Anda di halaman 1dari 8

Judul: Gaya Elit Ekonomi Sulit

Tema: Remaja Zaman Sekarang


Alur: Maju
Latar: Rumah dan Sekolah

Penokohan
- Tessa Nurul Sahira sebagai Tisa (Anak perempuan yang sok kaya)
- Muhammad Kholid sebagai Kholid (Anak laki-laki yang sok kaya)
- Rendi sebagai Bapak dari Kholid dan Tisa
- Saputri sebagai Ibu dari Kholid dan Tisa
- Siti Azizah sebagai Siti (teman satu geng Tisa)
- Emilda sebagai Mila (teman satu geng Tisa)
- Annisa sebagai Nisa (teman sekelas)
- Ivan sebagai Ivan (teman sekelas)
- Ana Sakinah sebagai Ana (teman sekelas)
- Nurwinda sebagai Winda (teman sekelas)
- Wina Wiranti sebagai Wina (pacar Kholid)
- Yeniarti sebagai Yeni (Guru)

Sinopsis
Kholid dan Tisa adalah anak yang selalu ingin hidup seperti teman-temannya yang hidup
dengan kekayaan. Ketika ingin sesuatu mereka memaksa orang tuanya untuk memenuhi
kebutuhan mereka itu.

Adegan 1
Ayam berkokok menandakan waktu sudah pagi, ibu bergegas membangunkan Tisa dan
Kholid, agar mereka bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
Ibu: ” Nak, bangun, sudah pagi. Kamu kan sekolah, ayo cepat bangun.”
Tisa: “ Apa sih bu. Ganggu aja orang mau tidur.”
Ibu: “ Emangnya kamu tidur jam berapa?”
Tisa: “ Ih ibu cerewet banget sih.. nanya mulu.”

Setelah bicara ke ibu seperti itu, Tisa lalu melanjutkan tidurnya kembali…
Melihat kelakuan Tisa, ibu hanya tersenyum. Lalu pergi ke kamar Kholid untuk
membangunkkannya.
Ibu: “ Nak, bangun. Sekolah.”
Kholid: “ iya ah.” (Dengan nada agak tinggil)
Ibu: “ Ayo cepat mandi.” (Sambil membuka jendela)

Ibu keluar kamar dan menghampiri Bapak yang sedang duduk sambil minum kopi.
Bapak: “ Anak- anak sudah bangun bu?”
Ibu: “ Sudah pak, bentar lagi juga keluar dari kamar.”
Bapak: “ oh ya sudah, Bapak berangkat ke ladang dulu ya.”
Ibu: “ Iya pak, hati-hati. Ini bekalnya, jangan lupa dimakan ya.” ( Sambil bersalaman dengan
bapak)

Setelah itu, ibu langsung masuk kembali kekamar Tisa. Dan bergegas membangunkannya.
Ibu: “ Tisa, ayo bangun. Udah pukul setengah tujuh nak.”
Tisa: “ Iya, ini udah bangun kok.”
Ibu: “ Abang kamu udah bangun?”
Tisa: “ Mana aku tau, ibu liat aja sendiri.” (Dengan nada agak tinggi)
Setelah itu, ibu pergi ke kamar Kholid untuk membangunkannya.
Ibu: “ Nak?”
Kholid: “ Iya, ini udah.”

Kholid dan Tisa langsung bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.


Tisa: “ Bu, minta uang dong.” ( Ibu mengeluarkan uang dari uang dari sakunya 10 rb)
Ibu: “ Ini nak.”
Tisa: “ Hah, Cuma segini mana cukup bu!”
Kholid: “ Aku juga dong bu.”
Ibu: “ Uang ibu cuma segini nak, kalian bagi dua ya.”
Tisa: “ Ha, bagi dua. Ih malas banget. Lo gak usah jajan aja deh.”
Kholid: “ Tau nih ibu. Mana cukup bagi dua.”
Kemudian Kholid dan Tisa keluar rumah tanpa berpamitan sambil memalingkan muka.
Sesampainya disekolah, Tisa bertemu dengan kedua temannya bernama Mila dan Siti. Dan
kemudian Tisa memanggil mereka…
Tisa: “ Hello guys, good morning, btw hari ini ada tugas gak?”
Siti & Mila: “ Halo, morning juga. Kayaknya gak ada deh.”
Siti: “ Oh iya, kamu hari ini bawa uang lebih gak? Kan soalnya nanti pulang sekolah kita mau
ngumpul bareng.”
Tisa: (Aduh, mana ibu ngasih uang dikit lagi) dalam hati. “ Eh maaf ya guys, aku keknya hari
ini gak bisa deh soalnya ada urusan mendadak juga.”
Siti: “ Oh yaudah deh gapapa.”
Tisa: “ Sorry ya guys.”

Kemudian sore harinya Kholid menelpon pacarnya


Kholid: “ halo, Na, lagi dimana?”
Wina: “ di rumah, kenapa?”
Kholid:” Aku jemput ya.”
Wina:” iyaa.”
Kemudian si anak cowo tadi berangkat ke rumah pacarnya. Kemudian sesampainya di rumah
Wina..
Wina: “ Eh kita nongki di tempat biasanya yuk?”
Kholid: “ Maaf ya, dompet aku ketinggalan dirumah, pake uang kamu dulu gimana?
Wina:” oke deh.”
Setelah beberapa lama mereka ngobrol disana, hari sudah gelap akhirnya mereka
memutuskan untuk pulang. Sesampainya dirumah, ibu bertanya ke Kholid, kenapa malam
banget pulang ke rumah.
Ibu: “ Nak, darimana aja kok lama banget pulangnya?”
Kholid:” Apa sih bu. Kok ngurusin hidup aku terus, aku ini udah besar bukan anak kecil
lagi!”

Lalu bapak datang menghampiri ibu


Bapak: “ Sabar ya bu, namanya juga anak-anak.”
Ibu: “ Iya pak. Ngomong-ngomong gimana tadi di ladang? Banyak juga yang dipanen?”
Bapak: “ Alhamdulillah bu. Cukup juga untuk makan kita hari ini, semuanya dinikmatin aja.”

Adegan 2

Keesokan paginya..
Seperti biasa, ibu masak untuk sarapan sambil membangunkan Kholid dan Tisa.
Ibu: “ Kholid, Tisa cepat bangun udah jam berapa ini, nanti telat pergi sekolahnya.”
Tisa: “ Iya bu, ini juga udah bangun.” (sambil berjalan menuju dapur)

Begitu juga dengan Kholid yang keluar dari kamar dengan raut wajah yang murung dan
duduk dimeja makan sambil memakan sarapan dari ibu. Dan Tisa pun bertanya kepada ibu.
Tisa: “ Bapak dimana, Bu?”
Ibu: “ Oh Bapak tadi udah pergi ke ladang subuh-subuh, soalnya banyak yang harus
dikerjakan.”

Selang beberapa waktu mereka bersiap-siap akhirnya mereka pun siap untuk pergi ke
sekolah…
Sambil mengikat tali sepatu ibu menghampiri kedua anaknya untuk memberi jajan.
Ibu: “ Nak, ini uang 50 rb buat jajan bagi dua ya.”
Dengan cepat kholid mengambil uang tersebut, kemudian mereka berangkat kesekolah.
Sesampainya disekolah, jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Hari ini ada pelajaran Bu
Yeni. Sesampainya Bu Yeni ke kelas para siswa sudah duduk rapi dan memberikan ucapan
salam. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa sebelum masuk ke pembelajaran.
Bu Yeni: “ Selamat pagi, anak-anak? Bagaimana kabarnya hari ini?”
Semua siswa: “ Selamat pagi bu, alhamdulillah baik.”
Bu Yeni: “ Hari ini kita akan belajar mengenai materi “Berbakti kepada kedua orang tua dan
guru”. Baik, sekarang ibu mau bertanya, sudahkah kita berbakti kepada orang tua kita hari
ini?”
Seketika semuanya terdiam sambil merenungi tentang apa yang selama ini mereka perbuat
kepada kedua orang tua mereka. Tetapi tidak dengan Tisa dan Kholid. Mereka memang
memiliki hati yang keras sehingga mereka tidak merasa sedih dan pilu ssdikitpun. Kemudian
Bu Guru kembali menjelaskan materi kepada siswa.
Bu Yeni: “ Guru adalah orang tua kedua di sekolah. Jadi hormati dan hargailah mereka,
laksanakan tugasnya dengan baik begitupun sebaliknya. Janganlah sesekali kalian mrmbantah
kedua orang tua kalian, karena merekalah kalian sampai pada saat ini. Perjuangan dan
pengorbanannya tiada henti untuk membesarkan kalian. Baik, apakah ada yang ingin
bertanya mengenai materi sekarang?”
Ivan: “ Bu, bagaimana kita membalas jasa mereka?”
Bu Yeni: “ Pertanyaan yang bagus. Membalas jasa orang tua itu tidak bisa Ivan. Kalian
sebagai anak belum bisa memberi orang tua jadi cukup hormati dan berbaktilah kepada
mereka dan tunjukkanlah prestasi yang membanggakan mereka. Apakah sudah paham Ivan?”
Ivan: “ Sudah bu, terima kasih.”
Bunyi bel istirahat sudah terdengar. Bu Yeni pun mengakhiri pembelajaran hari ini.
Kemudian semua siswa keluar kelas untuk pergi ke kantin. Di dalam perjalanan menuju
kantin Tisa, Siti dan Mila mengobrol. Tidak lama kemudian…
Siti: “ Eh, Tisa, aku mau nanya? Abangmu pernah jemput pacarnya pakai mobil?”
Mila:” Iya tis, aku ga pernah lho liat abangmu bawa pacarnya pakai mobil, katanya kalian
orang kaya masa mobil aja ga punya?”
Siti: “ Iya juga ya Sa, katanya kamu punya mobil mewah?
Tisa: “ Hm… Bapakku yang pakai mkbil untuk pergi kerja ke kantor, jadi abang aku jemput
pacarnya pakai motor deh. Jangan salah paham dululah.”
Kemudian sesampainya di kantin, Tisa pun bertemu dengan Abangnya yang sedang jajan lalu
dia memberitahu segalanya apa yang temannya bilang tadi.
Tisa: “ Bang, bang. Aku mau ngomong, penting nih! (Dengan nada yang cemas?
Kholid: “ Ada apa Sa emangnya?”
Tisa: “ Gawat bang, temen aku nanya tadi tentang apa kenapa gak jemput pacar abang pakai
mobil? Kok pakai motor katanya kan anak orang kaya. Gitu tadi mereka bilang bang.”
Kholid: “ Yaudah nanti pulang rumah aku mau ngomong sama ibu & bapak!”
Tisa: “ Oke deh bang.”

Sesampainya dirumah Kholid dengan wajah yang murung pergi ke dapur sambil memanggil
ibu.
Kholid: “ Bu …(dengan nada tinggi)
Ibu: “ Ada apa lid? Pulang sekolah kok ngamuk-ngamuk emangnya ada masalah apa? Sini
cerita sama ibu.”
Kholid: “ Bu bilang sama bapak ya, aku mau minta mobil supaya aku gak di ejek-ejek kaya
gini,bu.”
Ibu: “ Astaghfirullah lid. Kenapa kamu minta mobil. Mobil itu mahal banget sedangkan kita
makan aja susah.”
Kholid: “ Aku ga mau tau ya bu. Pokoknya bilang sama bapak.” (sambil masuk kekamar)
Malam telah tiba, ibu berbicara kepada bapak mengenai ucapan kholid tadi.
Ibu: “ Pak, tadi Kholid minta belikan mobil.”
Bapak: “ Apa? Mobil bu? Mobil kan mahal. Gimana kita mencarikannya uang, untuk sehari-
hari saja kita tidak berkecukupan.”
Kholid: “ Aku gak mau tau ya pak, bu! Harus diusahaian beli mobil.”
Bapak: “ Iya nak, nanti bapak sama ibu usahain ya.”

Adegan 3

Semenjak itu bapak dan ibu bekerja keras tanpa mengenal siang & malam. Ibu memikirkan
anaknya ini, hingga semakin hari semakin parah. Nampaknya ibu sakit yang dipendamnya
sendiri. Keesokan paginya, ibu sudah tergeletak di daput dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Kemudian Bapak terkejut nelihat ibu, lalu membangunkannya.
Bapak: “ Bu! Bangun bu!” ( sambil mengguncang tubuh ibu)
Kemudian tak lama kemudian Kholid dan Tisa keluar dari kamar dan mereka juga terkejut
melihat ibu lalu menghampiri ibu.
Kholid: “ Bu, bangun bu. Ibu kenapa Pak?”
Bapak: “ Ibu kalian sudah meninggal nak.” (sambil menangis)
Kholid dan Tisa pun sangat terkejut hingga akhirnya menangis sesegukan melihat ibunya
yang sudah tiada. Tak lama kemudian, Di umumkan kabar duka ini di Masjid bahwa ibu putri
telah meninggal dunia dan akan dikebukan hari ini. Annisa dan Ivan mendengar suara dari
Masjid langsung memberitahu teman sekelasnya.
Ivan: “ Teman-teman, tadi aku denger pengumuman dari Masjid, ada yang ngumumin bahwa
ibu dari Kholid dan Tisa telah meninggal dunia. Kalau gak salah denger. Coba aja tanya
Nisa.”
Nisa: “ Iya bener. Aku juga denger tadi dari Masjid.”
Ana: “ Kalo gitu, sepulang sekolah nanti kita langsung kerumahnya aja ya temen-temen.
Sekalian ngelayat juga.”
Nurwinda: “ Iya, nanti kita kerumahnya ya!”
Sesampainya di rumah kediaman Kholid dan Tisa, mereka juga bertemu Wina yang datang
bersamaan dengan mereka.
Ivan: “ Yang sabar ya Kholid, Tisa. Ikhlasin, ibu kalian udah tenang disana.”
Ana: “ Benar Sa. Yang sabar ya.”
Tak lama kemudian terlihar Bu Yeni juga datang untuk berbelasungkawa atas meninggalnya
ibunda dari Kholid dan Tisa. Bu Yeni langsung memeluk Tisa.
Bu Yeni: “ Yang sabar ya nak. Ibu tau gimana perasaanmu.”
Tisa dan Kholid menangis meratapi kepergian sang ibunda.
Keesokan harinya sepulang sekolah teman-temannya mulai membicarakan tentang Tisa dan
Kholid.
Nisa: “ Eh, kalian salfok gak sih liat rumah Tisa dan Kholid?”
Ana: “ Iya lho, aku aja kaget ngeliatnya. Dari penampilah aja wah banget keliatannya.
Ternyata…”
Siti: “ Aku gak nyangka banget. Pantes aja kami mau main kerumahnya dia gak bolehin.
Banyak banget alasannya, bener gak mil?”
Mila: “ Bener itu Ti, aku rada kaget sih waktu ngelayat kemarin. Mereka bilang punya rumah
yang mewah dan mobil, terus kehidupannya itu kayak wah banget gitu.”
Ivan: “ Iya betul tuh. Aku dengar dari tetangganya , ternyata mereka anak yang suka melawan
orang tuanya dan suka maksa orang tuanya buat menuhin kebutuhan hidupnya yang mewah
itu. Trus terakhir yang kemarin penyebab ibunya meninggal itu karena mereka minta beliin
mobil, jadi ibunya kaget juga.”
Ana: “ Katanya Tisa, udah punya mibil? Kok mau beli mobil lagi sih?”
Ivan:” Itu cuma ucapan dia saja. Kamu juga udah liat kemarin kan gimana kondisinya
mereka? Gak sesuai ekspetasi kita.”
Nisa: “ Iya sih, sumpah aku gak nyangka banget sama mereka berdua.”
Ivan: “ Yaudah teman-teman, lagian ini udah sore juga besok lagi aja ceritanya. Aku pulang
dulu ya.”
Nisa & Ana: “ iya, kami juga mau pulang juga kok.”

Setelah seminggu kepergian ibu, bapak pun menyusul…


Kini Kholid dan Tisa telah kehilang kedua orang tuanya . Hidup mereka pun berubah drastis.
Yang awalnya kebutuhannya tercukupi kini hidupnya berdua tak tentu arah. Baru disinilah
mereka menyadari pentingnya sosok orang tua dalam hidup ini dan juga mereka menyesali
tidak menghargai jerih payah orang tua dan selalu memaksakan keinginan mereka.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai