Anda di halaman 1dari 11

DOIKU SAINGANKU

Karya : Dita Arrizki Maenardi


SCENE 1
TEMPAT KELAS
(Dita, Akira, Rizqiyah, Adit, Ivan, Allisya,Ika, Ratu)
Satria : Adit
Vanessa : Dita
Akari : Akira
Sugeng : Ivan
Linka : Qiyah
Ros : Ika
Bela : Ratu
Virgin : Allisya

Pada pagi hari yang cerah, di ruang kelas sebelas ipa enam, dikisahkan tiga sahabat yang sedang
kebingungan karena hari ini bertepatan dengan ulangan kimia
1Dita : eh kalian udah belajar belum??
1Akira : alhamdulillah sudah sihh
1Qiya : iyaa,,tapi aku masih belum paham yang nomer lima
2Dita : Sini aku bantu
Satria dan Sugeng masuk kelas dan menghampiri meja Virgin, Bela, dan Ros.
Adit : eh iya hari ini kita ada ulangan ya?
1Ivan : haahh!!! Serius hari ini ulangan??
Satria memergoki Virgin yang sedang membuat contekan
Adit : bagi-bagi contekan dong
Ica : ih, apaan sih
2Ivan : Aku belum belajar lagi…gimana klo kita….
Sugeng berbisik kepada Satria, lalu keluar kelas
***
SCENE 2
TEMPAT DEPAN RUANG GURU
(Adit, Siska)
Mengetahui dirinya yang belum belajar, Satria dan Sugeng berinisiatif membohongi guru agar
tidak jadi ulangan dengan cara menelepon Bu Rukmini dan menawarkan hadiah sejumlah uang.

Adit : assalamualaikum
1Siska : ya, walaikumsalam
Adit : selamat pagi, apa benar ini dengan Bu Ruk?
2Siska : ya, saya sendiri
Adit : selamat ibu mendapatkan undian uang tunai sebesar 3 m!
3Siska : 3m? bentar bentar, ini benar untuk ibu Rukmini?
Adit : iya bu, segera diambil uangnya sebelum jam 10 ya Bu
4Siska : oke, makasih
Adit : sama sama
Satria dan Sugeng membalik badan, dan bertemu Akari, Linka, dan Vanessa di sana.
1Ivan : kalian ngapain di sini?
1Akira : bukannya kita yang harusnya nanya ngapain kalian di sini?
Dita : kalau tau ada ulangan itu belajar, bukannya malah bohongin guru
Adit : dasar cewek tukang ngatur!
Dita : daripada kamu, berantakan, nggak jelas, dari dulu, hidup kamu nggak pernah bener tau
nggak!
Sugeng menatap Satrua yang tidak percaya ia sudah dipermalukan perempuan. Satria marah.
Tiba-tiba Bu Rukmini keluar dari ruang guru
5Siska : loh, kenapa kalian masih di sini bukannya ke kelas?
2Ivan : loh, bukannya tadi ibu dapet undian 3M?
6Siska : oh 3M? itu mah kecil, ma ribu ma ratus ma puluh. ayo cepet ke kelas, ibu hitung ya,
kalau sampai kalian telat, hukumannya push up, sepuluh, sembilan, delapan, .....
3Ivan : duh, mampus
Bu Rukmini menghitung terus sampai mereka pergi, diikuti Vanessa, Akari, dan Linka. Tapi
Satria dan Sugeng malah menuju ke arah yang berbeda.
Ivan : mau kemana?
Adit : cabut ah, bosen ulangan
Ivan : Yaudah aku ngikut
****
SCENE 3
TEMPAT : KORIDOR SEKOLAH
(Deflin, Adit, Ivan)
Santoso : Deflin
Ara : Natasya
Satria dan Sugeng berjalan menelusuri koridor sekolah dan berpapasan dengan Santoso dan Ara.
Deflin : Eh kamu mau jadi ketua osis nggak? Ini nih aku ada formulirnya
Satria mengambil satu lembar
Adit : AKU BAKAL BUKTIIN KALO AKU BISA LEBIH BAIK DARI VANESSA !!!!!
Ivan : Kamu mau jadi ketua OSIS Sat? nggak nggak, aku nggak yakin
Adit : (Adit memukul kepala Ivan) Tau ah!
Satria berjalan meninggalkan Sugeng

SCENE 4
TEMPAT : KANTIN
(Andre, Adit, Intan)
Suara bel istirahat berbunyi, Satria berjalan menuju kantin sambil membawa bekal
Adit : good morning pak slamet
1Andre : widih, murid kesayangan bapak dateng juga, morning juga satria
2Andre : bu , ini lho yang bapak ceritakan kemarin
Intan : sapa toh, pak?
3Andre : itu lho yang suka ngasih bekal ke bapak
Intan : oalah, ini toh yang bapak maksud
Adit : bu, pesen geprek satu bungkus ya bu!
Intan : oke, siap satria!
Satria memberikan bekalnya kepada Pak Slamet
4Andre : wah apalagi ini
Adit : seperti biasa, sesuai pesanan bapak
5Andre : (membuka bekal) wha breakfast, thank you peri mach
Adit : pak, saya mau nanya nih. menurut pak Slamet, saya cocok gak jadi ketua osis? saya males
pak, selalu diremehin sama orang-orang. sudah saatnya buat satria untuk buktiin ke mereka
semua
6Andre : harus jujur nih?
Adit : iya lah, pak
7Andre : (Menutup bekal dengan sedikit pukulan) menurut bapak sih sekolah ini butuh
pemimpin yang baik, berwibawa, dan ganteng macam satria
Adit : ah bapak bisa aja
8Andre : pokoknya bapak dukung satria jadi ketua osis di sekolah ini (Sambil merangkul Satria)
Adit : yaudah kalo gitu duluan pak, jangan lupa buat sarapannya (Menghampiri Intan dan
membayar pesanannya)
Adit : makasih ya bu! Assalamualaikum (Melambaikan tangan)
intan dan Andre : waalaikumsalam
**
SCENE 5
TEMPAT : RUANG TAMU
(Arfian, Rafida, Adit)
Sepulang sekolah, Satria masuk rumah dan mendapati ayah dan ibunya yang sedang duduk di
ruang tamu
Adit : mlekom
Arfian : mlekam mlekom, yang bener tuh assalamualaikum. kemana aja jam segini baru pulang?
1Raf : udah jangan dimarahin terus, pak. kasihan anak baru pulang
Adit : satria ada latihan band, Pak.
Arf : kamu ngapain sih main band-bandan, lebih baik ikut marawis kayak tetangga sebelah, tuh
udah manggung dimana mana.
Satria diam sejenak dan mengeluarkan formulir pencalonan ketua osis
2raf : lagi ngeliatin apa sat?
Adit : ngeliatin formulir pencalonan ketua OSIS Bu
arf : siapa mau jadi ketua OSIS?
Adit : (Menoleh ke arah bapak)
3Raf : satria, pak
arf : nih, bapak kasih tahu ya, dalam sejarah keluarga kita, nggak ada yang jadi ketua-ketuaan,
nggak bakat. lebih baik kamu tuh belajar aja, biar nanti bisa jadi pegawai negeri dapat bini cantik
uang banyak
4raf : bapak, sama anaknya kok nggak ngedukung sih
5raf : bang sat, kenapa murung?
Adit : Adit capek bu (Ekspresi sedih dan berjalan menuju kamar)
arf : noh, anak Lo ngambek
***
SCENE 5
TEMPAT : RUANG MAKAN
(Ivon, Dita)
Hari berganti esok. Di sisi lain, Vanessa yang sedang menikmati sarapannya melihat maminya
yang telah siap berangkat ke kantor
1Ivon : pagi nessa
Dita : pagi mi
Ivon : gimana sekolah kamu? mami denger, kamu nyalonin diri jadi ketua OSIS ya.
Dita : iya
Ivon : bagus dong, mami yakin kamu pasti bisa
Dita : kenapa mami bisa bilang gitu?
Ivon : nes, piala-piala di kamar kamu itu udah jadi bukti kalau kamu pasti bisa menang. maaf ya,
mama semalem – (membuka hp)
Dita : kapan sih mami merhatiin Ayla?
Ivon : (Mengangkat telepon) halo?
maaf ya nes, mami pergi dulu
***
SCENE 6
TEMPAT : KELAS
(Adit, Ivan, Qiya, Dita, Akira)
Hari pengumpulan formulir pencalonan Ketua Osis pun tiba, Satria yang duduk di meja belakang
sedang sibuk mengisi formulir
Adit : (Mengisi formulir)
Ivan : lama banget si Sat, cepet, keburu dibalap Vanesa tuh
Adit : udah santai aja, kita udh pasti menang
Ivan : bener juga sih, kan kamu kandidat ter-
Adit : so pasti. oh iya, kamu harus jadi tim sukses aku ya
Ivan : emangnya, kamu udah bikin visi misi belom?
adit : eh iya belum. yaudah sih di pikir nanti aja
Vanessa, Akari, dan Linka beranjak dari bangku dan keluar kelas, tak lama Satria menyusul dari
belakang. Sugeng mencoba menyusul Satria namun ketika ia melewati bangku Vanessa, ia
mendapati buku catatan Vanessa yang berisi visi misinya menjadi calon ketua osis.
Ivan : rejeki anak Soleh nih, visi misi sang pesaing ketat (Mengeluarkan hp dan memfoto buku
tersebut)
****
SCENE 7
TEMPAT : AULA
(Siska, Tristan, Natas, Deflin, Ica, Akira, Ika, Ratu, Dita, Adit, Qiyah)
Pengumuman kandidat akan segera dilaksanakan. Semua siswa- siswi beserta guru berkumpul di
Aula untuk memilih siapa yang berhak menjadi ketua osis tahun ini.Kepala Sekolah mengawali
dengan sambutan.
Tristan : Baik, selamat berkumpul semua siswa siswi sman 11 surabaya, saya sebagai kepala
sekolah merasa sangat bangga melihat antusiasme kalian menyambut pemilihan calon ketua osis
baru tahun ini. dan untuk lebih jelasnya, saya serahkan kepada osis periode tahun lalu.
Natas : baik, kami dari anggota osis akan mengumumkan kandidat calon ketua osis. Kandidat
pertama silahkan memperkenalkan diri
Dita : (Berdiri) Nama saya vanesa, dari 11 ipa 6
Adit : (Langsung berdiri) saya satria, dari 11 ipa 6
Deflin : baik, langsung saja kita mulai, kedua kandidat silahkan naik ke atas
Ketika hendak naik ke atas, Sugeng memberikan sesuatu kepada Satria
Ivan : (Memberi kertas) lo baca ini aja
Adit : tapi gue udah punya
Ivan : udh yang ini aja
Adit : bagus nggak nih?
Ivan : baguslah
Satria membawa kertas yang telah diberi oleh Sugeng dan naik ke atas panggung.
Deflin : pertanyaan pertama, apa kelebihan kamu yang tidak dimiliki pesaing kamu? Satria?
Adit : saya ganteng, vanesa nggak
(Semua siswa-siswi berkata “huuuuuu”)
Deflin : vanesa?
Dita : saya sangat terencana , saya memiliki program yang jelas dan matang, mulai dari
mingguan, bulanan,semester, sampai tahun.
(Semua siswa-siswi tepuk tangan)
Deflin : apakah kamu orang orang yang tepat untuk menjadi ketua osis?
dita : menurut portofolio yang saya punya saya adalah orang yang tepat
(Semua bertepuk tangan)
deflin : satria?
Adit : saya bukan hanya orang yang tepat untuk menjadi ketua osis, tapi juga orang yang paling
tepat untuk menjadi saingan vanesa
(Semua tepuk tangan)
tristan : oke tolong di jawab dengan jujur jika kamu terpilih menjadi ketua osis dalam 10 hari
pertama masa kerja kalian, apa yang akan kalian lakukan? satria?
Sugeng memberi kode kepada Satria untuk membuka kertas yang ia berikan.
Adit : pertama, saya akan membentuk tim kerja yang diisi orang-orang yang kompeten. kedua,
saya akan melaksanakan kegiatan yang sudah ada maupun yang akan kita buat sendiri bersama
tim dan yang paling penting adalah saya dan tim akan menjadi jembatan komunikasi antara
murid dan guru. Terima kasih
Akari melirik Vanessa karena visi misi yang dibacakan Satria sama seperti punya Vanessa
Siska : baik, silakan kandidat kedua
Tiba-tiba seluruh ponsel seluruh siswa berbunyi. Mereka segera membuka notifikasi yang ada di
layar kunci ponsel mereka masing-masing dan mendapati suatu berita yang sangat panas.
Ica : sebentar-sebentar, pada lihat nggak berita dari whatsapp barusan?
1ratu : ternyata, calon ketua OSIS kita yang satu ini adalah anak koruptor?
Vanessa mendengar apa yang mereka katakan. Ia langsung membuka ponselnya dan mendapati
berita tersebut. Ia sangat terpukul dan langsung meninggalkan aula. Di sisi lain, Satria tidak tahu
apa yang sedang terjadi.
****
SCENE 8
TEMPAT : RUANG KELAS
(Adit, Dita, Ivan)
Satria yang sedang duduk di bangkunya tiba-tiba dihampiri oleh Vanessa.
Dita : Dari dulu sampai sekarang kamu emang ga pernah bisa berubah ya, kamu selalu punya
cara utk ngerusak kepercayaan orang lain
Adit : apaan sih aku ga ngerti lo ngmng apaan
Dita : justru aku yg ga ngerti kenapa materi debat kita bisa sama
Adit : hah? Sama?
Dita : kamu juga bayar orang buat milih kamu kan? Itu tuh jijik
Adit : loh aku ga bayar sapa sapa nes
Dita : aku tau sendiri kalau Sugeng sengaja bayar orang untuk milih kamu
Tiba-tiba Sugeng datang
Ivan : widih berduaan nih
Satria langsung menyeret Sugeng dengan kasar
Adit : heh gue gasuka cara kamu geng, lu gapunya otak apa ya? ngambil materinya vanesa terus
lu kasih ke gua, lu mau jelekin gue didepan dia?
Ivan : lu gak jelek kok, lu ganteng
Adit : lu gaperlu bayar orang buat ngevote gw, dan gw gabutuh duit lo
Ivan : suka suka gw lah kan gw pengen lo menang. Kalo lo pengen menang ikutin cara gw!!
Adit : gw lebih baik kalah daripada menang tapi curang
Vanessa pun meninggalkan Satria
Adit : nes! Vanessa!
Deflin : heh heh heh ada apa nih?
Adit : tanya sama dia
Satria menunjuk Sugeng dengan kasar dan segera meninggalkan mereka.
***
SCENE 9
TEMPAT : RUMAH
(Laila, Dita)
Sepulang sekolah, Vanessa duduk di ruang tamu dengan wajah murung. Tiba-tiba Nenek
Vanessa menghampirinya.
1Laila : sayang.... Lagi mikirin apa?
Dita : mikirin mami oma
2Laila : bagaimana kamu bisa dapat jawabannya, kalo kamu tetap saja menghindar
Dita : mami udah ngerusak semuanya, oma. Ayla gak mau lagi ketemu sama mami
3Laila : jangan begitu dong sayang dia kan tetap mamimu
Dita : tapi mama udah ngehancurin semuanya oma. Rencana ayla hancur gara gara mami
4Laila : semua orang pernah bikin salah tapi bagian paling susah adalah memaafkan. dengerin
dulu penjelasan mami. Saat ini dia sangat memerlukan kamu
Dita : iya oma
Vanessa meninggalkan oma dan berjalan menuju kamarnya.
***
SCENE 10
TEMPAT : RUMAH
(Ivon, Dita)
Ketika hendak menuju kamarnya, terdengar suara maminya sedang berkomunikasi dengan
seseorang melalui telepon. Langkah kaki Vanessa berhenti sejenak.
Ivon : tapi opini masyarakat yang dibentuk dari awal itu gimana?
Vanessa datang memeluk maminya dan meneteskan air mata
Dita : maafin vanessa mi
Ivon : mami yang harus minta maaf sama kamu. Mami udah ngecewain kamu. Hey tapi kamu
taukan mami gak pernah ngelakuin itu. Atasan-atasan mami ngelakuin itu tanpa sepengetahuan
mami. Rekening dipindahin, mami gatau
Dita : kenapa mami gak bilang itu tadi malem? kenapa mami diem aja
Ivon : gak bisa nes. Mami mau aman buat kamu. Masa depan kamu masih panjang, kamu masih
muda.
Dita : buat apa vanesa jauh jauh kalo mami sendirian
Vanessa dan Maminya berpelukan sambil meneteskan air mata. Mami sayang kepada Vanessa.
Begitupula Vanessa menyayangi maminya.
****
SCENE 11
TEMPAT : AULA, DEPAN PAPAN PENGUMUMAN

Keesokan harinya, Sugeng mendatangi Vanessa yang sedang duduk di kursi aula sambil bermain
ponselnya
Ivan : nes, gue mau minta maaf sama lo
Kemudian Satria datang menghampiri Sugeng dan Vanessa
Adit : masih berani Lo nampakin diri di depan Vanesa setelah apa yang Lo perbuat?
Ivan : sat, gue minta maaf
Adit : basi!
Dita : gue juga minta maaf karena udah ngerusak persahabatan kalian
Adit : nes, Lo korban di sini, kita yang salah
Dita : di sini, kita sama sama terobsesi, aku yang pingin kuliah ke luar negeri, dan kamu yang
pingin buktiin ke banyak orang kalau kamu nggak serendah itu. (noleh ke sugeng) dan kamu
yang berusaha untuk bantu sahabat tapi sayangnya dengan jalan yang salah.
Ivan : maafin kita nes
Adit : lu kata siapa kita?
dita : gue bakal maafin kalau kalian akur lagi
Adit dan Ivan hanya saling melirik.
Setelah masing-masing calon ketua osis memaparkan visi misinya kemarin, hari ini dilaksanakan
pemungutan suara bagi seluruh warga sekolah untuk memilih siapakah yang akan menjadi ketua
osis pada periode selanjutnya. Semua warga sekolah berkumpul menjadi satu di aula.
Natas : Baiklah, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Kedua kandidat akan kembali diadu
dan pemungutan suara akan dilakukan
Satu Per Satu Murid Memasukkan Kartu Suara
Tristan : baiklah, dengan ini saya nyatakan bahwa ketua osis periode 2019-2020 jatuh pada
Vanessa Anggita
Semua orang bertepuk tangan. Satria dan Vanessa saling bersamaan dengan bapak kepala
sekolah dan ibu guru. Akari dan Linka mendatangi Vanessa dan memberi ucapan selamat. tak
lupa, pak slamet juga turut memberi semangat kepada satria
Adit : nes,selamet yah
Dita : Thank you
Kemudian Ica, Ratu, dan Ika datang
Ica : ehem
Sugeng dan Akari juga mengikuti dari belakang
Ivan : dasar mulut ember! mau ngapain lagi Lo
Akira : justru lo yang mulut ember, main bayar orang buat ngedukung satria, bikin sahabat gue
harga dirinya jatuh di depan banyak orang lagi
ivan : maafin gue dong, gue janji bakal lakuin apapun biar dapat maaf dari lo
dita : lah, kenapa jadinya kalian yang baper sih?
Ica : maafin kita, nes
Tak lama Satria menghampiri
Adit : setelah apa yang Lo lakuin ke dia, dengan mudahnya lo minta maaf?
1Ika : kok malah kamu sat yang sewot?
1ratu : niat kita ke sini untuk undang kalian ke acara party sweet seventeennya Ica, besok
(Semua pemain masuk)
all : kita nggak sekalian nih?
Ica : buset! banyak amat!
***

SCENE 12

TEMPAT: RUANG MAKAN

(Dita, Vanessa)

Keesokan harinya, di rumah, Vanessa dan Dita duduk bersama di meja makan. Mereka terlihat
sedang menikmati sarapan bersama.

Dita: (tersenyum) Hei, kemarin aku sudah melihat berita di internet. Selamat ya, Vanes! Kamu
menjadi ketua OSIS sekarang.

Vanessa: (mengangguk dengan senyum) Terima kasih, Nes. Aku masih belum percaya diri
sepenuhnya, tapi aku akan berusaha yang terbaik.

Dita: (menggenggam tangan Vanessa) Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Aku
bangga menjadi temanmu.

Vanessa: (tersenyum lembut) Terima kasih, Nes. Kamu juga telah memberi dukungan yang
besar padaku. Aku sangat berterima kasih.

Mereka melanjutkan sarapan mereka dengan suasana yang hangat dan akrab.

***

SCENE 13

TEMPAT: RUANG KELAS

(Adit, Sugeng, Ivan)


Di ruang kelas, Adit, Sugeng, dan Ivan duduk bersama di bangku mereka. Mereka terlihat
sedang berbincang-bincang.

Adit: (memandang Sugeng) Gue sebenernya harusnya bilang terima kasih, Geng. Karena kamu
udah mau bantu gue.

Sugeng: (mengangguk) Gak perlu, Sat. Aku tahu kita harusnya berjuang dengan cara yang
benar.

Ivan: (menepuk bahu Adit) Lu udah jadi ketua hati kita, Sat. Biar lu gak jadi ketua OSIS, tapi buat
kita, lu tetep nomer satu.

Adit: (tersenyum) Terima kasih, guys. Aku bersyukur memiliki kalian sebagai teman.

Mereka saling tersenyum satu sama lain, menunjukkan ikatan persahabatan yang kuat di antara
mereka.

***

SCENE 14

TEMPAT: RUANG GURU

(Deflin, Ara, Natas, Siska)

Di ruang guru, Deflin, Ara, Natas, dan Siska sedang duduk bersama untuk membahas masalah
yang terjadi baru-baru ini.

Deflin: (serius) Kita harus menyelesaikan masalah ini dengan bijaksana. Kita tidak boleh
membiarkan konflik ini mempengaruhi suasana di sekolah.

Natas: (mengangguk) Benar. Kita harus memberikan pembelajaran kepada mereka tentang
pentingnya etika, integritas, dan tanggung jawab.

Siska: (setuju) Sepakat. Kita juga harus memberikan dukungan dan bimbingan kepada mereka
untuk memperbaiki kesalahan dan merajut kembali persahabatan yang terganggu.

Ara: (mengangguk) Saya akan mengatur pertemuan antara mereka untuk berbicara dan
menyelesaikan masalah ini secara langsung.
Mereka setuju untuk bekerja sama dalam menangani masalah ini dengan bijaksana dan penuh
tanggung jawab.

***

SCENE 15

TEMPAT: RUANG KELAS

(Satria, Sugeng, Adit, Ivan, Dita, Vanessa)

Beberapa hari kemudian, di ruang kelas, Satria, Sugeng, Adit, Ivan, Dita, dan Vanessa berkumpul
bersama. Mereka terlihat sedang duduk dalam keadaan damai dan bahagia.

Satria: (memandang mereka) Aku ingin mengucapkan maaf atas perilaku dan tindakan saya
sebelumnya. Aku berjanji akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Sugeng: (mengangguk) Kami juga minta maaf atas kesalahan dan kekhilafan kami. Kami berjanji
akan belajar dari pengalaman ini.

Adit: (tersenyum) Dan aku ingin mengucapkan selamat kepada Vanessa atas terpilihnya sebagai
ketua OSIS. Aku yakin kamu akan melakukan pekerjaanmu dengan baik.

Vanessa: (tersenyum) Terima kasih, Adit. Dan aku juga ingin berterima kasih kepada kalian
semua atas dukungan dan pengertian kalian. Kita adalah teman-teman sejati.

Mereka saling tersenyum dan berpelukan, menunjukkan bahwa meskipun mereka pernah
mengalami konflik, persahabatan mereka tetap kuat dan tak tergoyahkan.

***

SCENE 16

TEMPAT: HALAMAN SEKOLAH

(Keseluruhan Pemain)

Di halaman sekolah, seluruh pemain berkumpul bersama untuk merayakan perdamaian dan
persahabatan mereka. Mereka tertawa, berbicara, dan berbagi cerita, menikmati momen
bahagia bersama.
Ketika matahari mulai terbenam, mereka bersama-sama berjalan meninggalkan halaman
sekolah, menandakan bahwa meskipun petualangan mereka di SMA telah berakhir,
persahabatan mereka akan terus berlanjut selamanya.

***

Akhir naskah. Semoga kisah ini dapat memberikan pesan tentang pentingnya persahabatan,
kejujuran, dan perdamaian di antara remaja di masa SMA.

Anda mungkin juga menyukai