Anda di halaman 1dari 5

Hari ini adalah hari pertama sekolah untuk Maria , karena Maria anak pindahan dari luar

kota lebih tepatnya Jayapura , Papua. Sekolah baru Maria terletak di pusat ibukota
“Garuda Junior High School Jakarta”. Sekolah elit dan di kenal sangat ketat dalam
penerimaan siswanya.

Maria berasal dari keluarga berkecukupan , Ayah nya seorang direktur perusahaan .
Keluarga Maria harus pindah ke Jakarta karena ayah nya harus mengurus perusahaan
kakaknya *paman ku* yang terbengkalai . Tapi setelah urusan ayah ku selesai keluarga
ku akan balik lagi ke Papua.

Bu Alin : ”Selamat pagi anak-anak , hari ini kalian mempunyai teman baru . Silahkan
masuk nak”.

Maria : (sambil masuk ke kelas). “Hai teman-teman nama ku Maria Fitria , biasa di panggil
Maria . Aku pindahan dari Jayapura , semoga kalian bisa berteman baik denganku”.
Nisa : “Siapa bu namanya ? Maria? Jimbabwe kali bu”.(Sambil tertawa)
Bu Alin : “Eh Nisa kamu nggak boleh seperti itu , Maria silahkan duduk di bangku yang
kosong”.
Maria : “Baik bu”.
Bu Alin : “Mari anak- anak kita buka Bab 11 , Baca dulu materinya setelah itu ibu beri
soal”.
Anak-anak : “Siap bu”.
Bu alin : “Jadi ibu akan menulis soalnya di papan tulis , dan yang tahu jawabannya segera
maju kedepan dan tulis jawabannya”.
Maria : (sambil tunjuk tangan) “saya bu”.
Bu Alin : “silahkan maju ke depan , dan tulis jawabannya di papan tulis”
Maria : (berjalan ke depan kelas).”Iya bu”.
Bu Alin : “Wah hebat sekali kamu Maria , jawaban kamu benar”.
Maria ; “Terimakasih bu”.
Bu alin : “Silahkan kamu duduk kembali , dan anak-anak kerjakan halaman 125 sampai
127 . Ibu ada rapat sebentar , nanti kalau sudah bel silahkan istirahat”.
Anak-anak :”Baik buu”.

Kring Kringg *bel istirahat berbunyi*

Nisa : “Eh anak baru , kok di liat- liat lu sok banget ya”.

Maria : “Aku nggak sok biasa aja , sebelumnya perkenalkan nama aku Maria , nama kamu
siapa? (sambil menjulurkan tangan).

Nisa : “Ihh. Nggak usah sok asik deh lu , nama lu jimbabwe kan ? gue dah tau”.(menepis
juluran tangan Maria)

Maria : “Bukan , nama aku Maria”.


Nisa : “Maria ? nggak kebagusan tuh nama? Kulis item , rambut kriwil , badan pendek
kayak anak SD . Nggak cocok buat badan anak kelas 8”.
Maria : “Aku dari lahir udah di ciptaiin begini sama Allah”.
Nisa : “halah , enggak usah sok suci , ngomong nya pake aku kamu lagi”.
Maria pun tidak menjawab pernyataan Nisa lagi , karena dia tahu kalua dia lanjuti tidak
akan selesai-selesai . Makanan pun datang , di sekolah Maria di sediakan Catering bagi
para muridnya , dan tidak di sediakan kantin hanya ada koperasi yang menjual makanan
ringan itupun macamnya terbatas . Makan di adakan di ruang kelas masing-masing .
Ketika para murid sedang menyantap makanan nya tiba-tiba lantai bergetar , dan
berguncang dengan cukup keras . Suasana kelas pun menjadi bising karena siswa siswi
panik. Siswa siswi bingung apa yang harus di lakukan karena tidak ada bimbingan , para
guru ada di lantai paling bawah karena sekarang jam istirahat , sedangkan kelas Maria
berada di lantai 3.
Maria : (sambil menarik tangan nisa) “Nisa awass….”.
Maria : “Teman-teman cepat berlindung di bawah meja , dan berdoa kepada Allah semoga
kita selamat”. (dengan suara yang cukup keras).
Gempa pun berangsur menghilang dalam waktu 30 menit .
Nisa : “Makasih ya Maria kamu tadi udah nyelamatin gue dan temen lainnya”.
Maria : “Eh.. iya sama-sama”.
Nisa : “Gue juga minta maaf soal omongan gw tadi , gue harus nya nggak mandang orang
secara fisik tapi seharusnya dari hatinya”.
Maria : “Iya aku maafin”.

Maria dan Nisa pun berteman baik .

Maria menolong Nisa karena tadi nisa hampir ketiban lemari . Dan Maria tahu bahwa
meja di kelas terbuat dari besi dan kayu jati yang kuat untuk melindungi siswa siswi dari
segala benda yang berjatuhan akibat gempa . Semenjak kejadian itu Maria tidak di bully
lagi dan bersahabatan dengan Nisa.

-tamat-
Teks Drama

Don’t judge
from the cover
Nindhya Triana Putri
26
VIII E

Anda mungkin juga menyukai