Indah: “Sungguh?”

Fara: “Iya, beneran.”

Anggresia: “Enak dong kalian bisa ketemu, kita?”

Fara: “Sudahlah, kan bisa telfon.”

Saat mereka sedang ngobrol, datanglah Iqbal dan Nisa.

Iqbal: “Woy! Hayo, lagi gosip ya?”

Anggresia: “Sembarangan.”

Ardhy: “Iya nih.”

Iqbal: “Kalo kalian tidak gosip, terus ngapain? Biasanya anak cewek kalo lagi kumpul kan
ngegosip.”

Indah: “Ini, kita lagi bahas kalau sudah lulus nanti mau kuliah dimana?”

Iqbal: “Kuliah?”

Indah: “Iya. Kamu mau lanjut dimana?”

Iqbal: “Aku ingin ke UI

Indah: “Kalau kamu Nis?”

Nisa: “Aku mau ke UNDIP.”

Iqbal: “Iya sudah, kita berdoa saja. Semoga segala impian kita dapat tercapai. Oke?”

Fara, Nisa, Ardhy, Indah, Anggresia: “Aminnn.”


3 minggu kemudian sekolah mereka mengadakan Ujian Nasional atau UN.
Disinilah Iqbal dan teman-temannya menempuh satu kali lagi agar bisa lulus
dari SMA. Mereka melaksanakan UN selama 4 hari, di hari ke-5 mereka sudah
bebas dari yang namanya pelajaran sehari-hari, ulangan, tugas, atau PR.
Mereka hanya tinggal menunggu hasil saja.

Indah: “Duh, kok jadi deg-degan ya.”

Anggresia: “Iya nih, jadi khawatir.”

Iqbal: “Jangan mikir yang tidak-tidak, kita harus yakin kalau kita pasti lulus.”

Anggresia: “Amiinn.”

Indah: “Aku senang bisa kenal sama kalian.”

Fara: “Iya, aku juga.”

Indah: “Rasanya baru kemarin aku kenal kalian, baru kemarin masuk SMA ini, tiba-tiba
sudah mau lulus lagi.”

Nisa: “Kalau kita lulus, kemudian kuliah, kita tidak boleh lupa ya.”

Anggresia: “Mana bisa? Kalian ini teman-teman ajaib aku.”

Ardhy: “Iya, aku tidak akan lupa sama kalian.”

Iqbal: “Janji?”

Fara: “Janji.”

Indah: “Janji.”

Ardhy: “Janji.

Anggresia: “Janji.”

Nisa: “Janji.”

Satu minggu kemudian adalah hari pengumuman. Iqbal dan teman-temannya


dinyatakan lulus dari SMA. Mereka sangat senang dan bahagia. Kini adalah
waktunya mereka untuk berpisah. Indah yang telah diterima di UGM akhirnya
telah pergi. Kemudian disusul oleh Ardhy, Anggresia, Fara, Nisa, dan juga
Iqbal. Mereka diterima di Universitas yang mereka inginkan. Satu keyakinan
dari mereka, bahwa mereka akan baik-baik saja, begitu pun dengan
persahabatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai