Anda di halaman 1dari 12

Bab 1

Ikut Pekan Olah Raga Sekolah


Aisyah adalah seorang anak perempuan yang pintar, dan baru berusia 10 tahun. Orang
tuanya sangat menyayangi Aisyah, ayahnya bernama Pak Jamal dan ibunya bernama Bu
Aminah.
Aisyah mempunyai seorang kaka bernama Azisa, usianya 13 tahun. kakaknya senang
dirumah saja dan mempunyai hobi membaca buku.
Pagi ini semua murid sudah berada dilapangan, mereka berbaris menurut kelas masing-
masing. Seperti biasa upacara bendera diadakan setiap hari senin.
Sambil menunggu guru-guru dan kepala sekolah mengambil tempat upacara, murid-murid
saling mengibrol dan sibuk menceritakan kegiatan mereka pada libur akhir pekan.
Begitu juga dengan Aisyah, ia menceritakan kegiatan liburan hari sabtunya kepada Amira
teman dekatnya. Amira adalah sahabat setianya sekaligus sepupu Aisyah, kemanapun Aisyah
pergi Amira selalu menemaninya.
"Libur sabtu kemarin, aku ikut Ayah dan ibu kerumah teman Ayah. Ada upacara syukuran
anak temannya ayahku. Acaranya asyik, aku makan nasi tumpeng " kata Aisyah.
"Nasi tumpeng ?.. Oo,bentuk nasinya seperti gunung. Lauk-pauknya dibentuk seperti sawah
dan rumah. Pagarnya dibuat dari kacang panjang yang dijalin. Ada ayam panggangnya juga
kan ! " kata Amira sambil membayangkannya.
Tak lama kemudian Bu Siti Rohani selaku kepala sekolah, didampingi wakil kepala
sekolah memasuki lapangan upacara. Beliau memberi salam,dan suara riuh murid-murid
mulai hilang. Mereka menjawab serentak salam kepala sekolah, dan mereka siap untuk
mendengarkan pengarahan kepala sekolahnya.
diakhir sambutannya ibu kepala sekolah mengatakan " Tidak lama lagi sekolah kita akan
mengadakan PAK POS atau Pertandingan Antar Kelas Pekan Olahraga Sekolah. Di
sekolah lain ada yang menyebutnya class meeting , semua murid diminta untuk mengikuti
PAK POS tahun ini dengan lebih aktif "
Semua murid serentak bersorak dan bertepuk tangan dengan semangat. Setiap awal tahun
sekolah mengadakan pekan olah raga, setiap murid sudah mempunyai tim masing-masing.
Mereka senang karena dalam pekan olah raga tersebut mereka tidak lagi memikirkan buku-
buku dan pelajaran.
Tepat jam 8 pagi upaca selesai, mereka memasuki kelas masing-masing sambil
membicarakan persiapan mereka untuk mengikuti PAK POS.
Begitu sampai dikelas, mereka langsung menuju mejanya masing-masing.
" Amira, kamu mau ikut lomba apa ?" tanya Aisyah.
" Belum tau nih. Dulu aku ikut lari gawang. Sekarang nggak tau deh," jawab Amira
tersenyum. "Kalau kamu bagaimana ?"
" Aku mau ikut lomba lari 100 meter "
" Memang kamu bisa lari cepat Aisyah ? Nggak sembarangan orang loh bisa ikut
perlombaan itu."
" Wah kamu meremehkan aku nih, kita buktikan saja nanti." jawab Aisyah sambil
memandang wajah Amira dengan senyum.
Tak lama kemudian Bu Rina,wali kelas mereka masuk dengan membawa buku absen dan
buku latihan mereka. Nabila sang ketua kelas, meminta semua murid berdiri dan memberi
salam kepada bu Rina.
" Sepanjang pagi ini kita tunda dulu pelajaran, karena minggu ini semua murid harus
ikutPAK POS dan berlatih dalam tim. Semua sudah punya tim ? " tanya bu Rina sambil
memandangi wajah murid-muridnya.
" Kalian sudah bawa baju olahraga? " tanya bu Rina lagi.
" Sudah, Bu !" jawab murid-murid kelas 5A, SDIT Syifa Budhi Legenda.
" Baiklah, setelah ini kalian keluar dan ganti pakaian untuk berlatih olahraga."

Sesampainya dirumah, dengan lesu Aisyah memasuki halaman rumahnya. Perutnya mulai
terasa lapar dan sudah tidak sabar lagi ia ingin makan. "Assalammualaikum! Ibu! Aku sudah
pulang nih..." suara Aisyah terdengar dari luar rumah. Dia yakin ibunya sedang didapur,
menyiapkan makan siang. Aroma masakannya tercium,membuat perutnya tambah
keroncongan.
Ibu membuat soto dan sambal terasi kesukaannya. Aisyah langsung berlari memeluk ibunya
yang sedang didapur, dipeluknya ibunya dengan erat "Ibu aku lapar nih !" kata Aisyah manja.
"Ya sudah sana,siapkan piring dan nasinya didalam magic jar. Ibu mau siapkan sambal
terasi dan lauk pauknya,nanti kita makan sama-sama."
Setelah siap hidangannya " Aisyah tolong panggilkan nenek ya ? Eh, Kak Azi kemana ? Kok
ibu tidak melihatnya ?"
"Duh aku lupa ngasih tau ibu, kak Azi ada kelas tambahan. Dia pulangnya agak telat, tadi
aku pulangnya bareng sama Amira "
Setelah shalat Dhuhur,Aisyah menemui ibunya yang sedang melipat pakaian diruang
tengah.
"Ibu lihat hari ini kamu kurang semangat,apakah kamu sakit Aisyah ?" tanya ibu.
" He..he...aku cuma kecapean,hari ini aku latihan olahraga buat pekan olahraga disekolah,
aku mau ikut lomba lari bu !" jawab Aisyah.
" Menurut ibu bagaimana ?"
" Memangnya kamu bisa lomba lari ? Waktu kamu kejar kejaran dengan Mimi saja kamu
tertinggal jauh "
" Ya..ibu masa aku dibanding-bandingkan dengan Mimi, dia kan binatang yang mampu
berlari cepat." Mimi adalah seekor kucing, kucing kesayangannya Aisyah. Mimi sangat
manja pada Aisyah, ia selalu membuntuti kemana saja Aisyah pergi.
" Wah ada yang ngambek nih, tidak baik ah... Kamu jadi tidak cantik kalau ngambek."
" Ibu bukannya meragukan kemampuan kamu, kamu mampu berlari cepat tidak ? Tanpa
ngos-ngosan ? "
Ibunya sangat khawatir Aisyah akan terengah-engah,karena badan Asyah gemuk.
" Jadi ibu nggak yakin nih sama aku ? Aku akan berlatih tiap hari,tadi pagi saja disekolah
aku berhasil mengalahkan teman-teman yang lain " ujar Aisyah bangga.
" Baiklah ibu mendukung anak bungsu ibu yang cantik dan ibu yakin sekali pada tekadmu
Aisyah ! Mimi pasti gembira . Ya kan, Mimi ? " Mimi mengeong ketika namanya disebut.
Suasana ramai sekali. orang-orang berkumpul di lapangan. Mereka ingin melihat Asyah,
yang berhasil memecahkan rekor lari 100 meter. Mereka sangat kagum pada Aisyah.
Aisyah tersenyum lebar. Dia memegang erat piala yang baru saja diterimanya. Dia mencium
piala itu berkali-kali, tanpa memperdulikan orang-orang yang berada di sekitarnya.....
" Aisyah ! Aisyah ! Kamu ngapain saja di dalam kamar sejak Dzuhur tadi ? Ini kan sudah
Ashar. Memangnya kamu tidak lapar? " Bu Aminah mengetuk pintu kamar Aisyah, karena
panggilannya tidak dijawab. Ibunya membuka pintu kamar Aisyah, dan melongok ke dalam
kamarnya.
" Masya Allah ! Ternyata putriku sedang tidur, kasihan. Pasti dia kecapekan berlatih lari di
sekolah tadi pagi. " Bu Aminah menghampiri Aisyah yg sedang tidur pulas di lantai.
Tiba-tiba " Lari...lari ! Cepat lari...! " kata Aisyah kuat-kuat. Tangannya menggapai-gapai ke
atas, dan kakinya menghentak-hentak lantai.
" Ya Allah ! dia mengigau. Asyah ! Aisyah ! Bangun nak ! Kamu mengigau disiang hari, "
ujar ibunya smbil mengguncang guncangkan tubuh Aisyah perlahan.
" Siapa yang menang bu ? " tanya Aisyah sambil terbangun dengan suara parau.
" Menang? Menang apa? Kamu pasti bermimpi Aisyah, ayo bangun ! Cepat mandi
kemudian sholat Ashar. " kata ibunya.
Malam harinya, setelah shalat Isya. Aisyah menemui ayahnya. Dia hendak menyerahkan
buku evaluasi bulanan yang diterimanya tadi pagi dari wali kelasnya.
" Ayah dengar, anak Ayah yang cantik mau ikut lomba lari ? "
" Ayah puas melihat hasil nilai-nilai evaluasi kamu Aisyah " sambil menandatangani dan
menyerahkannya kembali kepada Aisyah.
" Betul ayah, aku mau ikut lomba lari 100 meter dan banyak lagi. Aku mau ikut
ekstrakurikuler, nanti kalau masuk sekolah yang berasrama jadi gampang. karena salah satu
syaratnya adalah harus aktif dalam ekstrakulikuler, " sambil membuka buku nilainya.
" Baguslah kalau begitu, ayah dukung kamu 100 persen ! "
" Terima kasih ayah, Nabi Muhammad SAW dulu juga suka berolahraga, " kata Aisyah.
Sambil bertekad akan berlatih sungguh-sumgguh.
" Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan berolahraga supaya tubuh kita sehat. Olah raga
yang dianjurkan Nabi adalah berenang, berkuda, memanah dan berlari. Nabi Muhammad
SAW bahkan pernah lomba lari bersama Aisyah RA istrinya. Kamu tahu siapa yang menang ?
" Aisyah menggeleng kan kepalanya. " Yang menang...istrinya. "
" Wah, hebat !! Rupanya olahraga itu penting juga ya.." Kata Aisyah spontan. Dia sangat
kagum sekali kepada Aisyah RA istrinya Nabi Muhammad SAW.
Bab 2
Siapa Pemenangnya ?
Pada waktu istirahat sekolah Amira mengajak Aisyah pergi kekantin, tetapi Aisyah masih
mau mengerjakan PR nya.
" Aisyah ayo kita kekantin, "
" Sebentar Amira, aku harus menyelesaikan PR ku dulu buat besok. "
" Kenapa harus sekarang ? Nanti dirumah kan bisa ? "
" Aku sengaja mengerjakannya sekarang, biar dirumah nanti nggak kalang kabut. Minggu
ini kan kita akan sibuk lomba, kalau kecapekan latihan takut ketiduran dan nggak sempat
bikin PR.”
" Wah bener juga, aku mau bikin PR juga deh. Nanti tungguin ya... Kita kekantinnya
bersama-sama, " kata Amira.
Setelah selesai mengerjakan PR, mereka bersama-sama pergi kekantin. Sewaktu jam istirahat
mereka melihat Ali dan Adam.
Ali adalah teman baru Aisyah, wajahnya yang seperti bapak-bapak, membuat Ali dijuluki "
Ali Mutu " alias Ali muka tua. Sedangkan Adam, adalah teman baru Aisyah juga. Orangnya
jail, dia disebut Adam Iya lah. Karena Adam suka menyebut kata " Iya lah. "
Aisyah mengajak Ali dan Adam bertanding di lapangan bola nanti sore, Ali dan Adam
tertawa terbahak-bahak sampai tersedak mendengar tantangan Aisyah.
" Bagaimana ? Setuju tidak ? " Tanya Aisyah sambil tolak pinggang, Amira hanya
menggeleng-gelengkan kepala saat Aisyah menantang Ali dan Adam. Padahal mereka
sekarang sudah bergabung bersama dalam GENG ASYIK.
Aisyah mau membawa Mimi kucingnya, untuk ikut berlomba juga.
Dengan napasnya ngos-ngosan dan dadanya turun naik menahan amarahnya, Ali menjawab
tantangan Aisyah. Mereka merasa malu ditantang oleh anak perempuan.

Akhirnya mereka sepakat untuk bertanding sore hari dilapangan bola. Sore itu agak mendung,
awan hitam tampak berarak dilangit. Tampaknya sebentar lagi hujan akan turun. Angin
bertiup sepoi-sepoi sehingga membuat pertandingan tidak terlalu panas.
Ali dan Adam datang lebuh dahulu dibandingkan Aisyah dan teman-temannya, " Ali dan
Adam, aku minta maaf karena aku datang terlambat. Tadi aku tunggu teman-temanku dulu "
kata Aisyah.
Melihat Aisyah datang bersama teman-temannya, Ali dan Adam agak takut. Mereka takut
kalau teman-teman Aisyah menang, mereka pasti malu dan menjadi bahan gunjingan
disekolah.
Ternyata yang bertanding hanya tiga orang, yaitu Aisyah, Ali dan Adam ditambah Mimi yg
sudah tidak sabar untuk ikut berlari. Hal ini membuat Ali dan Adam lega, dan yang ditunjuk
sebagai wasinya adalah Amira.
" Siap-siap... Mulai ! " Amira memberi aba-aba. Aisyah, Ali dan Adam diikuti Mimi berlari
cepat setelah mendengar kata mulai dari Amira.
Para suporter Aisyah bersorak-sorai. Ali, Adam dan Aisyah lari secepat mungkin. Mimi
tersasar karena takut mendengar sorak-sorai dan bersembunyi di balik semak-semak dipinggir
lapangan.
Sementara itu Ali tampak memimpin, tapi lambat laun Aisyah berhasil menyusul Ali. Sedang
Adam jauh tertinggal dibelakang. Saat mereka sedang berlomba tiba tiba datanglah seekor
anjing berlari mengejar mereka, " Tolong ! Ada Anjing ! Lari.... " Jerit Aisyah. Ali dan Adam
mendengar jeritan Aisyah dan melihat anjing berlari di belakang anak perempuan itu,
akhirnya mereka berlari berpencaran.

Setelah anjing itu pergi, Aiysah mencari Mimi. Sampailah ia dibawah pohon rambutan,
ternyata ia melihat Ali dan Adam bersembunyi diatas pohon rambutan tersebut.
Ali dan Adam menantang Aisyah untuk naik ke pohon rambutan, " Aisyah, kamu mau manjat
pohon rambutan juga nggak ? " ledek Adam.
" Aisyah naik aja, kita makan rambutan. Enak lho, tinggal petik, nggak perlu galah, " ajak
Adam lagi. Akhirnya Aisyah mencoba untuk memanjat pohon rambutan tersebut, tiba-tiba
terdengar jeritan " Aduh ! Sakit ! " Rupanya Aisyah terjatuh karena sepatunya licin, Aisyah
memegangi kakinya yang sakit dan luka.
" Aisyah, kamu nggak kenapa-kenapa kan ? " Tanya Ali sambil turun dan menghampiri
Aisyah.
Ketika Ali hendak memegang kaki Aisyah yg terluka, " Kamu tidak boleh pegang kakiku,
haram ! Kalian bukan muhrimku, " jerit Aisyah. Aisyah mulai bingung dan gelisah, lalu
mulai menangis, keras sekali.
Ali dan Adam hendak memberi tahu ibunya Aisyah, tapi Aisyah malah menangis semakin
keras. Dia takut dimarahi ibunya.
Setelah tangisnya mereda, Ali mengambil handuk kecil milik Adam dan membalutkannya ke
luka Aisyah.
" Kata Ustadz, jika ada anak perempuan sedang sakit, kami harus menolongnya. Begitu juga
sebaliknya, jika ada anak laki-laki yang sakit, anak perempuan harus menolongnya. Itu
dibolehkan oleh Allah dalam keadaan darurat. Lagi pula dirumah sakit perawat dan dokter
merawat pasien yang berlainan jenis kelaminnya, " kata Ali meyakinkan Aisyah.
Mendengar itu, perlahan-lahan Aisyah mulai bangkit kembali semangatnya dan sudah tidak
menangis lagi. " Terema kasih semoga Allah membalas kebaikan kalian berdua "
Tak berapa lama setelah itu, Aisyah menemukan Mimi kucingnya yg bersembunyi di semak-
semak.

Pagi itu dilapangan sekolah Pak Faizal, memberikan pengarahan kepada murid kelas 5A.
Pak Faizal akan menyeleksi murid-murid yang akan ikut berlomba, seleksi pemain akan
diadakan dalam rangka PAK POS yang akan digelar tidak lama lagi. Semua murid antusias
sekali, mereka ada yang bercanda dan tertawa-tawa dalam seleksi ini.
Bab 3
Giat Berlatih
Ada seorang anak yang tidak mengikuti PAK POS, namanya Farah. Farah merupakan
anak yang pandai, ia selalu bersaing secara sehat dalam berbagai pelajaran dengan Aisyah.
Sejak umur satu tahun Farah mengidap penyakit gampang lelah, menurut ibunya Farah tidak
boleh banyak bergerak. Aisyah dan Amira sangat prihatin terhadap keadaan Farah.

Setiap hari selama dua jam, semua murid berlatih olahraga. Masing-masing berlatih
menurut tim yang dibentuk, Aisyah dan Amira berada dalam satu tim 5A putri. Sementara Ali
dan Adam dalam tim 5A putra.

Aisyah terpilih mewakili tim 5A putri untuk lari 100 meter, sedangkan Amira di nomor lari
gawang 100 meter.
Aisyah memperhatikan anak yang bertanding melawannya, anaknya kurus dan tinggi. Ia anak
kelas 5B, sejak kelas dua, ia selalu juara.

Farah sangat gembira dapat membantu teman-temannya yang lelah sehabis berlatih,
walaupun ia tidak bisa berlomba, setidaknya ia bisa memberi semangat kepada teman-
temannya.
Farah memberitahukan kepada teman-temannya mengenai tata cara minum yang baik.
" Sebagai seorang muslim, saat minumpun kita harus beradab. Minumlah seteguk-seteguk.
Jika minum sekaligus, itu seperti unta, kamu nggak mau kan disamakan dengan unta ? Dan
itu bisa membuat kamu sakit perut. "
Farah memberi semangat kepada rekan-rekannya " Walaupun saya tidak ikut POS, kalian
harus yakin pada diri sendiri dan tingkatkan lagi semangatnya dengan cara berlatih lebih
sungguh-sungguh. "
Akhirnya teman-temanya mengangkat Farah sebagai motivator pendorong semangat, dan
memintanya menjadi ketua cheerleaders. Farah gembira sekali ternyata teman-temannya
tidak menyisihkannya, walau ia tidak ikut dalam acara POS.

Ketika pulang kerumah bersama kakaknya, Aisyah kelihatan lemas, tidak bersemangat
dan diam saja. Aisyah bercerita kepada kakaknya bahwa dia mengikuti banyak lomba, lomba
lari 100 meter, lari gawang 200 meter, lompat tinggi, tolak peluru, lompat jauh. belum lagi
lomba basket.
" Masya Allah ! Banyak benar ! Kakak saja hanya ikut dua lomba, pantas kamu kecapaian
sekali. "
Setelah beristirahat sejenak di bawah pohon yang rindang, akhirnya ke dua nya kembali
melanjutkan perjalanan mereka kerumah.

Sore itu Aisyah menemui ibunya didapur, ibunya membuat pisang goreng dan teh tubruk
dibantu oleh kakaknya, kak Azi. Aisyah mencari Mimi, ternyata Mimi tidur dikolong meja.
Kemudian memberitahukan neneknya, nenek Salmah yang sedang mengaji. Lalu nenek
Salmah memberikan pertanyaan cepet-tepat kepada Aisyah, dan kakaknya Azisa. Nenek
bertanya kepada mereka, kalau bulan apa itu. Mereka mengira bulan pada kalender biasa,
padahal yang dimaksudkan oleh nenek adalah bulan pada kalender Hijriah atau kalender
Islam. Aisyah dan Azisa sedang memikirkan jawabannya. Tak lama, Azisa menjawab bahwa
bulan itu adalah bulan Rabiulawal. Nenek memberitahu bahwa hari itu adalah hari kelahiran
Nabi Muhammad SAW.

Bab 4
Aku Pasti Bisa
Aisyah memberitahu ibunya bahwa sekolahnya mengadakan pesata olahraga pada oekan
depan. Aisyah meminta ibu, ayah dan neneknya datang untuk melihat Aisyah berlomba. Ibu
mengatakan bahwa insya Allah kalau tidak ada halangan. Ibu khawatir kepada Aisyah bahwa
dirinya terlihat semakin kurus karena mengikuti banyak lomba. Tetapi, Aisyah meyakinkan
kepada ibunya bahwa dirinya dapat melakukannya. Lalu, Azisa, kakak Aisyah memberikan
surat dari sekolahnya kepada ibunya bahwa sekolahnya mengadakan acara Maulid Nabi dan
ia meminta ibu dan ayahnya datang pada acara itu. Sorenya, Aisyah menerima sepucuk surat
yang diberikan oleh ibunya. Ternyata itu adalah surat dari sahabatnya, Naida. Di surat
tersebut, Naida menceritakan bahwa Mimi beranak dan Naida yang menjadi ‘bidannya’.
Naida juga bercerita bahwa di sekolahnya mengadakan class meeting. Naida mendapatkan
juara satu di lomba tersebut dan kelasnya menjadi juara umum. Karena sudah malam, Aisyah
pun mengantuk dan lekas pergi tidur. Paginya, Aisyah dan Amira melakukan senam pagi.
Mereka membicarakan soal pekan olahraga yang diadakan sekolah mereka tersebut. Mereka
berusaha manguatkan hati agar mereka dapat menang dalam perlombaan tesebut dengan cara
terus berlatih dan juga bertawakal. Mereka sangat bersemangat untuk mengikuti lomba yang
akan diadakan nanti. Tak lama, ada orang yang memberi salam kepada mereka berdua.
Ternyata orang itu adalah Adam dan Ali yang juga sedang berolahraga. Lalu, Aisyah
bertanya kepada Ali tentang lomba apa yang dia ikuti. Ali menjawab bahwa dia ikut lomba
lari 200 meter dam lompat jauh. Aisyah bertanya juga kepada Adam sama seperti yang
ditanyakan kepada Ali. Ali memberitahu bahwa Adam mendapatkan juara satu di lomba
lontar peluru. Lalu, mereka kembali berolahraga kembali.

Bab 5
Aisyah Sang Juara
Setelah shalat Subuh, Aisya berdzikir untuk menenangkan hatinya, karena pagi hari nanti ia
akan berlomba di sekolahnya. Segala usaha telah ia lakukan, seperti berolahraga, senam
setiap pagi agar fisiknya kuat. Dan sekarang Aisyah hanya dapat memasrahkan semuanya
kepada kehendak Allah SWT. Lalu, Aisyah menyiapkan barang-barang dan pakaian untuk
keperluan lomba nanti. Setelah itu Aisyah pergi ke dapur. Di dapur, Ibu Aisyah memberikan
semangat untuk anak perempuannya. Tak lupa juga, ayah, nenek dan kakak Aisyah pun
memberikan semangat kepada Aisyah. Lalu, mereka sekeluarga pergi menuju mobil untuk
pergi ke sekolah Aisyah. Merka tiba pukul 07.00.
Disana, sudah tampak guru dan murid-murid sudah berkumpul di kelompok masing-masing.
Aisyah merasa deg-degan. Sebelum perlombaan dimulai, Pak Ayub memberikan pengarahan
dan memberikan semangat kepada anak-anak muridnya. Tak lama, pembawa acara
membacakan tata tertib perlombaan. Lalu, pembawa acara mengatakan bahwa lomba pertama
yang dimulai adalah lomba lari 100 meter. Aisyah yang mendengar itu, jantungnya terasa
berdebar-debar. Semua orang yang dekat dengan Aisyah memberikan dukungan untuk
menyemangati Aisyah.
Begitu peluit dibunyikan, para peserta berlari bagaikam kilat menyambar. Selanjutnya,
peserta di kategori kelas 6, mereka juga berlari sekencang mungkin. Tak lama, kategori kelas
5 segera dimulai. Aisyah mengambil posisi start dan mengucap bismillah. Lalu, peluit pun
berbunyi. Aisyah berlari dengan kekuatan penuh. Seluruh peserta juga berlari dengan sekuat
tenaga. Tetapi, lari Aisyah lebih cepat dibanding yang lain. Dan akhirnya, tubuh Aisyah
menyentuh garis finish. Aisyah menjadi juara pertama.
Teman-teman Aisyah memberikan selamat kepad Aisyah. Keluarganya pun juga
memberikan selamat kepada Aisyah. Satu demi satu acara berlangsung. Kelompok A masih
memimpin. Farah dan kelompok cheerleadersnya kembali menyorakan lagu ketika lomba
tambang dimulai.
Tiba-tiba tubuh Farah terkulai ke tanah. Suasana menjadi panik, Aisyah dan Amira cepat-
cepat menghampiri Farah. Mereka memanggil nama Farah. Tetapi Farah tidak menjawab.
Tubuh Farah diangkat dan dibawa ke ruang UKS. Tak lama kemudian, orangtua Farah
muncul. Mereka panik dengan keadaaan Farah. Lalu Aisyah dan Amira kembali ke lapangan
setelah Farah dibawa ke rumah sakit oleh orangtua Farah. Lalu, Aisyah dan teman-temannya
berniat untuk menjenguk Farah di rumah sakit.
Farah sakit karena penyakitnya kambuh, karena dia terlalu aktif dan tidak sempat istirahat.
Nabila menyerahkan sebuah buket bunga dan buah-buahan kepada Farah. Farah terharu
kepada kepedulian teman-teman sekelasnya. Farah bertanya kepada mereka tentang
kelompok yang menjadi juara umum pada lomba tersebut. Dan yang menang adalah
kelompok A. Farah juga bertanya kelompok mana yang memenangkan lomba tarik tambang.
Dan mereka menjawab bahwa yang menang adalah Adam. Lalu, Farah juga bertanya siapa
yang diantaranya yang mendapatkan predikat atlet putra dan atlet putri terbaik. Semua
tatapan tertuju pada Aisyah. Adam mengatakan bahwa yang menjadi atlet putri terbaik adalah
Aisyah.
Merak memberi julukan untuk Aisyah dengan sebutan ‘Aisyah Sang Juara’.

==== SELESAI =====

Anda mungkin juga menyukai