Anda di halaman 1dari 4

Razzellanda putri adalah nama lengkapku, biasanya aku dipanggil Ajel.

Aku bersekolah di
sekolah dasar yang tidak jauh dari rumah. Aku duduk dibangku kelas 6. Hobiku adalah
membaca novel.

Pagi hari yang cerah, Ajel bersiap-siap untuk pergi berangkat sekolah. Ajel berangkat sekolah
menaiki motor bersama ayahnya. Sesampainya didepan gerbang sekolah Ajel berpamitan
kepada ayahnya. Ayahnya pergi dan Ajel memasuki gerbang.Ajel berjalan disepanjang
koridor,ia melihat banyak sekali teman-temannya bersama sahabatnya. Ajel tampak iri karena
ia tidak memiliki sahabat, ia juga ingin mempunyai sahabat yang selalu bersamanya. Ajel
memasuki kelas ia duduk di dekat jendela, bangku samping Ajel kosong, tidak ada yang ingin
menempatkannya karena tidak ada yang ingin duduk bersamanya.

Bel sekolah berbunyi “Kriiinnggg”. Itu bel tanda masuk kelas. Siswa-siswa yang tadinya ada
di luar kelas segera memasuki kelas. Seserorang memasuki kelas 6. Itu adalah guru Bahasa
Indonesia, Namanya Bu Nisa. Bu Nisa mengucapkan salam kepada semua anak murid.
“Assalamualaikum anak-anak”. Ucap salam dari Bu Nisa. Murid-murid mejawab salamnya
dengan serentak. “Waalaikumusalam”. Jawab anak murid dengan serentak. Bu Nisa
mempersilahkan seseorang untuk memasuki ruangan kelas. Seorang perempuan cantik itu
memasuki kelas. Dengan mengenakkan seragam sekolah, ransel warna putih dan sepatu
hitam. “Ok,anak-anak perkenalkan ini adalah murid baru disini, kalian harus berteman baik
dengannya, paham anak-anak?”. Perintah Bu Nisa. “Baik bu”. Jawab anak murid serentak.
“Baiklah, silahkan perkenalkan nama dan asal”. Perintah Bu Nisa. Perempuan itu hanya
mengangguk tanda mengerti. “Assalamualaikum semuanya, perkenalkan namaku Reishah
Shavita. Aku biasa dipanggil Ishah. Aku berasal dari BANTEN, salam kenal semuanya”.
Perempuan itu memperkenalkan dirinya dengan malu-malu. “Salam kenal”. Jawab murid-
murid serentak. “Ok, kalau begitu Ishah silahkan duduk disamping Ajel di pojok sebelah
kanan”. Perintah Bu Nisa. Ishah pun duduk disamping Ajel. Mereka berdua saling
berkenalan. “Hai, kenalin aku Razzellanda Putri, biasa dipanggil Ajel”. Ajel memperkenalkan
dirinya kepada anak baru sembari mengulurkan tangan. “Hai,kenalin juga aku Ishah”. Jawab
Ishah yang membalas uluran Ajel. Pelajaran kelas pun dimulai. Ajel dan Ishah
memperhatikan Bu Nisa menerangkan mata pelajarannya.

Bel tanda istirahat pun berbunyi. “Kriinggg”. Seluruh siswa keluar dari kelas dan berlarian
menuju kantin. Kali ini Ajel tidak ke kantin, karena ia membawa bekal dari rumah yang
dibuat oleh ibunya dengan sepenuh hati. Ajel berniat ingin berbagi makanannya kepada
Ishah.”Ishah, makan bareng dengan aku yuk!”. Tawar Ajel. Karena Ishah merasa lapar, ia
menerima tawaranya. Mereka pun makan bersama.

Bel tanda istirahat selesai berbunyi.”Kriiinggg”.Seluruh siswa kembali masuk kelas dan
memulai pelajarannya. Kali ini yang mengajar adalah Pak Andika, guru Bahasa Arab.
Seluruh murid memperhatikan materi-materi yang disampaikan oleh Pak Andika.

Tak terasa bel pulang sekolah berbunyi.”Kriinngg”. Seluruh siswa keluar kelas dan
berhamburan. Ajel dan Ishah pun keluar kelas dan pergi ke depan gerbang. Tak lama Ishah
dijemput oleh ayahnya. Ishah berpamitan kepada Ajel.”Jel aku pulang duluan ya, sampai
besok lagi, bye”. Pamit Ishah. “Iya Shah, hati-hati dijalan, bye”. Jawab Ajel yang tersenyum
kepada Ishah. Ishah sudah pulang, sedangkan Ajel masih menunggu jemputan. Saat sedang
menunggu jemputan, seseorang menghampiri Ajel. Ternyata itu adalah Liana, teman Ajel,
tetapi ia tidak pernah suka kepada Ajel, karena ia merasa Ajel telah merebut segalanya
darinya. Dimulai dari prestasi, hingga sahabat. Tetapi Ajel tidak pernah merebut segalanya
dari Liana, Liananya saja yang selalu iri kepada Ajel. Liana berkata.”Jel,jauhin Ishah
sekarang juga, karena dia akan menjadi sahabat aku!”. Tegas Liana. Ajel yang mendengar itu
tidak menjawab apa-apa, ia hanya diam terpaku. Liana pun pergi meninggalkannya begitu
saja. Tak lama Ajel dijemput oleh ibunya.

Sesampainya dirumah, Ajel melamun memikirkan perkataan Liana, ia tidak ingin teman yang
kali ini direbut lagi olehnya. Tahun lalu Liana telah merebut Nara, dan apakah Ishah akan
direbut juga olehnya?. Ajel tak habis pikir dengan Liana, Ia sangat maruk.

Pagi hari yang cerah, Ajel terbangun dari tidurnya dan membuka jendela lebar-lebar, agar
udara segar memasuki ruang kamarnya. Ajel bergegas mengambil handuk dan pergi mandi.
Selesai mandi, ia pergi ke ruang makan dan sarapan. Kali ini menu sarapannya adalah roti isi
selai strawberry dan segelas susu. Ajel berdoa sebelum makan dan segera menyantap
sarapannya. Setelah makan ia segera memakai sepatu dan berangkat sekolah bersama
ayahnya. Diperjalanan ia teringat Kembali dengan perkataan Liana, Ajel berfikir sejenak.
“Apakah aku harus menjauhkan Ishah?, tetapi jika aku menjauhkan Ishah, aku tidak akan
mempunyai sahabat. Dan kali ini Ishah tidak boleh direbut oleh Liana”. Pikirnya.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Ajel berpamitan dengan ayahnya, dan ayahnya
mengecup kening Ajel. Ajel berjalan dikoridor, ia tak sengaja bertemu dengan Liana dan
kawan-kawannya. Ajel sudah malas bertemu dengan Liana, karena Liana akan mamutar bola
matanya. Ajel sudah terbiasa dengan itu, untungnya dia masih bisa sabar menghadapi tingkah
laku Liana.

Ajel memasuki kelas, disana sudah ada Ishah duduk dikursi, ia melihat Ishah sedang menulis.
Ajel menghampiri Ishah dan berkata.”Pagi shah, kamu sedang menulis apa?”. Sapa Ajel dan
menanyakannya. Ishah terkejut Ketika mendengar suara Ajel, ia segera mengumpatkan
bukunya dikolong meja dan menjawab. “Pagi Jel, a-aku lagi nulis diary”. Jawab Ishah ragu-
ragu, dan tersenyum.”Oh,lagi nulis diary, ya sudah lanjutin lagi saja nulis diarynya”. Ajel
cukup penasaran apa yang sedang ditulis oleh Ishah, tapi ia tidak boleh mengetahuinya.

Bel sekolah berbunyi “Kriingg”. Semua murid kelas 6 sudah duduk rapi ditempatnya masing-
masing. Seseorang memasuki ruangan kelas 6. Itu adalah Pak Yudi, guru agama. Saat pak
Yudi sedang menerangkan materi, Ajel melihat ke arah Ishah, ia melihat Ishah dari tadi
melamun. Karena Ajel khawatir, ia menanyakannya kepada Ishah.”Shah, kamu dari tadi
melamun saja, kamu sakit? Pusing gak?”. Tanya Ajel yang khawatir sembari memegang
kening Ishah. Ishah yang mendengar itu menjawab.”Oh, aku tidak apa-apa, hanya
memikirkan sesuatu yang tidak penting”. Jawab Ishah sembari tersenyum kearah Ajel. Ajel
yang mendengar itu tidak percaya dengan perkataan Ishah. Ajel berbicara didalam
hatinya.”Hm, kayaknya Ishah berbohong, pasti ada masalah”. Katanya didalam hati.

Waktu pelajaran Pak Yudi telah selesai. Saatnya bel istirahat berbunyi “Kriiingggg”. Semua
siswa pergi ke kantin termasuk Ajel dan Ishah. Kali ini Ajel tidak membawa bekal, jadi dia
pergi jajan ke kantin. Ajel membeli nasi uduk, sedangkan Ishah membeli nasi goreng, mereka
makan bersama dikantin. Ditengah sibuknya menyantap makanan, Ishah berbicara.”Ajel,
kamu mau jadi sahabat aku?”. Tanya Ishah. Ajel yang mendengar itu sontak
menjawab.”Tentu saja mau!’. Jawab Ajel.”Memangnya kamu mau punya sahabat kayak
aku?”. Tanya Ishah yang memurungkan wajahnya. Ajel yang mendengar perkataan itu
langsung kebingungan.”Maksud Ishah apa ya? Kok Ishah bicara seperti itu?”. Tanya Ajel
kebingungan. “Eh, maksud Ishah bukan begitu, tapi Ajel mau kan jadi sahabat Ishah?”.
Tanya-nya sekali lagi.”Tentu saja mau”. Jawab Ajel. “Kalau begitu sekarang kita adalah
SAHABAT, oke?”. Seru Ishah. “Oke!”. Seru Ajel. Mereka pun tertawa bersama.

Jam pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Inggris. Bu Afifah memasuki ruangan dan menyapa
murid-murid. “Assalamualaikum students”. Sapa Bu Afifah. Murid-murid menjawab
serentak. “Waalaikumussalam teacher”. Jawab murid-murid termasuk Ajel dan Ishah. “How
are you today?”. Tanya Bu Afifah kepada murid-murid. “I’m fine, and you?”. Jawab semua
murid dan bertanya balik. “I’m fine, thankyou”. Jawab Bu Afifah. Pelajaran berlangsung
dengan baik.

Bel pulang sekolah berbunyi. “Krriing”. Bu Afifah yang mendengar suara bel itu segera
menutup mata pelajarannya. “Ok students, thankyou for your attention, sampai jumpa
dipertemuan selanjutnya, ditutup dengan doa, wasalamualaikum warahmatullahi
wabarokatuh”. Pamit Bu Afifah. “Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh”. Jawab
semua anak murid. Semua murid pun keluar kelas dan pulang. “Ajel, aku pulang ya, see
you”. Pamit Ishah. “See you too”. Jawab Ajel. Tak lama ibu Ajel datang untuk
menjemputnya.

Sesampainya dirumah, Ajel segera menyalin bajunya, lalu ia berbaring diatas kasurnya yang
empuk. Hari ini Ajel cukup merasa senang karena ia mampunyai sahabat baru. Sesuatu
melintas dipikaran Ajel, ia teringat dengan perkataan Ishah yang membuat pikiran Ajel
kebingungan. Tetapi Ajel tidak memikirkannya, yang terpenting sekarang Ajel mempunyai
teman sekaligus sahabat, dan ia tidak akan kesepian lagi.

Pagi ini langit tampak sangat gelap, tidak seperti biasanya, biasanya langit sangat cerah dan
matahari menyinari dunia. Ajel melihat kearah jendela. “Sepertinya akan ada hujan lebat pagi
ini”. Batin Ajel. Pagi ini Ajel sangat tidak bersemangat karena sepertinya akan ada hujan
turun, Ajel sudah siap untuk berangkat sekolah, ia terpaksa harus mengenakkan jas hujan,
karena takut saat diperjalanan hujan turun. Benar saja, saat diperjalanan menuju sekolah,
hujan turun lebat ditambah dengan gemuruh yang membuat Ajel ketakutan. Ajel sangat takut
dengan gemuruh, terutama petir. Sesampainya disekolah Ajel bersalaman dengan ayahnya
dan membuka jas hujannya. Ajel berjalan dikoridor dan melewati kelas-kelas dan ruangan
guru. Sesampainya dikelas, ia segera masuk dan duduk dibangkunya. Ajel tak melihat Ishah,
biasanya Ishah yang sudah sampai lebih dulu dari pada Ajel. Ajel berpikir “mungkin Ishah
terjebak macet karena hujan”. Pikirnya. Bel masuk berbunyi. Ajel merasa bingung, “mengapa
Ajel tidak masuk kelas? Apakah dia sakit?”. Tanya-nya dibenaknya. Ditengah lamuannya,
guru Pak kepala sekolah memasuki ruangan. Ajel kebingungan termasuk murid-murid.
Mereka semua berbisik-bisik dan bertanya. “Mengapa ada guru kepala sekolah disini?
Apakah ada masalah?”. Tanya murid-murid. Wajah Pak kepala sekolah tampak sedih.
“Assalamualaikum semuanya”. Salam Pak kepala sekolah

Anda mungkin juga menyukai