Anda di halaman 1dari 4

Hari ini 12 juni, tepat seorang Alea dilahirkan. Genap sudah 12 tahun usianya, masih muda.

Berharap akan
mendapatkan hadiah istimewa di hari special nya ini, Alea justru kehilangan kedua orang tuanya. Anak sulung dari
dua bersaudara itu sangat terpukul atas kepergian bunda dan ayahnya. Tak ada satu kata pun yg keluar dari
mulutnya usai pemakaman siang tadi. Hanya ada tangisan, tangisan, dan tangisan.

Kamar mandi, menjadi saksi betapa hancurnya Alea saat ini. Helaian rambut di mana mana, tetesan darah, dan
pecahan kaca memenuhi seisi ruangan. Alea tak tau ke mana lg ia harus meluapkan segalanya. Pikirannya penuh
seperti akan meluap rasanya, banyak pertanyaan pertanyaan yang entah pada siapa akan ia utarakan. Tangis sang
adik menyadarkannya dari aktivitas yang merugikan itu. Segera ia berlari dan menghampiri adik kesayangannya.

Saat melihat puncak hidung si kakak, adik langsung berlari dan memeluknya erat.

“kakak, bunda dan ayah ke mana?”. Tanya adik yang sudah diulang sebanyak seribu kali sejak siang tadi.

Alea yg mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum dan berusaha menahan tangis. Ia harus terlibat kuat, sekuat
mungkin di depan adiknya. Sang adik yang terlalu dini jika harus memahami semua ini.

Panggil saja, Keyla. Gadis kecil berumur 6 tahun itu terlihat cantik bahkan sangat cantik. Pahat wajahnya yg begitu
hampir menyentuh kata sempurna. Mata hitam legam, bulu mata lentik ,hidung bak perosotan serta kulit putih
bersih. Keyla lah satu satunya alasan untuk Alea tetap hidup.

Jarum jam menunjukkan pukul 24.00. Deru hujan yg semakin deras dan gemuruh petir yang semakin menggelegar.
Tak ada sedikit pun niat di benaknya untuk mengubah posisinya saat ini. Duduk di ruang tengah, mengadap ke
jendela kaca tanpa tirai dan melamun, itu yang sedang ia kerjakan dengan sesekali memperhatikan hujan yang terjun
bebas dari angkasa. Ia berdebat dengan dirinya sendiri tentang semua argumen argumen yang muncul. Bagaimana
caranya dia hidup tanpa orang tua disisinya? Bagaimana dengan adiknya Keyla? Apa yang harus ia lakukan? Kurang
lebih 2 jam lamanya ia mengotak atik pikirannya berharap menemukan jalan keluar. Namun nihil, kini ia mencoba
untuk shalat. Mengadu pada tuhannya dan meminta jawaban atas ribuan pertanyaan yg ada.
Sudah 3 hari semenjak kepergian kedua orang tuanya. Keadaan Alea terasa lebih baik dari sebelumnya. Hidupnya
mulai teratur kembali dan memutuskan untuk sekolah hari ini. Sudah dikenakannya seragam yang lengkap. Bersiap
untuk menyambut hari. Sementara Keyla diminta untuk menunggu di rumah sampai dia datang kembali.
Bel pulang sekolah telah berbunyi setengah jam yang lalu. Harusnya Alea telah sampai di rumah saat ini. Namun,
nyatanya kini ia tengah sibuk pindah dari satu toko ke toko yg lain. Mencari orang yang sekiranya mau menggunakan
jasanya. Tukang bersih bersih pun tak apa, pintanya.
Sekarang Alea berada di sebuah cafe yang bisa dibilang cukup besar. Cafe bernuansa hitam putih itu tampak ramai
pengunjung. Cafe itu bernama CACOFE .Ia langkahkan kakinya ke dalam cafe tersebut. Bertanya kepada salah satu
karyawan perihal tujuannya. Ia langsung diarahkan untuk langsung menemui sang pemilik cafe yang ruangannya
berada di ujung bangunan. Setelah tanya jawab yang cukup lama. Alea pun dinyatakan sah sebagai karyawan di cafe
tersebut sebagai pengantar minuman dan makanan. Ia bisa bekerja esok hari sesudah pulang sekolah. Tak menunggu
waktu lama, Alea bergegas pulang melangkahkan kakinya keluar dari cafe tersebut tak lupa dengan senyum lebar
yang terukir di wajahnya.
Pukul 04.00,alarm membangunkan Alea dari tidur cantiknya. Bergegas ia turun dari tempat tidur dan melangkah
keluar kamar. Masi sangat pagi memang, namun ia harus menjalankan kewajibannya yaitu mengerjakan semua
pekerjaan rumah. Kalo bukan dia siapa lagi?. Dimulai dengan menyapu rumah, memasak nasi, mencuci pakaian.
Bentar, nyuci pakaian? Gak dingin?. Dingin memang, namun Alea sudah terbiasa sejak kepergian mamanya.
Tak terasa, adzan subuh telah berkumandang. Alea meninggalkan segala pekerjaannya dan segera mengambil
wudhu. Ditunaikannya shalat subuh, lalu baca alquran sesudah shalat, shalawat nabi dan tak lupa mendoakan kedua
orang tuanya agar diterima disisi yang maha Kuasa. Seusai shalat, Alea membangunkan Keyla adiknya dan
menyuruhnya mandi. Sementara Alea sedang menyiapkan Keyla sarapan. Keyla tidak mandiri dalam hal makan, ia
harus disuapin. Kalau tidak ya tidak makan katanya. Makanya Alea harus menyerunya untuk mandi sepagi ini.
Masih sangat pagi, tapi pinggang Alea sudah mau patah rasanya. Alea bersumpah seperti lirik lagu yang sedang ia
dengarkan

Seribu Tuhan, ini berat


Bangun berpura menjadi kuat

Sungguh semua ini bom waktu

Memikul ceritamu

Memikul salahku

Lagu Evakuasi dari Hindia itu sangat sesuai dengan keadaannya saat ini. Namun Alea tak akan menyerah begitu saja.
Semua akan ia hadapi demi hidupnya dan sang adik tetap berlanjut.

Sekarang Alea sedang memutar dirinya ke kiri, ke kanan dan ke belakang. Berdiri di depan benda yang dapat
memantulkan cahaya benda yang ada di depannya. Yaitu, Cermin. Alea sedang bercermin sebelum berangkat
sekolah. Aktivitas semua orang kan sebelum memulai hari?. Lengkap dengan tas hitam yang tersangkut di bahunya.
Alea tengah meneguk teh hangat yang dibuatnya tadi. Setidaknya teh tersebut mentransfernya sedikit energi
daripada tidak sama sekali. Alea pun berpamitan dengan sang adik.

“Keyla, kakak sekolah dulu ya. Jaga rumah, jangan kemana-mana”

“Iya kakak, semangat ya sekolahnya”

“Jika ada orang asing jangan dibuka pintunya”

“baik kak”

“Kalau udah waktunya makan, makan ya. Jangan tunggu kakak, nanti sakit perut. Kakak kan harus kerja dulu”

“iya” Jawab Keyla dengan loyo

“Dengar tidak Keyla? “

“iyaaa bawell”

Hadeuh dasar anak kecil, bawel gini kan karena aku sayang padanya. Ucapku dalam hati.

Setelah pulang sekolah, sesuai kata sang pemilik cafe, ia bisa bekerja mulai hari ini. Alea telah mengganti seragamnya
dan bekerja sebaik mungkin. Cafe baru saja buka dan untuk jam kerjanya dibagi menjadi 2 shift. Shift pertama jam 3
siang hingga jam 7 malam, sedangkan shift kedua dari jam 7 hingga jam 11 malam. Alea merupakan karyawan shift
pertama agar tidak terlalu larut pulangnya.

Pesanan demi pesanan ia antarkan. Tak terasa, sudah masuk waktu magrib. Cafe memberikan izin kepada karyawan
muslim untuk menunaikan ibadah terlebih dahulu. Alea sedikit senang, jika sudah shalat magrib begini, tandanya jam
kerja hanya tersisa setengah jam lagi. Dengan rasa semangat yang sudah sedikit menurun karena tubuhnya begitu
lelah, Alea mengambil wudhu dan shalat magrib. Bersujud kepada tuhannya meminta diberi kemudahan dalam
setiap langkah dihidupnya.

30 menit telah berlalu setelah waktu magrib tadi. Tandanya jam kerja telah selesai dan semua karyawan shift
pertama bubar ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, Alea disambut oleh Keyla yang langsung
memeluknya. Tak berlangsung lama, pelukan itu juga dilepaskan duluan oleh sang adik. Dengan muka yang sedikit
masam Keyla langsung menghakimi kakaknya.

“kakak kok lama banget si”

“iya maaf. Kan udah kakak bilang, kakak harus kerja dulu Keyla. “

“Aku pikir tak akan selama ini. Kakak kerja di mana sih? “

“kakak kerja di cafe CACOFE. Yang dekat persimpangan jalan”


Setelah mendengar jawaban si kakak. Keyla langsung melengos pergi masuk ke dalam kamarnya. Di lain sisi Alea
membersihkan dirinya sebelum makan malam lalu beristirahat. Tubuh nya sudah terlalu letih jika harus menghampiri
adiknya yang mungkin saja tengah merajuk pd Alea.

Hari-hari Alea berjalan dengan lancar. Siklus kegiatannya bangun-beres rumah-ngurus adik-sekolah-kerja-tidur, dan
ulangi. Hanya itu, tak ada yang berubah apalagi special. Tak terasa sudah 8 bulan ia bekerja di cafe tersebut. Alea
bersyukur dengan gaji yg diterimanya. Tak lupa ia juga menabung. Alea berusaha semaksimal mungkin untuk hemat,
menurunkan standar hidupnya demi terpenuhinya kebutuhan ia dan sang adik.

Hari ini merupakan hari libur Alea. Ia tengah sibuk menatap kalender yang bersandar di dinding. Dan Alea
menemukan bahwa tepat seminggu yang akan datang adalah ulang tahun si adik. Saat membolak-balikan kalender
Keyla berlari ke arahnya, dan....

“Kakak kakak, seminggu lagi aku ulang tahun lhooo”

“Tau, lalu?”

“Belikan aku kue dan juga es krim yaaa”

“InsyaAllah ya sayangku”

“kok gitu si kak, janji dong. Ya ya ya????”

“iyaa adik kakak”

Terpaksa di iyakannya. Ia tak tega jika harus melihat adiknya bersedih.

Sesuai dengan janjinya kepada sang adik seminggu yang lalu. Sekarang Alea tengah berada di dalam angkutan umum
dengan sebuah kue dan es krim di tangannya. Ia berniat memberi kejutan kecil untuk sang adik. Saat sampai di
rumah dan benar saja, sesuai dugaannya sang adik sedang tidur siang dengan nyenyak tentunya. Alea siapkan
semuanya sebelum membangunkan Keyla. Dengan sedikit senggolan di bahu kiri, Keyla langsung bangun. Sambil
mengumpulkan nyawa, Keyla bangun dari tidurnya. Membuka mata danyang pertama ia lihat adalah sebuah kue
ulang tahun dengan es krim di samping kanannya. Kue tersebut terdapat lilin yang tertancap dengan api yg menyala
diatasnya. Anehnya tak ada siapa pun disekitarnya.

'Huh mana mungkin hantu' Keyla menepis pikiran buruknya

Alea pun keluar dari bawah kolong meja rias yang memang saja dibelakangi oleh Keyla. Dipegang pundak keyla dan
dikejutkannya “bah”. Keyla terkejut atas kemunculan sang kakak yang mirip seperti hantu.

“selamat ulang tahun keyla, adik ku sayang ku cantik ku” gemas Alea dengan memeluk dan mencium seluruh sudut
wajah adiknya.

“Aaaa kakak, terimakasiiii banyak”

“Nih sesuai permintaan mu kan”

“hehe iya kak, makasiii lagi”

“ayoo tiup lilinnya”

Keyla pun meniup lilin dan menyelipkan satu do’a disana. Alea ikut senang melihat keyla bahagia. Alea merasa puas
bisa memenuhi keinginan sang adik.

Alea mempelajari satu hal yaitu kebahagiaan itu bukan dicari, melainkan datang dari diri sendiri. Diri sendiri yang
mau menerima, mengikhlaskan, memaafkan, dan mau berdamai dengan keadaan, dari situlah kebahagiaan sejati
berasal. Setelah itu, kita bisa menciptakan kebahagiaan untuk orang lain, yang mana nantinya kebahagiaan tersebut
akan nular ke diri kita. Dan pastinya kita akan senang kalau udah bikin orang senang.

Anda mungkin juga menyukai