Suara teriakan itu terdengar lagi di telingaku melalui tembok, dengan suara yang penuh
dengan rasa marah dan tangisan.
“Se-selama ini Papa kemana saja?… . Apa yang papa lakukan selama ini?
Suara yang aluni dengan tangisan itu membuat telinga yang mendengarkan nya terasa seperti
kesihan
“Se….. Seoarang ibu seperti dirimu saja tidak bisa mengurus rumah!”
Meski dengan suara yang keras dan tangisan dari istri nya ia tetap terus merasa yang paling
benar.
Suasana pun menjadi hening. Ia pun pergi untuk melihat ibu dan papa yang sedang lagi saling
beradu mulut tanpa ada hentinya. Kaki demi kaki pun turun dari kasur untuk melangkah ke arah
pintu. Dengan kaki bergetsr dan tangan yang merinding ketakutan, ia pun dengan sikap berani
ingin membuat pintu. Seorang anak itu pun kaget mendengar suara yang sangat keras seperti
kaca yang jatuh dari arah ruang tamu. Suara keras yang berasal dari arah ruang tamu itu ternyata
suara dari tamparan yang di berikan Papa kepada Ibu. Suana pun menjadi sangat mencekam pada
malam hari itu, Ayah dan Ibu pun melihat anak yang masih belum tertidur dan menghampiri dir
nya.
Ayah : “Nak….Kenapa kau belum tidur?!
Anak : “Aku…. Terbangun karena suara yang berisik
Ayah : “Ini sudah larut malah pergilah kembali tidur”
Anak : “Tetapi aku sudah mengantuk, Ibu kenapa menangis yah? “
Ibu : “Ibu tidak apa-apa kok nak, mata mamah perih tadi kenak debu”
Anak : “Baiklah Bu, aku ingin kembali tidur”
Malam pun semakin larut, ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi kembali ke kamar
nya. Sambil menarik nafas berjalan kembali menuju ke kamar, tangan yang gemetar terus
menerus di paksa nya untuk membuka pintu kamar. Dengan rasa yang gelisah dan penuh
ketakutan akan apa yang terjadi pada saat itu. Pikirannya mulai bercabang-cabang. Dan kepala
nya berisik akan pertanyaan-pertanyaan. “Mata mama perih tadi kenak debu”Kalimat itu terus
membuat diri nya bertanya-tanya. Semakin banyak pertanyaan yang bermunculan membuat diri
nya kesulitan untuk tidur kembali. Ia pun memutuskan untuk tidak memikirkan nya dan seolah-
olah tidak terjadi apa pada saat malam itu.
Ke esokan hari nya pun tiba, mata hari sudah terbit sinar matahari yang terang pun mulai
masukmasuk menerangi isi ruangan. Satu persatu kaki pun mulai di turunkan dari kasur saat nya
untuk bangun. Mengingat diri nya yang tidak boleh terlambat untuk pergi ke sekolah, ia pun
memutuskan untuk pergi terburu-buru. Tanpa ada nya ucapan selamat pagi dari ke dua orang tua
nya yang masih harus bekerja dan mementingkan urusan nya sendiri-sendiri. Dengan rasa yang
sedih dan kecewa Ia pun harus menerima untuk menjalani kehidupan nya sendiri mekipun ke dua
orang hidup masih ada, tapi kehidupan nya seakan-akan tidak mempunyai kasih sayang dari
orang tua nya. Sepeda yang nya di gowes secepat mungkin menuju sekolah. Udara di pagi hari
yang segar dan adem membuat diri nya seakan seperti bebas terbawa angin.
Upacara pun akhirnya selesai dan seluruh siswa pun di harapkan untuk pergi kembali
menuju kelasnya masing-masing. Sesampainya di sekolah dirinya pun langsung duduk ter lemas
di atas bangku. Dengan kaki dan badan yang membuat dirinya harus terasa lelah unutk menguti
pelajaran di sekolah. Rasa lelah itu pun harus ia pertahankan hingga jam pelajaran harus
berakhir.
Sesampainya di rumah ia pun langsung beristirahat di atas kasur, kaki dan badan yang tadi nya
lemas langsung merasakan nyaman dan rileks, di tambah dengan udara masuk dari arah jendela
membuat suasana menjadi nyaman. Satu demi satu mata tertutup dan akhirnya ia pun tertidur
pulas di atas kasur yang nyaman. Di malam hari nya ia pun terbangun lagi dengan suara teriakan
dari ke dua orang tua nya.
“Aku… sudah muak dengan sikap Papa yang seenaknya selalu pulang malam”
Ibu yang sudah muak dengan sikap Papa yang selalu pulang malam langsung memarahinya.
“Se… semua ini aku lakukan demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita mama”
Papa yang ingin menjelaskan, kenapa selama ini dirinya selalu pulsng malam, tapi selalu di
potong dengan emosi mamah
Mengingat akan hal itu, alasan kenapa Papa nya sealu pulsng malam, ia pun terburu-buru
bangun dari atas tempat tidur. Langkah-langkah secepat mungkin lagsung menuju ke arah rusng
tamu. Sesampainya di sana ia melihat ke dua orang tua nya seperti sedang saling memusuhi.
Tidak langsung lama ia pun menjelaskan alasan kenapa Papa selalu pulang malam
“Pada saat aku pulsng sekolah aku melihat Papa yang sedang bekerja sebagai kuli bangunan,
setiap harinya siang dan malam tanpa istirahat “
Dirinya menjelaskan apa yang ia lihat pada saat itu
“Papa pupang malam bukan hal yang aneh kok mamah, pulang nya papah di karenakan hsrus
bekerja unutk memenuhi kebutuhan kita”
Ia pun menyakin Ibu nya kalau, Papa pulang malam itu bukan tujuan untuk hal yang aneh, tetapi
untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga nya
Mendengar akan penjelasan yang di sampaikan oleh anak nya. Ibu nya pun akhirnya merasa
bersalah dan berlutut nangis di hadapan Papa. Ibu memohon minta maaf atas kelakuannya yang
selama ini menuduh Papa yang tidak-tidak. Papa pun dengan senyuman dan kasih sayang akan
Ibu nya pun memaafkan perilaku nya. Akhirnya semua pun terjawab sudah kenapa dan alasan
papa selalu pulsng malam, yaitu karena dirinya selau harus bekerja sebagai kuli bangunan
sampai untuk memenuhi kebutuhan keluarga nya