Anda di halaman 1dari 3

fSi Paling Kaya

Saat itu hari kelulusanpun tiba, Fanya dan Ridho merayakannya bersama. Saat itu
Fanya merasa sedih karna nilainya tak seindah yang diharapkan.
Ridho: “Fan, ayo kita foto. Inikan hari terakhir kita jadi anak SMA.” Sambil menarik
tangan Fanya
Fanya : “Iya ayo…” dengan raut wajah yang sedih.
Setelah selesai berfoto Ridho bertanya kepada Fanya
Ridho : “Lu kenapa sii? Sedih banget kayaknya.”
Fanya : “Iya nii, nilai gua jelek banget, gue takut ga keterima dimana-mana”
Ridho: “Lu sii gua ajakin belajar, maunya maen muluu”
Fanya : “Iya yaa dho gua jadi nyesel, nilai lu bagus banget dho”
Ridho : “enggalah b aja tapi lebih bagus laa dari lu haha”
Fanya : “yee ngatain gua mulu lu”
Ridho : “Tapi keterima lah lu Fan. Jadikan kita kuliah bareng? Jurusan yang kita mau
sama nii”
Fanya : “semogalah dho gua gatau nii nilai gua gimana”
Ridho : “Yaudahlah santai dulu kita sekarang.” Sambil melanjutkan foto bersama,
dan memanggil kedua orang tua mereka.
Hari seleksi pendaftaran kuliahpun dibuka, fanya dan ridho mendaftar ke perguruan
tinggi dan jurusan yang sama. Di hari seleksi orang tua Fanya bertemu dengan atasan dari
perguruan tinggi yang Fanya inginkan.
Dirungan Pak Aji.
Pak aji : “Hei, selamat datang pak abdul , dan bu chika. Silahkan duduk.” Sambil
bersalaman
Pak abdul : “Yaa,terima kasih pak aji , sudah lama kita tidak bertemu. Apa kabar
pak?”
Pak aji : “baik sekali, baik. Ada apa nii pak”
Pak abdul : “Begini pak, anak saya ingin sekali masuk perguruan tinggi ini. Apa bisa
dibantu untuk penerimaannya pak?”
Ibu chika: “Iya pak, si Fanya ini ingin sekali masuk perguruan tinggi. Kebetulan sekali
kita kenal pak, jadi saya tentu saja akan merasa tenang jika Fanya berkuliah disini, karna
merasa ada yang bisa membantu saya memantau Fanya.” Sambil tertawa kecil.
Pak aji : “Oala masalah itu toh. Tenang saja pak, kita sudah berteman lama. Kamu
juga yang selalu bantu saya dulu. Akan saya usahakan masalah itu.”
Pak abdul : “Waduh itu sudah lama sekali, masih aja kamu ingat. Terimakasih banyak
aji, saya jadi ga enak nii.”
Pak aji : “Santai saja. Fanya juga anak yang baik dan pintar saya pastikan dia akan
diterima disini bu.” Sambil menoleh ke bu chika.
Ibu chika : “Terimakasih banyak pak.” Sambil bersalaman dengan pak aji dan berniat
pamit.
Hari penerimaanpun tiba, fanya dan ridho memutuskan untuk membuka
pengumuman bersama.
Fanya : “Aduh gua takut banget. Keterima gak ya gue?”
Ridho : “Aduh gue juga jadi panik. Gimana nii gue kalo ga keterima? Bisa-bisa gue ga
kuliah.”
Fanya : “Nilai lu tinggi dho, yakin gue lu pasti keterima.”
Ridho : “Aamiin deh. Semoga lu juga. Kalo gue ga keterima mau kuliah dimana gue,
pasti orang tua gue kesusahan bayar kuliah swasta.”
Fanya : “Udah dho, gua yakin bisa. Udah nii bentar lagi.”
Ridho : “eh udah nii, ayo buka.”
Lalu mereka membuka bersama, Fanya sangat terkejut melihat namanya dinyatakan
lulus, sedangkan Ridho tidak lulus.
Fanya : “dho ini salah ya? Ga mungkin gue yang lulus. Nilai lu lebih tinggi.”
Ridho : “Gue juga ga ngerti fan, mungkin ini emang rejeki lu.” Sambil menaham
marah dan sedih.
Fanya : “nya, terus gimana?”
Ridho : “Gue juga gatau mungkin gue tunda kuliah, cari kerja terus baru kuliah. Gua
gamau terlalu nyusahin orang tua gua. Masih ada adik-adik gue.”
Fanya : “dho yang sabar yaa, gue akan bantu lu.”
Ridho kembali kerumah dan mengabarkan kedua orang tuanya.
Ridho : “Bu, maaf Ridho ga keterima di perguruan negeri ini.”
Ibu sena : “Sudah gapapa toh leh, kamu sudah berusaha.” Sambil menahan tangis.
Ayah ahmad : “Iya nak, tak apa-apa. Ayah sudah melihat kamu sangat berusaha, hasil
kita serahkan kepada tuhan. Ayah akan berusaha untuk menguliahkan kamu.”
Ridho : “Gapapa yah, aku sudah memutuskan untuk gap year tahun ini. Aku akan
berusaha lagi tahun depan. Setahun ini aku akan membantu ayah ibu bekerja. Aku mengerti
keadaan kita.”
Ibu sena : “Maafkan kami yaa nak. Kamu jadi harus mengalah untuk tidak kuliah, ibu
dan ayah akan bekerja keras untuk menguliahkan mu.” Sambil menangis dan memeluk
Ridho dan ayahnya juga memeluk Ridho.

Anda mungkin juga menyukai