Ketika senja di pagi hari muncul, sang istri sedang menyiapkan sarapan untuk
sang suami dan anaknya. Mereka pun duduk dan sarapan pagi bersama. Saat sedang
mencicipi makanan buatan sang istri, hp sang suami berdering. Ia di telepon oleh
Sekretarisnya agar segera datang ke kantor untuk menemui Pak Direktur.
(handphone berdering)
Adi : “Halo, Pak? ... Oh iya-iya saya segera ke sana... Oke! (segera menutup
telepon)Pak. Ma, kayaknya papa nggak bisa antar anak kita ke sekolah deh,
Soalnya papa sudah di telfon sama sekretaris papa untuk segera ke kantor.”
Trisni : “Oh.. ya udah, pa. Papa pergi aja duluan, nanti biar mama yang antar anak kita ke
sekolah naik taxi.”
Adi : “Baiklah, ma kalau begitu.. Papa pergi dulu ya ma. Nak?”
Roja : “Iya, Pa?”
Adi : “Papa pergi dulu ya, nak. Nanti kamu perginya sama mama aja ya nak!”
Roja : “Iya, pa.” (sambil mencium tangan sang ayah)
Sewaktu diperjalanan menuju ke kantor, Adi hanya fokus melihat isi pesan-pesan
yang ada di handphonenya. Sehingga kala itu juga dia tidak sengaja menabrak seorang wanita
yang sedang memenggam hp dan ranselnya.
Brenda : “Aduh!”
Adi : “ Eh.. maaf mbak saya nggak sengaja.” (sambil membantu wanita itu mengambil
barangnya yang terjatuh)
Brenda : “Yah.. hp saya... tidak bisa menyala ya?” (dengan raut wajah mengerut)
Adi : “Aduh, gimana ya? Oh iya,gimana kalo sekarang mbak ikut saya aja dulu pergi ke
kantor? Soalnya saya lagi buru-buru ada rapat di kantor.Nanti setelah rapat saya
ganti deh hp mbak.”
Brenda : “Oh, ya udah sih gapapa.”
Adi : “Ya udah mbak, mari!”
Sesampai di kantor, Mbak itu pun di suruh untuk menunggu sampai sampai rapat
orang yang menaraknya tadi selesai. Setelah sekian lama menunggu, orang itu keluar.
Adi : “Maaf menunggu lama mbak. Mari mbak kita ke rumah saya! Nanti biar saya
ganti di sana. Maaf ya mbak, jadi bikin mbak pusing ”
Brenda : “Ya, tidak apa-apa kok.”
Sesampai di rumahnya, wanita itu terkagum melihat rumah nya yang begitu
besar. Wanita itu pun berpikir kalo orang yang menabraknya ini adalah orang kaya. Wanita
itu berdoa supaya orang ini belum menikah, agar wanita itu bisa berkesempatan untuk
mendekati orang ini. Akan tetapi, takdir berkata lain.
Adi : “Duduk dulu mbak, biar saya ambilkan uang gantinya.”
Brenda : “Oh iya, Mas.”
Tak lama kemudian, istri pemilik rumah itu menuju ruang tamu dan melihat
seorang wanita yang wajahnya tak asing.
Trisni : “Permisi ya, mbak ini siapa? Hah? Ternyata kamu Brenda?” (sambil terheran-
heran dan langsung menebak nama wanita itu)
Brenda : “Trisni? Kamu kok di sini?”
Tak lama kemudian Adi datang menghampiri.
Adi : “Ini mbak uang gantinya. Loh.. ma? Kamu kenal orang ini?
Trisni : “Iya dong, pa. Dia ini kawan aku SMA dulu.”
Adi : “Oh gitu..”
Trisni : “Kenalin, Bren. Dia suami aku.”
Adi dan Brenda pun berkenalan. Brenda pun merasa sangat kecewa kalau ternyata
cowok ini sudah mempunyai istri dan istrinya adalah teman SMAnya sendiri.
Adi : “ Ma, kalau begitu papa ke kamar mandi dulu ya mau mandi.”
Trisni : “Oh iya, pa”
Adi : “ iya.”
Trisni : “eh, Bren! Kamu habis dari mana sih? Kok sampai membawa tas begitu?”
Brenda : “Aku ini baru aja datang dari Kampung truss datang ke kota ini untuk cari
pekerjaan. Kira-Kira kamu ada tidak pekerjaan untuk saya? Jadi tukang kebun
bahkan pembantu pun saya bersedia kok!”
Trisni : “Hmm, gimana ya?. Saya memang lagi mencari seorang pembantu. Ya, untuk
gajinya lumayan sih. Kamu beneran gapapa mau kerja jadi pembantu di sini?”
Brenda : “ Oh, Tidak apa-apa. Saya malah senang bisa di terima kerja di sini.”
Trisni : “ Ya sudah kalau begitu, untuk kamar kamu di bagian sana berdekatan dengan
kamar saya.”
Brenda : “ Baiklah kalau begitu”
Trisni : “Aku dengar kamu bangkrut ya? Ini aku ada perhiasan dan, ya... hitung-hitung
lumayan lah untuk buka usaha baru kamu.” (sambil memberikan perhiasan)
Adi : “ Tidak kok, ma. Tadi aku hanya berpura-pura bangkrut.Ma, aku minta maaf
ya! Ternyata aku salah menilaimu. Brenda selama ini memfitnah kamu supaya dia
bisa mendapatkan semua yang ada padamu.”
Trisni : “Iya, sebelum kamu minta maaf aku sudah maafin kamu kok”
Roja : “Jadi sekarang papa sama mama baikan lagi ya? Yey, Roja seneng bisa
mendengarnya.”
Keesokan harinya Brenda datang ke rumah Adi untuk menemui Trisni.
Brenda : “Sini kamu, Sini!!! Kamu kan yang merencanakan semua ini? Supaya mas Adi
tidak jadi menikah denganku?” (sambil menyeret Trisni keluar rumah)
Trisni : “Lepasin! Auh.... Itu semua bukan rencanaku! Aku tidak pernah merencanakan
itu semua.”
Roja : “Tante jangn kasar dong sama mamaku! Mama aku itu tidak salah! “
Brenda : “Diam kamu anak kecil!”
Tak berapa lama kemudian, Adi datang.
Adi : “Cukup! Itu semua rencanaku sendiri. Tidak ada hubungannya dengan Istriku!
Kamu itu ya sudah mau merebut hartaku, merusak hubungan rumah tanggaku dan
sekarang apa lagi yang akan kamu lakukan? Sekarang kamu ikut aku ke kantor
polisi!”
Brenda : “Tidak! Aku tidak mau! Aku tidak salah!” (segera pergi meninggalkan mereka)
Adi pun mengejar Brenda. Tak lama kemudian ada sebuah mobil berkecepatan
tinggi menabrak Brenda.
Adi : “Brenda, awas!”
Ketika itu Brenda terpelanting dan setengah sadar.
Brenda : “ Adi, Trisni, aku minta maaf ya sudah merusak hubungan rumah tangga kalian.
Aku harap kalian bisa hidup bahagia sekarang.” (berbicara terbata-bata dengan
penglihatan agak samar)
Adi dan Trisni segera menolong Brenda. Tapi naas, takdir berkata lain. Ia dinyatakan tidak
bernyawa lagi. Tamat
DRAMA BAHASA INDONESIA
Guru Pembimbing :
Dewi Herlina, S.Pd.
Nama Kelompok :
1. Brenda Titania
2. Nugraha Adi Prasetyo
3. Roja Awalia
4. Trisni Clara Napitupulu
XI MIA 6
2017/2018