Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER

OLEH :

NAMA : RAMBULAN B. ISHAK TOYA

NIM : 1701160032

SMSTR/KLS : V/B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
SKENARIO KONSELING INDIVIDUAL

Keterangan :

1. Ki : Konseli
2. Ko : Konselor

Ki : Tok…tok…tok.. Selamat siang, ibu.

Ko : Selamat siang, mari masuk (tersenyum seraya berjabat tangan, menunjukan dan
mempersilahkan ke tempat duduk). Silahkan duduk.

Ki : Iyaa Bu.

Ko : Duduknya sudah nyaman?

Ki : Sudah Bu.

Ko : Apa kabar?

Ki : Alhamdulillah baik, bu. Ibu sendiri apa kabar?

Ko : Ibu juga Alhamdulillah masih diberi nikmat kesehatan. Oh ya, tadi kesini pakai angkot?

Ki : Iyaa Bu.

Ko : Rumahnya didaerah mana?

Ki : Didekat masjid Baburahman Nusa Bunga, Bu.

Ko : Ooh di Nusa Bunga? Kakak ibu tinggalnya di daerah itu juga.

Ki : Kalau boleh tahu nama kakak ibu siapa? Siapa tahu saya mengenalnya Bu.
Ko : Namanya Nisa. Beliau guru di SMA Negeri 2 Kupang. Saya sering sekali kerumahnya.

Ki : Ooh ibu Nisa? Saya mengenalnya Bu. Rumahnya persis disebelah kiri rumah saya Bu.

Ko : Iyaa? Tapi kok ibu tidak pernah lihat adik Gina?

Ki : Saya lebih banyak di dalam rumah, Bu. Jarang main di luar.

Ko : Oh baiklah kalau begitu. Oh iyaa maaf sebelumnya perkenalkan nama ibu Rembulan
Ishak Toya bisa dipanggil ibu Rembulan.

Ki : Aduh maaf Bu saya juga lupa memperkenalkan diri. Nama saya Gina Hafiza Ulfa Bu,
biasa dipanggil Gina.

Ko : Oh Gina. Gina jurusan apa?

Ki : Saya Kelas XII IPS 4, Bu.

Ko : Eee baik, tadi kita sudah berbicara beberapa hal, mungkin ada yang perlu kita bicarakan
atau ada hal yang perlu kita diskusikan?

Ki : Iyaa Bu. Saya kesini memang ada hal yang ingin saya diskusikan dengan ibu.

Ko : Kalau boleh tahu, hal apa yang ingin didiskusikan dengan ibu?

Ki : Jadi begini bu, ini tentang perencanaan karir saya kedepannya bu. Saya bingung mau
merencanakan apa untuk karir saya. Padahal ada cita-cita yang ingin saya capai bu, tapi saya
tidak tahu apa yang nanti akan saya perbuat, saya ingin cita-cita saya tercapai bu.

Ko : Ooh jadi Gina bingung mau merencanakan apa untuk karir Gina kedepannya?

Ki : Iyaa Bu.
Ko : Baik, ibu rasa kita perlu mengatur waktu untuk pertemuan berikutnya. Hari ini ibu tidak
punya banyak waktu, jadi kita mungkin berdiskusi mengenai permasalahan Gina kira-kira 30
menit saja.

Ki : Oh iya Bu.

Ko : Bagaimana, kapan Gina ada waktu untuk kita kembali berdiskusi mengenai hal tadi?

Ki : Eem… Bagaimana kalo hari rabu sore bu? Soalnya saya tidak les sore hanya hari rabu
sore saja bu.

Ko : Baik, kira-kira Gina bisanya jam berapa?

Ki : Jam 4 sore bisa bu? Kalau untuk tempatnya bisa disini saja Bu.

Ko : Oke baik kita akan kembali bertemu rabu sore jam 4 sore disini yah.

Ki : Iya Bu.

Ko : Jadi disini perlu Gina ketahui bahwa ibu disini hanya sebagai Fasilitator, bukan sebagai
solutor atau pemberi solusi yah. Ibu hanya memfasilitasi Gina dalam menemukan jalan keluar
untuk permasalahan Gina, untuk solusi dalam menyelesaikan permasalahan Gina kita bisa
mencari jalan keluarnya bersama-sama.

Ki : Iyaa Bu.

Ko : Gina juga tidak perlu takut akan kerahasian permasalahan Gina. Ibu menjamin
permasalahan yang Gina ceritakan pada ibu tidak akan diketahui oleh orang lain.

Ki : Jadi permasalahan saya ini tidak akan diketahui oleh orang lain, Bu?

Ko : Iyaa. Disini ibu hanya meminta keterbukaan Gina dalam menceritakan masalah yang
Gina alami. Kesukarelaan Gina dalam menceritakan masalah Gina.
Ki : Iyaa bu.

Ko : Ee bisa Gina ceritakan lebih detail lagi mengenai permasalahannya Gina?

Ki : Jadi begini bu, saya tidak tahu langkah apa saja untuk perencanaan karir saya
kedepannya bagaimana bu. Saya bingung mau merencanakan apa untuk karir saya kedepannya
bu. Padahal ada cita-cita yang ingin saya capai bu, tapi saya tidak tahu apa yang nanti akan saya
perbuat, saya ingin cita-cita saya tercapai bu. Saya dilema bu, cita-cita saya ini apakah harus
kuliah dulu atau bisa langsung kerja begitu bu.

Ko : Oh ya terus?

Ki : Saya bingung bu.

Ko : Kalau ibu boleh tahu, apa cita-cita Gina?

Ki : Saya mau jadi pengusaha bu, hanya saya bingung, langkah awal yang bagaimana yang
harus saya ambil, apakah saya harus wajib berkuliah dulu atau tidak. Karena menurut saya kalau
tidak kuliah itu waktu untuk merintis usaha itu lebih panjang dibanding saya harus berkuliah.
Saya juga bingung bu, kalau saya tidak berkuliah saya akan mendapatkan relasi dan juga
ilmunya dari mana bu kalau saya tidak belajar lebih dulu dibangku perkuliahan.

Ko : Eeem nanti Gina mau jadi pengusaha apa?

Ki : Pengusaha apa saja bu, sesuai dengan peluang yang ada nanti bu.

Ko : Ooh jadi masalah Gina itu kesulitan dalam merencanakan langkah awal karir Gina yang
ingin menjadi seorang pengusaha? Gina juga bingung ingin berkuliah lebih dulu atau tidak,
sebab keduanya sama-sama memberi dampak yang baik untuk karir Gina kedepannya?

Ki : Iyaa bu. Saya ingin cepat-cepat menjadi orang sukses bu. Karena melihat kondisi
ekonomi keluarga saya yang sangat memprihatinkan (menunudukan kepala). Belum lagi ibu saya
sekarang sering sakit-sakitan dan hanya mengharapkan hasil kerja keras ayah yang hanya cukup
untuk kebutuhan sehari-hari keluarga kami.

Ko : Ibu bisa memahami apa yang kamu rasakan.

Ki : (diam menunduk)

Ko : Jadi ibu hanya sedikit memberikan pemahaman kepada Gina mengenai kebingungan
Gina terhadap lagkah-langkah awal Gina dalam merencanakan karir Gina.

Ki : Iyaa bu.

Ko : Tadi Gina mengatakan bahwa Gina bingung mau kuliah lebih dulu atau setelah lulus
sekolah langsung merintis usaha Gina, kan?

Ki : Iyaa bu.

Ko : Jadi, apakah sekarang Gina sudah tahu hal apa yang harus dilakukan pada saat Gina
merintis usaha Gina nanti?

Ki : Belum bu.

Ko : Kerena Gina belum mengetahuinya, ibu rasa Gina perlu banyak belajar. Gina bisa
memilih universitas yang bagus dan juga program studi yang mempelajari tentang
kewirausahaan atau semacamnya. Nah disana juga Gina bisa mengetahui hal-hal apa saja yang
harus dilakukan oleh seorang wirausaha atau pengusaha dalam merintis usahanya

Ki : Jadi saya bisa memilih program studi sesuai dengan keinginan saya da juga sesuai
dengan cita-cita saya bu?

Ko : Iya, kamu bisa memilih program studi seperti program studi manajemen bisnis. Program
studi tersebut membahas mengenai kewirausahaan. Kamu bisa tahu seperti apa memenajemen
sebuah perusahan, memenajemen sumber daya manusia hingga memenajemen keuangannya.
Ki : Wiih bagus dong bu kalau begitu. Paket komplit.

Ko : Tapi, untuk menjadi seorang pengusaha, tidak hanya mengambil program studi tersebut.
Kamu juga perlu mencari tahu informasi peluang usaha yang masih tersedia. Dan kalaupun
sudah banyak yang membuat usaha itu, kamu perlu membuat inovasinya seunik mungkin agar
konsumen bisa tertarik dengan usaha kamu.

Ki : Ooh jadi saya harus pintar-pintar mengembangkan keterampilan untuk menciptakan


atau memperbaiki suatu produk begitu bu?

Ko : Iyaa seperti itu. Tapi ingat, kamu juga perlu menyesuaikan cita-cita kamu dengan bakat
atau minat yang ada pada diri kamu.

Ki : Iyaa bu, saya memang berbakat dalam hal berdagang begitu bu. Sejak saya SD saya
sudah menjual banyak cemilan yang dibuat oleh ibu saya sendiri bu.

Ko : Waah… berarti kamu tidak kesulitan lagi dong dalam hal menawarkan suatu baranng.
Sudah punya bakat sellesnya, heheh. Tapi coba pikirkan setelah itu kamu perlu melakukan apa?

Ki : Eeem… oh iya bu saya tahu, saya harus mencari tahu tugas-tugas apa saja yang perlu
dilakukan oleh seorang pengusaha kan bu?

Ko : Iyaa… kamu juga bisa mencari pelatihan-pelatihan khusus yang menunjang karir kamu.
Biar banyak pengalaman begitu. Jadi bagaimana, sudah paham kan hal-hal apa saja yang perlu
kamu persiapkan untuk karir kamu kedepan?

Ki : Iyaa bu.

Ko : Eeeh jangan lupa ya, bakat, minat serta kemampuan diri yang sudah ada pada diri kamu
itu perlu kamu kembangkan lagi agar kamu bisa dengan mudah dalam menjalani pekerjaan kamu
nantinya.
Ki : Iyaa bu. Terimakasih bu atas informasinya. Saya jadi paham apa saja yang harus saya
lakukan untuk karir saya kedepan.

Ko : Iyaa sama-sama. Tapi apakah kamu tahu tujuan perencanaan karir kamu itu untuk apa?

Ki : Eeem… tujuan perencanaan karir itu agar cita-cita saya bisa direalisasikan bu. Jadi saya
perlu merencanakan hal apa saja yang harus saya perbuat untuk karir saya kedepannya bu.

Ko : Iya seperti yang kamu katakan tadi, tujuan perencanaan karir itu juga untuk
mempersiapkan kamu dalam memegang suatu jabatan sesuai dengan cita-cita kamu.

Ki : Ooh jadi begitu ya bu.

Ko : Iya. Semoga cita-cita kamu bisa tercapai ya. Dan kamu bisa menjadi anak yang
dibanggakan orang tua mu.

Ki : Amiin. Sekali lagi terimakasih bu. Saya langsung pamit saja bu.

Ko : Oh iyaa jangan lupa pertemuan kita berikutnya ya. Mari ibu antar (mengantar sampai di
depan pintu)

Ki : Siap bu. Saya pamit bu (sambil bersalaman) selamat sore bu.

Ko : (berjabat tangan) selamat sore, hati-hati di jalan.

Ki : Iyaa bu.

Anda mungkin juga menyukai