Suatu malam, Adi sedang belajar matematika. Dengan serius dia menghitung soal-
soal pekerjaan rumahnya. Tak terasa hari sudah mulai larut malam. Mungkin karena sulitnya soal
,Adi berpikir keras, hingga akhirnya dia tertidur. Dalam tidurnya dia
bermimpi ….
Pagi menjelang, tiba-tiba Adi bangun dan tersentak kaget. Jam weker di meja belajarnyasudah
menunjukkan pukul 06.30. Terlambat, pikir Adi. Dengan terburu-buru dia pergi ke kamarmandi,
tak lupa gosok gigi, dan karena sudah terlambat Adi hanya cuci muka saja. Kemudian
dia berganti pakaian dengan seragam sekolahnya.Waduh, sudah jam 06.30 lewat! Dengan lebih
cepat lagi, dia mengambil tas sekolahnya,menyambar sepeda pancalnya, lalu berangkat dengan
cepat.Di perjalanan Adi ngebut. Salip kanan, salip kiri, meluncur dengan cepat, tapi tak
lupamenyapa tetangga. Tiba-tiba ada penyeberang jalan, dia mengerem mendadak
sepedanya. Namun, untung tak dapat diraih, malang menimpanya. Tabrakan tak bisa dihindari. A
di jatuh bergulung-gulung, tapi anehnya dia tidak apa-
apa, luka pun dia tidak merasa, sepedanya juga baik-
baik saja. Dia langsung bangun dan mengambil sepedanya. Sembari membungkuk-
bungkuk, dia meminta maaf dan menjelaskan mengapa terburu-
buru; karena terlambat kesekolah.Wah! Sudah jam 7, rasanya kena marah Pak Guru. Adi
meneruskan perjalanannya. Dia pacu sepedanya, tapi kali ini dia tidak berani mengebut. Sampai
akhirnya, gerbang sekolah sudahkelihatan. Dengan wajah penuh ketakutan, dia menoleh ke
kanan ke kiri. Mungkin ada temanyang terlambat juga.Sesampai di depan sekolah, Adi membuka
gerbang. Terkunci. Waduh, bagaimana ini?Dia melihat-lihat ke dalam lalu menggapai atas pagar,
siapa tahu kelihatan penjaga sekolah. Sepi
…, tidak ada seorang pun di dalam sekolah. Tiba
-tiba pundaknya ditepuk seseorang. TernyataJoko teman sekelasnya.Ah, ternyata hari ini tanggal
merah, hari libur. Lega dan malu bercampur jadi satu perasaan dalam hati Adi. Akhirnya, Adi
pulang dengan tersenyum malu.Sesampainya di rumah, Adi mengambil buku dalam tasnya untuk
dibaca hingga akhirnyatertidur di meja belajarnya.Tiba-
tiba … “Adi, bangun! Kamu tidak berangkat sekolah? Ayo bangun, Nak!”
ibunyamembangunkan. Antara sadar dan tidak, Adi menunjuk kalender. “Hari ini libur, Bu”.
“Lho, hei,
lihat lagi kalendernya, ini b
ukan hari libur! Ayo bangun. Kamu sudah terlambat!”
Ha! Iya, hari ini bukan hari libur. Waduh, kurang lima menit lagi bel sekolah. Aduh Mak,
ini kenyataan, yang tadi adalah mimpi. Wah, terlambat lagi ….
Bergegaslah Amel membuka pintu rumah dan mereka mulai menuju dapur dimanatempat
makanan berada, dengan cepat Naraya langsung mengambil nasi, lauk-pauk, dan mulaimemakan
makanan yang ada. Amel dengan spontan menegur Naraya meminta untuk cucitangandulu
sebelum makan. Naraya menolak permintaan temannya itu sembari terus makan denganrakus.
Amelpun meninggalkan Naraya sejenak memcucitangannya dengan sesekali bermain buihyang
ada di tangan, selesai mencuci tangan Amel bergegas mengambil makanan, dan
mulaimemakannya bersama Naraya dimeja makan rumahnya. Naraya dengan kejailannya
sesekalimenggoda Amel yang makan dengan tenang, namun amel dengan sabar menyikapi
ulahtemannya itu.Makan siangpun telah usai Amel langsung menuju dapur untuk mencuci piring
dan peralatan makan yang digunakan, berbeda dengan Naraya yang menyusul dibelakang amelte
rnyata hanya untuk menaruh peralatan makannya untuk dicucikan oleh Amel, dan dengantanpa
bersalah langsung bermain sepeda di depan halaman rumah Amel dengan tangan penuhsisa-sisa
makan. Amel dengan sabar menyikapi perbuatan temannya sembari berfikir tak
apalah berbuatat baik akan mendapatkan kebaikan pula. Setelah mencuci peralatan makan Amel
bergegas menuju halaman rumahnya, dengan latang Naraya mengajak Amel bersepeda bersaman
ya, Amel menganggukkan kepala bertanda bahwa menyetujui ajakan. Mereka denganhati yang
gembira bersepeda mengitari halaman rumah Amel yang cukup luas itu. Cukup lamakegiatan itu
berlangsung sampai tiba-tiba perut Naraya sakit dan merasa kalau ingin buang
air besar, bergegaslah Naraya menuju kamar mandi rumah Amel dan secepat mungkin langsung
memasuki kamar mandi itu. Amel menyusul di belakang Naraya sembari khawatir
dengankeadaan Naraya. Amel dengan hati yang resah mengetuk pintu kamar mandi memastikan
bahwa Naraya dalam keadaan baik. Narayapun bergegas keluar dari kamar mandi berkata
bahwa baik- baik saja, berselang tidak lama Naraya bergegas memasuki kamar mandi lagi
karena merasakan bahwa memang ingin buang air besar lagi. Kegiatan itu berulang-ulang
beberapa kali, dan disela-sela kegiatan itu Amel mulai berfikir penyebab sakit perut Naraya.
Ternyata sakit itu
diakibatkan bahwa Naraya tidak cucitangan sebelum makan, pastilah kuman, penyakit yang ada
menyerang perut Naraya sehingga mengakibatkan sakit perut yang berkepanjangan.Melihat
temannya kesakitan Amel bergegas mengajak Naraya kedokter terdekat untukmeminta obat agar
Naraya segera sembuh dari sakitnya. Sesampainya di dokter akibat sakit
perut Naraya terditeksi dan hasilnya sama dengan apa yang difikirkan Amel, yaitu Naraya tidak
mencucitangan sebelum makan. Naraya dengan mimik muka malu bercampur sedih,
kecewa bahwa tadi tidak mendengarkan perkataan temannya. Dengan kejadian tersebut Naraya b
erjanji bahwa akan selalu mencuci tangan sebelum makan.Cerita ini diharap dapat dijadikan
pedoman bahwa cucitangan sebelum makan termasukupaya menjadikan hidup sehat, dan
mencegah terjadinya sakit, dengan hal sekecil ini memilikidampak yang cukup besar. Diharap
dengan pantomim yang mengusung tema cucitangan sebelummakan dapat memberi contoh yang
baik bagi semua kalangan.
Suka cita Anak Indonesia Belajar Sepanjang Hayat
tanggal kondisi keuangan Setiap tanggal tua, para mahasiswa yang nge-kost selalu
2.
tua sedang tipis menghemat pengeluaran seminimal mungkin.
panjang
3. cerdik Farel dikenal sebagai anak yang panjang akal
akal
bermuka tak tetap Soni terkenal sebagai orang yang bermuka dua di depan
5.
dua pendiriannya teman-temannya.
8. main mata melirik Tono selalu main mata kepada setiap perempuan yang cantik.
ringan Karena sejak kecil melihat ayahnya yang bersikap kasar, kini
9. suka memukul
tangan Anto menjadi anak yang ringan tangan.
tebal tidak punya rasa Riski sudah menjadi orang yang tebal muka karena masa
11.
muka malu lalunya yang suram.
muka Ayah sedari tadi pagi bermuka masam karena belum bertemu
12. cemberut
masam dengan ibu.
besar Ibu Suci tidak disukai oleh ibu-ibu yang lainnya karena
13. pembohong
mulut sikapnya yang besar mulut.
angkat
15. pergi Aku harus segera angkat kaki dari rumah ini besok pagi.
kaki
tangan orang Sebagai tangan kanan Pak Camat, ayah harus menemani Pak
18.
kanan kepercayaan Camat dalam setiap kegiatan penting pemerintahan.
orang yang rajin Rani, si anak kutu buku itu selalu di-bully oleh teman-
21. kutu buku
membaca buku temannya.
kepala
22. tenang Hadapilah semua permasalahan dengan kepala dingin.
dingin
23. bunga tidur mimpi Aku masih saja teringat bunga tidur semalam.
kalap, hilang Pecandu narkoba bisa gelap mata saat tidak menemukan
26. gelap mata
kesabaran apa yang ia inginkan.
makan uang
36. korupsi Pak Anas diisukan makan uang dinas.
dinas
panjang Anak yang panjang tangan tidak akan disukai oleh orang-
37. suka mencuri
tangan orang di sekitarnya.
39. bunga desa wanita tercantik Rosi menjadi bunga desa sejak ia masih remaja.
sampah orang yang tidak Joni berjuang sekuat tenaga agar tidak
42.
masyarakat berguna menjadi sampah masyarakat.
44. naik daun mulai terkenal Karena lagu barunya, penyanyi itu mulai naik daun.
Saat bulan Ramadhan, banyak orang makan
45. makan waktu menghabiskan waktu
waktu dengan mengaji.
49. sebatang kara hidup sendirian Sejak usia 8 tahun, Rani hidup sebatang kara.
Sekian artikel mengenai contoh makna kias dan artinya dalam kalimat. Semoga apa yang dipaparkan
dalam artikel ini mudah dipahami dan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.