Arif : Teman Budi satu kampus yang bekerja sebagai sopir bis Kota
Siang yang panas membuat Budi yang sedang berjalan di sisi trotoar tampak kelelahan dan
bergegas menepi di sebuah kedai. Ketika sedang mengipasi tubuhnya dengan map yang dari
tadi di bawa nya, sekonyong konyong dari pinggir warung seorang pria bertop menghampiri
Budi.
Budi :”maaf siapa ini?” Sambil memperhatikan dengan lekat wajah di depannya
Arif :”Ah kau ini masa lupa Sama aku. Ini aku Arif teman kau waktu di kampus”
Budi :” Arif…? APA kabarnya Ayo sini duduk!” Budi tampak terbelalak tak percaya
ketika akhirnya mengenali sosok di depannya.
Arif :”Baik Bud sudah lama kita tak ketemu, terakhir waktu wisuda 5 tahun lalu.
Wajahmu sekarang Nampak berubah. Bagaimana nasib kamu sekarang?”
Budi :”Jangan begitu Rif aku memang kurang beruntung saat lulus kuliah dulu aku
mencoba bekerja di sebuah perusahaan konveksi dan berhasil menjadi manager setelah 2 tahun
bekerja disana tapi ya nasib aku tergoda untuk memakan uang yang bukan hakku dan akhirnya
aku dikeluarkan secara tidak hormat”
Arif :”Aku tak mengejek kau Bud toh nasibku juga tidak kalah bagusnya dengan
kamu. Dari mulai lulus aku pulang kampung ke Medan dan berharap dapat pekerjaan bagus
disana dengan ijazah sarjanaku tapi sampai beberapa tahun aku tetap lontang lantung tak
karuan kerja serabutan yang akhirnya aku diajak tulangku bekerja disini sebagai supir bus.
Lumayan buat sehari hari”
Arif :”Belum Bud boro boro berani nikahin anak orang untuk diriku sendiri saja
aku bingung kayak gini”
Budi :”Mending kalau begitu Rif sementara aku tanpa pekerjaan begini masih
harus membiayai keluarga. Aku sudah punya isteri dan anak setahun setelah bekerja di
perusahaan konveksi aku menikahi perempuan asal Sukabumi”
Arif :”Tak usah disesali Bud ini sudah menjadi takdir terbaik dari Tuhan”
Budi :”Aku tidak menyesal Rif, aku hanya berpikir seandainya aku dulu tidak tergoda
untuk korupsi uang perusahaan mungkin nasib anak dan isteriku tidak terlantar seperti sekarang”
Arif :” Tidak apa apa Bud. Yang penting untuk kedepannya kita harus berniat
untuk memperbaiki lagi dan pengalaman yang telah dialami harus jadi pembelajaran yang
terbaik”
Ketika kedua sahabat tersebut sedang asyik dalam pembicaraan seputar kehidupan mereka,
tiba tiba seorang pria yang dari tadi duduk di samping Arif angkat bicara. Ternyata pria itu dari
tadi memperhatikan pembicaraan Budi dan Arif.
Yoga :”Maaf pak perkenalkan saya Yoga, maaf kalau sedari tadi saya
mendengarkan pembicaraan anda berdua”
Arif :” Oh tak apa apa justru mungkin pembicaraan kami mengganggu anda”
Yoga :” Tidak Sama sekali. Saya mungkin bisa membantu permasalahan bapak yang
sedang mencari pekerjaan”
Yoga :” Kebetulan saya memiliki bisnis perikanan di daerah Bogor dan masih
memerlukan beberapa pekerja yang bisa mengurus masalah administrasi”
Arif :” Bagaimana Rif bukankah ini sebuah kesempatan bagus buat mu. Lebih baik
kamu terima tawaran pak Yoga”
Budi :” Bagaimana ya pak saya memang sedang memerlukan pekerjaan tapi
seperti yang pak Yoga dengar tadi bahwa saya pernah dipecat dari perusahaan saya dulu
karena kasus keuangan”
Budi :” Baiklah kalau begitu saya Akan mencoba menjaga kepercayaan pak Yoga.
Terima kasih!”
Yoga :” Kalau begitu kartu nama saya, besok saya tunggu bapak jam 9 pagi!”
Arif :” Tuhan memang maha adil Bud. Tak disangka sangka kamu bakal
mendapat pekerjaan di tempat ini dan tanpa mengajukan surat lamaran lagi”
Budi :” Iya Rif betul sekali. Tuhan memang maha kuasa atas segalanya”
Kedua sahabat itu berpisah disana dan berjanji untuk bertemu lagi. Keduanya kembali pada
kehidupan masing masing dengan secercah harapan yang timbul untuk masa depan yang lebih
baik.
Nama Kelompok:
1. Marshanda
2. Anisa Maharani
3. Arya Kurnia
Judul : PR
Tokoh :
Hari ini adalah hari seperti biasanya anak-anak berangkat kesekolah dengan gembira. Ada
siswa bernama Neli, Siska, dan Arya. Mereka adalah anak kelas 3 yang sebentar lagi ujian
nasional. Di depan kelas mereka berbincang-bincang.
Neli: mana aku tau, aku pernah buka buku pelajaran aja enggak
Arya : emang hari ini hari apa sih? Kok aku lupa yaa
Siska: arya enggak tau hari ini, terus tadi pagi kamu liat jadwal pelajaran bawa buku apa
Neli: wah aneh ini anak, untung kamu kawan kita, kalau enggak udah aku retakkan tulang
rusuk mu
Bel berbunyi Kring Kring Kring menandakan semua murid masuk sekolah, di dalam kelas
yang kacau belum ada guru. Pada saat itu pelajaran pertama adalah fisika. Ada PR yang harus
di kerjakan dan ketiga orang ini belum mengerjakan sama sekali.
Neli: wah, agak gak percaya aku sama ini anak bisa ngerjain
Siska : (mengambil kaca dan lipsitik tancap make up) kayaknya lipsitik ku kurang semleheo
ya nel
Neli: tancap aja terus itu bibiru dah kayak bibir lohan tau gak sih
Neli: kan udah aku bilang, jangan percaya sama ini anak. Nanti kalau di hukum belum
mengerjakan PR kita maju aja lah. Namanya PR pekerjaan rumah bukan pekerjaan sekolah
Neli : udah pasrah aja, kita emang tidak mengerjakan PR, lain kali kita harus mengerjakan
Siska: we diem we !
Neli: yeeeeeee! Bener la insting ku gak usah di kerjain PR ini. Yuk lets go
Arya: kemana ?
Siska: jangan bilang kamu mau ngajak kita belanja lagi nel? Kagak punya duit aku. Uang
saku ku nipis hari ini
Neli: udah tidak usah banyak cakap, keburu berubah pikiran nih