Anda di halaman 1dari 3

Mimpi seorang pelajar

Senja di kampung pasir sereh yang jauh dari perkotaan. Nampak hamparan kebun jagung.
Seorang anak berlari kecil membawa keranjang sambal memetic jagung. Asep itulah Namanya dia
seorang anak laki-laki kelas 5 SD.
Menjelang magrib Asep pun tiba di rumahnya yang setengah permanen,dinding bilik yang
dipenuhi tanaman hijau yang Nampak asri. Lalu Asep menjumpai ibunya, Asep berkata”Mak ini hasil
dari kebun kita!” ibunya menjawab “Alhamdulillah kita mempunyai banyak jagung untuk dibuat
jagung letup” Asep menimpali “oh… itu pop cron mak”.
Dari kejauhan terdngar suara adzan, lalu Asep bergegas kekamar mengambil kain sarung dan
peci Asep pun pergi ke surau untuk menjalankan shalat berjamaah dengan warga sekitar. Setelah
selesai shalat Asep mengaji degan Pak Ustadz Shaleh. Pak ustadz shaleh telah mengajari Asep
mengajari Asep mengaji. Waktu isya pun lewat.
Asep tiba di rumah tidak lupa mengucapkan salam. Asep pergi ke kamar untuk menyimpan
sarung & peci. Asep pergi ke dapur, Asep berkata “Mak boleh kah Asep membantu memasukan
jagung letup kedalam plastik”. Ibuny hanya mengangguk saja, tidak membutuhkan waktu setengah
jam untuk mengemas agung letup. Sebelum tur Asep mengerjakan PR dari Pak guru.
Suara adzan membangukan Asep tidur. Lalu Asep pergi ke surau lalu Asep mengaji & pulang
pukul 05:30. Asep tiba di rumah, ibunya sudah menyiapkan sarapan pagi dengan sayur bayam.
Matahari pun terbit Asep pergi ke sekolah melewati pematang sawah sambal melihat
pemandangan indah dan burung-burung beterbangan, setibanya Asep di sekolah Guru-guru
menyambut siswanya. Pak Guru berkata pada Asep “Sep kamu bawa apa?” jawab Asep “ini jagung
letup pak!” pak guru berkata”kalu begitu pak guru bias membelinya?” Asep menjawab “tentu pak!”.

Teman-teman Asep menantikan Asep karna mereka rindu jagung letup, dan senyuman hangat
Asep. Bel berbunyi Asep pergi ke kelas pak guru membahas tentang pelajaran IPS tentang
perdagangan Asep sangat suka pelajaran itu , pelajaran pun selesai seluruh siswa pulang ke rumahnya
masing-masing.
Seperti biasa setelah pulang dan setelah sholat dan makan, Asep per gi ke kebun membantu
ibunya mengambil jagung di kebun. Dari kejauhan terlihat seorang anak berlari-lari sambil memanggil
ibunya, “mak-mak” “iya sep,udah pulang sekolah sep?”tanya ibunya,
“iya mak, oh ia mak uang hasil penjualan jagung letupnya Asep simpan di rumah, dan alhamdulillah
jagungnya habis terjual” kata asep, ibunya hanya tersenyum dan mengucapkan syukur kepada alloh.
Ibunya berkata”sep emak pulang duluan kamu lanjutin memetik jagungnya badan emak sakit”. Asep
hanya mengangguk sambil memandangi ibunya yang perlahan menjauh dari pandangannya.
Tak terasa waktu sudah hampir sore Asep segera bersiap-siap pulang kerumahnya. Tak lama
setelah Asep pulang kerumah adzan magrib pun tiba Asep segera bersiap-siap pergi ke surau untuk
melaksanakan sholat magrib dan mengaji, tepat pada pukul 19:30 Asep pulang dari surau.
Tok-tok suara pintu diketuk “asalamualaikum” trek… suara pintu dibuka, terdengar suara dari
balik kamar “waalikumsalam” suara pelan diiringi rintihan. Asep te-
rsentak kaget mendengar suara ibunya yang tak biasa, lalu Asep segera menghampiri ibunya, “mak”
kata Asep sambi memegang tangan ibunya, “kenapa tangan emak panas?” tanya Asep “ngak apa-apa
sep Cuma meriang” jawab ibunya sambil sedikit tersenyum, karna tak ingin melihat putranya
khawatir.
Dengan segera Asep bergegas mengambil wadah berisi air hangat dan sehelai sapu tangan
untuk mengompres ibunya, anak laki-laki berusia 11 tahun itu dengan telaten merawat ibunya,
mengompres dan memijat tangan ibunya. Asep merasa sedih melihat ibunya sakit,ia mrasa takut
sesuatu yang buruk terjadi pada ibunya, sehingga tak terasa air mata jatuh ketangan ibunya. Ibunya
merasa kaget dan segera memandangi Asep sambil berkata”sep kenapa kok kamu nangis” tanya
ibunya, “gak apa-apa mak”jawab Asep sambil tertunduk.
Wanita separuh baya itu pun engusap air mata dipipi Asep dan berkata “jangan menangis, anak
laki-laki itu harus tegar” , lalu ibunya memeluk Asep. Lalu Asep pun pergi tidur. Tak terasa malam
berlalu adzan subuh berkumandang. Asep terbangun dan langsung memeriksa kening ibunya, Asep
rasa demam ibunya semakin tinggi.
Pagi harinya Asep pergi ke rumah BiSumi adik dari ibu Asep.Tok-tok “Asalamualaikum” Asep
mengucapkan salam “waalaikumsaam” terdengar jawaban dari balik pintu “Asep!” kata bisumi “ada
apa pagi-pagi ke sini?”Asep menjawab “ini bi emak sakit kalua bisa tlong anter emak ke puskesmas”
“oh… iya sep” jawab bibinya. Tak lama kemudian mereka sampai di puskesmas, setelah diperiksa
Dokter ternyata ibu Asep terkena demam berdarah (DBD) dan harus dirawat, tapi ibu Asep tak mau
dirawat karna tak punya biaya.
Asep ingin ibunya sembuh setiap hari Asep berjualan jagung letup utuk biaya rumah sakit dan
Asep juga memecahkan celengan ayam kesayangannya, setelah ibu Asep pulang ke rumah, Asep
pergi ke kebun, setibanya Asep di kebun, Asep melihat selokan yang penuh dengan sampah. Asep
berkata di dalam hatinya “mungkin yang menyebabkan emak sakit karna sampah yang bertumpuk di
selokan menjadi sarang nyamuk aedes aegypti”lalu Asep pergi ke rumah pak RT, lalu Asep berbicara
kata Asep “pak kita harus melaksanakan gotong royong untuk membersihkan selokan agar warga
sekitar tidak sakit karna sampah tidak menjadi sarang nyamuk” “iya sep kamu benar” jawab pak RT.
Di perjalanan setelah pulang dari rumah pak RT Asep mampir ke took untuk membeli celengan
ayam yang baru. Didalam hatinya Asep bertekad”Akan lebih semangat lagi belajar dan menabung
untuk modal agar ia menjadi pengusaha jagung letup yang sukses, dan ia juga bermimpi igin pergi ke
tanah suci Bersama ibunya”.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai