TEMA : PENDERITAAN
Tokoh : •Ira
•Ibu Mirna
•Rosa
•Bunga
•Pak Hendro
•Sinta
•Bi Inah
RATAPAN ANAK TIRI
Disuatu Keramaian kota tinggalah sebuah keluarga yang amat Bahagia yaitu keluarga Pak Hendro,
dia mempunyai seorang istri Yang bernama Bu Sari dan seorang anak yang bernama Ira. Tetapi
Setelah Ibu Sari telah lebih dulu meninggalkan mereka berdua untuk Selama – lamanya kebahagiaan
itu berubah menjadi penderitaan Untuk Ira karena ayahnya telah menikah lagi dengan seorang janda
Beranak dua, dia bernama Mirna dan anaknya bernama Bunga dan Rosa. Setiap hari Ira selalu disiksa
dan dicemoohkan oleh Ibu tiri dan Kedua anaknya karena mereka tidak suka kepada Ira. Oleh
Karenanya Ira selalu mendapatkan siksaan dari ibu tirinya selagiAyahnya tidak ada di rumah tetapi
selalu ayahnya ada di rumah dia Bermanis – manisan kepada Ira karena bu Mirna tidak ingin kalau
Ayahnya tahu bahwa ia sering menyiksa anaknya. Terungkap di Suatu hari ayahnya pergi ke kantor
seperti biasa.
Ibu Mirna : Ira.........cepetan kemari ? Tolong ambilkan saya Secangkir Teh ! ( ketika Ibu Mirna berada
di kamar sedang Berdandan ).
Ibu Mirna : Eeeeh.........sayakan sudah bilang kamu jangan panggil Saya Ibu tapi nyonya kecuali ada
ayah kamu, ngerti ?
Ibu Mirna : Bagus........sekarang cepetan kamu ke dapur ambilkan Saya Teh ! cepetan ! lelet amat sih
kamu, heran !
Rosa : Mamah........
Ibu Mirna : Iya disini sayang, ada apa sih pagi – pagi ko sudah Teriak – Teriak ? ada apa ?
Rosa : ayo dong Mah cepetan udah siang nih mau berangkat
Rosa : Bunga....
Bunga : Iya...
Rosa : Kesini !
Ketika mereka sedang diberi uang, datanglah Ira dengan membawa Secangkir teh. Rosa dengan
sengaja menyenggol Ira sehingga Airnya tumpah.
Ibu Mirna : Aduh.......
Ibu Mirna : Maaf... maaf .... lihat nih baju saya jadi basah tahu !Kamu Memecahkan gelas kesayangan
saya ehh dasar kamu Tahu Enggak harga gelas ini mahal tahu beli aja di Amrik.
Ibu Mirna : Aah udah maaf...maaf terus sekarang kamu bersihkan Pecahan gelas ini ! sebagai
hukumannya kamu Bersihkan Semua ruangan ini dan jangan lupa cuci semua piring Dan baju Yang
kotor.
Ibu Mirna : emangnya saya pikirin apa itu urusan kamu ! udah Sekarang Kamu beresin semua ini ! ih
malah bengong lagi Cepetan beresin !
Bunga : Eh kalau kerja tu yang bener jangan lelet ! ( sambil Bunga Mendorong kepala Ira )
Ketika Bunga dan Rosa sampai di sekolah mereka bertemu dengan Sinta di depan kelasnya.
Rosa : Idih emang gue pikirin ! Dia mau mati ke, jungkir Balik ke itu Kan bukan urusan gue ?
Sinta : Lho ko kalian gitu banget sama Ira ! gitu – gitu juga Ira Juga Kan saudara kalian.
Rosa : Biarin, terserah kita – kita dong itu bukan urusan kamu! Awas Kita mau lewat !
Waktu berganti siang ketika Ira sedang mengepel ruang tamu tiba – Tiba Bunga dan Rosa datang lalu
mereka berdua dengan sengaja Menginjak lantai yang telah dipel dengan memakai sepatu yang
Kotor.
Ira : Maaf Bunga, Rosa ! tolong dong sepatunya dibuka ini Kan Sudah dipel.
Bunga : Ih Ros kamu dengar enggak kayanya ada yang Ngomong tapi Dimana ? jangan – jangan disini
ada hantu lagi !
Ira : Bunga tolong dong, saya itu cape
Bunga : Apa.... cape ha... emangnya gue pikirin itu kan Gara – gara Kesalahan kamu sendiri
Ira : Tapi......
Bunga : Tapi apa ? kamu udah pinter ngelawan yah ? Bilangin mama Lo! Udah ah Ros enggak ada
gunanya ngomong sama Orang Tulalit !
Bunga : Ini mah si Ira ngebentak – bentah aku ! katanya Yang tumpah Tadi pagi gara – gara aku ?
Ibu Mirna : Apa ? berani – beraninya ya kamu memfitnah anak saya? ( sambil menjewer telinga Ira )
Ibu Mirna : Maaf...ampun... Saya Sudah Bosan Mendengar Perkataanmu itu, dasar kamu ya anak
enggak tahu diuntung dasar Kamu Anak pembawa sial !
Ibu Mirna : Sudah sekarang kamu lanjutkan pekerjaan kamu ? ( Ibu Mirna Pergi sambil menendang
ember berisi air )
Ibu Mirna : Ini Pah, Ira itu rajin sekali sampai – sampai dia mau Mengerjakan pekerjaan rumah,
padahal sudah mama Larang Tapi dia tetap memaksanya.
Ibu Mirna : Mm....udah dong Pah dari tadi nanya Ira melulu Papakan Cape! Sekarang papa mandi
dulu mama udah siapin Airnya !
Pak Hendro : Ya udah deh mah ! ( dengan penuh curiga Pak Hendro berpikir Mengapa mata Ira
merah seperti udah menangis dan Jarang – Jarang Ira mau mengerjakan pekerjaan rumah )
Ketika Pak Hendro pergi mandi Ibu Mirna mengancam Ira untuk tidak Buka mulut kepada ayahnya
atas semua yang telah dilakukan.
Ibu Mirna : Heh, Ira sudah sekarang kamu pergi mandi sana ! Awas yah Kamu jangan bilang semua ini
pada ayah kamu Mengerti ?
Setelah Beres Mandi Pak Hendro Pun Tidur Sejenak Untuk Mengistirahatkan badan, lalu penyiksaan
terhadap Ira pun terus berlanjut.
Rosa : Sekarang cepat kamu setrika semua pakaian ini aku Mau pergi Sama Bunga awas ya yang rapi,
buruan !
Lalu Ira pun pergi untuk menyetrika baju itu, ketika sedang Menyetrika Ira Selalu Melamun Meratapi
Kehidupan Yang Dideritanya selama ini.
Lalu Ira pun melihat ke arah pakaian yang disetrikanya, ternyata Sudah bolong lalu Ira pun
kebingungan.
Rosa : Lihat nih mah kelakuan si Ira dia telah membuah Bajuku Menjadi seperti ini ?
Ibu Mirna : Aaaah saya sudah bosan mendengar ucapan itu lebih Baik Kamu pergi dari rumah ini !
Ira : Tapi, saya mau tinggal dimana saya tidak punya Tempat lagi
Ibu Mirna : Dimana Saja, Dikolong Jembatan Masih Kosong, Sekarang kamu Pergi dari rumah ini !
(dengan nada marah)
Lalu Ira pun pergi menuju makam ibunya sambil menangis ketika itu Pak Hendro bangun dari
tidurnya.
Pak Hendro : Ada apa ini, kok kayanya ada yang ribut ( tidak ada Yang Menjawab )
Bi Inah : Ini Tuan tadi ada keributan sampai – sampai non Ira diUsir
Pak Hendro : Pantesan, saya sudah curiga sejak dulu, sekarang pergi Kemana Ira ?
Bi Inah : Tidak tau Tuan, dia todak bilang, mungkin dia pergi ke Makam Ibunya ?
Ketika itu terlihat Ira berada di sana sambil menangis ( nyanyi ) Pak Hendro pun datang menghampiri
Ira.
Pak Hendro : Apa benar kamu selama ini sering disakiti ibu tirimu ?
Ira : Iya Pak, selama ini saya sering disiksa oleh ibu tapi Saya Diancam untuk tidak mengatakan
semuanya kepada Ayah.
Pak Hendro : Jadi, benar semua ini nak ! sudah sekarang mari kita Pulang, Kita selesaikan semuanya
dirumah.
Ibu Mirna : Ada apa Pak ? ( Ibu Mirna terkejut ketika melihat Ira Pulang Bersama Pak Hendro )
Pak Hendro : Ternyata kamu mempunyai hati yang busuk lebih dari Yang Saya pikirkan, kamu sudah
menyiksa anak saya dan Mengusirnya ?
Ibu Mirna : Tidak Pak, saya tidak pernah menyiksa apalagi Mengusirnya
Pak Hendro : Diam kau ....! didepan saya kamu bermanis manisan Tapi di Belakang saya kamu lebih
bejat dari seekor anjing !
Ibu Mirna : Apa ? saya tidak terima atas tuduhan semua ini !
Pak Hendro : Saya tahu semua ini dari Bi Inah, karena dia selalu Melihat Penyiksaanmu terhadap
anak saya ! sekarang kalian Pergi dari
Ibu Mirna : Jangan Pak, jangan usir kami, kami tidak punya rumah Lagi !
Ira : Jangan Pak, jangan Usir mereka, walau bagaimana Pun, Mereka tetap keluarga kita. ( sambil
memeluk Mereka )
Ira : Berilah mereka kesempatan untuk merubahnya kalo Ayah Bersikeras untuk mengusirnya saya
akan ikut bersama Mereka.
Pak Hendro : Tuh lihat Mirna ! anak yang selalu kau siksa, masih Berbesar Hati untuk menerima
kamu untuk tinggal di rumah ini !
Baiklah Kalau begitu kalian ku ijinkan untuk tinggal di rumah Ini, asal Kalian bisa merubah sikap
kalian !
Ibu Mirna : Terima kasih Pak, mulai sekarang kami akan merubah Sikap Kami , maafkan kami Ira,
kami memang salah maukah Kau Memaafkan kami ?