Anda di halaman 1dari 6

Malam Yang di Curigai

(karya:Deodatus D.R 10/11 IPS 3 )

Suara teriakan itu terdengar lagi di telingaku melalui tembok, dengan suara yang penuh
dengan rasa marah dan tangisan.
“Se-selama ini Papa kemana saja?… . Apa yang papa lakukan selama ini?
Suara yang aluni dengan tangisan itu membuat telinga yang mendengarkan nya terasa seperti
kesihan
“Se….. Seoarang ibu seperti dirimu saja tidak bisa mengurus rumah!”
Meski dengan suara yang keras dan tangisan dari istri nya ia tetap terus merasa yang paling
benar.
Suasana pun menjadi hening. Ia pun pergi untuk melihat ibu dan papa yang sedang lagi saling
beradu mulut tanpa ada hentinya. Kaki demi kaki pun turun dari kasur untuk melangkah ke arah
pintu. Dengan kaki bergetsr dan tangan yang merinding ketakutan, ia pun dengan sikap berani
ingin membuat pintu. Seorang anak itu pun kaget mendengar suara yang sangat keras seperti
kaca yang jatuh dari arah ruang tamu. Suara keras yang berasal dari arah ruang tamu itu ternyata
suara dari tamparan yang di berikan Papa kepada Ibu. Suana pun menjadi sangat mencekam pada
malam hari itu, Ayah dan Ibu pun melihat anak yang masih belum tertidur dan menghampiri dir
nya.
Ayah : “Nak….Kenapa kau belum tidur?!
Anak : “Aku…. Terbangun karena suara yang berisik
Ayah : “Ini sudah larut malah pergilah kembali tidur”
Anak : “Tetapi aku sudah mengantuk, Ibu kenapa menangis yah? “
Ibu : “Ibu tidak apa-apa kok nak, mata mamah perih tadi kenak debu”
Anak : “Baiklah Bu, aku ingin kembali tidur”

Malam pun semakin larut, ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi kembali ke kamar
nya. Sambil menarik nafas berjalan kembali menuju ke kamar, tangan yang gemetar terus
menerus di paksa nya untuk membuka pintu kamar. Dengan rasa yang gelisah dan penuh
ketakutan akan apa yang terjadi pada saat itu. Pikirannya mulai bercabang-cabang. Dan kepala
nya berisik akan pertanyaan-pertanyaan. “Mata mama perih tadi kenak debu”Kalimat itu terus
membuat diri nya bertanya-tanya. Semakin banyak pertanyaan yang bermunculan membuat diri
nya kesulitan untuk tidur kembali. Ia pun memutuskan untuk tidak memikirkan nya dan seolah-
olah tidak terjadi apa pada saat malam itu.
Ke esokan hari nya pun tiba, mata hari sudah terbit sinar matahari yang terang pun mulai
masukmasuk menerangi isi ruangan. Satu persatu kaki pun mulai di turunkan dari kasur saat nya
untuk bangun. Mengingat diri nya yang tidak boleh terlambat untuk pergi ke sekolah, ia pun
memutuskan untuk pergi terburu-buru. Tanpa ada nya ucapan selamat pagi dari ke dua orang tua
nya yang masih harus bekerja dan mementingkan urusan nya sendiri-sendiri. Dengan rasa yang
sedih dan kecewa Ia pun harus menerima untuk menjalani kehidupan nya sendiri mekipun ke dua
orang hidup masih ada, tapi kehidupan nya seakan-akan tidak mempunyai kasih sayang dari
orang tua nya. Sepeda yang nya di gowes secepat mungkin menuju sekolah. Udara di pagi hari
yang segar dan adem membuat diri nya seakan seperti bebas terbawa angin.

TRINGG….(Suara Bel Masuk)


Ia pun akhirnya tepat waktu untuk sampai ke sekolah meski dengan rasa lelah dan keringat
yang memenuhi tubuh nya. Tapi di sisi lain usaha pun tidak sia-sia, ia pun sampai tepat waktu dj
sekolah. Mengingat pada saat itu hari senin, diri nya pun semakin beruntung karena tidak haru
terlambat saat mengikuti upacara Bendera Merah Putih. Tetapi rasa lelah masih ada pada diri
nya, yang membuat ia harus mengkuti upacara dengan rasa lemas. Rasa lemas itu muncul
teringat karena diri nya harus berangkat pagi tanpa ada sarapan sedikit pun. Matahari pun
bersinar lebih terang lagi, membuat suasana yang ada lapangan sekolah tempat upacara
berlangsung semakin menjadi panas. Ia pun dengan sikap yang tangguh dan badannya yang
kokoh masih tetap harus berdiri kuat sampai upacara ini selesai.

Upacara pun akhirnya selesai dan seluruh siswa pun di harapkan untuk pergi kembali
menuju kelasnya masing-masing. Sesampainya di sekolah dirinya pun langsung duduk ter lemas
di atas bangku. Dengan kaki dan badan yang membuat dirinya harus terasa lelah unutk menguti
pelajaran di sekolah. Rasa lelah itu pun harus ia pertahankan hingga jam pelajaran harus
berakhir.

TRINGG….(Suara Bel Istirahat)


Istirahat pun tiba, ia dengan bersih keras berlari secepat-cepatnya pergi ke kanti untuk
membeli makanan favoritnya, yaitu donat. Dengan rasa lemas dan lelah akan ke adaan perut
belum terisi makanan diri nya pun tidak sengaja bertabrakan dengan siswa lain nya
“Duh… . Sakit banget, jalan itu pelan-pelan, punya mata makannya di pakek kalo jalan nyusahin
banget nih orang”
Dengan rasa kesal dan sakit yang di Terima oleh orang tersebut, akhir nya ia pun harus di marahi
“Aku tau kau sedang lapar tetaoi berhati-hatilah mengingat ini sekolah, bukan tempat untuk
berlarian “
Dengan rasa yang menyesal dan bersalah dia pun akhirnya di maafkan, dengan syarat untuk tidak
mengulangi nya lagi
Ia pun masih harus pergi secepatnya menuju ke kantin untuk membeli makanan favorit nya.
Akhirnya ia pun berhasil menuju ke kan tiba dan membeli donat yang ia inginkan selama jam
pelajaran. Saat di kantin ia pun bertemu dengan ke 3 sahabat nya, yaitu Naufal, Putra, dan
Krisna. Mereka ber 4 sudah menjalin persahabatan sejak masih duduk di bangku SD.
“Gin… kenapa hari ini kau begitu lemas sekali,apakah kau lupa sarapan lagi hari ini”
Naufal melihat Ginta Yang sangat lemas sekali membuat diri nya kawatir akan apa yang terjadi,
dan langsung menanyai nya
“Apakah sesuatu terjadi lagi di antara ke dua orang tua mu?”
Krisna yang mengerti kalau ke dua orang tua Ginta selalu aja saja bertengkarbertengkar,
langsung menanyai nya lagi

TRINGG (Bel masuk kelas)


Bel pun pun berbunyi lagi menandakan waktu istirahat sudah berakhir, mereka pun
akhirnya harus berpisah, mengingat ke 3 sahabat nya berbeda kelas. Ia pun mengikuti jam
pelajaran dengan rasa yang semangat lagi karena sudah makan-makanan keseukan nya. Seiring
berjalannya waktu dirinya oun masih memikirkan masalah apa yang terjadipada saat tadi malam
di antara Papa dan ibu nya. Membuat ia masih bertanya-tanya Apa yang terjadi

TRINGG (Bel Pulang Sekolah)


Jam pelajaran pun akhirnya selesai, ia pun bersial mengemasi buku dan barang bawaan
lagi, bersiap-siap untuk meninggalkan kelas. Ia pun mengecrk barang bawaannya lagi untuk
memastikan tidak ada barang tertinggal. Menuju ke tempat parkiran tempat di mana sepeda di
letakan di sana. Dengan rasa yang lega di karena seekolah sudah, ia pun dengan senang dan
terburu-buru untuk pergi pulang ke rumah beristirahat. Pada saat di perjalanan, ia melihat Papa
yang sedang bekerja sebagai kuli bangunan. Mengingat bahwa kuli bangunan itu harus bekerja
hingga larut malam, dengan rasa yang lelah untuk menacara memenuhi kebutuhan keluarga nya
ia harus rela banting tulang kerja hingga malam.
Di kepala nya oun semua pertanyaan akhirnya terjawab, kenapa pada saat itu ke dua orang
tua bertentangan, dan apa yang paoa nya harus pulang malam di saat semua orang sudah tertidur
pulas. Dalam hati nya ia merasa kasihan dengan Papa nya yang harus bekerja semalam untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan ibu nya. Ia oun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah
untuk beristirahat.

Sesampainya di rumah ia pun langsung beristirahat di atas kasur, kaki dan badan yang tadi nya
lemas langsung merasakan nyaman dan rileks, di tambah dengan udara masuk dari arah jendela
membuat suasana menjadi nyaman. Satu demi satu mata tertutup dan akhirnya ia pun tertidur
pulas di atas kasur yang nyaman. Di malam hari nya ia pun terbangun lagi dengan suara teriakan
dari ke dua orang tua nya.
“Aku… sudah muak dengan sikap Papa yang seenaknya selalu pulang malam”
Ibu yang sudah muak dengan sikap Papa yang selalu pulang malam langsung memarahinya.
“Se… semua ini aku lakukan demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita mama”
Papa yang ingin menjelaskan, kenapa selama ini dirinya selalu pulsng malam, tapi selalu di
potong dengan emosi mamah

Mengingat akan hal itu, alasan kenapa Papa nya sealu pulsng malam, ia pun terburu-buru
bangun dari atas tempat tidur. Langkah-langkah secepat mungkin lagsung menuju ke arah rusng
tamu. Sesampainya di sana ia melihat ke dua orang tua nya seperti sedang saling memusuhi.
Tidak langsung lama ia pun menjelaskan alasan kenapa Papa selalu pulang malam
“Pada saat aku pulsng sekolah aku melihat Papa yang sedang bekerja sebagai kuli bangunan,
setiap harinya siang dan malam tanpa istirahat “
Dirinya menjelaskan apa yang ia lihat pada saat itu
“Papa pupang malam bukan hal yang aneh kok mamah, pulang nya papah di karenakan hsrus
bekerja unutk memenuhi kebutuhan kita”
Ia pun menyakin Ibu nya kalau, Papa pulang malam itu bukan tujuan untuk hal yang aneh, tetapi
untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga nya

Mendengar akan penjelasan yang di sampaikan oleh anak nya. Ibu nya pun akhirnya merasa
bersalah dan berlutut nangis di hadapan Papa. Ibu memohon minta maaf atas kelakuannya yang
selama ini menuduh Papa yang tidak-tidak. Papa pun dengan senyuman dan kasih sayang akan
Ibu nya pun memaafkan perilaku nya. Akhirnya semua pun terjawab sudah kenapa dan alasan
papa selalu pulsng malam, yaitu karena dirinya selau harus bekerja sebagai kuli bangunan
sampai untuk memenuhi kebutuhan keluarga nya

Anda mungkin juga menyukai