Anda di halaman 1dari 3

SUAMIKU TUNDUK KEPADA IBUNYA

Bab 6
“ya udah iyaiya, gak usah marah kali bu, kalau gin ikan aku malas dirumah, mending aku
seneng-seneng sama Rina” ujar mas Damar.
“siapa itu Rina? Pacar kamu? Cantik gak? Kaya gak?” runtutan pertanyaan bu Lasmi karena
kepo kepada sang anak.
“iya bu dia pacar aku sekaligus sekretaris aku di kantor, cant ibu gak kayak Dira, dia anak dari
pengusaha batubara bu, tapi dia gak mau ngurusin usaha bapaknya, katanya mau mandiri” ujar
mas Damar menjelaskan latar belakang pacarnya.
"wahh, pintar kamu cari cewek Dam, ibu sangat bangga sama kamu, nanti pertemukan ibu
dengan dia yah Dam, kalau bisa kamu  cepat-cepat ceraikan Dira, mantu tau tau diri itu" ujar bu
Lasmi karena senang akan mendapat menantu kaya raya kalau anaknya cerai dengan mantunya.
aku yang berada di dalam kamar anakku hanya bisa menangis mendengarkan apa yang ibu
mertua dan suaminya itu bicarakan. Sebenarnya Dira tidak pusing dengan apa yang mereka
bicarakan itu, tapi yang ia fikirkan adalah bagaimana nasib anaknya kalau dia hidup tanpa
memiliki seorang ayah.
***
keesokan paginya aku bangun lebih awal untuk memasakkan sarapan untuk anakku, mulai
sekarang aku tidak memperdulikan kebutuhan suamiku, aku merasa jijik setelah mendengar apa
yang ibu mertua dan suamiku bicarakan semalam.
saat hampir jam 7 mas Damar baru bangun dan tergesa-gesa karena tidak aku bangunkan.
"kamu kok gak bangunin aku sih Dir, kan kalau gini aku udah telat" kata mas Damar.
"kamu bukan anak kecil lagi mas yang harus dibangunkan segala, malu dong sama Risa, dia saja
bangun sendiri, kok kamu sebagai ayahnya malah bangun kesiangan" jawab ku dengan santai.
"yaudah bikinin aku sarapan, aku mau mandi dulu" kata mas Damar langsung lari ke kamar
mandi.
aku tidak perdulikan ucapan mas Damar, mending aku mengajak putri ku untuk berangkat
kesekolah.
"sayang hari ini kamu berangkat sama ibu yah, ayah kamu masih mandi, nanti kalau telat kamu
nanti di marahi sama ibu guru, tapi ibu ganti baju dulu sebentar yah sayang" kataku mengajak
putriku untuk berangkat sekolah.
"iya bu, cepetan yah bu, takut nanti aku dihukum karena telat" jawab anakku.
aku langsung masuk ke dalam kamar dan berganti baju yang sedikit formal, karena setelah aku
mengantar anakku ke sekolah, aku akan pergi untuk menemui teman ku yang memang berada
satu kantor dengan suami ku. biar saja mas Darman kalang kabut mengurus dirinya sendiri. aku
tidak perduli sekarang.
Setelah anakku sudah sampai di sekolahnya aku pun langsung menuju ke kantor mas Damar,
walau masih pagi aku memang sengaja ke sana karena tidak ingin mengganggu waktu kerja
teman ku, aku sudah menghubunginya dan dia bilang dia akan sampai di kantor dalam 7 menit,
perjalanan sekolah anakku dan kantor mas Damar itu hanya di tempu dalam 5 menit, jadi masih
sempat aku menemui teman ku.
“Dira, akhirnya kamu datang juga, untung aja kamu datang sekarang, soalnya nanti aku gak
punya waktu banyak karena harus meeting di luar. Ada apa? Kamu pasti mau menanyakan
tentang suami mu yah?” tanya Nisa teman ku.
“iya, aku memang sengaja datang pagi karena takut ganggu waktu kamu, eh iya nih, aku mau
tanya tentang mas Damar, sekarang mas Damar jabatan disini sebagai apa? Kok dia punya
sekretaris segala? Kan yang aku tau mas Damar hanya staff biasa, masa iya staff biasa punya
sekretaris sih nis?” aku menanyakan semua yang aku dengar dan aku lihat dengan mata kepala
ku sendiri kepada nisa.
“sabar sabar, aku akan jawab satu-satu pertanyaan kamu. Jadi suami kamu itu sudah di angkat
hampir satu tahun yang lalu jadi kepala devisi keuangan disini, masa sih kamu gak tau? Gak
mungkin deh. Jadi suami kamu juga udah ada sekretaris, dan lebih mencengangkannya lagi
ternyata suami mu itu udah main dibelakang kamu Dir, aku belum sempat ngasih kabar kamu
mengenai ini karena yang pertama aku sibuk banget akhir-akhir ini dan yang kedua aku gak mau
kamu sakit hati dengar ini semua” penjelasan Nisa yang akhir nya aku kaget, dan ternyata selama
hampir satu tahun mas Damar membohongiku mengenai nafkah.
“iya aku tau kok kalau mas Damar punya selingkuhan, aku kemarin ketemu sama mereka di
mall, kalau soal jabatan mas Damar aku baru tau sekarang, karena hampir setiap bulan itu ia
Cuma ngasih aku 1 juta untuk uang dapur” jawab ku dengan berusaha tenang karena di dalam
hati ini merasa emosi karena merasa sudah di bohongi oleh mas Damar.
“loh serius kamu udah tau Dir, kenapa kamu gak bertindak kalau tau suami kamu selingkuh” ujar
Nisa.
“aku baru tau kemarin saat dimall, dan mas Damar juga sudah cerita sama ibu mertuaku tentang
hubungan mereka” kata ku.
“wahh bener-bener suami kamu itu, kok bisa-bisanya dia selingkuh dibelakang kamu, kamu
harus bertindak Dir, kamu jangan mau diselingkuhi begitu aja” kata Nisa.
Setelah berbincang dengan Nisa aku pergi untuk menenangkan fikiran ku dan menyusun langkah
selanjutnya mengenai hubungan ku dengan mas Damar.
Aku pergi di salah satu mall yang ada di kota ku yang dekat dengan kantor mas Damar untuk
berbelanja make up dan pakaian, karena semenjak ibu mertuaku tinggal aku tidak pernah lagi
dibelanjakan oleh mas Damar.
***
Di mall aku belanja banyak mulai dari pakaian yang sedang trand zaman sekarang, mulai dari
baju, celana, perhiasan aku beli semua menggunakan uang hasil dari menulis novel.
Dalam fikiran Dira mungkin mas Damar sedang kalang kabut saat aku gak siapin sarapan, serta
ibu Lasmi dan Desi pasti marah-marah karena saat mereka bangun tidak ada sarapan.
“biarin aja mereka marah karena tidak ada sarapan, mulai sekarang aku gak mau pusing lagi
mikirin mereka, mereka aja gak mikirin aku” gumamku dalam hati.
Saat Dira jalan menuju sebuah toko dia bertabrakan dengan seseorang yang sangat kenal dengan
Dira.
“aduh, maaf kak gak sengaja” ucap Dira nunduk sambil mengambil barangnya yang jatuh.
“ehh, iya kak gak apa-apa, lain kali jangan main hp sambil jalan yah kak” ucap seseorang itu.
“loh kok aku kenal dengan suara itu, tapi dimana yah” gumamku dalam hati.
Dira mendongak ke atas dan melihat siapa seseorang yang ia tabrak, ternyata teman SMA
sekaligus cinta pertama dari Dira yaitu Bagas.
“Mas Bagas" Dira kaget melihat Bagas karena pada dasarnya ia berada diluar negeri untuk
kuliah, maka dari itu Dira dan Bagas harus putus karena tidak mau LDR.

Anda mungkin juga menyukai