Disusun Oleh
NIM : 011191014
FAKULTAS KESEHATAN
2019/2020
A. Pengertian Sistem Pendengaran
Telinga merupakan organ pendengaran dan mempunyai peranan penting dalam proses
mendengar dan keseimbangan. Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Telinga Luar: Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai
membran timpani
Telinga Tengah: Terdiri dari membran timpani sampai tuba eustachius, yang
terdiri dari tulang-tulang pendengaran yaitu malleus, incus dan stapes. Tulang
telinga tengah saling berhubungan satu sama lain
Telinga Dalam: Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berbentuk
spiral. Ukuran panjang koklea berkisar 3 cm
Fisiologi Sistem Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh telinga luar, lalu
menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran tersebut. Energi getar yang telah
diamplifikasikan akan diteruskan ke telinga dalam (koklea) dan diproyeksikan pada membran
basilaris, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik
dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius,
lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (Guyton, 2007).
B. Pengertian Vertigo
Vertigo berasal dari bahasa latin ,vertere, artinya memutar merujuk pada sensasi berputar
sehingga menganggu rasa keseimbangan seseorang,umunya disebabkan oleh gangguan pada
sistem keseimbangan. Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness yang lebih ringan
lagi disebut giddiness dan unsteadiness (Finestone,1982).
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari sistem otonom,yang disebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit (Misbach dkk.,2006).
Patofisiologi Vertigo
Menurut Price, S.A (2007) Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen
yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah
susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke
pusat keseimbangan.
Menurut Wilson (2007) Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling
kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di
pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak
tubuh dalam keadaan bergerak.
Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar.
Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
C. Pengertian Otitis
Otitis media adalah infeksi pada telinga tengah yang menyebabkan peradangan
(kemerahan dan pembengkakan) dan penumpukan cairan di belakang gendang telinga. Otitis
media akut biasanya merupakan komplikasi dari disfungsi tuba eustachian yang terjadi selama
infeksi saluran pernafasan atas virus. Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan
Moraxella catarrhalis adalah organisasi yang paling umum diisolasi dari cairan telinga bagian
tengah (Rudi Haryono, 2019).
Otitis media akut merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak, yang disebabkan
oleh infeksi (bakteri atau virus) cairan di telinga tengah. Peningkatan kerentanan pada bayi dan
anak yang masih kecil sebagian disebabkan oleh tuba eustachius yang pendek dan terletak
horizontal, keterbatasan respons terhadap antigen, dan sebelumnya kurang terpajan patogen
umum (Yoon et al., 2011).
Otitis media, infeksi akut telinga tengah, merupakan infeksi bakteri yang paling umum
terjadi pada masa kanak-kanak awal, yang paling sering disebabkan oleh refluks nasofaring atau
disfungsi tuba eustachius.sebagian besar anak mengalami setidaknya satu episode otitis media.
Organisme bakteri lebih mudah berjalan melewati tuba eustachius pada bayi atau anak kecil
dibandingkan pada individu dewasa. Hal tersebut terjadi karena tuba eustachius lebih besar dan
lebih horizontal pada anak, memungkinkan bakteri dan nasoofaring mudah masuk ke telinga
tengah (Smeltzer, 2011)
Salindri, A. (2018). Konsep teori penyakit dengan Otitis Media Akut (OMA). Universitas
Pasundan, 11-29.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.