KELUARGA CEMARA
Judul Buku
: Keluarga Cemara
Pengarang
: Arswendo Atmowiloto
Penerbit
Tahun Terbit
: 2013
yang seratus rupiah diberikan dalam bentuk buah belimbing sayur. Dan
malam hari Ara dan Agil sangat gembira dengan tempat minum plastik
itu. Pagi hari Ara membawa tempat minum plastik itu ke sekolah dan
menjaganya dengan hati hati. Tapi diluar dugaannya, bahwa tempat
minum plastik itu milik Pipin yang dijual di Bang Muin. Dan ketika Pipin
membawa
pulang,
Tante
Pressier
marah
sekali
dan
menyuruh
ketiga
anak
perempuannya.
Akhirnya
Abah
berjanji
menambahi uang untuk membeli tempat minum plastik baru dari toko.
Mendengar itu semuanya menjadi senang. Paginya di hari Minggu, mereka
berjalan berkeliling mencari tempat minum yang cocok. Sudah beberapa
toko dimasuki tetapi tidak ada yang cocok. Esoknya, Abah memberikan
uang kepada Euis untuk membeli tempat minun plastik bersama adiknya.
Ketika Abah pulang dari menarik becak, Abah tak melihat tempat minum
plastik baru. Euis menjelaskan tidak membeli tempat minum plastik baru
karena ingin mengobati Heli yang sakit.
Heli, anjing kampung yang diambil dari pasar oleh Abah, nampak
berbaring lesu. Akhirnya Heli dibawa ke dokter. Heli dibopong oleh Euis.
Tapi ternyata dokter hewan yang dituju sedang tidak ada. Malam sudah
larut, akhirnya Heli dibawa ke dokter hewan lainnya. Abah memakai
becaknya, yang duduk di dalam adalah Euis, Ara, dan Heli. Ketika sampai
didepan pintu rumah dokter hewan, beberapa kali bel dipijit tidak ada
yang keluar. Euis seperti melihat tirai disibak sebentar. Mereka menunggu
samapi setengah jam, tetap tak ada reaksi dari pemilik rumah. Setelah
itu, mereka pulang ke rumah. Keesokan harinya, Ara dan Agil mendekati
Heli. Membelai kepalanya, ekornya dengan penuh kasih sayang. Ternyata
Heli kemarin puasa. Memang aneh, tetapi ada anjing yang sering puasa.
Bagi Ema ada yang aneh pada putri putrinya. Pagi hari, biasanya
Agil merepotkan. Akan tetapi, kali ini Agil tidak rewel. Ketika Ara pulang
sekolah, Agil kelihatan sangat gembira. Ara mengajak Agil makan. Lalu
mereka
pergi
bermain
bersama.
Setelah
Euis
pulang
sekolah,
ia
mengambil opak dan bersiap untuk berangkat kembali. Ema jadi bertanya
tanya apa yang dilakukan ketiga putrinya. Abah yang pulang setelah
bekerja menanyakan anak anak dimana. Ema menjelaskan keanehan
dari putrinya. Ini untuk pertama kalinya, Abah dan Ema berjalan keluar
rumah. Dinaungi sepotong daun pisang. Abah dan Ema menuju jalan
besar, lalu berkelok ke arah dekat pasar. Dan keduanya terkejut. Euis, Ara,
dan Agil dalam satu payung. Saat diperjalanan, Ara menceritakan bahwa
kemari Euis menemukan sepatu bagian kanan. Lalu mereka mencari
pasangan sepatu tersebut. Untuk dipakaikan Ema. Kalimat terakhir inilah
yang menghentikan semua kemarahan Ema.
Saat
pun
diadakan.
Ema
ingin
berangkat
ke
pasar
sendiri.
Sore
itu,
Abah
ditunggu.
Semua
cemas
menunggu
Mereka
bertiga
berpamitan
kepada
Abah
yang
masih
membicarakan
tentang
rumah.
Abah
memberi
keputusan
untuk
menunggu seminggu lagi, kalau memang tak bisa, terpaksa rumah dijual.
Abah memikirkan masalah itu ketika mengayuh becaknya. Pikiran Abah
masih kemana mana, sampai tidak tahu kalau ada razia. Becak Abah
ditarik dan diangkut oleh polisi. Sore itu Abah kembali ke rumah. Berjalan
kaki sendiri. Malam itu, ada petugas polisi mencari Abah, dan akhirnya
Abah pergi ke kantor polisi. Emak berusaha menunggu Abah di sela sela
kantuknya.
Hari sudah pagi, Emak masih tertidur. Selama menunggun Abah.
Euis-Ara-Agil
menyiapakan
keperluan
sekolah
sendiri
tanpa
Hari minggu, hari libur. Euis getol mencari kutu Agil. Agil pun tak
keberatan dicari kutunya. Agil ingin Euis mengambil kutunya sepuluh saja.
Tetapi Euis tetap nekat mengabil kutu Agil lebih dari sepuluh. Agil lari ke
depan rumah, dan melihat Abah dan Bik Eha. Abah sedang membetulkan
Ban becak. Bik Eha menyarankan Agil untuk memakai biji serikaya untuk
obat penghilang kutu. Agil dan Ara tak percaya. Akhirnya mereka mencari
biji serikaya. Agil minta Bik Eha untuk mengajari membuat obat kutu .
akhirnya mereka membuat bersama sama. Obat kutunya untuk Agil dan
sisanya untuk dijual. Stelah semua beres. Ara dan Agil berangkat ke
terminal untuk menjual obat kutu. Tiba tiba ada penjarahan barang di
toko. Semua barang dagangan Ara dan Agil berantakan di jalan karena
polisi mengira itu barang hasil curian di toko. Agil sempat memunguti dan
di pakai sendiri. Mereka berjalan pulang. Di rumah, agil langsung keramas.
Setelah itu Emak menyisir rambut Agil dan kutunya sudah hilang, ternyata
obat kutu Agil manjur. Sampai larut malam mereka menunggu Abah,
akhirnya Abah pulang tanpa membawa becak, karena becaknya sedang
diperbaiki di bengkel. Abah tak bercerita banyak tentang becaknya. Ara
dan Agil juga tek bercerita mengenai obat kutu. Malam makin larut. Emak
menemani Abah makan, ketika Euis-Ara-Agil kelelahan dan masuk kamar
untuk tidur.
Ada undangan yang amplopnya sangat mewah. Emak sedang
menyiapkan masakan. Euis gemetar saat membuka Amplop itu. Ternyata
undangan itu adalah undangan reuni sekolah Emak. Tetapi Emak tidak
mau pergi ke reuni tu. Abah memaksa. Emak tetap tidak mau pergi, Emak
berpikir reuni itu adalah ajang pamer. Dan sekarang keadaan keluarga
Abah yang tidak punya apa apa. Tiba tiba emak merebut undangan di
tangan Euis. Undangan itu disobek menjadi dua lalu dibanting. Emak
berlalri masuk ke dalam kamar. Abah lalu menyusul Emak. Di kamarnya,
Abah berusaha menghibue Emak. Euis-Ara-Agil datang ke kamar Abah dan
meminta ijin untuk berjualan obat kutu. Abah mengijinkan mereka. Euis
berjualan dideretan pertokoan. Ia akan menemui Sayo. Sayo adalah
teman baiknya. Salah satu pekerjaannya adalah melayani fotokopi. Euis
ingin membuat fotokopi undangan reuni walaupun undang itu sudah
sobek tapi bisa disatukan lagi. Setelah memfotokopi udangan reuni, Sayo
memberikan nasi bungkus untuk Euis karena Sayo sedang puasa.
Menjelang sore, Euis-Ara-Agil berkumpul di dekat tempat fotokopi. Nasi
bungkus dari Sayo dimakan bertiga. Sayo memandangi dengan senang.
Sayo
merasa
iri
akan
kerukunan
mereka,
dan
keinginan
mereka
membahagiakan orangtua.
Euis bangun dengan perasaan gundah. Ini untuk pertama kalinya
Euis merasa gelisah. Sebagai anak sulung, Euis memang paling banyak
mengetahui persoalan rumah tangga. Pdahal harusnya gembira, karena
Emak memutuskan untuk datang ke reuni. Emak sedang membeli
keperluan untuk reuni di Ceuk Salmah. Yang membuat Euis gelisah adalah
Emak meminta izin Abah untuk menjual sepasang cincin kawin. Dan Abah
menyetujui untuk kebahagiaan anak anak. Nanti sore, keluarga Abah
akan pergi ke acara reuni. Ternyata Bik Eha juga ikut, karena Bik Eha
pacaran dengan mang Keken. Selain Bik Eha, ada penumpang lain yang
bernama Lili, ia akan menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri. Lili
kelihatan sangat buru buru. Perjalanan lancar sampai ke luar desa. Tiba
tiba mobil berhenti. Rupanya ada anak kecil yang keserempet kendaraan
yang berlaju kencang. Abah memutuskan membawa korban ke rumah
sakit. Lili memilih turun dan pindah ke mobil lainnya. Mereka terpaksa
menunggu korban di rumah sakit, kemudian ada mobil ambulans masuk
ke rumah sakit, rupanya rombongan Lili masuk ke jurang, karena jalanan
licin. Tiba tiba Euis sadar dengan menolong anak kecil korban tabrak lari,
Abah telah menolong diri sendiri dan keluarganya.
Angkutan umum yang membawa rombongan Abah masih di
halaman rumah sakit. Bahkan malam itu Bik Eha masih sempat berduaan
dengan Mang keken. Menjelang pagi rombongan pulang ke rumah.
Dengan kata lain, reuni yang diharapkan itu gagal. Ara dan Agil sudah
menemukan tempat piknik baru , mereka langsung ke sungai di belakang
rumah. Sungai dengan batu batu menonjol diatasnya. Di tempat lain, Bik
Eha marah marah kepada Mang Keken, karena Keken jadi calo gadai
cincin kawin. Mang Keken mengatakan cincinnya digadaikan ke Hongkun.
telah
latihan
bernyanyi
sekian
lama,
menunjukkan
semua
Ketika
akhirnya
diumumkan,
Euis
banyak
berharap.
Sampai
sakit,
dan
Agil
yang
menggantikan.
Sebenarnya
Agil
di
ruangan
khusus
untuk
dewan
juri,
Tante
Pressier
Euis. Tiba tiba seorang penumpang duduk dalam becak. Abah tak enak
untuk menolak, sehingga Abah segera bergegas agar bisa pulang. Ia buru
buru
mengantarkan
sampai
Jalan
Mawar.
Dan
penumpangnya
END
---