Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan gedung perkantoran di kota-kota besar Indonesia yang kian pesat


menjadi magnet tersendiri bagi penduduk Indonesia untuk melakukan urbanisasi
ke kota-kota besar. Termasuk wilayah – wilayah yang berada di pinggir Ibu Kota
seperti kota Depok. Daya Tarik akan ketersediaannya lapangan kerja inilah yang
memicu tingginya arus urbanisasi dan berkaitan pada kepadatan penduduk di
kota–kota besar dan sekitarnya. World Bank memprediksi jumlah penduduk Ibu
Kota pada tahun 2020 mendatang mencapai 16 juta jiwa. Prediksi ini berdasarkan
tingkat pertumbuhan di Jakarta sebanyak 3,7 % per tahun. Sedangkan untuk
wilayah Depok sendiri, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019,
saat ini jumlah penduduk kota depok telah melonjak menjadi 2.254.513 orang.

Selain itu, setiap tahunnya harga tanah di kota Depok mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Sebagai contoh, harga tanah di kota Depok bervariasi dan
terbilang cukup mahal. Untuk kawasan perkampungan, harganya berkisar dari Rp
2.000.000/m² sampai dengan Rp 10.000.000/m². sedangkan dijalan besar seperti
Margonda harga tanah mencapai Rp 20.000.000/m².

Akan tetapi, harga tanah di kota Depok relatif lebih murah dibandingkan
dengan kota-kota besar lainnya seperti di Jakarta. Hal ini merupakan salah satu
alasan untuk menjadikan kota Depok sebagai tempat untuk berinvestasi.

Dewasa ini, penduduk kota Depok merupakan masyarakat modern yang


menuntut mobilitas dengan gaya hidup yang nyaman, memberi kemudahan dan
keamanan dalam menjalankan aktifitas, memerlukan sentra aktifitas yang bisa
menghubungkan kebutuhan bekarja, tempat tinggal, dan hiburan. Oleh karena itu
perancangan apartemen sebagai hunian di kota Depok merupakan pilihan yang
tepat. Selain sebagai hunian, apartemen merupakan property yang menguntungkan
jika digunakan sebagai investasi. Hal ini dikarenakan adanya fasilitas apartemen
yang komplit seperti kolom renang, pusat kebugaran, area jogging, dan harga
sewa apartemen lebih tinggi dari pada rumah.

Disamping kebutuhan hunian, pembangunan mall sebagai tempat kegiatan jual


beli dan refreshing yang menawarkan kenyamanan, kemudahan, kecepatan dan
layanan terbaik merupakan solusi yang tepat untuk menangani tingginya
permintaan kebutuhan hidup, refreshing, dan meningkatkan perekonomian kota
Depok.

Pembangunan pusat perbelanjaan modern atau mall memberikan dampak


tertentu dalam pembangunan kota. Bagi pemerintah sendiri, pembangunan mall
merupakan keuntungan dalam bidang pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak
pembangunan usahanya.

Oleh karena itu, upaya untuk perancangan mix-use building merupakan salah
satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Mix-use building ini
merupakan bangunan yang menghubungkan beberapa aktifitas dan fungsi yang
dirancang secara vertikal. Dengan menggabungkan fungsi hunian dan mall
sebagai penunjang kebutuhan, ada beberapa keuntungan yang dapat diambil.
Beberapa keuntungan tersebut ialah pemanfaatan lahan yang maksimal karena
pembangunan dirancang secara vertikal, mengurangi kemacatan karena penghuni
bias ke pusat perbelanjaan tanpa menggunakan kendaraan, dan hemat waktu serta
biaya. Konsep perancangan mix-use building ini diharapkan bisa menjadi solusi
terbaik untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota Depok.

Selain untuk memenuhi fasilitas masyarakat, dengan perancangan mix-use


building mall dan apartemen juga memberikan keuntungan bagi investor. Hal ini
dikarenakan adanya daya Tarik tersendiri untuk pembelian unit di apartemen,
selain itu retail-retail dan apartement store di mall juga akan diramaikan oleh
penghuni dan pemilik unit dalam apartement tersebut. Dari sudut pandang
penghuni dan pemilik juga akan diuntungkan karena dapat mempermudah
pekerjaan mereka untuk berbelanja dan memberikan fasilitas untuk refreshing dan
bersantai.
Adanya ketersediaan lapangan kerja dan meningkatnya arus urbanisasi
menimbulkan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal dan beberapa
bangunan penunjang kebutuhan seperti mall ataupun pasar tradisonal.

1.2.Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan dalam perancangan mix-use building mall dan apartement


dapat di identifikasikan sebagai berikut.

1. Meningkatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan pembangunan di


kota Depok
2. Kota Depok merupakan pilihan investasi yang sangat menjanjikan
3. Perlunya perancangan bangunan mix-use building untuk pengoptimalan
tata guna lahan
4. Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal di kota Depok
5. Meningkatnya pembangunan guna memenuhi kebutuhan masyarakat

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diuraikan rumusan masalah


sebagai berikut

1. Bagaimana perancangan mix-use building Mall dan Apartement di kota


Depok?
2. Bagaimana penerapan pendekatan arsitektur tropis modern dalam
perancangan mix-use building Mall dan Apartement di kota Depok

1.4.Tujuan

Adapun tujuan dari perancangan yang hendak dicapai, yaitu

1. Menghasilkan rancangan mix-use building Mall dan Apartement di kota


Depok
2. Menerapkan pendekatan arsitektur tropis modern dalam perancangan mix-
use building Mall dan Apartement di kota Depok

1.5.Manfaat

Adapun beberapa manfaat dari perancangan mix-use building Mall dan


Apartement di kota Depok, berikut beberapa manfaat perancangan yang akan di
dapatkan oleh beberapa pihak, yaitu

1. Bagi Penulis
Bagi penulis sendiri, perancangan mix-use building mall dan apartemen ini
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi yang merupakan syarat dari
kelulusan materi Metodologi Penelitian dan Studio Perancangan Arsitektur
IV. Disamping itu, dalam perancangan ini untuk mematangkan
kemampuan mahasiswa dalam penerapan ilmu ilmu yang telah diperoleh
dari perkuliahan sebelumnya.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat perancangan mix-use building mall dan apartemen ini bagi
masyarakat ialah memberikan wawasan kepada masyarakat tentang jenis-
jenis struktur pada bangunan baik bentuk dan tampilannya yang digunakan
dalam bangunan. Selain itu masyarakat juga dapat memahami cara
mengoptimalkan lahan dengan mix-use building secara vertikal. Sehingga
nantinya masyarakat dapat memahami dan menerapkannya ketika
membangun sebuah bangunan.
3. Bagi Pemerintah Daerah
Pemerintah bisa ikut peran dalam mendirikan bangunan yang terkait
dengan pengembangan wilayah yang sesuai dengan tata guna lahan kota.
4. Bagi Akademisi
Bagi akademisi, perancangan mix-use building Mall dan Apartement ini
diharapkan dapat menambah referensi tentang mix-use building.
1.6.Batasan – Batasan

Batasan dalam perancangan sangat dibutuhkan untuk mempersempit ruang


lingkup perancangan. Dengan adanya batasan-batasan ini diharapkan agar
perancangan ini menghasilkan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Berikut merupakan beberapa batasan dalam perancangan mix-use building
apartement dan mall di kota Depok, yaitu

1. Pengguna
Objek yang akan dirancang merupakan penggabungan aktifitas apartement
dan mall. Adapun klasifikasinya, yaitu
a. Apartement
Sasaran pengguna apartement adalah masyarakat golongan menengah
keatas dan pelaku bisnis yang ingin memiliki tempat tinggal menetap
atau sementara di dekat lokasi kerja atau lokasi untuk melakukan
kegiatan sehari-hari.
b. Mall
Sasaran pengguna mall adalah masyarakat golongan ekonomi
menengah keatas dan penghuni apartement dengan seluruh golongan
usia.
2. Fungsi
Objek yang akan di rancang berupa mix-use building mall dan apartement
di kota Depok. Fasilitas yang disediakan dalam bangunan ini antara lain,
yaitu
a. Apartement
Memberikan fungsi sebagai tempat hunian dengan memberikan
beberapa fasilitas bersama yang dapat digunakan oleh seluruh
penghuni apartement dan fasilitas khusus yang diberikan pada setiap
unit dalam apartement tersebut.
b. Mall
Memberikan fungsi sebagai tempat penunjang kebutuhan, antara lain
sebagai tempat berbelanja yang lengkap, praktis, dan juga relative
aman. Sebagai tempat hiburan karena di mall kita dapat menghabiskan
waktu untuk sekedar berjalan-jalan maupun nongkrong di café sambal
menikmati suasana keramaian.
3. Jenis
a. Apartement
b. Mall
1.7.Pendekatan Rancangan
Pendekatan yang digunakan adalah arsitektur tropis modern

Anda mungkin juga menyukai