Anda di halaman 1dari 6

SCENE 6

Nadin berdiri di depan cofe shop. Ia kembali memastikan dengan mencocokan alamat antara cofe shop
itu dengan alamat yang Nadin tulis dikertas. Semuanya persis, Cofe shop inilah tempat Nadin akan
melakukan interview kerja. Nadin penuh dengan harapan, ia berharap bisa diterima ditempat ini.

Wajah Nadin penuh dengan harapan, Ia tersenyum, matanya berbinar, kemudian memasuki pintu cofe
shop itu.

ketika nadin memasuki coffeshop dia langsung menuju kasir untuk menanyakan kerjaan tersebut,
namun nampak dari jauh ada seorang laki laki yang tertarik dengan parasnya nadin, ia bernama raka.

"selamat siang ka, mau pesen apa?" ucap penjaga kasir,

" Maaf saya liat toko ini buka lowongan kerja, saya kesini mau mendaftarkan diri" ucap nadin sambil
menunjukan poster lowongan kerjanya.

"ohh iya bener. ruangannya ada di sebelah Sono" jawab penjaga kasir

"baik ka, makasii" nadin pun langsung menuju ruang interviewnya.

setelah nadin pergi menuju ruangan untuk interview, raka langsung menghampiri penjaga kasir( kita
sebut aja dira)

"siapa dir barusan? kenal?" ucap raka dengan rasa penasarannya.

"yang mana?" ucap dira sambil membersihkan gelas.

"ituu yang tadii barusan ngbrol sama lu barusan" ucap raka.

"ohh yg tadi... palingan mau interview, tadi nanya nanya lowongan kerjaan soalnya." ucap dira

Di ruang Interview.

Ada seseorang di sana. terlihat seperti pemilik cofe shop tersebut.

"Selamat siang pak" Kata Nadin

orang itu menoleh kearah Nadin.

"Siangg" Jawabnya
"Perkenalkan saya Nadin, saya kesini untuk melakukan wawancara kerja. Saya harap bapak bersedia
menerima saya"

"oke bisa langsung dimulai ya wawancaranya" jawab pak bos

Kembali ke ruangan tempat Raka berada.

Raka sendiri disana,sedang tidak ada pelanggan, matanya tertuju pada tempat Nadin sedang di
interview. tiba-tiba seseorang menghampiri raka. Orang itu adalah... Laras

"Ngeliatin apaan lu serius amat" ucap Laras

"Hah kaga.. Itu ada orang yang lagi ngelamar kerja disini" Fokus Raka buyar. dan membalas pertanyaan
Laras

"Siapa? cewe? cowo?" Tanya Laras

"lu gak kenal. dia cewe" jawab Raka

Laras pun kembali ke belakang.

kemudian seseorang keluar dari ruangan itu, Seseorang itu adalah Nadin.

"Gimana wawancaranya?" Tanya Dira, kasir tadi

"alhamdulillah, saya diterima mbak" jawab Nadin dengan malu-malu.

Raka yang mendengar itu mendekat kearah Nadin dan Dira

"Wahh selamat ya, kita bakal sering ketemu nih, kenalin ya nama gue raka" ucap Raka sambil
mengulurkan tangannya

"salam kenal juga, aku Nadin" jawab Nadin malu-malu

"Nah kalo yang di samping gue ini namanya Dira" kata Raka

"Diem lu, gua bisa kenalan sendiri yeuh" kata Dira sambil sedikit mendorong Raka dengan pelan.
"salken, gua Dira dan nama lo Nadin kan? haii Nadinn"

"iyaa hallo" Nadin mulai sedikit menghilangkan sifat pemalunya begitu mengetahui bahwa Raka dan Dira
ramah dan terbuka.

Nadin melihat seseorang yang juga pegawai di tempat ini. Yang tidak lain itu adalah.. Laras.
"Kamu mulai kerja kapan?" tanya Raka begitu melihat Nadin tengah melihat Laras

"besok" jawab Nadin dengan senyum

"sselamatt yaa, semoga betah kerja disini" ucap dira.

"iya makasiiii yaa" mata nadin menatap ke arah seseorang yang ada dibelakang.

"itu yang dibelakang kerja disini juga?" tanya Nadin sambil menunjuk kearah laras

"ooo dia, dia itu namanya laras, orang paling judes yang gue kenal, kenapa emangnya?" jawab

Dira

"gapapa, kaya pernah ketemu aja waktu dijalan" ucap nadin. "yauda akuu pulang dulu yaa, mau siap siap
buat besok,"

"okee hati hatii yaa, sampai ktmu besok" ucap dira

Keesokan harinya.

Ini adalah hari pertama Nadin bekerja.

"Bu Nadin sudah dapat kerja. Walaupun pendapatan Nadin belum seberapa, tapi Nadin akan terus
berusaha dan bekerja dengan sepenuh hati. Nadin akan cepat-cepat ngirimin ibu uang begitu Nadin
mendapat gaji. Semoga ibu baik-baik aja disana. Nadin kangen sama ibu, Nadin kepikiran ibu terus.
Semoga ibu disana engga mikirin Nadin terus. Nadin takut ibu Drop. Maafin Nadin, tapi sungguh Nadin
sayang banget sama ibu. Nadin melakukan semua ini supaya ibu engga kesusahan lagi. Nadin sayang
ibu." Ucap Nadin dalam hati.

kemudian ia berangkat menuju tempat kerjanya.

Sesampainya disana Nadin melihat Laras sedang di tergur oleh pak bos–orang yang kemarin
mewawancarai Nadin dan menerima Nadin bekerja disini. Atasannya itu menegur Laras dengan nada
yang cukup tinggi. Sedangkan Laras hanya bisa menunduk. Nadin tidak tega.

"Nadin, sini aja" panggil Raka dengan suara pelan. Nadin pun menghampiri Raka.

"Raka, Laras kenapa?" tanya Nadin


"ditegur dia sama pak bos gara-gara ada pelanggan yang ngadu. Pelanggan itu sempat Adu mulut sama
Laras. ini bukan sekali-duakali. Seingat gue sih udah ke-empatkalinya Laras adu mulut sama pelanggan."
Jawab Raka.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Nadin lagi.

"Aku kurang tau pasti penyebabnya apa, tapi jelas kalo ya begitulah Laras. dia sering memandang orang
dengan sinis. Mungkin pelanggan marah karena itu." Jawab Raka.

"Ku kira dia begitu ke aku doang" kata Nadin

"hahahh kagak , emang begitu dia. Udah jangan dipikirin" Ucap Raka

Nadin dan Raka lanjut membereskan bangku-bangku. saat keduanya tengah menyapu dan
membereskan bangku.

2 pelanggan datang

Laras menghampiri pelanggan tersebut, menanyakan menu yang dipesan dan mencatatnya. Kemudian
menghampiri meja kasir.

"Lho? Nadin!?" Seru Laras

"eh? hai Laras" Jawab Nadin

"Ngapain lu disini?" kata Laras

"aku kerja disini ras" Jawab Nadin

"Ya maksud gua ngapain lo kerja disini?" Kata Laras

"ohh ituu, aku kebetulan ngeliat poster lowongan kerja, aku nyoba ngelamar, Alhamdulillah ternyata
diterimai" Jawab Nadin

"Dari sekian banyak tempat?" Tanya Laras

"Maksud kamu?" Nadin balik bertanya

"Iya. Dari Sekian banyak tempat kenapa harus satu tempat kerja sama gue" Jawab Laras

"Keliatannya kamu nggak suka ya, maaf Ras. Aku juga baru tau kalo kamu kerja disini" Jawab Nadin

"Yaiyalah gua gak suka" kata Laras

"Udahh jangan ribut. Lu juga, apaan si ras. Suka-suka dia lah. Bos juga nerima Nadin ko. Inget ras kita
sama-sama pegawai disini" Ucap Raka.
Laras meletakkan kertas berisi pesanan pelanggan. Lalu meninggalkan Nadin dan Raka.

"Udah gapapaa. Jangan dipikirin" Kata Raka pada Nadin

"hehe iya, engga ko" ucap Nadin.

Sore menjelang malam. Hari pertama Nadin bekerja cukup baik. Ia bersyukur memiliki teman kerja yang
baik seperti Raka, dan Dira. Soal Laras, Nadin tidak menghiraukan itu. Itu bukan masalah baginya. Yang
terpenting Nadin bekerja dengan baik dan segera membantu perekonomian keluarganya.

Di kost

Nadin menelpon ibunya. Di tempat yang jauh, ibu mengangkat panggilannya.

"Assalamualaikum Bu"

"waalaikumsalam Din, kenapa baru nelepon ibu sekarang" Jawab Ibu

"Maafin Nadin Bu. Nadin minta maaf. Ibu mau kan maafin Nadin?" Ucap Nadin

"Tentu ibu maafin. Ibu nggak apa-apa ko, ibu cuma khawatir kamu kenapa-kenapa Nadin" Jawab ibu

"Nadin nggak apa-apa Bu. Ibu jangan khawatir. Bu, Nadin punya kabar bagus, baguss banget" Kata Nadin
antusias

"Ada apa nak?" Tanya ibu

"Nadin udah kerja Bu! Nadin udah punya pekerjaan sekarang! Hari ini hari pertama Nadin kerja dan
semuanya berjalan lancar!" Jawab Nadin

"Alhamdulillah, kamu hebat Nadin" Jawab ibu

"Nadin yakin, ini semua karena doa ibu" Kata Nadin

"Juga Kerja keras dan usaha kamu" Ucap ibu

"hehe..Bu, Ibu jaga kesehatan ya Bu! oh ya jangan lupa istirahat yang cukup juga!" Kata Nadin

"Kamu ini, harusnya ibu yang bilang begitu ke kamu. kamu juga ya Din jaga kesehatan dan istirahat
yang cukup. Sekarang kamu tidur aja nak, sudah malam" Jawab Ibu

"Siapp Bu. Nadin tidur dulu ya, selamat malam, assalamualaikum Bu" Kata Nadin

"Waalaikumsalam, malam nak" Jawab ibu Nadin


Bagi Nadin, itu adalah hari istimewa. Satu bulan setelah hari ini Nadin akan mendapatkan Gaji
pertamanya. Nadin membayangkan bagaimana rasanya bisa memberi Uang kepada sang ibu–Sosok yang
selama ini begitu tangguh menghadapi banyak hal agar putrinya–Nadin bisa hidup dengan baik..

Anda mungkin juga menyukai