Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ruliaana Anu

Sakit Menimpa Sesal Terlambat

Haii nama aku Niki, aku bersekolah di SMA Negeri 6 Halut. Aku punya 2 orang sahabat
namanya Ana dan Riani. Berbicara mengenai sekolah, kadang aku dan kedua sahabat aku sering
berbincang mengenai sekolah. Menurut aku sekolah adalah tempat yang benar-benar menguras
energy, pikiran, hati, dan perasaan. Apalagi jika berbicara tentang tumpukan tugas yang selalu
membuat sakit kepala, ulangan, ujian akhir, juga tentang masa depan yang begitu menakutkan. Buat
aku, kadang sekolah tak lebih buruk dari penjara. Dengan seragam yang jauh dari modis, jutaan
aturan, juga guru yang penuh dengan tuntutan. Sejujurnya, sekolah tidak seburuk itu, kadang
dramatisasi dan kelebaian memang diperlukan.
Tapi menurut aku sekolah juga akan terasa seperti surga bila berbicara tentang CINTA. Kadang,
pria-pria imut dari kelas sebelah adalah alasan aku ke sekolah, walaupun di jam pertama, aku harus
berhadapan dengan matematika. Atau mungkin yang lebih parahnya lagi, aku ikutan satu organisasi
cuman gara-gara aku naksir sama ketua organisasinya.. Berbicara mengenai cinta, aku pernah punya
pengalaman cinta yang over dramatis. Ceritanya sepeti ini.

“Senin pagi, hari yang indah dimana hari ini adalah hari pertama siswa-siswi SMA Negeri 6
Halut masuk sekolah setelah menikmati liburan semester. Seperti biasanya, ketika sampai di
sekolah, aku sudah disambut dengan hukuman karena terlambat. Itu adalah salah satu kebiasan
buruk aku yang sulit untuk diubah. Hukuman yang aku jalani adalah mengangkat sampah-sampah
yang berserakan di halaman sekolah. Setelah itu, aku bergegas menuju ke kelas. Dalam perjalanan,
aku merasakan situasi sekolah yang berbeda, karena begitu banyak wajah-wajah baru yang terlihat.
Mereka adalah adik-adik kelas yang baru saja diterima di sekolah ini. Ketika sedang berjalan, tiba-
tiba aku melihat dua sosok yang sudah tidak asing lagi dalam penglihatan aku “Riani…. Ana….”
panggilku. Setelah mendengarnya, Riani dan Ana bergegas menghampiri aku “Niki” teriak Riani
dan Ana serempak. Dan kita bertiga pun berpelukan melepas rindu. Sesampainya di kelas, tak lama,
bel pun berbunyi, pertanda jam pertama telah dimulai. Aku dan teman-teman pun mengikuti proses
belajar dengan baik sampai pelajaran terakhir. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi, pertanda
proses pembelajaran telah berakhir. Aku dan teman-teman pun bergegas untuk pulang. “Niki, ayo
kita pulang” ajak Riani dan Ana. Ketika keluar dari kelas, “ K’Riani aku pulangnya bareng kaka
ya ?” Tanya Zafran. Zafran adalah adiknya Riani yang juga salah satu murid yang baru diterima di
sekolah kami. Ketika sedang menunggu Zafran dan Riani berbincang, tanpa disengaja aku
bertatapan muka dengan Arial temannya Zafran. Ketika aku bertatapan muka dengan Arial, aku
merasakan ada sesuatu yang berbeda. Saat itu, jantungku berdegup kencang, dan perasaan malupun
muncul dengan sendirinya.
Dan akhirnya aku dikagetkan oleh Riani “Niki, kamu pulangnya bareng Ana ya, soalnya aku
pulangnya bareng Zafran” ujar Riani. “Iya Riani, tidak apa, kamu pulangnya bareng adik kamu aja.
Kalo gitu aku sama Ana duluan ya Riani. Daaahh…. sampai bertemu besok.” Kata aku.

Keesokan harinya, akupun tidak terlambat lagi seperti biasanya. Alasan yang tepat aku tidak lagi
terlambat adalah, ingin segera melihat sesosok pria yang entah kenapa, kemarin telah membuat
jantung aku berdegup kencang dan malu. Hari yang aku jalani hari ini, terasa begitu cepat berlalu.
Aku duduk termenung di dalam kelas sambil menunggu pelajaran terakhir segera berakhir dengan
harapan, Zafran dan temannya Arial segera menghampiri Riani. Tak lama kemudian harapan aku
pun terkabulkan, bel pun berbunyi dan tidak lama pun Zafran dan Arial datang menghampiri aku,
Riani dan Ana. Setibanya mereka, tidak butuh waktu lama, perasaan yang aku rasakan kemarin pun
kembali muncul. Setelah itu, kita pun pulang.
Setiba dirumah, akupun menghempaskan tubuh ke tempat tidur. “rrrrrrr….rrrrrrr” hp bergetar. Aku
pun membuka hp dan membaca sms yang masuk “Selamat siang ka, kaka sudah sampai dirumah ?
maaf ya ka kalau ganggu. Arial”. Selesai membacanya “Brruuuukkkkkkkk” akupun terjatuh dari
tempat tidur, efek senang, bercampur bahagia, apapun yang aku rasakan saat itu sudah tidak bisa
dikatakan lagi. Akupun membalas sms dari Arial dan percakapan kita pun berlanjut dengan
berbagai topic pembicaraan , mulai dari pertanyaan “kaka lagi ngapain ?” sampai ke topic “kaka
jangan telat makan ya, nanti kaka bisa sakit.” Dari situlah kisah pendekatan atau yang biasa
disingkat dengan PDKT dimulai.
Dari kejadian tersebut, kebiasaan buruk aku pun mulai hilang, aku sudah tidak pernah terlambat
lagi. Hari demi hari aku lewati dengan penuh bahagia, sampai tiba waktu yang ditunggu-tunggu
yaitu Arial menyatakan cinta. Dengan tidak berpikir panjang, akupun mengiyakan. Akupun
berpacaran dengan Arial, hari-hari kita lewati dengan penuh romantika. Pergi sekolah bersama, ke
kantin sama-sama, pulang pun sama-sama. Sampai-sampai aku hampir tidak lagi punya waktu
bersama-sama dengan sahabat aku. Tanpa terasa, sudah seminggu aku berpacaran dengan Arial, dan
semuanya masih baik-baik saja, Sampai suatu ketika, aku sudah mulai merasa bosan dengan Arial,
dan akhirnya akupun meminta putus dengan Arial. Tetapi, Arial mati-matian menolak permintaan
aku itu. “Aku sudah terlanjur sayang sama kamu Niki, aku tidak mau kita berdua putus.” Kata
Arial. Tetapi aku tetap dengan keputusan aku. Sampai akhirnya dengan terpaksa Arial pun setuju
dengan keputusan aku. Kita berdua pun putus.
Keesokan harinya, aku kembali dengan kebiasaan burukku. Aku sudah mulai terlambat lagi. Dan
kembali mengikuti hukuman yang diberikan. Hari ini, seakan-akan hari yang paling menyebalkan
dalam hidupku, entah kenapa aku merasa begitu malas untuk beraktivitas. Aku mulai merasa
kesepian. Hari aku lewati dengan tidak bergairah, sampai ketika bel istirahat berbunyi, aku pun
segera pergi ke kantin bersama Riani dan Ana. Ketika sampai di kantin aku bertemu dengan Arial.
Dengan senyuman aku menyapa Arial “hay Arial ..” tetapi Arial seakan-akan tidak melihatnya.
Dengan wajah datar , Arial pun melewati aku begitu saja, tanpa ada sepatah katapun yang keluar
dari mulutnya. Aku merasa begitu kecewa dengan sikap Arial yang begitu dingin. “Sudahlah Niki,
jangan terlalu dipikirkan, mungkin Arial butuh waktu dengan semua ini” kata Ana. Setelah dari
kantin, aku Riani dan Ana menuju ke taman. Disana Riani dan Ana, berusaha menyemangati aku,
biar tidak terlarut dalam kegalauan. Setelah berbincang-bincang, Aku Riani dan Ana kembali ke
kelas, setiba di kelas aku melihat Velin, teman sekelas ku sedang berduaan dengan Arial. Aku
begitu kaget melihatnya, hatiku begitu sakit ketika melihat Arial sedang bersama dengan Velin,
tetapi aku berusaha terlihat kuat di depan Riani dan Ana. Ketika sedang berjalan tiba-tiba tanganku
ditarik oleh salah satu sahabatku “Niki ayo ikut aku” ajak Ana. Dan kita bertiga pun kembali ke
taman , dan ketika sampai disana, akupun memeluk Ana dan menangis “Aku masih belum bisa
melupakan Arial, tapi aku juga sudah tidak bisa apa-apa, karena aku sudah bukan siapa-siapa Arial
lagi” kataku . Ana dan Riani pun ikut menangis . dan setelah itu Ana pun berkata “Sudah lah Niki,
nasi sudah menjadi bubur, kamu sendiri yang sudah memutuskan untuk putus dengan Arial. Jadi
kamu juga sudah tidak punya hak lagi untuk melarang Arial dekat dengan wanita lain.” “ Iya Nik.
Tapi kamu jangan sedih, kita tetap selalu ada buat kamu kok, aku sama Ana akan tetap ada buat
kamu, kita akan selalu mendukung kamu, selama hal itu baik juga buat kamu. Jadi kamu jangan
sedih lagi ya.” Sambung Riani. Dan setelah itu, kitapun kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran
terakhir seperti biasa.
Itulah salah satu kisah cinta aku yang over dramatis. Tapi dari situ aku belajar, tidak selamanya
kita mendapatkan cinta hanya dari pacar kita saja, tetapi dari sahabat kita sendiri pun , kita bisa
mendapatkan cinta. Lewat sahabat kita bisa lebih banyak berbagi kasih baik suka maupun duka.
Dan yang lebih pentingnya lagi, kita jangan terlalu cepat mengambil keputusan tanpa berpikir
panjang, karena penyesalan itu datangnya dari belakang, kalau datangnya dari depan itu bukan
penyesalan tetapi pendaftaran.

Anda mungkin juga menyukai