Anda di halaman 1dari 14

Scene 1 (Pulang Sekolah)

Rain : “Hey, guys nanti malem main yuk?”

Fara : “Kemana dulu nih?”

Rain : “Udah ikut aja, ketempat yang gak bakalan bikin bosen kok.”

Sindy : “Wah boleh-boleh aku juga gak ada kerjaan dirumah.”

Rain : “Oke guys kita kumpul di depan club superior jam 7 malem ya.”

Sindy : “Sip lah.”

Scene 2 (Club)

Rain : “Nah ini nih tempatnya.”

Fara : “Wah seru nih.”

Sindy : “Udah yuk masuk..”

Setelah hampir 3 jam di dalam club, Mereka bertiga pun mabuk dan setengah sadar ketika
mereka akan pulang.

Scene 3 (di jalan depan club)

Selagi dalam pengaruh alkohol

Sindy : “Seru juga tadi ya guys.”

Fara : “Kapan-kapan balik lagi boleh lah.”

Tiba-tiba Rain tidak sengaja menabrak seseorang karena ia mabuk.

Rain : “Eh kamu punya mata gak sih?!”

Sindy : “Kayaknya aku kenal deh siapa dia. Tapi aku lupa siapa.”

Fara : “Kamu aneh deh sin.”

Rain : “Eh diem aja. Jawab dong. Punya mulut kan.”

Zahra : “Iya maaf,tadi kita kan enggak sengaja.”

Rain : “Ah banyak omong mau ngajak tengkar hah?!”

Nita : “Maafin temenku.”


Fian : “Sudah sudah jangan berteman. Eh salah jangan bertengkar ini juga udah malem.
Pulang sana.”

Fara : “Eh kamu siapa?”

Fian : “Lah gak tau? Aku temen mereka. Kan aku sama mereka jalannya. Gimana sih?”

Sindy : “Udah guys pusing banget nih kepalaku. Pulang yuk.”

Rain : “Awas sampai ketemu lagi.”

Scene 4 (Halaman Sekolah)

Rain dkk melihat Zahra dkk.

Sindy : “Eh stop. Kayaknya pernah liat mereka deh.”

Fara : “Masa sih?”

Aiko : “Eh tunggu,bukannya mereka yang kemarin nabrak aku ya?”

Rain dkk menghampiri Zahra dkk.

Rain : “Eh kalian berdua ikut aku!”

Nita : “Lah ngapain?”

Sindy : “Gak usah banyak tanya,ayo cepet!”

Scene 5 (Belakang sekolah)

Rain : “Apa maksudmu kemarin nabrak aku? Ngajak berantem hah?”

Zahra : “Kan aku udah minta maaf. Tunggu,kamu anak kelas unggulan kan?”

Fara : “Alahh ga penting kamu tanya itu.”

Sindy : “Sekarang kamu jawab, kenapa kemarin kamu nabrak Rain?”

Nita : “Bentar ya maaf sebelumnya. Kemarin kalian mabuk kan. Jadi ya jangan nyalahin Zahra
dong.”

Rain : “Alahhh banyak omong” (mendorong Zahra)

Zahra : “Aduh.... Iya maaf aku salah deh,maaf.”

Rain : “Kamu emang salah!!”

Nita : “Eh jangan kerasin Zahra dong.”


Sindy : “Eh kamu diem aja ya!”

Fara : “Awas sampai kalian ngelaporin kita ke guru!! Kita bakal ngelakuin hal yang lebih dari
ini.”

Rain : “Aku bakal maafin kalian. Tapi.. kalian harus nurutin perintahku.”

Zahra : “Perintah? Apa?”

Rain : “Setiap malam minggu kalian harus ngambil obat kita di taman deket rumahku.”

Zahra : “Obat? Obat apa?”

Fara : “Udah deh,ga usah banyak tanya.”

Sindy : “Banyak omong deh nih.”

Nita : “Oke kita bakal nurutin dan kita gak bakal laporin ke guru asal kalian gak gini lagi ke
Zahra sama aku.”

Rain : “Oke deal.”

Scene 6 (Taman dekat rumah Rain)

Bandar : “Hei bocah kamu Zahra sama Nita ya?”

Zahra : “Iya kami Zahra dan Nita om.”

Bandar : “Eh jangan panggil om,panggil seus aja..”

Nita : “Eh.. iya seus”

Bandar: “Ya sudah ini obat titipan Rain, jangan lupa diberikan ke Rain lho ya!!!”

Zahra : “Iya saya tidak akan lupa kok seus..”

Bandar : “Ya sudah sana,jangan lama-lama disini,daaaa”

Scene 7 (rumah Rain)

Zahra : “Assalamu’alaikum,permisi..”

Rain : “Eh kalian mana obatku?”

Zahra : “Ini obatnya Rain.”

Rain : “Ya udah sana pulang gausah lama-lama disini” (sambil mengambil obat dari tangan
Zahra dengan kasar)
Nita : “Eh itu ada asap-asap apa di dalam rumah mu?”

Rain : “Ah banyak tanya deh, udah sana pulang” (sambil mendorong nita dan zahra keluar dari
rumah Rain)

Selama beberapa bulan, setiap malam Minggu Nita dan Zahra selalu ke taman dekat rumah Rain
untuk mengambil obat titipan Rain. Fian merasa curiga dengan kedua temannya, karena setiap
malam Minggu Fian mengajak untuk pergi selalu tidak bisa. tidak hanya fian yang merasa curiga
pada Niya dan Zahra,tetapi Bu Tyra pun mulai menaruh curiga pula,karena anak didiknya sering
sekali terlihat gelisah,dan nilainya pun mulai menurun.

Scene 8 (kelas Zahra)

Fian : “Eh Zahra, Nita kamu kok beberapa bulan ini setiap malam Minggu aku ajak pergi kok
selalu ennggak bisa sih,kenapa?”

Zahra : “Nggak apa-apa kok” (Dengan gelagat yang aneh)

Fian : “Yakin nggak apa-apa? Kok kamu agak aneh gitu?”

Nita : “Eh aslinya itu aku sama Zahra kalau malam Minggu selalu ke taman dekat rumah Rain
untuk mengambil obat titipan Rain.”

Fian : “hah? Obat? Obat apa? Kok harus kamu yang ngambil?”

Zahra : “Aku juga gatau,kita cuma disuruh sama Rain.”

Fian : “ya udah besok kan pas banget tuh malam Minggu,aku mau ikut kalian ya!?”

Nita : “eh,jangan!! nanti Rain marah ke kita!!”

Fian : “udah deh aku jamin,aku nggak bakal ngapa-ngapain”

Zahra : “ya udah deh,iyaa..”

Keesokan harinya setelah mengambil obat titipan Rain. Nita, Zahra, dan Fian langsung ke rumah
Rain untuk mengantarkan obatnya.

Scene 9 (rumah Rain)

Nita : “assalamu’alaikum”

Rain : “eh tunggu,kamu laki, ngapain ikut-ikutan Nita sama Zahra”

Fian : “terserah aku dong,lagian habis kesini kita mau nonton bioskop.”
Rain : “udah pokoknya besok kamu jangan ikut-ikutan Nita sama Zahra, awas kamu kalo ikut-
ikutan lagi!!”

Fian : “eh mulut mu kok bau alkohol sih?”

Rain : “ah bukan urusan mu, udah sana pulang” (lalu masuk kedalam rumah)

Scene 10 (halaman belakang rumah Rain)

Rain : “eh itu Fian nyebelin banget sih, dia tau kalo mulut aku bau alcohol!!”

Sindy : “ah masak sih, kok dia bisa tau kalo mulut mu bau alkohol?”

Rain : “mana aku tahu..”

Fara : “ya udah sebagai pembalasan besok Senin Sepulang sekolah kita bully aja si Nita sama
Zahra biar tau rasa, ngapain harus ajak si Fian”

Rain : “mantap tuh”

Setelah berdiskusi dalam waktu singkat untuk berdiskusi. Rain, Sindy, dan Fara memutuskan
untuk membully Nita dan Zahra di halaman belakang sekolah.

Scene 11 (kelas Nita dan Zahra)

Rain : “eh kalian berdua ikut aku!”

Nita : “mau kemana??”

Rain : “sudah,jangan banyak tanya kamu!” (Sambil menarik tangan Nita dan Zahra agar mau
ikut dengannya)

Meskipun kelas Nita dan Zahra terlihat sepi, akan tetapi Fian melihat Rain menarik tangan Nita
dan Zahra. Fian memutuskan mengikuti mereka agar dapat mengetahui apa yang terjadi.

Scene 12 (halaman belakang sekolah)

Sindy : “heh kalian bocah pinter eh salah bocah bodoh! Masih aja ganggu kita ya!!!!”

Nita : “emang kita ganggu kalian apa?”

Fara : “gimana sih ini bocah udah salah masih tanya-tanya aja!”

Rain : “kalian tuh udah salah nggak mau ngaku lagi” (sambil memukul meja dengan keras )

Zahra : “kita bukannya nggak mau ngaku tapi kita benar-benar nggak tau salah kita apa!!”

Tiba-tiba Fian datang


Fian : “eh kalian itu ngapain sih? Kok sampai seperti ini? Apa perlu kalian aku aku laporin ke
guru BK atau sekalian ke polisi?”

Rain : “yang harusnya tanya itu aku! Kamu ngapain ke sini?”

Fian : “sudah nggak usah ditutup-tutupi aku sudah tau semua kebiasaan kamu, kamu, kamu”
(sambil menunjuk Rain, Fara, dan Sindy satu demi satu)

Sindy: emang apa kebiasaan kita? Engga usah sok tau deh!!

Fara, Rain: hahaha

Fian: aku sudah tau sejak malam Minggu itu. Sudah mulutmu bau alkohol masih aja konsumsi
pil koplo. Kalian mau mati kapan sih?

Rain: eh sorry ya, aku itu nggak sebodoh itu sampai-sampai konsumsi alkohol sama pil koplo

Fian: eh masih nggak mau ngaku ya!!!

Fara: sok tau banget sih nih bocah!!

Sindy: udah deh kalian mending pergi aja!!daripada kalian makin bikin kita emosi!!

Fian: ya udah aku pergi. Ayo kita pergi Nita Zahra.

Rain: udah sana pergi,dasar gak penting!!

Sindy: sumpah nggak penting kalian itu!!

****

Sindy: gais, gimana ini udah ada anak cupu yang curiga ke kita?

Rain: udah lah biarin aja mereka nggak mungkin bisa apa-apa.

Fara: tapi mereka itu nggak bisa dibiarin!!

Sindy: gimana kalau kita buat mereka nyesel aja?

Fara: kita jebak aja mereka, buat mereka jadi kambing hitamnya. Biar nggak ada yang pecaya
kalau kita pelakunya secara kita anak unggulan gitu loh.

Rain: Oke aku setuju,dan aku udah punya rencana,Jadi gini rencananya

*mereka bertiga merencanakan pembalasan*

(sedang menelpon)
Rain: “halo? Eh zahra ntar kamu sama temen kamu taruh titipanku di tempat biasa ya, jangan
lupa jam 5 sore telat gue hajar lo”

Zahra: iya, iya kita nggak akan telat.

*sementara itu*

(sedang menelpon)

Sindy: “halo selamat siang”

Petugas: “iya selamat siang ini BNN, ada yang saya bisa bantu?”

Sindy: “begini bu, saya tadi mendengar akan ada transaksi narkoba di Jl. Merdeka jam 5 sore
hari ini.

Petugas: “Apakah anda yakin?”

Sindy: “iya saya yakin sekali, saya mendengar pembicaraannya sendiri”

Petugas: “baiklah kalau begitu kami akan mengirimkan tim kami”

Sindy: “baiklah, terimakasih”

Petugas: “sama-sama, selamat siang”

Sindy: “selamat siang”

Rain: “oke tinggal kita tunggu tanggal mainnya”

Fara: “terus sekarang kita kemana?”

Sindy: “pulang aja lah ngerjaiin tugas biar kita punya alibi, rain jangan lupa ganti nomor telpon
lo”

Rain: “santai aja, aku udah beli nomer baru. Nih simpen di kontak, biar gak ada yang percaya
sama mereka”

Fara: oke

Bu tyra semakin curiga pada anak-anak didiknya,dan hingga akhirnya bu Tyra memutuskn untuk
mengikuti Zahra,dan Nita.

Scene 14 (TKP Penyergapan, Jl. Merdeka)


Zahra: “Nit, mana ya rain dan teman-temannya?”

Nita: “gak tau kita tunggu aja bentar, bisanya mereka gak lama kok”
Fian : “haduh perasaan aku kok gaenak ya? “

Dari kejauhan bu Tyra memperhatikan anak-anak didiknya dengan banyak pertanyaan di


kepalanya,karena tidak hanya ada Zahra dan Nita tetapi juga ada Fian.

*tiba-tiba*

Petugas: “kalian bertiga angkat tangan, jatuhkan barang yang kalian bawa dan jangan coba-coba
untuk kabur”

Nita: “ini ada apa ya bu?”

Zahra: “iya ini ada apa ya bu kita nggak ngelakuin kesalahan”

Fian : “ loh lohh kenapa ini bu,bukan muhrim lo bu gaboleh pegang-pegang malu saya”

Bu Tyra sangat terkejut arena anak didiknya tiba-tiba di tangkap oleh beberapa orang dan
langsung berlari menuju anak didiknya.

Bu Tyra : “ada apa ini bu? Mengapa anak-anak saya ditangkap?

Murid-murid : “BU TYRA?!”

Petugas : “ibu siapa?”

Bu Tyra : “ saya guru mereka,bu,dan maaf ibu siapa,mengapa menangkap anak anak saya?”

Petugas: “saya dari kantor BNN,begini bu,lebih baik ibu ikut kami juga ke kantor dan akan saya
jelaskan disana.”

Bu Tyra : “apa? BNN? Baiklah bu saya ikut anda ke kantor”

Scene 15 (di kantor BNN)

Petugas 1 : “udah kalian ngaku aja”

Zahra: “sudah berapa kali kami ngomong bu, kami tidak sedang berbohong”.

Nita :”iyaa kami hanya mengantarkannya. Kami tidak tau apa-apa”

Fian : “iya ibu ini gapercaya deh,kita ini sudah jujur”

Petugas 2 : “siapa yang menyuruh kalian?”

Zahra: “anuu.. rain,fara,sindy yang menyuruh kita,mereka mengancam kita”

Petugas 2 : “siapa Rain,Fara,dan Sindy itu?”


Nita: “mereka teman sekolah kami tapi kita tidak sekelas mereka kelas unggulan dan kita kelas
reguler”

Zahra: “jadi tadi saya ditelpon disuruh membawa titipannya di jalan merdeka”

Petugas 1 : “coba sekarang telpon nomornya”

Zahra: *menelpon rain*

*tuut.. nomor yang anda tuju sedang tidak aktif*

Petugas 1 : “kalian bohong ya?”

Nita: “tidak bu, kami tidak berbohong”

Petugas 2 : “sudahlah kalian harus ditahan sementara dan melakukan tes urine”

Petugas 1 : “ayo ikut saya”

Saat tes urine sedang dilakukan,Bu Tyra dan petugas BNN berbincang-bincang mengenai
muridnya.

Bu Tyra : “ibu,mengapa murid saya ibu bawa kesini?”

Petugas 1 : “jadi begini bu,saya mendapat informasi bahwa ada transaksi narkoba dan anak didik
ibu terbukti membawa narkoba berjenis pil ekstasi,dan mengapa ibu bisa ada di tkp?”

Bu Tyra : “jadi begini bu,saya sudah curiga dengan anak didik saya karena mereka akhir - akhir
ini terlihat gelisah dan juga nilai mereka menurun,hingga akhirnya saya memutuskan mengikuti
mereka hari ini,saya tidak menyangka anak didik saya terlibat narkoba”

Petugas 2 : “tapi kini kita masih menunggu hasil tes urine mereka,apakah mereka positif atau
negatif. Tapi bu,apakah ibu kenal dengan anak yang bernama Rain,Fara,dan Sindy? anak-anak
yang kami amankan mengatakan bahwa mereka hanya disuruh dan di ancam oleh Rain dan
teman-temannya itu”.

Bu Tyra :”Apa? Rain,Fara,sindy? Mereka adalah anak unggulan bu,bagaimana mungkin anak
unggulan melaukan hal seperti itu,nilai mereka pun selalu meningkat,sungguh tidak masuk
akal,karena anak unggulan kami adalah anak yang baik,cerdas,selalu membanggakan sekolah
diajang ajang tingkat kota maupun nasional,mereka tidak mungkin melakukan hal yang bodoh
seperti ini,apalagi narkoba bu.”

Petugas 1 : “ini hasil tes urine murid-murid ibu.”

Bu Tyra :”Negatif bu? Apakah ini benar? Ataukah yang dikatakan tentang mereka disuruh oleh
anak unggulan adalah benar?”
Petugas 1 :”sabar bu,kami harus mencari bukti lain,dan mencari tau siapa yang benar dan salah.”

Petugas 2 :” ibu,apakah mungkin bila ada anak baru yang memasuki kelas unggulan tetapi dari
sekolah lain?”

Bu Tyra: “di peraturan sekolah kami bisa bu,asal mendapat surat rekomendasi dari sekolah asal
dan mengikuti tes seesuai dengan standar kelas unggulan kami,”

Petugas 1 : “Baiklah jika begitu,mari membuat skenario akan ada anggota BNN yang menyamar
menjadi murid pindahan dari sekolah lain dan sudah melalui tes pula untuk masuk ke kelas
unggulan,karena kami harus mengawasi tergugat ini.”

Bu tyra :”ide yang bagus bu,tapi maaf siapa yang akan menjadi anak sma bu?”

Petugas 1 : “iya,siapa ya?”

Bu Tyra : “sebentar,saya lihat lihat muka ibu berdua terlihat masih sangat muda,badannya
mungil pula,sangat cocok menjadi anak sma bu.”

Petugas 2 :”hehe iya bu,kami memang mungil,baiklah saya terima saran anda,bagaimana dengan
kamu?”

Petugas 1:”ehm..saya setuju juga lah,karena saya juga ingin menikmati masa sma saya.”

Bu Tyra :”lalu anak-anak saya yang tertangkap hari ini bagaimana?”

Petugas:”mereka akan ditahan sementara,karena kami masih harus memantau mereka,dan juga
jika mereka keluar mereka bisa saja menyuruh sang pengepul narkoba untuk kabur.

Bu Tyra :”Baiklah bu saya paham,kalau begitu besok saya akan mengurusi administrasi anda.”

Petugas 2 : Baik bu,tolong kabari saya jika sudah siap semua administrasinya.”

Scene 16 (Sekolah)

Bu Tyra : Baik anak-anak, kita baru saja kedatangan 2 murid baru dari kelas unggulan
sekolah lain. Mereka pindah karena harus ikut orang tuanya. Silahkan masuk.

Petugas 1 : Perkenalkan nama saya Nisa.

Petugas 2 : Perkenalkan nama saya Siti.

Petugas 1 : Semoga teman-teman bisa membantu kami untuk beradaptasi di kelas ini dan
semoga bisa akrab juga.
Bu Tyra : Baik silahkan duduk, ibu tinggal sebentar ya, mau ada rapat. Silahkan kalian
belajar bab selanjutnya

Nisa : Hai, kita berdua boleh gabung gak sama kalian?

Fara : Eh iya gabung aja gapapa kok

Siti : Aku denger, katanya ada murid sini yang ketangkep BNN karena pakai narkoba.
Memang bener ya?

Sindy : Iya bener. Mereka itu anak kelas reguler, jadi gak heran deh

Nisa : Kalian kenal gak sama mereka?

Rain : Nggak. Kita gak kenal (jawab Rain cepat). Kalian tau berita itu darimana?

Siti : Beritanya udah kesebar luas, masa ya kita berdua gatau

Nisa : Kurang ahli nih kayanya mereka. Masa bisa sampai ketauan sama guru dan BNN

pula.

Siti : Bener tuh. Kayanya mereka harus belajar sama kita berdua ya Nis supaya aman

Rain : Belajar sama kalian? Maksudnya kalian juga ...?

Nisa dan Siti pun menganggukkan kepala. Sementara Rain, Fara, dan Sindy pun saling pandang
secara bergantian.

Fara : Kalian beneran pemakai? Serius?

Siti : Kenapa memangnya? Kalian pemakai juga?

Sindy :Mmm.. jujur aja sih ya, sebenarnya kita juga pemakai kaya kalian.

Rain : Tapi inget, jangan sampai kalian ngasih tau hal ini ke guru guru.

Nisa : Ya nggak mungkin lah, santai aja kali

Siti : Gimana kalau kita bikin pesta gitu sekali – kali. Nanti kita bisa pakai obatnya

bareng – bareng.

Rain : Wah boleh juga tuh. Gimana kalau malam minggu aja? Sekalian nanti aku yang

ngambil obatnya.

Nisa : Boleh. Dimana tapi?


Rain : Di halaman belakang rumahku aja aman

Nisa : Oke siap.

Scene 17 ( Kantor BNN)

Siti : oke,karena malam minggu besok bakal ada pesta di rumah anak-anak itu,lebih
baik kita segera menilfon polisi untuk membantu penangkapan khusunya untuk menangkap
bandar.

Nisa : iya betul,setuju saya,baiklah jika begitu mari langsung menuju kepolisian saja.

Scene 18 (Kepolisian bagian narkotika)

Nisa : Permisi..

Adza : oh iyaa silahkan masuk bu,ada yang bisa saya bantu?

Siti : oh iya,sebelumnya saya dari BNN kab.sidoarjo,saya ingin meminta bantuan


bapak ibu untuk menangkap bandar narkoba.

Bangkit : apa? Bandar narkoba?

Nisa : jadi begini,kami sedang melakukan penyamaran di salah satu sekolah,dan di


kelas unggulan,malam minggu besok mereka akan mengadakan pesta narkoba,dan kami juga
akan ikut mereka,jadi sebelum mengamankan anak-anak tersebut kami meminta tolong bapak
ibu untuk menangkap bandarnya.

Bait : oh,baiklah bu,kami akan berkoordinasi kebih lanjut dengan atasan saya dan anda
akan segera kami hubungi.

Nisa : jadi begini,kami dari BNN sedang melakukan penyamaran pada anak sekolah
yang menggunakan narkoba,dan kami ingin kepolisian bagian narkotika menmbantu kami untuk
menangkap bandar narkoba mereka.

Adza : Baiklah kami dari pihak kepolisian akan membantu BNN dalam penyergapan.

Scene 18 ( taman dekat rumah Rain )

Petugas BNN yang menyamar menemui bandar untuk mengambil obat yang sudah dipesan. Sang
bandar tidak tahu jika petugas BNN yang menyamar tersebut membawa polisi.

Bandar : Kalian temannya Rain kan?

Siti : Iya, kami berdua temannya.

Bandar : Oke, ini obat pesanan Rain.


Saat terjadi transaksi tersebut, polisi pun datang dan menyergap sang Bandar. Bandar merasa
terkejut tetapi tidak bisa melakukan perlawanan karena telah tertangkap basah.

Polisi : Diam ditempat dan angkat tangan! (sambil menodongkan pistol)

Bandar : Ada apa ini pak? Apa salah saya?

Polisi : Kamu ditangkap karena terbukti mengedarkan narkoba

Bandar : Tidak pak. Saya tidak bersalah

Polisi : Sudah kamu ikut kami ke kantor sekarang dan jelaskan disana

Bandar pun akhirnya ditangkap polisi. Kedua petugas BNN pun segera bergegas ke rumah Rain
sambil diikuti polisi.

Nisa : Hai guys, ini obatnya udah aku ambil

Siti : Yaudah, langsung aja yuk

Saat Rain, Fara, dan Sindy mulai mengonsumsi obat tersebut, polisi pun datang meneyergap
mereka sambil menodongkan pistol, dan diikuti oleh Bu Tyra.

Polisi : Angkat tangan kalian! Kalian sudah tertangkap basah

Rain : Loh pak ada apa ya?

Sindy : Iya pak, apa salah kami?

Polisi : Kalian sudah terbukti mengadakan pesta narkoba dan mengonsumsinya

Bu Tyra : Ternyata yang dibilang oleh Zahra, Nita, dan Fian itu benar. Kalian menyuruh
mereka untuk mengambil obat tersebut. Ibu tidak menyangka kalian seperti ini.
Sudahlah kalian mengaku saja kalau kalian tidak mengaku kalian akan medapat hukuman yang
lebih berat karena kalian berusaha menutupinya dan menuduh orang lain sebagai pelaku.

Rain : baik bu kami mengakuinya jika kami menggunakan obat tersebut. Tapi kami
melakukannya bukan tanpa alasan kami merasa stress akan tugas yang tidak kunjung berhenti
sehingga tidak ada senggang waktu untuk kami beristirahat dan berkumpul dengan teman dan
keluarga kami selalu memikirkan bagaimana kalau nilai saya turun bagaimana kalau orang tua
kecewa.

Sindy dan fara : iya bu, kami mengaku bersalah.

Petugas 1 : baiklah sekarang kalian ikut kami untuk melakukan rehabilitasi.


Lalu Rain, Sindy, dan Fara ikut para petugas ke BNN untuk melakukan rehabilitasi. Beberapa
bulan kemudian Rain, Sindy, dan Fara sudah selesai pada masa rehabilitasinya dan kembali
melakukan kegiatannya seperti biasa. Dan kemudian kehidupan pertemanan mereka berenam
menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai