Judul : Kebenaran
Lokasi: Kampus
Pemeran Karakter:
1.Maria (Ibu Tasya, Cleaning service, sabar, sayang anak)
2. Tasya (Mahasiswa baru, cuek, selalu percaya diri, tidak malu dengan apa yang dimilikinya)
3. Nasir (cukup tampan alias kaya raya, tukang gosip, ketua geng)
4.Dita (putri orang kaya, sering terpengaruh, anggota geng Nasir)
5. Lutfi (pemimpin kelas, selalu berpikir dewasa)
Kebenaran
Suatu hari di depan Kampus UNISKA, ada Tasya yang merupakan "pendatang baru" dan
ibunya seorang "petugas kebersihan". Mereka baru saja tiba di Kampus. Sebenarnya, tidak ada
yang tahu bahwa ibu Tasya adalah seorang petugas kebersihan di Kampus Uniska. Tasya memilih
untuk tidak memberitahunya karena dia tidak ingin semua orang mengolok-oloknya.
(berdiri, saling berhadapan, berciuman tangan karena akan berangkat kuliah)
Tasya : “Bu, saya mau sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti sore, Bu”
Maria: "Oke, Tasya. Ini hari pertamamu, berjanjilah padaku kamu tidak akan
membuat masalah.
Tasya: "Baik bu, saya janji."
(Tasya menyapa ibunya. Dari kejauhan, ada dua bayangan samar menatap mereka dengan
rasa ingin tahu)
Dita : “Hei, lihat dia. Aku merasa seperti mengenalnya.”
Nasir: "Bukankah itu anak baru? Apa yang dia lakukan dengan petugas kebersihan?
Dita : “Wah ada gosip baru.. Itu ibu dari anak baru adalah tukang bersih-bersih.” (
Nasir: "Mari kita hampiri dia."
Dita : let’s goo…
(Dita dan Nasir berjalan di samping Tasya)
Dita : “Jadi, ibumu seorang cleaning service, kan?
Tasya: "Ha ? memangnya kenapa? Apa ada masalah?
Nasir : “Tentu saja, justru karena itu ibunya seorang cleaning service. Makanya dia harus sadar diri.
Dan ini kampus elit, tidak seharusnya menerima seseorang mahasiswi yang orang tuanya hanya
seorang cleaning service !!”
Lutfi: “Kampus itu tempat belajar ya guys. Tidak peduli apa pekerjaan orang tua kita."
Tasya : "Ya, benar. Tidakkah kamu tahu seberapa keras orang tuamu bekerja untukmu?
Bekerja dari pagi hingga malam untuk membiayai kita supaya kita pintar sebagai penerus
bangsa imi."
Dita : “Yah, kalau dipikir-pikir, memang benar. Mungkin bullying yang kita lakukan
sudah keterlaluan ya guys. Maaf atas apa yang terjadi, Tasya.
Nasir: "Ya, kami benar-benar minta maaf
Dita : “Terima kasih sudah menyadarkan kami.
Luthfi : “sudahlah mulai sekarang kita harus berteman. Jangan ada pembullyan lagi , kita sudah
saling dewasa”
Semuanya: "OKAAAY
Sejak hari itu, mereka selalu bersama. Jika mereka melihat siswa lain menindas orang lain, mereka
akan melindungi mereka. Menghadapi masalah bersama adalah kewajiban mereka, menangis
bersama adalah kewajiban mereka, dan tertawa bersama adalah kewajiban mereka. Tidak peduli
seberapa kaya dia, tidak peduli seberapa terkenal mereka, kita sama. Itulah persahabatan. Semua
untuk satu dan satu untuk semua.