(Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program
Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya)
DISUSUN OLEH:
LISZA LUKITA
03121006012
DOSEN PEMBIMBING:
DR. JOHANNES ADIYANTO, ST, MT
LISTEN PRIMA, ST, M.Planning
Lisza Lukita; Dibimbing oleh Dr. Johannes Adiyanto, S.T., M.T dan Listen Prima, S.T.,
M.Planning.
Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
164 halaman, 67 gambar, 39 tabel
RINGKASAN
Komunitas muncul dari sekelompok orang yang mempunyai ketertarikan dan minat
yang sama. Di Palembang komunitas berkembang cukup pesat. Perkembangan kegiatan
komunitas tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas yang tersedia. Fasilitas yang ada sekarang
keberadaannya masih kurang memadai dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk
menampung kegiatan komunitas yang sedang berkembang di Palembang. Mengambil lokasi
perancangan di Pusat Kota Palembang, agar menunjang perancangan Pusat Komunitas ini
sehingga dapat di jangkau oleh semua kalangan serta sebagai wadah interaksi dan aktivitas
komunitas yang multifungsi, yakni: seni, hobi, olahraga dan komersil. Agar terciptanya
interaksi, rasa kebersamaan, dan keakraban antar komunitas sehingga diwujudkan dengan
menggunakan konsep Simbiosis dalam Arsitektur oleh Kisho Kurokawa dalam perancangan
Pusat Komunitas ini. Konsep Simbiosis diartikan sebagai hubungan antara dua fungsi atau
lebih, yang dapat berdiri sendiri namun juga dapat berinteraksi antar sesama dan dapat saling
menguntungkan. Filosofi Simbiosis yang diambil yaitu Intermediary Space (Ruang Antara)
yang di implementasikan pada perencanaan gubahan massa, fasad bangunan serta tata ruang
luar dan dalam pada Pusat Komunitas di Kota Palembang. Dengan memperhatikan kebutuhan
dan aktifitas serta kenyamanan yang optimal yang kemudian diwujudkan dalam penggunaan
ruang-ruang yang ada serta mengolah sirkulasi yang efektif dan efisien. Sehingga dengan
adanya sebuah Pusat Komunitas ini akan semakin meningkatkan kualitas komunitas yang ada
di kota Palembang.
Lisza Lukita; Supervised by Dr. Johannes Adiyanto, S.T., M.T and Listen Prima, S.T.,
M.Planning
Department of Architecture, Faculty of Engineering, Sriwijaya University
164 pages, 67 pictures, 39 tables
SUMMARY
Community develops from a group of people who have an affinity and common
interests. In Palembang, community is growing rapidly. The development of community
activities are not following by the facilities available. Amenities current whereabouts is still
inadequate in providing facilities and infrastructure to accommodate the growing community
activities in Palembang. Taking design locations in Center of Palembang City, in order to
support the Community Center's design so that it can be reached by all people as well as a
forum for interaction and community activities such as: arts, hobbies, sports and commercial.
In order to create interaction, a sense of togetherness and familiarity among the communities,
the concept is Symbiosis in Architecture by Kisho Kurokawa in the design of this Community
Center. Symbiosis concept is defined as a relationship between two or more functions, which
can stand alone, as well as interacts with each other and be mutually beneficial. Symbiosis
taken that philosophy Intermediary Space are implemented on a mass composition planning,
building facades and spatial planning outside and inside the Community Center in the city of
Palembang. By paying attention to the needs and activities as well as optimal comfort which
then manifested in the use of existing spaces and circulation process is effective and efficient.
So with the existence of a Community Centre will further improve the quality of existing
communities in the city of Palembang.
Komunitas muncul dari sekelompok orang yang mempunyai ketertarikan dan minat
yang sama. Di Palembang komuritas berkembang cukup pesat. Perkembangan kegiatan
komunitas tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas yang tersedia. Fasilitas yang ada sekarang
keberadaannya masih kurang memadai dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk
menampung kegiatan komunitas yang sedang berkembang di Palernbang. Mengambil lokasi
perancangsn di Pusat Kota Palembang, agar menunjang perancargan Pusat Komunitas ini
sehingga dapat di jangkau oleh semua kalangan serta sebagai wadah interaksi dan akivitas
komunitas yang multifungsi, yakni: seni, hobi, olahraga dan komersil. Agar terciptanya
interaksi, rasa kebersamaan, dan keakraban antar komrmitas sehingga diwujudkan dengan
menggunakan konsep Simbiosis dalam Arsitektur oleh Kisho Kurokawa dalam perancangan
Pusat Komunitas ini.'Konsep Simbiosis diartikan sebagai hubungan antara dua fungsi atau
lebih, yang dapat berdiri sendiri namun juga dapat berinteraksi antar sesama dan dapat saling
menguntungkan. Filosofi Simbiosis yang diambil yaitu Intermediary Space (Ruang Antara)
yang di implementasikan pada p€rencanaan gubahm Bassa, fasad bangunan serta tata ruang
luar dan dalam pada Pusat Komunitas di Kota Palembang. Dengan memperhatikan kebutuhan
dan aktifitas serta kenyamanan yang optimal yang kemudian diwujudkan dalam penggunaan
ruang-ruang yang ada serta mengolah sirkulasi yang efektif dan efisien. Sehingga dengan
adanya sebuah Pusat Komunitas ini akan semakin meningkatkan kualitas komunitas yang ada
di kota Palembang.
Meryetujui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Ph.
NIP. 19581220198503 1002
ffii
ABSTRACT
Lukita, Lisza "Planning and Designing PalembangCowmunity Cenler"
Depatment of Architecture, Faculty of Engineeting, Sriwiiatra University
Palembang-Prabumulih Km 32 Indralaya'Ogan Itir
lisral ukita@yahco.qolo
Comnt*ity develops from a group of people wha htne an affmity and comman
interests. In Palembang, community is growing raptdly. The development at community
activities are not following by the facilities available. Amenities cw. eilt whereabouts is srill
lnadequate tn providtngfactltties and infrastrueture ta accommodate the gruswing commanity
activities in Polembang. Taking design locations in Center of Paleubang City, in order to
supporl the Commtmity Center's design so that it can be reached by all peaple os well as a
foiumfar interactlon (md eon t tuntty aetivities swh as: arts, hobbies, sparts urd eammercial.
In order to creote inteyaction, o sense af ngUherness andfamiliarity among the communities,
the concept is Syrnliosis in Architecture by Kisha Kurokqwa in the design af this Community
Ccnter. iymbiosis coneept is defined as a relationship between twa or more frmctians, whieh
csn stand alone, as $all as interacts v,ith each other and be mutually beneficial. Symbiosis
taken thot philosophy Intermediary Space ore implemented on a rrntss composition plonning,
buildtrigfacades and spatial planning outside and inside the Cammwtity Center in the city of
Palemiang. By paying attentian to the needs and activities as well as optimal camlort which
then manifested in the use of existing spcrces and circulation process is ffictive and efficient.
So wtth ihc efistcnee al a Community Ceiltre will fu*her improve the quality of existing
communities in the city af Palenbang.
Accepted by,
Head of Departotepl Architeeture
Sriwijaga Univercity
HALAMAN PENGESAHAN
Oldt:
Lisrr Lukita
tu}tr Gttr110ffi012
;L
Dosen Pembimbing Docen Pembimbing 2
Mengehhui,
Ilekan Fekultas Teknik
HALAMAN PERSETUJUAN
Penguji Karya Tulis Ilmiah Fakultas Teknik pada tanggal4 November 2016'
G
Dosen Penguji:
2.
1.
Primadella, S.T., M.T.
NrP. 1983091 82008012003
Dosen Pembimbing:
Mengetahui,
; m";ti*as sriwijaya
r:.i
f
'.ii
,."j
i:l
il:.
i:,
i.
LEMBAR PENGESAHAN
i.
,:,:
',
Oleh:
Lisza Lukita
NrM.03121006012
Palembang, November2016
Menyetujui,
NIP. 195812201985031002
Mengetahui,
Ketua ProgrmQtgli Teknik Arsitektur
Sriwijaya
zr090/0tztso'I^trN
?fi.rltrFTrusm
gl0z requeaoN (BdclB.rpul
'rmdedels lr"p rruc$pd
upu eduel rrup Jsp?s rrsupee{ ur?lep }enQ e,(es pt ueup,(urad 'ual4luleq
'Uorltn Eulpuodsauoc)
rsuepuodsarc4 qlnusd pEuqes Eurqrulqued ue:lleduleueru >lnttm n[nps ules
1ul snsu{ uml?11 'el(ss ueplleued e,fto1 uulsurytqndueu rypp mqs] n1es u)fe&t.
urel?p ullqede Truepu>p ueEultuedsl {nlun efes uurqleusd FseI{ ue>llse>luqnduletu
{ntun a(efirnpg sp$srellun uep Eurqulqured epede>1 uFI rru>pequle6
'Ewquqea
sloy 1p sv1rurulo)psnd uu8uecuen4lr?p uutsupcuand : Inpnf
zr0900tzlg0 : I^{IN
slHn'I?zsl'I : SIIIBN
:lr{ rlumoqlp uuftra epmgeg ftma
ISYXITtrOd NvffOIflSf,fld TIYVJ.YANUfld NYfitYTYE
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas petunjuk, rahmat serta karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Perencanaan
dan Perancangan Pusat Komunitas di Kota Palembang” ini sebagai salah satu syarat
kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Arsitektur
Universitas Sriwijaya.
Penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Allah SWT karena izin-Nya lah penulis dapat membuat laporan ini.
2. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan
dorongan.
3. Bapak Ir. Ari Siswanto, MCRP, PhD, selaku Ketua Jurusan Teknik
Arsitektur Universitas Sriwijaya.
4. Bapak Dr. Johannes Adiyanto, ST, MT dan Ibu Listen Prima ST,
M.Planning, selaku pembimbing saya selama proses penulisan laporan
perancangan tugas akhir ini, terima kasih atas semua bimbingan dan ilmu
yang sangat bermanfaat.
5. Seluruh Dosen-dosen dan tata usaha di Program Studi Teknik Arsitektur
Universitas Sriwijaya.
6. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat di Arsitektur Unsri, ardina, hani,
desi, melati dan ajeng.
7. Teman-teman se-arsitektur seperjuangan, terkhusus angkatan 2012.
Universitas Sriwijaya
ii
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menjadi bahan diskusi untuk perbaikan. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Lisza Lukita
Universitas Sriwijaya
iii
DAFTAR ISI
Abstrak
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Daftar Gambar ................................................................................................. vi
Daftar Tabel .................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan ................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 5
1.7 Kerangka Berpikir .................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
2.1. Definisi dan Pemahaman Proyek .......................................................... 7
2.2. Pedoman Proyek ................................................................................... 15
2.4. Tinjauan Fungsional .............................................................................. 26
2.4.1. Aktivitas ......................................................................................... 26
2.4.2. Fasilitas .......................................................................................... 36
2.3. Studi Preseden (secara fungsional dan tematik) .................................... 55
BAB III METODE PERANCANGAN ........................................................ 72
3.1. Pentahapan Kegiatan Perancangan ....................................................... 72
3.1.1. Pengumpulan Data Penunjang Perancangan .................................. 72
3.1.2. Analisa Pendekatan Perancangan ................................................... 74
3.2. Elaborasi Tema Perancangan ................................................................ 80
Universitas Sriwijaya
iv
Universitas Sriwijaya
v
Universitas Sriwijaya
vi
DAFTAR GAMBAR
Universitas Sriwijaya
vii
Universitas Sriwijaya
viii
Universitas Sriwijaya
ix
DAFTAR TABEL
Universitas Sriwijaya
x
Universitas Sriwijaya
xi
DAFTAR BAGAN
Universitas Sriwijaya
1
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Latar Belakang
Pendekatan Perancangan
INTERMEDIARY
Filosofi ‘Simbiosis’ oleh Kisho
Kurokawa. SPACE
Universitas Sriwijaya
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
8
b. Pengertian Perancangan
Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah
ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses:
mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk
pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata
lain adalah pemogaman, penyusunan rancangan (John Wade, 1997).
tertentu pula, dimana kelompok itu dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
dilingkupi oleh perasaan kelompok serta interaksi yang lebih besar di
antara para anggotanya.
George Hillery Jr (dikutip oleh Fredian Tonny, 2003:23) pernah
mengidentifikasi sejumlah besar defenisi, kemudian menemukan bahwa
kebanyakan defenisi tersebut memfokuskan makna komunitas sebagai the
common elements of area, common ties, dan social interaction.
Kemudian, George merumuskan pengertian komunitas sebagai “people
living within a specific area, sharing common ties, and interacting with one
another” (orang-orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dengan ikatan
bersama dan satu dengan yang lain saling berinteraksi).
Sementara itu, Christensson dan Robinson (seperti dikutip oleh Fredian
Tonny, 2003:22) melihat bahwa konsep komunitas mengandung empat
komponen, yaitu people, place or territory, social interaction, and
psychological identification.
Sehingga kemudian mereka merumuskan pengertian komunitas sebagai
”people the live within a greographically bounded are who are involved in
social interction and have one or more psychological ties with each other an
with the place in which they live” (orang-orang yang bertempat tingal di suatu
daerah yang terbatas secara geografis, yang terlibat dalam interaksi sosial dan
memiliki satu atau lebih ikatan psikologis satu dengan yang lain dan dengan
wilayah tempat tinggalnya). Komunitas yaitu yang menunjuk pada bagian
masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan
batas-batas tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi
yang lebih besar di antara anggotanya, dibanding dengan penduduk di luar
batas wilayahnya.
Ada banyak definisi yang menjelaskan tentang arti komunitas. Oleh
karena itu, definisi komunitas yaitu pertama, terbentuk dari sekelompok
orang. Kedua, saling berinteraksi secara sosial di antara anggota kelompok
itu. Ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Bentuk-bentuk Komunitas
Menurut Wenger (2002), Komunitas mempunyai berbagai macam bentuk dan
karakteristik, diantaranya:
1. Besar atau Kecil
Beberapa komunitas hanya terdiri dari beberapa anggota atau bahkan
terdiri dari 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota tidak menjadi
masalah, meskipun demikian komunitas yang mempunyai banyak
anggota biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan wilayah atau sub
topik tertentu.
2. Berumur Panjang atau Berumur Pendek
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
tidak diijinkan
- Di kawasan wisata tidak diijinkan
Universitas Sriwijaya
18
KRITERIA KETERANGAN
Universitas Sriwijaya
19
program sosial, kabag dan staff tata usaha, kabag dan staff
operasional, kabag dan staff personalia, kabid kegiatan olahraga,
sanggar dan kursus (kabid, administrasi, pelatih dan pegawai loker)
Pengelola servis merupakan kelompok yang memelihara kenyamanan
dan kenyamanan Pusat Komunitas terdiri atas mechanical electrical,
cleaning service, karyawan lansekap, perawatan bangunan, satpam
dan petugas parkir.
c. Penyewa
Yaitu pelaku yang menyewa tempat untuk mengadakan suatu pertunjukan,
acara, kompetisi (untuk kegiatan berkala) dan pelaku yang menyewa tempat
retail. Penyewa terdiri dari remaja dan masyarakat umum.
Universitas Sriwijaya
20
restoran jadi lebih ramai dengan adanya bioskop, demikian juga sebaliknya. Namun
keduanya juga dapat berjalan sendiri.
Simbiosis merupakan suatu konsep yang lahir dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman, yang pada satu sisi menuntut adanya suatu
kemudahan dalam menjalankan aktifitas dari pengguna dan pada sisi yang lainnya
menuntut kreatifitas dari seorang perancang dalam mewujudkan kenginan dari para
pengguna dengan cara menciptakan suatu desain arsitektural yang
mengkombinasikan beberapa poin yang terkandung dalam konsep Simbiosis.
Arsitektur Simbiosis mencari suatu nilai intisari antara budaya yang berbeda,
faktor yang saling berlawanan, elemen yang berbeda dan dituntut untuk
mengolahnya dengan menciptakan suatu ruang penengah, menggunakan permainan
material dan usaha lain sebagainya agar konflik tersebut justru menjadi hal yang
positif bagi rancangan yang akan dibuat. Simbiosis dapat dilakukan dalam segala
dimensi seperti yang dikutip dari Kisho Kurokawa dalam bukunya Intercultural
Architecture – The Philosophy of Symbiosis; simbiosis antara manusia dengan
alam, simbiosis antara ilmu pengetahuan dan seni, simbiosis antara public dan
private, simbiosis antara industri dan masyarakat, simbiosis antara kuat dan lemah
(mayoritas dan minoritas), simbiosis antara suatu bagian (part/individu) dengan suatu
kesatuan / keutuhan (whole) dan banyak hubungan simbiosis lainnya yang dapat
diterapkan pada objek rancangan.
Men-simbiosis-kan beberapa hal yang berbeda bukan berarti menyatukan
perbedaan-perbedaan tersebut, karena pada dasarnya perbedaan tidak dapat
disatukan, namun dapat diterima sehingga menghasilkan sesuatu baru, karena Teori
Simbiosis bukanlah sebuah teori dominasi, dimana yang terkuat dari dua elemen
bertentangan memimpin yang lemah. Sebaliknya adalah sebuah percobaan untuk
menemukan elemen-elemen dasar atau aturan-aturan tanpa menghapus oposisi antara
elemen-elemen tersebut. Filosofi simbiosis menghancurkan dualisme.
Universitas Sriwijaya
21
A. UNSUR-UNSUR SIMBIOSIS
Ada dua unsur yang paling penting dari simbiosis, yaitu konsep “sacred
zone” dan “intermediary space” kedua unsur inilah yang merupakan hal yang
diperhatikan dalam pembentukan simbiosis.
“With the concepts of sacred zones and intermediate space as its source, the
philosophy of symbiosis is clearly distinct from all previousphilosophies. It opens
our eyes to the horizon of a new world” (Kisho Kurokawa - Intercultural
Architecture – The Philosophy of Symbiosis)
“Dengan konsep zona suci dan ruang perantara sebagai sumber, filosofi simbiosis
jelas berbeda dari semua filsafat sebelumnya. Ini membuka mata kita untuk
cakrawala dunia baru.”
a) Sacred zone
“In the age of life, the movement will be from dualism to the philosophy of
symbiosis. Symbiosis is essentially different from harmony, compromise,
amalgamation, or eclecticism. Symbiosis is made possible by recognizing
reverence for the sacred zone between different cultures, opposing factors,
different elements, between the extremes of dualistic opposition.”
“Sepanjang hidup, pergerakan akan berasal dari dualisme ke filsafat simbiosis.
Simbiosis ini dasarnya berbeda dari harmoni, kompromi, amalgamasi, atau
ekletisme. Simbiosis ini dimungkinkan oleh penghormatan untuk zona suci
antara budaya yang berbeda, faktor berlawanan, unsur yang berbeda, antara
pertentangan dualistik yang ekstrim.”
Keberadaan sacred zone adalah konsep kunci dalam mendiskusikan arti
yang lebih dalam lagi dari simbiosis. Simbiosis sebisa mungkin dibuat dengan
menanamkan rasa hormat pada sacred zone (zona suci) antara faktor-faktor
oposisi, elemen-elemen yang berbeda dan kebudayaan yang berbeda.
“The philosophy of symbiosis, on the other hand, seeks to recognize the
respective sacred zones of different cultures.”
“Filosofi simbiosis, di sisi lain, berusaha untuk mengenali zona suci masing-
masing budaya yang berbeda.”
Universitas Sriwijaya
22
Sacred zone dimiliki oleh suatu individu atau tradisi budaya sebuah
wilayah namun harus dihargai dalam kelangsungan proses simbiosis karena
setiap negara, wilayah, memiliki sacred zone dengan kebudayaannya masing –
masing. Intinya dalam simbiosis tidak ada peleburan antara dua nilai yang
berbeda kedalam suatu nilai yang baru. Karena dalam simbiosis, nilai-nilai asli
suatu sacred zone tetap dipertahankan untuk melindungi keanekaragaman budaya
dan mendukung keberagaaman tersebut.
“Protecting the diversity of life means protecting the diversity of culture,
and supporting that diversity. A symbiotic order is an order in which we
recognize others' differences and their sacred zones, and compete on that basis.”
“Melindungi keanekaragaman kehidupan berarti melindungi keragaman
budaya, dan mendukung keberagaman itu. Perintah simbiotik adalah perintah
dimana kita mengenali perbedaan orang lain dan zona suci mereka, dan bersaing
pada dasar.
b) Intermediary Space
“The second condition necessary to achieve symbiosis is the presence of
intermediary space. Intermediary space is so important because it allows the
tow opposing elements of a dualism to abide by common rules, to reach a
common understanding.”
“Kondisi kedua yang diperlukan untuk mencapai simbiosis adalah
kehadiran ruang perantara. Ruang perantara begitu penting karena
memungkinkan unsur-unsur yang berlawanan menarik dualisme untuk mematuhi
aturan umum, untuk mencapai pemahaman bersama.”
Intermediary Space atau ruang penengah, memiliki pengertian tentative
dan bersifat dinamis yaitu pembentukan zona sementara antara dua elemen yang
bertentangan. Dapat juga dikatakan sebagai zona ketiga yang dibuat untuk
memenuhi tujuan menengahi kedua elemen tersebut. Kurokawa memberi contoh
tentang penerapan intermediary space pada budaya jepang, dapat kita temui pada
rumah jepang yang bergaya sukiya.
Universitas Sriwijaya
23
B. FILOSOFI SIMBIOSIS
Simbiosis (1991) adalah hubungan saling membutuhkan (kurokawa,
intercultural architecture). Simbiosis sebagai tatanan dunia baru harus benar-benar
digunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan antara dua elemen dasar yang
berbeda yang saling eksklusif.
Filosofi simbiosis dalam arsitektur dijabarkan Kurokawa secara mendetail
dalam bukunya Intercultural Architecture – The Philosophy of Symbiosis (1991).
Arsitektur simbiosis sebagai analogi biologis dan ekologis memadukan beragam hal
kontradiktif, atau keragaman lain, seperti bentuk plastis dengan geometris, alam
dengan teknologi, masa lalu dengan masa depan, dll.
Universitas Sriwijaya
24
Symbiosis of History and Present (Simbiosis Masa Lalu dan Masa Depan)
Turunan dari diachronicity yang merupakan symbiosis waktu (lampau
sekarang dan depan). Prinsip ini berusaha melihat masa lampau dengan sudut
pandang filosofi simbiosis. Sejarah digambarkan dalam suatu simbol/
lambang, elemen arsitektural berupa nilai, ide, aesthetic, religions yang
nantinya ditransformasikan pada masa sekarang dalam bentuk dan juga
makna baru. Bentuk keinginan dari Kisho Kurokawa untuk menggabungkan
Universitas Sriwijaya
25
gaya Jepang yang sudah menjadi tradisi dengan unsur modern saat ini. Unsur
tradisional banyak diterapkan pada interior, sedangkan unsur modern dapat
dilihat dari penggunaan bahan (beton) dan pada penggunaan teknologi
canggih yang mendukung pementasan teater. Kedua hal ini membuat
pengunjung merasa berada dalam ruang di masa lampau dengan melihat
pertunjukkan dari masa depan.
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
30
Komunitas Sinematografi
Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi sangat dekat
dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai
genre seni. Komunitas Sinematografi yang ada di Palembang yaitu Bangku
Merah, Sriwijaya Sinematrik, Komunitas Film Palembang, Videografi Unsri.
Komunitas Cosplay
Cosplay termasuk dalam bagian kebudayaan Jepang yang menekankan
pada penampilan seseorang sebagai tokoh dalam manga, anime, tokusatsu,
video game, film-film fantasi, dan lainnya. Komunitas Cosplay yang ada di
palembang diantara nya adalah Palembang Cosplay Community, Arucosuto,
Ampera Otaku Art Cosplay.
Komunitas Modelling
Modelling merupakan peragaan nusana. Peragaan busana merupakan
ajang kegiatan untuk memperkenalkan sebuah karya dari seorang perancang
busana kepada masyarakat umum. Peragaan busana adalah suatu rangkaian
kegiatan untuk memamerkan kreasi terbaru dari perancang busana.
Universitas Sriwijaya
32
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
B. Kelompok Pengelola
Pengelola dibagi menjadi dua yaitu:
Pengelola penunjang merupakan kelompok yang bertanggung jawab
atas berjalannya Pusat Komunitas, terdiri dari direktur, wakil direktur,
manager, sekretaris, kabag dan staff administrasi, kabag dan staff
program sosial, kabag dan staff tata usaha, kabag dan staff
operasional, kabag dan staff personalia, kabid kegiatan olahraga,
sanggar dan kursus (kabid, administrasi, pelatih dan pegawai loker)
Pengelola servis merupakan kelompok yang memelihara kenyamanan
dan kenyamanan Pusat Komunitas terdiri atas mechanical electrical,
cleaning service, karyaean lansekap, perawatan bangunan, satpam dan
petugas parkir.
C. Penyewa
Yaitu pelaku yang menyewa tempat untuk mengadakan suatu
pertunjukan, acara, kompetisi (untuk kegiatan berkala) dan pelaku yang
menyewa tempat retail. Penyewa terdiri dari remaja dan masyarakat
umum.
2.3.2 Fasilitas
Ada berbagai jenis fasilitas prasarana dan sarana yang dapat disediakan
oleh Pusat Komunitas di Kota Palembang (Palembang Community Center).
Secara garis besar fasilitas tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis fasilitas yaitu:
a. Fasilitas Fisik, seperti fasilitas prasarana dan sarana.
b. Fasilitas Non Fisik
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
C. Kebutuhan Ruang
Berdasarkan tinjauan dari pengguna dan aktivitas, diuraikan sebagai berikut:
Grand Teater Studio Foto
Studio Dul Muluk Studio Teater
Studio tari Studio Modelling
Studio seni kriya Ruang Komunitas
Galeri Ruang Pengelola
Selasar Pamer Selasar Pamer
Plaza Ruang Peralatan
Arena Skate Ruang Servis
Gymnasium/Lapangan Ruang Ganti
Ruang Fitness Studio Lukis
Ruang Yoga Musola
D. Spesifikasi Ruang
a. Fasilitas Komunitas Seni
Persyaratan Konfigurasi Ruang Pertunjukkan
- Pada suatu pementasan tertutup , jarang pandang untuk dapat melihat
gerakan-gerakan kecil dan ekspresif adalah kurang dari 25 meter , untuk
melihat secara global 32-36 meter dan untuk pertunjukan di ruang terbuka
kurang dari 70 meter.
- Pada teater arena tertutup , spesifikasinya untuk seni tari (klasik atau
seni tari baru) dan teater (modern atau transisi) dengan jarak
pengamatan terjauh 25 meter.
- Pada teater proscenium tertutup , spesifikasinya untuk music (transisi
atau klasik) dengan pengamatan untuk gerakan-gerakan global
saja serta mempertimbangkan penghayatan audiencenya, maka dapat
dipenuhi persyaratan visual dengan jarak maksimum pengamatan 34
meter.
- Pada teater arena terbuka ,pentingnya menangkap gerakan-gerakan
Universitas Sriwijaya
37
Layout Panggung
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
- Jarak antar bagian belakang tempat duduk penonton minimum sebesar 76 cm.
- Jarak antar bagian belakang tempat duduk penonton tanpa penyangga minimum
sebesar 60 cm.
- Lebar setiap tempat duduk yang mempunyai lengan minimum sebesar 50 cm.
- Lebar setiap tempat duduk tanpa lengan minimum sebesar 45 cm.
- Dimensi vertikal tanpa penghalang antar baris tempat duduk penonton sebesar
30 cm.
- Jarak maksimum tempat duduk dari jalan gang adalah sebesar jarak 6 tempat
duduk penonton yang berjajar.
- Lebar minium jalan gang sebesar 110 cm.
Universitas Sriwijaya
42
Pada sebuah gedung pertunjukan, balkon dibuat agar penonton sedekat mungkin
dengan sumber bunyi dan dapat melihat ekspresi dari para pemain pertunjukan seni
sehingga pertunjukan seni dan seniman dapat mendapat apresiasi dari penonton. Jadi,
penonton dapat menikmati pertunjukan tanpa adanya gangguan baik secara visual
maupun akustik.
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
2. Display dapat dilihat publik tanpa rasa lelah dengan susunan ruang dibatasi
perubahan dan kecocokan dengan bentuk ruangan.
3. Sudut pandang normal adalah 54º atau 27º pada sisi dinding bagian yang
akan dipamerkan diberikan cahaya yang cukup dari jarak 10 meter atau sama
dengan 4,9m (kurang lebih 70cm).
4. Spesifikasi menggantung frame dua dimensi adalah 30º dan 60º pada
ketinggian ruang 6,7m dan 2,13m untuk frame yang panjangnya 3-3,65 m.
b. Fasilitas Komunitas Olahraga
Sepatu Roda
Sepatu Roda (In-line Skate) : terdapat dua aliran, yakni Slalom dan
Agressive. Gerakan yang dikompetisikan diantaranya speed slalom,
classic slalom, dan freestyle slide.
Universitas Sriwijaya
45
Gambar 2.14 Layout Area Kompetisi Classic Slalom dan Speed Slalom
Sumber : World Slalom Skaters Association Rulebook, 2014
Gambar 2.15 Layout Area Kompetisi Classic Slalom dan Speed Slalom
Sumber : World Slalom Skaters Association Rulebook, 2014
Skate Board
Papan Luncur (Skate Board) :Olahraga atau permainan menyerupai skuter
dengan menggunakan ban sepatu roda yang dipasang pada papan. Papan
luncur berevolusi dari slalom, downhill, freestyle dan long jump menjadi
vert skating dan skateboard modern. Tinjauan bagian papan luncur sebagai
berikut:
Universitas Sriwijaya
46
Sepeda
Sepeda (Bicycle Motorcross): merupakan sepeda kecil yang meniru
olahraga ekstrim motorcross berasal dari California awal tahun 1970-an.
BMX terbagi menjadi beberapa bagian yang pada dasarnya hampir sama
dengan papan luncur dan sepatu roda yaitu street, vert, pool, kemudian
dirt bike, race dan flatland. Terdapat 4 tipe jalur standar BMX, yang
akan digunakan yakni jalur A standar nasional (Data Arsitek, p.176)
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
Ruang selalu dikaitkan dengan bidang dan keluasan, yang dalam seni
rupa muncul istilah dwimatra dan trimatra. Dalam seni rupa, biasanya ruang
dikaitkan dengan bidang yang memiliki batas atau limit. Tetapi kadang-
kadang ruang juga bersifat tidak terbatas dan tidak terjamah. Ruang dapat
dibagi dua, yaitu ruang nyata atau actual spaca (yang dapat terlihat dalam
seni patung atau seni tiga dimensi lainnya), dan ruang ilusif atau illusory
space (tercemin dalam seni lukis). Dalam seni lukis, ruang dalam
perkembangannya terkait dengan konsep, agar tercipta suasana yang
diingkan. Ruang menurut konsep teknis dibagi menjadi dua, yakni ruang
dalam (indoor) dan lruang luar (outdoor). Masing masing ruang tentu
memiliki kekhasan penanganan, khususnya di indoor. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah luas ruangan, dinding, plafon, , lantai, kusen, langit-
langit, pintu, jendela. Semuanya itu harus harus dipikirkan unutk
menciptakan visi ruang pamer yang diinginkan.
Dalam mendesain ruang pamer , khususnya karya yang berhubungan
dengan display, dibutuhkan beberapa hal penting, yaitu :
- Estetika peletakan
- Hubungan antara karya satu dengan karya lain, menjaga jarak dan mencari
hubungan yang khas, seperti aliran, gaya, komposisi warna, atua konsep
lainnya.
- Penulisan teks dan peletakan label (labelisasi ) keterangan karya, seperti
ukuran, judul, perupa, dan lain sebagainnya.
- Intensitas kesadaran tentang bahan yang dipakai pada karya seni.
Selain hal-hal diatas, ada metode yang dapat menata ruang berukuran
besar, yaitu mapping atau pemetaan. Metode pemetaan lokasi ini bergantung
pada fungsi untuk mengolah perjalanan penonton, apakah karya yang
dipajang harus dilihat semua, atau terpaku pada pemberian piliha-pilihan
pada penonton. Ruang yang begitu besar sangat membutuhkan fasilitas
seperti panel (skesel), atau dinding pembatas bongkar pasang, agar tidak
memunculkan ruang-ruang sisa.
Universitas Sriwijaya
49
1. Materi Karya
Materi karya yang dimaksud adalah sejumlah benda (objek) yang
disajikan dalam pameran. Pemahaman terhadap materi karya sangat terikat
dengan pengetahuan si penata ruang, terutama pengetahuan tentang ‘apa itu
karya seni’ apabila karya seni itu berbentuk pemikiran ilmu, dokumentasi,
konsep warna, maka persoalanya ruang seperti apakah yang akan dipakai. Si
penata ruang perlu memperhatikan prinsip karya seni, yaitu : bentuk (dimensi),
jasa (seni murni-seni terapan), fungsui (social, personal, fisikal), mesium (alat,
bahan, teknik), sesain (komosisi), tema (pokok, isi), style (gaya), aliran serta
ukuran karya. Oleh karena itu, peranan kurator untuk menyeleksi dan
memberlakukan konsep teknis menjadi penting.
Universitas Sriwijaya
50
2. Labelisasi
Pembautan dan penempelan label dalam pameran seni rupa di dalam
ruang galeri atau museum adalah sebagai berikut :
- Label urusan seragam
- Dalam pameran ada yang setuju dengan penulisan harga karya diletakan pada
label atau ada pula yang tidak melakukannya karena telah tersedia di daftar
harga (price list) yang dipasang oleh penyelenggara pameran.
- Lengkapi tabel dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan karya, seprti
: nama perupa, judul, medium, tahun, harga (bila perlu), dan kolektor
memliki (jika tidak dijual).
- Letakan tabel pada tempat atau sisi yang sama antara satu karya lainnya.
Universitas Sriwijaya
51
a. Tata Cahaya
Tata cahaya merupakan suatu prioritas pada ruang display atau diluar
ruang. Pencahayaan yang menarik terhadap karya seni yang disajikan
merupakan nilai tesrendiri dalam penataan ruang dan karya. Jumlah dan durasi
pencahayaan adalah faktor kunci ketika berpikir tentang tata letak cahaya pada
setiap karya, karena sangat bergantung pada situasi dan kondisi gedung. Sinar
ultraviolet dan tingkat kepanasan tertentu dapat mempengaruhi warna, pigmen,
mnyak, kanvas, atau kertas karya. Lukisan tidak sepenuhnya mendapatkan
penyinaran secara langsung, ada bagian-bagian tertentu yang mengarahkan
mata public pada center of interest karya. Cahaya artifisal berbentuk
fluorestcent tube, lampu pijar, lampu halogen dapat merusak seperti halnya
sinar matahari. Selain itu juga menghindari perubahan temperature secara
ekstrem, apalagi jika pameran tersebut pameran yang berlangsung lama, seperti
di museum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tata lampu dalam tata
ruangan :
- Lampu harus difokuskan pada objek.
- Lampu tidak boleh difokuskan pada lantai dan dinding yang kosong, kecuali
pada kasus tertentu.
- Pilih sudut sekitar 30-45˚ arah vertical. Sudut ini biasanya akan menciptakan
tekanan yang efektif dengan penonjolan dan pola bayangan yang alami.
Universitas Sriwijaya
52
- Jika memunkinkan gunakan lighting yang saling bersilangan dari arah kiri
dan kanan atau alternatif dari arah depan. Hal ini akan menciptakan
penonjolan dan bayangan dan meninggikan bentuk tiga dimensi dari objek.
- Penanganan lighting jangan sampai menyilaukan mata penonton yang berada
disana.
Spotlight harus segera difokuskan kembali apabila lokasi dan display diubah.
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Universitas Sriwijaya
55
1. Kegiatan Olahraga
a. Permainan : voli, basket, sepak
takraw, tenis meja, bulu tangkis
b. Ketangkasan : panjat tebing,
skating
Gambar 2.29 Gedung Olahraga Gelanggang Bulungan
c. Fitness Sumber: www.merdeka.com
d. Beladiri: aikido, kempo, taekwondo, dan karate
2. Pendidikan dan Rohani
a. Mental dan Spritual: ceramah, penyuluhan, peringatan hari besar agama
b. Iptek: penelitian, workshop
c. Berbagai kegiatan penelitian.
3. Seni dan Budaya
a. Seni Tari
b. Seni Musik
c. Seni Sastra
d. Seni Lukis
4. Program-program khusus
a. DIAM (Dialog Anak Muda), sebuah perkumpulan remaja yang bergerak
dibidang pendidikan dan kerohanian.
b. KAMU (Kreasi Anak Muda), sebuah perkumpulan remaja yang bergerak
di bidang olahraga dan seni.
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
57
TIM sejak berdiri tahun 1968 lalu hingga kini telah menjadi ruang
ekspresi seniman yang menyajikan karya-karya inovatif. Pertunjukkan
eksperimen, suatu dunia atau karya seni yang sarat dengan dunia ide.
Membuka pintu seluas-luasnya bagi ruang berfikir dan berkreasi menuju seni
yang berkualitas. Untuk beberapa waktu lamanya harapan muncul suatu
karya dalam dunia penciptaan, menjadi kenyataan. Panggung TIM menjadi
Universitas Sriwijaya
58
marak dengan karya-karya eksperimen yang sarat ide. Ini ditandai oleh
sejumlah kreator seni yang sempat membuka peta baru di atas pentas.
Fasilitas:
Grand Theater
Gambar 2.31 Grand Theater TIM Gambar 2.32 Interior Grand Teater TIM
Sumber: www.tripadvisor.co.id Sumber : litac-consultant.com
Universitas Sriwijaya
59
tradisional maupun modern, tari, film, dan dilengkapi dengan tata cahaya,
sound sistem akustik, serta pendingin ruangan.
Universitas Sriwijaya
60
Plaza dan Halaman: TIM mempunyai areal parkir yang cukup luas
yang merupakan lahan serba guna dan dapat dipergunakan untuk berbagai
pertunjukkan kesenian open air.
Universitas Sriwijaya
61
Universitas Sriwijaya
62
Gambar 2.36 Siteplan Komunitas Salihara Gambar 2.37 Denah Teater Salihara
Sumber : (Dokumentasi Salihara) Sumber : (Dokumentasi Salihara)
Universitas Sriwijaya
63
Teater Salihara
Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung
teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater
ini dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata
suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga
dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.
Universitas Sriwijaya
64
Universitas Sriwijaya
65
- Studio Tari
Universitas Sriwijaya
66
Wisma (ruang tidur regular & VIP, ruang duduk bersama, pantry)
- Teater Atap
Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara.
Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah
berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap
sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk
pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran
film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi
dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman
bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana.
- Arsip Salihara
Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan
seluruh data (teks, foto, audio, video dan komunikasi visual) program-
program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu,
ia juga mengoleksi pelbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.
Universitas Sriwijaya
67
Universitas Sriwijaya
68
Universitas Sriwijaya
69
Universitas Sriwijaya
70
berbagai perkumpulan,
Plaza dan Halaman
sanggar seni, klub
TIM mempunyai areal
olahraga, perkumpulan
parkir yang cukup luas
kepemudaan lain
yang merupakan lahan
7. SMP terbuka
serba guna dan dapat
8. Tembok untuk wall
dipergunakan untuk
climbing,
berbagai pertunjukkan
9. Ruang manajerial dan
kesenian open air.
pengelola.
Universitas Sriwijaya
71
Universitas Sriwijaya
72
BAB III
METODE PERANCANGAN
Universitas Sriwijaya
73
Sirkulasi Tapak)
Universitas Sriwijaya
74
Universitas Sriwijaya
75
Kisho Kurokawa mempertimbangkan tiga hal yaitu bangunan ini harus dapat
menjadi museum seni, icon wilayah, serta memaksimalkan
pemandangan sekitar.
Pada bangunan ini Kurokawa juga membuat bentukan geometris
sebagai bentukan yang digunakan pada bangunan, namun ada juga bentuk
organik yang dia gunakan. Begitu juga pada interior museum ini.
Material pada bangunan ini menggunakan material yang memiliki
unsur unsur berkarakter arsitektur jepang.
Begitu juga dengan warna bangunan, masih menggunakan warna
warna netral seperti abu abu, hitam, putih, dan coklat. Bangunan ini juga
memiliki unsur pendukung berupa kolam. Pencahayaan alami yang ada pada
bangunan ini juga cukup baik, terdapat skylight & bukaan jendela besar.
Universitas Sriwijaya
77
Universitas Sriwijaya
78
Perbedaan dalam Simbiosis juga merupakan dua hal yang bertentangan atau
binary oposisi. Namun Simbiosis yang dikemukakan oleh Kurokawa adalah
Simbiosis mutualisme, perpaduan antara dua hal yang berbeda yang saling
menguntungkan. Dimana perbedaan ini dibiarkan hidup bersama.
Konsep Simbiosis merupakan perpaduan dua hal yang bertentangan (binary
oposisi) dalam suatu identitas baru yang di dalamnya unsur-unsur tersebut masih
independen.
Dalam Simbiosis terdapat pembagian zona yang di dalamnya merupakan
zona suci dan zona perantara. Zona suci merupakan karakter atau ciri khas dari
sebuah objek atau budaya, sedangkan zona antara merupakan zona atau ruang yang
menjadi perantara atau penghubung dari dua objek yang berbeda dengan masing-
masing zona suci mereka yang di modifikasi atau manipulasi sehingga pada ruang
antara ini benar- benar mampu menggambarkan keadaan pada kedua objek yang
bertentangan tersebut.
Universitas Sriwijaya
79
SAMA BERTENTANGANAN
Komunitas Kesenian Komunitas Cosplay Komunitas Sepatu
Dul Muluk Komunitas Fotografi Roda
Komunitas Seni Musik Komunitas Lukis dan Komunitas Basket
Komunitas Seni Tari Sketsa Komunitas Futsal
Komunitas Seni Kriya Komunitas Modelling Komunitas
Komunitas Film/ Skateboard
Sinematografi Komunitas Sepeda
Komunitas Seni Peran (Streetbike)
(Teater)
BERUPA: BERUPA:
AMPHITEATER SELASAR
(JEMBATAN PENGHUBUNG ANTAR
BANGUNAN)
BERUPA:
LOUNGE SETIAP KOMUNITAS PADA BAGIAN
DALAM RUANG BANGUNAN
Universitas Sriwijaya
80
Universitas Sriwijaya
81
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
Universitas Sriwijaya
82
b. Pengguna
Pengguna diasumsikan dari data komunitas remaja sesuai tabel berikut:
Jumlah (Orang)
No. Pelaku (Penggunna)
Senin-Jum’at Sabtu-Minggu Event
1 Komunitas Seni Musik 30 50 100
2 Komunitas Dul Muluk 20 30 120
3 Komunitas Seni Tari 25 40 120
4 Komunitas Seni Kriya 25 45 70
5 Komunitas Film 30 50 100
6 Komunitas Teater 30 50 120
7 Komunitas Sepatu Roda 20 35 120
8 Komunitas Sepeda (Street 25 35 120
Universitas Sriwijaya
83
Bike)
9 Komunitas Futsal 30 50 100
10 Komunitas Basket 30 50 100
11 Komunitas Skateboard 25 35 120
14 Komunitas Fotografi 20 35 100
15 Komunitas Cosplay 15 30 100
16 Komunitas Modelling 20 40 100
17 Komunitas Stand Up 15 30 100
Palembang
18 Komunitas Lukis dan Sketsa 15 30 75
Jumlah 400 670 1000
Tabel 4.2 Asumsi Jumlah Pengguna
Sumber : Analisa Pribadi, 2016
c. Penyewa
Penyewa adalah pelaku kegiatan yang menyewa ruang Pusat Komunitas di
Kota Palembang.
No. Kelompok Ruang Pelaku Jumlah (Orang)
Juru Masak 5
1 Cafetaria Pencuci Piring 2
Pelayan dan Kasir 10
Barista dan Koki 5
2 Coffee Shop Pencuci Piring 2
Pelayan dan Kasir 10
Pegawai Toko 5
3 Toko/Gerai
Pegawai Toko Alat Musik 4
4 Sewa Gerai Pelayan dan Kasir @4x4 = 16
Total Penyewa 60
Tabel 4.3 Asumsi Jumlah Pengguna
Sumber : Analisa Pribadi, 2016
Universitas Sriwijaya
84
Kebutuhan Ruang
Pelaku Aktivitas
Kelompok Pengelola
Menerima dan melayani tamu Area Penerimaan
Front Office Pusat Informasi
Menunggu, membaca koran Lobby
Mengawasi dan Mengelola Ruang Kepala
Kepala Menghadiri Rapat Ruang Rapat
Mck dan Ishoma
Membantu tugas kepala Ruang Pengurus Inti
Wakil Kepala,
Mengurus Berkas, Audit Ruang Arsip
Sekretaris, Bendahara
Keuangan Rapat
Menyelenggarakan Program Ruang Kabid
Menyetujui Kegiatan Ruang Kasie Program
Bidang Program
Mengawasi Kegiatan Ruang Kasie Pagelaran
Rapat Ruang Karyawan dan Staff
Melakukan Promo kegiatan Ruang Kabid
Membuat Iklan Penasaran Ruang Kasie Promosi
Bidang Pemasaran
Mengurus Berkas Ruang Kasie Pemasaran
Rapat Ruang Karyawan dan Staff
Pengadaan Peralatan Ruang Kabid
Bidang Sarana dan
Mengajukan Proposal Ruang Kasie Peralatan
Prasarana
Rapat Ruang Karyawan dan Staff
Bidang Pemeliharaan Kontrol Pemeliharaan Gedung Ruang Kabid
Universitas Sriwijaya
85
BELAJAR
SENI
KOMPETISI
PARKIR PAMERAN
HOBI
FESTIVAL
PULANG
KOMPETISI
PARKIR
WORKSHOP
MENUNGGU
PULANG
PAMERAN
Universitas Sriwijaya
86
PULANG ISHOMA
Bagan 4.5 Alur Akivitas Kelompok Penyewa
Sumber: Analisa Pribadi, 2016
Universitas Sriwijaya
87
Universitas Sriwijaya
88
c. Area Komersil
Area Komersil merupakan area bisnis meliputi cafe, cafetaria, gedung
serbaguna, etalase, dan teater. Untuk coffe shop, cafetaria dan etalase buka
setiap hari, sedangkan untuk teater dan ruang serbaguna merupakan
insedential yang digunakan salam waktu tertentu.
o Coffee Shop, Cafetaria, Etalase (seni, olahraga, musik)
Hari Kerja (Senin – Jum’at) : 11.00 – 20.00
Akhir Pekan (Sabtu – Minggu) : 10.00 – 21.00
o Grand Teater
Hari Kerja (Senin – Jum’at) : Waktu Menyesuaikan
Akhir pekan (Sabtu – Minggu) : Waktu Menyesuaikan
Universitas Sriwijaya
89
- R. Pengurus Komunitas
- R. Kepala Bidang
- R. Rapat Pengelola
- R. Rapat Intern Komunitas
- R. Arsip
- R. Staff Karyawan
2. Kelompok Fasilitas 1. Komunitas Film Semi Publik
Komunitas Seni, Hobi, - Lounge Komunitas Film
dan Grand Teater - R. Workshop Broadcasting
- R. Editing Komputer
- R. Dubbing dan Efek Suara
- R. Edit Film dan Video
- R. Studio Film (Flexible)
- R. Master Kontrol
- Bengkel Akustik
- Gudang Alat
- R. Rias
- R. Kostum
- R. Ganti
2. Komunitas Fotografi
- Lounge Komunitas Fotografi
- R. Workshop Fotografi
- R. Penyimpanan Alat
- R. Studio Fotografi
- R. Rias
- R. Ganti & Kostum
- R. Printing
- R. Editing
- R. Pemotongan
- R. Framing
- R. Hasil/Galeri Fotografi
Universitas Sriwijaya
90
6. Komunitas Modelling
- Lounge Modelling
- Studio Modelling
- R. Rias dan Ganti
- R. Berlatih Modelling
- R. Workshop Modelling
Universitas Sriwijaya
91
7. Komunitas Cosplay
- Lounge Cosplay
- R. Komunitas/ berkumpul
komunitas Cosplay
- Studio Cosplay
- R. Rias dan Ganti
- Gudang Alat
8. Komunitas Dulmuluk
- Lounge Dulmuluk
- R. Workshop/tempat
berkumpul komunitas
Dulmuluk
- R. Berlatih Dulmuluk
- Studio Dulmuluk
- Gudang Alat
- R. Rias
- R. Ganti dan Kostum
9. Komunitas Teater
- Lounge Teater
- R. Workshop/ tempat
berkumpul komunitas Teater
- R. Berlatih Teater
- Studio Teater
- Gudang Alat
- R. Rias
- R. Ganti dan Kostum
10. Komunitas Seni Tari
- Lounge Komunitas Tari
- R. Workshop Komunitas
Seni Tari
- Studio Seni Tari
Universitas Sriwijaya
92
- R. Persiapan
- R. Rias dan Ganti
- R. Berlatih Komunitas Seni
Tari
- R. Pelatih Seni Tari
- Gudang Alat
Universitas Sriwijaya
93
- Ruang P3K
- R. Berkumpul/ diskusi
komunitas Skateboard, Sepatu
roda, dan Sepeda Bmx
- R. Berkumpul/ diskusi
komunitas futsal
- R. Berkumpul/ diskusi
komunitas basket.
5. Kelompok Fasilitas - Cafetaria Publik
Komersil - Restaurant
- Cake and Bakery
- Retail Perlengkapan
Fotografi
- Retail Olahraga
- Retail Seni
- Retail Alat Musik
- Retail Perlengkapan Seni
Tari
- Retail Perlengkapan Teater
- Retail Perlengkapan Seni
Lukis
- Toko Souvenir
- Retail Sewa
- ATM Center
- Ruang Solat (Musola)
6. Kelompok Servis - Tangga Darurat Privat
- Gudang
- AHU
- Panel
- Janitor
- Toilet
Tabel 4.8 Analisa Pengelompokkan Ruang dan Sifat Ruang
Sumber: Analisa Pribadi, 2016
Universitas Sriwijaya
94
Universitas Sriwijaya
95
Universitas Sriwijaya
96
Universitas Sriwijaya
97
Lukis
Lounge Seni 20 orang Papan info, lcd tv, 2,2 m2/org NAD 44
Kriya kursi, meja
Komunitas R. Workshop 30 orang Meja, kursi, lcd 2,2 m2/org SR 66
Seni Kriya Seni Kriya
R. Komunitas 30 orang Meja, kursi, lcd 2,2 m2/org SR 66
Seni Kriya
Lounge Seni 20 orang Papan info, lcd tv, 2,2 m2/org NAD 44
Musik kursi, meja
R. Workshop 20 orang Meja, kursi, lcd 2,2 m2/org SR 44
Instrument
R. Workshop 20 orang Meja, kursi, lcd 2,2 m2/org SR 44
Vokal
Studio 20 Piano, keyboard, 2,2 m2/org SR 44
Rehearsal drum, electric
bass, instrument
tiup
Komunitas
R. Kontrol 4 orang Meja kursi lemari 2.2 m2/org SR 8.8
Seni Musik 2
R. Rekam 4 orang Band Set 6 m /org SR 24
Instrument
R. Take Vokal 4 ornang kursi 2.2 m2/org SR 8.8
R. Sequencing 4 orang Komputer set + 10 m2/org SR 40
keyboard
R. Berkumpul 30 orang Meja, kursi, lcd 2,2 m2/org SR 66
Komunitas
Musik
Gudang 4 orang lemari 5 m2/org SR 20
Instrument
Lounge 20 orang Papan info, lcd tv, 2,2 m2/org NAD 44
Modelling kursi, meja
Studio 50 orang Panggung, kursi 5 m2/org SR 250
Komunitas Modelling
Modelling R. Rias dan 10 orang Meja, kursi 32 m2/unit SR 32
Ganti
R. Berlatih 10 orang kaca 2,2 m2/org SR 22
Modelling
Universitas Sriwijaya
98
Universitas Sriwijaya
99
Universitas Sriwijaya
100
Universitas Sriwijaya
101
Universitas Sriwijaya
102
0,3m2/wastafel
Toilet wanita 2 orang Kloset, wastafel 2m2/kloset DA 10
2
0,3m /wastafel
Musholla 20 orang Sajadah 25 m2/orang NAD 40
Amenitas
2
Wudhu 2 unit 10 keran 9 m /orang SR 50
Toilet pria 8 orang Urinoir, kloset, 2m2/kloset DA 30
2
wastafel 1m /urinoir
0,3m2/wastafel
Toilet wanita 8 orang Kloset, wastafel 2m2/kloset DA 30
Zona Servis 2
0,3m /wastafel
Komersil
Janitor 1 unit Mop, sapu, ember 4 m2/unit SR 4
R. CCTV 2 orang Monitor, meja, 15 m2/unit SR 15
kursi
Gudang 1 unit Lemari 6 m2/unit SR 6
2
Total Luasan 772 m
Sirkulasi 30% x 510 m2
Total Luasan Keseluruhan 1004 m2
Tabel 4.13 Tabel Besaran Ruang Kelompok Komersil
Sumber : Analisa Pribadi, 2016
Universitas Sriwijaya
103
b. Parkir
Jenis Kapasitas Rasio Rasio
Pengelola dan Penyewa 120 orang Kendaraan umum 20% Kendaraan pribadi
80%
Pelaku dan Pengunjung 1000 orang Kendaraan umum 40% Kendaraan pribadi
60%
Ruang Jenis Rasio Standar Ukuran Sumber Luasan
Parkir Pengelola Angkot 10% x 120 = 12 - - - -
dan Penyewa Motor 30% x 120 = 36 2 org/motor 2 m2 NAD 36 m2
Mobil 40% x 120 = 48 5 org /mobil 15 m2 NAD 150 m2
Parkir Angkot 50% x 1000 = 500 - - - -
Pengunjung dan Bus Wisata 5% x 1000 = 50 40 org/bus 35 m2 NAD 43,75 m2
Pelaku Motor 20% x 1000 = 200 2 org/motor 2 m2 NAD 200 m2
Mobil 30% x 1000 = 300 5 org/mobil 15 m2 NAD 900 m2
Total Luasan Ruang Parkir + Sirkulasi 20% 1.365m2 + 275 m2
Total Luasan Keseluruhan 1638,15 m2
Tabel 4.15 Asumsi Kebutuhan Ruang Parkir
Sumber : Analisa Pribadi, 2016
Berdasarkan hasil analisa besaran ruang diatas, maka didapat luas total
keseluruhan bangunan pada tabel berikut ini:
No. Kelompok Bangunan Luas (m2)
1. Kelompok Ruang Pengelola 895 m2
2. Kelompok Ruang Grand Teater, Komunitas 6276 m2
Seni, Komunitas Hobi
3. Kelompok Fasilitas Komunitas Olahraga 560 m2
4. Kelompok Fasilitas Komersil 1004 m2
Luasan Total Keseluruhan Kelompok Bangunan 8735 m2
Tabel 4.16 Luas Total Keseluruhan Bangunan
Sumber : Analisa Pribadi, 2016
Universitas Sriwijaya
104
Universitas Sriwijaya
105
Luasan Keseluruhan
Luas Lahan Tanpa Penghijauan + Luas Lahan Penghijauan
9497 + 14246 = 24.343 = 2,4 Ha
Ket:
NAD = Neufert Architect Data SR = Studi Ruang Objek Sejenis
SAR = Skaters Association Rulebook DA = Data Arsitek
DMRI = Dimensi Maunisa & Ruang Interior, 1979
MASSA
Komunitas SENI,
HOBI, & GRAND SERVIS
TEATER
MASSA
Komunitas
OLAHRAGA & MASSA
Komersil PENGELOLA
AMPHI
TEATER
Universitas Sriwijaya
106
Universitas Sriwijaya
107
Universitas Sriwijaya
108
DEKAT
SEDANG
JAUH
Universitas Sriwijaya
109
DEKAT
SEDANG
JAUH
Universitas Sriwijaya
110
DEKAT
SEDANG
JAUH
Universitas Sriwijaya
111
DEKAT
SEDANG
JAUH
Universitas Sriwijaya
112
DEKAT
SEDANG
JAUH
Universitas Sriwijaya
113
DEKAT
SEDANG
JAUH
Universitas Sriwijaya
114
Universitas Sriwijaya
115
Sintesa:
Pengelompokkan ruang dalam berdasarkan jenis aktivitas
komunitas seni, olahraga, hobi, lalu aktivitas pengelolaan dan
aktivitas komersil.
Sesuai dengan karakter banyak komunitas yang aktif, bebas,
dan interaktif.
Maka massa majemuk yang di pilih sebagai jenis tata massa
yang digunakan.
Universitas Sriwijaya
116
Sintesa:
Pola massa yang digunakan yaitu terpusat dan radial.
Pola Terpusat
Pola terpusat difungsikan sebagi pusat orientasi bagi para komunitas,
diimplementasikan pada plaza dan lobby.
Pola Radial
Pola radial difungsikan untuk memberikan kebebasan bagi remaja dan
umum untuk memilih komunitas yang sesuai dengan minat dan bakatnya,
diimplementasikan pada plaza kemudian menyebar ke ruang dan massa.
Universitas Sriwijaya
117
Transportasi Umum
Lokasi terpilih sebaiknya dilewati angkutan umum: dengan asumsi komunitas
yang menggunakan kendaraan umum sebagai alat transportasi sebesar 40%.
Eksisting sekitar
Kondisi fisik dan bentukan tapak akan berpengaruh terhadap pertimbangan
desain.
Universitas Sriwijaya
118
1 8
1
8
7
2
5
4
3
U
2
Komp. Taman Bukit Raflesia PT. Trakindo Utama
3 4 5 6
Universitas Sriwijaya
119
1 7
7
4
1 6
RM. Warung Kito 5 Favehotel
2
2 6
3
U
Jalan Basuki Rahmat Eksisting Tapak
3 4 5
Universitas Sriwijaya
120
Universitas Sriwijaya
121
transmusi
4. Transportasi Umum 3 Dilalui oleh 3 Dilalui angkutan 3
Angkutan umum ampera-
Umum way perumnas,
hitam – talang Transmusi, Ojek,
betutu, Bus, Taxi
Transmusi, Bus,
Ojek, Taxi, LRT
5. Memiliki luasan yang 2 Luasan yang 3 Luasan yang 3
cukup cukup untuk cukup untuk
menampung menampung
berbagai fasilitas berbagai fasilitas
Palembang Palembang
Community Community
Center Center
6. Eksisting sekitar 1 Tanah kosong 3 Tanah kosong 2
TOTAL 53 62
Tabel 4.25 Perbandingan Alternatif Tapak
Sumber: Analisa Pribadi, 2016
Keterangan:
Nilai 3 = Sangat Baik
Nilai 2 = Cukup Baik
Nilai 1 = Baik
Dari hasil perhitungan bobot kedua alternatif diatas, maka tapak yang terpilih untuk
perancangan Pusat Komunitas di Kota Palembang (Palembang Community Center)
adalah di Jalan Basuki Rahmat, Palembang, Sumatera Selatan.
Universitas Sriwijaya
122
Universitas Sriwijaya
123
Batas Tapak:
Bagian Utara : berbatasan dengan Ruko, RM. Warung Kito, Jalan
Basuki Rahmat, Permukiman
Bagian Timur : berbatasan dengan Ruko, Perumahan, Rumah Makan
Bagian Barat : berbatasan dengan Ruko
Bagian Selatan : berbatasan dengan Permukiman
Universitas Sriwijaya
124
B
B View mengarah ke
Pada area belakang tapak akan di jadikan Pada area view yang kurang baik, maka ditambah
area servis. vegetasi untuk mengurangi kelemahan view.
Universitas Sriwijaya
125
U
pukul 14.00-18.00 pada pukul 18.00 –
05.30
Sintesa:
Meletakkan pohon peneduh bertajuk lebar cukup rapat di area sisi barat tapak
Skylight memasukkan cahaya, kemiringan atap 30-40º dgn tampias 1.5-2m
menghalau sinar dan mengalirkan air hujan.
Pengkondisian aliran udara dengan ventilasi silang. Mengintegrasikan udara
ruang dalam dan ruang luar pada tapak
Beberapa vegetasi ditanam di sisi timur untuk menghalau paparan sinar
matahari
Orientasi bangunan ke arah utara sesuai analisa view in
Matahari pk 10.00 (suhu sedang) datang dengan sudut 6-10º . Penggunaan
dinding rooster bata tebal 9cm, memasukkan cahaya matahari tanpa
memasukkan panas kedalam ruang dalam
Universitas Sriwijaya
126
Parkir Motor
Skate Park
U
Area Servis
Parkir Pengelola
Universitas Sriwijaya
127
U
Jalan utama arteri sekunder jalan Basuki Rahmat sebagai jalur utama
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Jalur pedestrian dari halte dibuat efisien agar pengunjung nyaman untuk
berjalan kaki dengan akses yang mudah.
Universitas Sriwijaya
128
b. Sirkulasi
U
PINTU MASUK & dibuat area terpisah agar sirkulasi masing-
KELUAR MOTOR
masing tidak terganggu.
Dalam tapak diberi sistem 1way agar
memperjelas sirkulasi dan menghindari
Halte Transmusi
kemacetan dengan jalur keluar yang
berbeda sisi.
Universitas Sriwijaya
129
Universitas Sriwijaya
130
Sintesa Vegetasi:
Pengarah dan estetika yaitu kelapa, palem
botol, dan perdu sebagai pengarah
kedalam site.
BANGUNAN
Peneduh dan pengatap dalam tapak yaitu
beringin, ketapang mini, pohon bintaro
berbunga putih dan mangga, dan pohon
tanjung.
U
Estetika dan ornamen pengisi ruang yaitu asoka, bougenville, pergola, tanaman
rambat, perdu pendek euporbia
Universitas Sriwijaya
131
Pohon peneduh dan pengatap pada tapak agar melindungi dari sinar matahari,
yaitu di perbanyak di bagian barat site, yaitu bagian yang terkena sinar
matahari siang dan sore.
Pohon bougenville, asoka dan tanaman estetika lainnya yaitu untuk
mempercantik membuat estetika dan ornamen pengisi ruang tapak, di
perbanyak di bagian sekitar bangunan.
Pohon sebagai pengarah seperti pohon kelapa, palem botol yaitu di letakkan
di bagian depan yang berhubungan dengan jalan.
Universitas Sriwijaya
132
Sintesa:
Pusat Komunitas ini terdiri dari 3 massa yang saling berhubungan yaitu Massa Seni
& Hobi, Massa Olahraga & Komersil, serta Massa Pengelola.
Bentukan merupakan gabungan dan pengembangan dari bentuk dasar bangunan yang
di tata berdasarkan konsep Simbiosis oleh Kisho Kurokawa pada filosofi Simbiosis
Masa Depan dan Masa Lalu Motif Songket Palembang.
B. Material Bangunan
Pemilihan material dengan pertimbangan berikut:
1. Memperhitungkan fungsi dan kebutuhan ruang.
2. Mencapai konsep yang diinginkan
3. Mendukung kesan visual yang ingin ditampilkan.
Material Aplikasi Penggunaan
Kaca Pada ruang antara, mendukung kesan transparansi bangunan,
memberi kesan kemenerusan visual pada area transisi dari ruang
dalam menuju ruang luar.
Louver Panel sebagai racana dinding, berfungsi sebagai secondary skin dan
berfungsi sebagai dinding bernafas, memasukkan cahaya namun
menghalau panas matahari, mengalirkan angin, aksen arsitektural.
Universitas Sriwijaya
133
4.4.2 Struktural
Menurut Jams C. Snyder (1984) aspek yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan sistem struktur pada bangunan adalah keamanan struktur,
kemudahan konstruksi, daya tahan, ketersediaan bahan, skala, ketegaran dan
ekonomis.
a. Stuktur Atas (Upper Structure)
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi
sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan
hujjan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Untuk struktur atas bangunanada yang memakai struktur bentang
lebar dan ada yang memakai atap dak beton.
Bentuk Struktur Penyaluran Gaya Jenis Struktur Analisa
Struktur Rangka Melalui satu Grid sempit, grid Sederhana, mudah
dimensi penahanan lebar dikerjakan
gaya vertikal
Struktur Melalui 2 dimensi, Penopang berdiri Terkesan ringan,
Penopang penahan gaya bebas, rangka idak berfungsi
vertikal dan kayu, stadion sebagai pengaku
horizontal
Strukur Ruang Penyaluran gaya Rangka ruang Terkesan ringan,
menyeluruh 3 (spaceframe, fleksibel,
dimensi, kesegala lipatan, cangkang, bangunan bentang
arah. kabel, jaringan dan lebar
truss)
Sumber: Struktur Konstruksi, 1998
Universitas Sriwijaya
134
Sintesa:
Grand Teater dan aula olahraga membutuhkan ruang bebas kolom.
Maka akan menggunakan atap bentang lebar.
Sedangkan pada massa pengelola dan selasar menggunakan dak
beton bertulang.
Balok dan Kolom dan balok bertulang merupakan bahan bangunan yang
kolom dengan paling banyak dipakai karena pengerjaannya relatif murah,
bahan beton tahan lama, serta kuat terhadap gaya tarik dan tekan
bertulang
Kekurangan beton bertulang yaitu beban beton bertulang
yang berat dan ukuran elemen konstruksi yang memakan
Universitas Sriwijaya
135
Balok dan Kolom dan balok dengan bahan baja biasanya memiliki
kolom dengan dimensi yang lebih kecil dari kolom beton bertulang.
bahan baja
Ukuran dimensi baja yang dipakai biasanya sudah ditentukan
oleh pabrik
Sintesa:
Sistem struktur rangka kaku (balok dan kolom)/sistem two ways ribs
yaitu sistem rangka dengan menggunakan dua balok, yaitu balok anak
dan balok induk.
Penggunaan struktur beton bertulang, struktur ini lebih mudah dalam
pengerjaan dan kuat serta tahan lama meskipun konvensional.
Pusat komunitas ini membutuhkan penghawaan yang baik maka
struktur dinding yang di gunakan yaitu dari batu bata. Selain dinding
masif bata, ada juga yang akan menggunakan dinding partisi (Kayu,
kaca, multiplek) untuk area/ ruang dalam tertentu. Serta ada juga yang
menggunakan penutup dinding berupa Alumunium Composit Panel
(ACP).
Universitas Sriwijaya
136
Universitas Sriwijaya
137
Sintesa:
Dari jenis-jenis pondasi yang ada dan disesuaikan dengan kondisi tanah
pada lokasi tapak memiliki tanah keras yang cukup dalam, daya dukung
yang berbeda-beda serta efisiensi dan kemampuan yang cukup, maka
digunnakan pondasi foot plat yang dikombinasikan dengan tiang
pancang.
4.4.3 Utilitas
1. Pencahayaan
Efisiensi pencahayaan pada siang hari menjadi hal yang utama dalam
perencanaan desain Pusat Komunitas ini. Jam operasi perpustakaan
selama hampir 12 jam, dari pukul 08.00- 20.00 menuntut penggunaan
pencahayaan buatan pada waktu – waktu tertentu.
Sirkulasi didalam bangunan ditempatkan pada sekeliling lobby,
karena aktifitas yang paling tinggi perolehan panas tubuh manusia pada
adalah berjalan (290 – 410 watts) maka buangan panas akibat aktifitas
tersebut bisa berhubungan langsung dengan isolator panas, yaitu udara
luar yang suhunya lebih dingin. Sedangkan aktifitas yang paling banyak
adalah duduk dan membaca yang hanya berkisar 130 – 160 watts
perolehan panasnya.
Penggunaan jenis lampu pada bangunan:
No Jenis Lampu Kelebihan Peletakan
1 Lampu Pijar - Cahaya yang dihasilkan oleh pemanasan -
filamen secara elektris
- Semakin besar filamen semakin besar
cahaya yang dihasilkan, semakin tinggi suhu
dan warnanya, umur lampu berkurang
2 Lampu TL -Berbentuk memanjang -Hampir diseluruh
-7.000 - 15.00 jam menyala ruang
Universitas Sriwijaya
138
Universitas Sriwijaya
139
Sintesa:
- Pengoptimalan pencahayaan alami dari orientasi massa bangunan dan
pengaturan zonasi ruang dalam dan ruang luar
- Bukaan yang banyak terdapat pada semua sisi bangunan sehingga
ruang dalam mendapatkan penghawaan alami.
- Memaksimalisasi skylight sehingga cahaya alami dapat membantu
penerangan.
- Pencahayaan Alami Mengoptimalkan masuknya sinar matahari
kedalam bangunan, dengan cara memainkan bentuk bangunan, berupa
memiringkan fasad, memajukan fasad, dan membuat bangunan
dengan bentuk yang ramping .
2. Penghawaan
Analisa :
- Mengintegrasikan udara ruang dalam dan ruang luar, udara berprinsip
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tekanan rendah dengan
kecepatan angin rata-rata 2,5km/jam dari timur
Universitas Sriwijaya
140
Letak +/- Letak inlet pada area + dan outlet pada area - dengan
perbandingan 1:2 maka pergerakan angin dapat
memecah dalam ruangan
Beda bukaan Bukaan outlet lebih besar daripada inlet makan udara
dapat mengalir merata
sumber : Silviananda,2013
Sintesa:
- Pola Bukaan Tata Massa yang terpilih pola massa berderet dengan jarak dan tidak
berderet dengan jarak sehingga menghasilkan kombinasi
Universitas Sriwijaya
141
Gambar 4. Analisa Pola Tata Massa Majemuk sumber: analisa pribadi, 2016
- Bukaan yang terpilih letak inlet lebih kecil daripada outlet dan letak inlet:outlet 1:2
Universitas Sriwijaya
142
Sintesa :
Ruang dengan langit-langit yang tinggi dan dengan dinding yang
merefleksi secara difusi mempunyai sifat akustik ruang yang baik.
Universitas Sriwijaya
143
Universitas Sriwijaya
144
Sintesa:
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka pendistribusian air bersih
menggunakan sistem up-feed, karena bangunan Pusat Komunitas ini bukan
termasuk bangunan tinggi sehingga masih memungkinkan untuk
menggunakan sistem ini. Sistem up-feed dengan pendistribusian air dari
reservoir menuju ruang-ruang.
b. Air Bekas
Air bekas dimanfaatkan untuk menyirami rumput di taman dan juga
menyirami vegetasi sekitar.
Sintesa:
Meteran Bak Pengolahan Air Pipa Shaft
Universitas Sriwijaya
145
c. Air Kotor
Air kotor diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, sebagai berikut:
6. Distribusi Listrik
Sistem distribusi listrik dengan sumber utama dari PLN, dibantu dengan
tenaga pasokan dari genset.
a. PLN
Listrik dialirkan ke gardu utama kemudian memalui ruang
tansformasi, didistribusikan ke panel-panel yang ada di tiap lantai dan massa
dibawah kontrol panel.
b. Genset
Generator berfungsi sebagai sumber tenaga cadangan bila aliran
listrik pada dan akan bekerja otomatis yang digerakkan dengan bantuan
mesin diesel. Generator umumnya menghasilkan polusi udara untuk itu
diletakkan pada ruangan kedap suara.
Sintesa:
Meteran
Trafo Penerangan
AC
Genset Pompa
Universitas Sriwijaya
146
6. Proteksi Kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan terhadap kondisi darurat / bahaya
kebakaran dibedakan atas dua sistem, yaitu:
a. Pencegahan dan penanggualangan aktif: bangunan dilengkapi smoke
detector, sprinkle, hydrant, dan pasokan air.
b. Penyelamatan:
Tabung pemadam : diletakkan tiap jarak 20m dengan luas area 200m2
Hydrant : diletakkan di dalam dan ruang luar dengan jangkauan
selang 30m dan jarak efektif semburan gas 5m
Sprinkle : bekerja otomatis dengan air, gas dan busa. Jarak sprinkle
4m dengan jangkauan area 25m2/unit.
Universitas Sriwijaya
147
7. Penangkal Petir
Penangkal petir sistem faraday adalah sebuah jalur rangkaian kabel tembaga
yang difungsikan sebagai jalan atau aliran bagi petir menuju ke permukaan
bumi atau ground, sehingga petir tidak akan merusak benda-benda yang
dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir sistem faraday:
a. Batang penangkal petir sistem faraday
b. Kabel konduktor penangkal petirsistem faraday
c. Tempat pembumian untuk penangkal petir sistem faraday.
8. Saluran Komunikasi
Sistem komunikasi pada bangunan disebut komunikasi internal sedangakan
eksternal merupakan dari luar/ dalam bangunan.
a. Komunikasi Internal
Merupakan komunikasi yang dilakukan dalam kawasan youth centre antar
sesama pengelola dengan menggunakan sistem line telpon paralel
sedangkan untuk computer menggunkan sistem Local Area Network
(LAN). Selain itu juga menggunakan intercom dan loudpspeaker untuk
informasi penting bagi pengelola maupun pengguna atau peringatan
bahaya gedung
b. Komunikasi Eksternal
Dengan menggunakan e-mail, telepon umum, fax, ataupun ponsel dengan
system PABX (private automatice Branch Exchange) maupun langsung
Sintesa:
Universitas Sriwijaya
148
9. Pembuangan Sampah
Sampah dikumpulkan dari kotak sampah yang telah dipisahkan organik dan
anorganik kemudian diangkut gerobak sampah dikumpulkan pada bak
sampah.
Sintesa:
Sampah Ruang
Universitas Sriwijaya
149
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Universitas Sriwijaya
150
Parkir Motor
Skate Park
Area Servis
U
Gambar 5.1 Konsep Zonasi Tapak Parkir Pengelola
Taman
Zona bangunan di bagi menjadi 3 massa (Massa Seni
& Hobi, Massa Olahraga & Komersil, serta Massa
Memperbanyak vegetasi serta meletakkan
Pengelola) yang masing-masing massa di hubungkan
bagian servis di bagian barat site
oleh Zona antara (intermediate zone).
U
Gambar 5.2 Konsep Zonasi Tapak
Universitas Sriwijaya
151
Universitas Sriwijaya
152
Jalur pedestrian dari halte dibuat Pemisahan jalur servis dan pengguna agar
efisien agar pengunjung nyaman untuk tidak mengganggu sirkulasi umum saat
berjalan kaki dengan akses yang memasuki bangunan dan juga tidak
mudah. menggangu jalur servis.
Untuk parkir pengunjung dan pengelola Penggunaan jalur keluar pada jalan
dibuat area terpisah agar sirkulasi sisi yang berbeda agar sikulasi dalam
masing-masing tidak terganggu. tapak jelas.
Untuk pengunjung, setelah parkir akan di Untuk pengelola, setelah parkir akan
arahkan ke bangunan utama. diarahkan langsung ke massa
pengelola
Universitas Sriwijaya
153
Bentukan merupakan gabungan dan pengembangan dari bentuk dasar bangunan yang
di tata berdasarkan motif songket palembang yaitu motif lepus bintang. Lalu
bentukan tersebut di sesuaikan dengan bentuk tapak.
Di buat lengkung menjadikan bentuk lebih dinamis dan aktif untuk komunitas.
Universitas Sriwijaya
154
U
Gambar 5.5 Konsep Tata Hijau
Keterangan : Vegetasi Pengarah
Vegetasi Peneduh
Vegetasi Estetika
Peneduh
Pohon Flamboyan Pohon peneduh dan pengatap pada tapak
agar melindungi dari sinar matahari, yaitu
di perbanyak di bagian barat site, yaitu
bagian yang terkena sinar matahari siang
dan sore.
Universitas Sriwijaya
155
Estetika
Perdu
Pohon sebagai Estetika dan ornamen
pengisi ruang yaitu asoka, bougenville,
pergola, tanaman rambat, perdu pendek
euporbia tujuan utamanya yaitu sebagai
Asoka
display penghias landscape.
Universitas Sriwijaya
156
MASSA PENGHUBUNG
Massa di pecah berdasarkan fungsi masing- Bangunan merupakan massa majemuk yang
masing secara radial dan memusat di satu membutuhkan suatu penghubung antar bangunan
titik yaitu di amphiteater sebagai sehingga antar massa terdapat jembatan
intermediary space nya (zona antara) penghubung sebagai intermediary space nya
Universitas Sriwijaya
157
Bagian Enterance
Berdasarkan bentuk dasar tumpal songket yang di transformasikan ke bentuk kaca pada
bagian enterance bangunan
Universitas Sriwijaya
158
Ruang perantara
(intermediete zone)
S TU DIO
M ODEL LING
S TU DIO
C OSPLAY
S TU DIO
M USIK
V OID
S TU DIO
TEA TER
S TU DIO
S ENI TARI
Universitas Sriwijaya
159
Struktur Atas
• Pada Massa Komunitas Seni, Hobi, dan Grand teater menggunakan atap
Space Truss.
• Pada Massa Komersil, Massa Komunitas Olahraga, dan Massa Pengelola
menggunakan atap truss.
• Dan selasar/penghubung antar bangunan menggunakan atap dak beton.
Struktur Bawah
• Dari jenis-jenis pondasi yang ada dan disesuaikan dengan kondisi tanah pada
lokasi tapak memiliki tanah keras dan bangunan terletak di tengah kota,
sehingga struktur pondasi yang terbaik untuk bangunan yaitu menggunakan
pondasi borepile.
Universitas Sriwijaya
160
juga yang akan menggunakan dinding partisi (Kayu, kaca, multiplek) untuk
area/ ruang dalam tertentu. Serta ada juga yang menggunakan penutup
dinding berupa Alumunium Composit Panel (ACP).
5.4.2 Material
MATERIAL BANGUNAN berdasarkan Filosofi Simbiosis Kisho Kurokawa :
Simbiosis Arsitektur dan Alam
Penghematan energi dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan dan pemilihan
material.
Memperhatikan keuntungan matahari
Meminimalkan bukaan/bidang terhadap matahari
Pencahayaan alami direspon untuk meminimalisir penggunaan lampu
.
Penggunaan Louver Panel Penggunaan Kaca
Sebagai racana dinding, berfungsi sebagai Pada ruang antara, mendukung kesan
secondary skin dan berfungsi sebagai transparansi bangunan, memberi kesan
dinding bernafas, memasukkan cahaya kemenerusan visual pada area transisi dari
namun menghalau panas matahari, ruang dalam menuju ruang luar. Dengan
mengalirkan angin, aksen arsitektural. penggunaan material double glass, maka
panas akan diredam dan hanya cahaya yang
akan dimasukkan.
5.5 Konsep Perancangan Utilitas
5.5.1 Tata Air (Plumbing dan Sanitasi)
A. Konsep Distribusi Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM yang kemudian ditampung dalam ground
tank. Dapat digunakan untuk hydrant dan sprinkler. Untuk kebutuhan kamar
mandi dan cuci, air ditampung di roof tank dan kemudian disalurkan ke seluruh
bangunan.
Universitas Sriwijaya
161
5.5.5 Transportasi
Transportasi vertikal bangunan menggunakan tangga, eskalator dan
ramp. Eskalator di gunakan di bagian dari lobby langsung menuju grand
teater, ramp di gunakan di bagian massa olahraga dan komersil. sedangkan
tangga berada disetiap zona.
Universitas Sriwijaya
163
5.5.6 Sampah
Konsep pembuangan sampah menggunakan sistem tradisional yaitu dengan
cara yang paling sering digunakan yaitu Carry Out. Sampah dibersihkan dan
dikumpulkan oleh petugas kebersihan.
Tempat sampah disediakan disetiap ruangan dan sepanjang koridor
Pada ruang luar, kotak sampah diletakkan dengan jarak ideal 50 meter
disetiap perlintasan manusia
Selanjutnya akan dibawa oleh mobil bak sampah kota dan dikumpulkan
di Tempat Sampah Akhir
Universitas Sriwijaya
164
Universitas Sriwijaya
165
DAFTAR PUSTAKA
Dalton, J.H., Elias, Mautice J., & Wandersman, A. (2007). Community Psychology:
Linking Individuals and Communities, Second Edition. Canada : Thomson
Wadsworth.
Fisabila, Rizkya & Murni Rachmawati. 2013. ‘Multifungsi Graha Remaja dengan
Representasi Tema Pelangi’, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, vol.02, no.02
Municha, Regina Tri, Pedu Aldy & Mira Dharma S. 2014. ‘Pekan baru Youth
Center dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku’, Universitas Riau, vol.1, no.1
Paero, Julius, AIA, Asid. (1979). Human Dimension and Interior Space : Dimensi
Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga
Universitas Sriwijaya
166
Neufert, Ernst. (1996). Data Arsitek (Jilid 1 dan 2). Jakarta : Erlangga
Ching, Francis D.K. (2008). Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta :
Erlangga.
Ningsar, Dedy Erdiono. 2013. Jurnal: Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan
Arsitektur Simbiosis. Jurusan Arsitektur Unsrat.
Putri, Mahyndrana Cahyaning & Baskoro W Isworo. 2013. Jurnal Sains dan Seni
Vol. 2, No.2 : Penerapan Tema Simbiosis dalam Akses Rancangan Redesain Taman
Hiburan Rakyat Surabaya. Surabaya: Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Seuluh
November.
Wuaten, Leonardi, Frits Siregar, & Esli Takumansang. 2013. Graha Pencinta Alam
‘Simbiosis dalam Arsitektur, Kisho Kurokawa’. Jurusan Arsitektur Universias Sam
Ratulangi.
Karwur, Indah Prilia, Judu O Waani. Redesain Kawasan Wisata Kinilow di Tomohon
(Arsitektur Simbiosis). Jurusan Teknik Arsitektur UNSRAT.
Universitas Sriwijaya