Anda di halaman 1dari 8

Si ”Alhamdulillah”

Oleh: Pitha Putri Yani


Pada zaman dahulu di Desa lembah neundeut ada seorang pemuda yang memelihara
seekor kuda sejak dari kecil yang sangat penurut, nama kuda itu adalah “Alhamdulillah”,
kuda itu sangat penurut, apabila dipanggil langsung datang. Jika disuruh berjalan kita
hanya berkata “Alhamdulillah” langsung tancap kuda itu akan berjalan, sedangkan jika
mau berhenti kita ucap “Astagfirullah” si kuda akan langsung berhenti. Mungkin karena
dirawat sejak kecil dan latihan yang rutin membuat si kuda menjadi penurut.
Oman adalah pemilik kuda pintar tersebut, dia sangat sayang dengan kudanya. Disuatu
sore hari Oman sedang mengajak bermain kudanya itu keliling taman dekat rumahnya.
Ketika ditaman Oman bertemu dengan seorang temannya bernama Asep”Alhamdulillah”
…. gimana kabarnya, kudanya bagus bangetttt..”? “Baik… ia ni kuda penurut, tinggal
ucap “hamdalah” dia akan berjalan, dan kalau mau berhenti tinggal ucap”istigfar” “Aku
boleh nyoba gak”? “Oh monggo…”
Sang teman mulai mengucapkan hamdalah untuk menjalankannya. “Alhamdulillah
berangkatlah kuda” dia merasa bosan karna kudanya jalannya terlalu pelan, dia memukul
kuda suapaya berjalan lebih cepat. Tapi belum berhasil juga, akhirnya dia memukul dan
mengucapkan alhamdulillah dengan keras. “PLAK… ALHAMDULILLAH…” Kuda itu
berjalan dengan cepat, sehingga orang itu tidak bisa mengendalikannya, diepan matanya
terlihat jurang yang sangat dalam, karena sangat gugup dia lupa kata-kata untuk
menghentikan kudanya, semua kata-kata keluar dari mulutnya. “ALLAH.” Kuda belum
berhenti. “ROSULALLAH.” Kuda itu masih belum bisa berhenti. “INALILAH.” Kuda
itu masih tak mau berhenti.
Dia sudah putus asa, dia mengucapkan istigfar untuk yang terakhir kalinya.
“ASTAGFIRULLAH.” Tiba-tiba kuda itu pas didepan jurang itu, dia sangat senang, dan
mengucapkan puji syukur kepada Allah. “Alhamdulilla ya Allah kau masih
menolongku”. Karena ucapannya itu, kuda tiba-tiba berjalan dan…dan,,..
UNSUR INTRISIK

1. Tema : Kuda yang penurut


2. Alur : Cerita alur maju, karena jalan cerita dijelaskan secara runtut
3. Penokohan :
a. Alhamdulillah (kuda): Berwatak penurut (tokoh utama).
Bukti : Nama kuda itu adalah”Alhamdulillah”, kuda itu sangat penurut,
apabila dipanggil langsung datang. Jika disuruh berjalan kita hanya
berkata”Alhamdulillah” langsung tancap kuda itu akan berjalan, sedangkan
jika mau berhenti kita ucap”Astafirullah” sikuda akan langsung berhenti.
b. Oman: Penyayang, baik hati (protagonis)
Bukti : Oman adalah pemilik kuda pintar tersebut, dia sangat sayang
dengan kuda nya. Oman bertemu dengan seorang temannya bernama
Asep”Assalamualaikum…. gimana kabarnya, kudanya bagus bangettttt..”?
“Baik…. ia ni kuda penurut, tinggal ucap hamdalah dia akan berjalan, dan
kalau mau berhenti tinggal ucap”Istigfar”
“aku boleh nyoba gak?”
“oh..monggo..”
c. Asep: Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
Bukti : “Baik… ia ni kuda penurut, tinggal ucap hamdalah dia akan
berjalan, dan kalau mau berhenti tingal ucap “istigfar”
” aku boleh nyoba gak”?
” oh.. monggo…”
4. Latar :
a. Tempat: Desa lembah neundet, Taman dekat rumah dekat jurang.
b. Waktu: Sore hari
c. Suasana: Diawal cerita suasana yang timbul biasa saja, tetapi di akhir cerita
menegangkan karena terdapat konflik dan lucu.
5. Sudut pandang : Orang ketiga sebagai pengamat
6. Gaya Bahasa :Aptronim (adalah pemberian nama yang cocok dengan sifat atau
pekerjaan.)
7. Amanat :Dari kisah cerita itu,kita tidak boleh melebih-lebihi ketentuan yang
sudah ada,dan ikuti aturan yang ada,jangan seperti asep yang ingin tahu lebih
akhirnya kuda nya jalan menjadi lebih cepat dan ia lupa cara memberhentikan
kudanya.
Dia Sahabatku
Pada suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan yenni. Mereka
bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling menyayangi bahkan banyak
orang-orang yang menyangka bahwa mereka saudara kandung. Setiap pagi sebelum
berangkat kesekolah shelly selalu pergi kerumah Yenni untuk bersama berangkat ke
sekolah.
Pada siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati sebelumnya, merka
akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah mereka. Mereka pergi ke
swalayan untuk membeli sebuah kado dan kue yang akan mereka belikan untuk nenek
shelly. Nenek Shelly adalah orang yang baik. Ia selalu baik dan ramah kepada Yenni
walaupun Yenni bukan cucu dari sang Nenek. Bukan hanya itu Nenek shelly juga
terkadang memberikan nasihat dan uang saku Cuma-Cuma kepada mereka.
Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang pasti dari
Yenni. Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel yang sebelumnya
di beli di Toko Buku langganan mereka bersama Yenni. Membaca novel adalah hobi
yang dimiliki shelly, berbeda dengan Yenni yang lebih memilih untuk bermain basket.
Meskipun hobi mreka yang berbeda tetapi mereka tetap dapat bersama. Bila ada latihan
basket di sekolah maka shelly selalu setia menunggu Yenni sembari mengerjakan tugas
atau sekedar untuk melanjutkan membaca novel.
“Aduh Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa panik terhadap
Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada kabar yang pasti dari
Yenni. “ Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada tidak jauh dari keberadaannya. “
maaf, tadi aku harus membersihkan lapangan sebelum pulang, karena aku lupa
mengerjakan tugas Matematika “ Jawab Yenni. Dengan wajah kesal sekaligus kasihan
setelah mendengarkan alasan yang diberikan Yenni akhirnya Shelly memutuskan untuk
pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah bilang, kalo ada tugas itu langsung dikerjain
malemnya “ Shelly member nasihat kepada Yenni dengan sedikit marah.
Setelah sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka langsung segera
membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang pantas untuk Nenek Shelly.
Shelly dan Yenni memutuskan untuk membeli baju sebagai hadiah yang akan mereka
belikan kepada Nenek. Baju berwarna kuning yang cocok dengan kuli Nenek yang
berwarna cukup cerah membuat mereka merasa itulah hadiah yang pas dan cocok untuk
mereka berikan kepada Nenek. Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah neneknya juga karena,
Nenek Shelly juga selalu menyamakan kasih sayang yang ia berikan kepada Shelly dan
Yenni. Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi semua keluarga Shelly. Bagi Yenni
mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek atau keluarga Shelly yang lain
bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan apa saja yang mereka inginkan,
mereka memutuskan untuk pulang karena mereka sudah ditunggu di Rumah Nenek oleh
keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk cepat-cepat pulang.
Sesampainya di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly. Keluarga Shelly
sudah mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan yang tidak bisa di dapatkan di
dalam keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat bersama dengan keluarga Shelly. Selain
itu baik keluarga Shelly juga selalu memperhatikan Yenni.
Yenni hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni sering pergi
meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota. Dengan kata lain, Yenni
selalu merasa kesepian bahkan kadang enggan untuk pulang kerumah. Ibu Yenni telah
lama bercerai dengan Ayahnya kurang lebih semenjak Yenni berumur 11 tahun.
Semenjak Ayah dan Ibunya bercerai Yenni tidak pernah bertemu Ibunya. Ia tidak pernah
merasakan perhatian dari seorang Ibu semenjak kedua orang tuanya telah resmi bercerai.
Oleh karena hal itu, Shelly selalu berada di dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya
merasa kesepian karena baginya persahabatan itu bukan hanya dapat dikatakan dimulut
saja tetapi dibuktikan dengan nyata.
Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

1. Unsur Instrinsik
a. Tokoh
-Shelly
-Yenni
-Nenek
b. Penokohan
-Shelly : Baik, Rajin, Pintar
-Yenni : Baik, Malas
-Nenek: Baik
c. Latar
- Sekolah
- Swalayan
- Rumah Nenek
d. Sudut Pandang
Dalam penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan sudut
pandang orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah orang lain.
e. Tema
Persahabatan
f. Amanat
Amanat yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi orang
lain walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu sama lain.
g. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan menarik, dan dapat di mengerti oleh pembaca.
KETIKA SEBUAH MIMPI DIPAHAMI
Tidak kusangka, siang yang tadinya ingin kujadikan waktu bersantai untuk melepas
lelah. Setelah seharian berolahraga seperti minggu biasanya, malah berubah menjadi
momen paling mengasyikan daripada hanya sekedar melepas rasa letih di tubuhku
hari ini.Pukul 13:00 tengah hari tadi, sewaktu mataku yang terjaga ini mulai
kehilangan arah dalam persiagaannya di tempat tidurku, kemudian ia (baca: mata)
menutup dirinya dan membawaku ke alam lain. Dalam khayalnya aku hanya
mengikuti kemana alam bawah sadar mengalir, karena aku berharap bisa bermimpi
indah.
Di suatu tempat yang belum jelas asal usulnya, cahaya matahari menyilaukan mataku
yang masih berkedip-kedip mulai memperhatikan keadaan di sekitarnya. Terlihat
bangunan batu bata besar memanjang ke arah pegunungan tinggi berkebut ini seperti
sebuah benteng raksasa tak berujung. Dengan lebar sisinya sekitar 10 meter. Aku
berada di atasnya dan mulai tahu dimana aku berdiri. Betul sekali, TEMBOK BESAR
CINA biasa orang-orang menyebutnya.
“Senangnya bisa berada di tempat indah dan bersejarah seperti ini.” ujarku dalam hati.
Menikmati indahnya monumen paling terkenal, yang bahkan masuk dalam kategori 7
Keajaiban Dunia, membuatku LUPA bahwa dunia yang kutempati saat ini hanya
sebuah fantasi belaka.
“Andai aku membawa sebuah kamera, pasti sudah ku jepret setiap sudut yang kulihat
ini.” pikirku.Sejuknya angin membuatku penasaran untuk melihat setiap sudut di
tembok ini. Ketika hendak melihat bagian bawah tembok dari atas, tiba-tiba terdengar
suara. Gedebuk gedebuk… Bunyi mulai terngiang di telingaku, disaat indra
penghlihatan mengarah ke kanan jalur perjalanan tembok. Aku melihat dari jarak ku
berdiri sekitar 200 meter disana segerombolan singa besar berlari ke
arahku.Perasaanku yang saat itu bingung bercampur kesal, langsung berlari dengan
kencang lurus ke dapan. Betapa tidak, jika aku melompat ke sisi luar pun, mungkin
nyawaku juga akan hilang karena tingginya benteng ini setara sebuah bukit dan lebih
parahnya lagi di belakangku singa-singa ganas mulai menyerbuku.
Berlari dan terus berlari walau kaki terasa sangat lelah, tapi itulah yang sedang aku
lakukan karena tak ada cara lain kecuali berlari sekencang-kencangnya untuk
menyelamatkan diri.
Beberapa saat kemudian aku terhenti ketika melihat nyawaku sudah tidak punya
harapan lagi ditambah kaki yang sudah tak mampu melangkah dalam peristiwa
berbahaya ini, karena seekor singa buas berada di depanku dengan jarak 50 meter.
“Astaga kalau begini, aku hanya bisa pasrah kepadamu tuhan.” ucapku. Dalam
keadaan yang mungkin tidak bisa dibayangkan. Aku mencoba menenangkan hati, dan
berdamai dengan diriku sendiri. Aku bertanya “Tunggu-tunggu, kenapa aku berada di
tempat ini?” “Sedangkan aku tidak tahu jalan ke negeri ini.” lanjutku dalam hati yang
agak tenang. Terbesit kesadaranku yang memahami tentang kejadian semua ini. Aku
membuka mata melihat tubuhku masih berada di antara segerombolan singa dari
belakang dan seekor singa paling besar dari depan yang mendekat ke arah se’onggok
daging segar, yah daging itu adalah diriku. Singa-singa yang berlari langsung
melompat ke arahku dengan cakar dan taring-taringnya yang tajam wuuz… seketika
terhanti begitu saja, saat mereka melihatku tertawa. “Hahahaha… Hey kalian mau
makan apa dariku?” tubuhku dan kalian hanya ilusi dalam keadaan sekarang ini, aku
ini sedang bermimpi.” “Kalian diciptakan oleh pikiranku sendiri, bahkan bukan kalian
saja, semua yang kulihat cuma ada di halusinasiku.” lanjutku pada binatang-binatang
itu yang sepertinya mengerti ucapanku.
Sekarang singa-singa itu menunduk padaku kemudian lenyap tak tahu kemana. Aku
pun kembali menikmati pemandangan indah dari atas tembok besar, beberapa saat
juga semuanya yang ku lihat sirna seperti singa singa tadi. Mataku yang mulai terbuka
membuatku sadar, kalau aku sudah kembali ke kamarku lagi, dan dalam kelelahan
kaki yang kurasakan karena sudah berlarian dalam pikiranku sendiri, aku pun
tersenyum puas telah melewati mimpi yang mengasyikan hari ini. Kejadian ini
memberiku pesan bahwa ketakutan, keindahan, rasa senang atau derita semuanya
hanya ada di dalam pikiranku, bukan hanya di dunia mimpi, tapi juga dunia nyata.
Unsur Intrinsik Cerpen :
1.Tema
– Khayalan.
2. Latar
-Waktu : Siang Hari.
-Tempat : Di Kamar Tidur.
-Suasana : Mengasyikan.
3. Alur
-Maju.
-Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan latar dan  
masalah sampai ke konflik dan di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik.
4. Penokohan :
– Aku : pemimpi, pemberani, periang.
5.Sudut pandang :
-orang pertama sebagai pelaku utama.
-Bukti : Cerpen bangkit menggunakan kata ganti “aku” sebagai tokoh utama dan
mengisahkan tentang dirinya sendiri.
6. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan menarik, dan dapat di mengerti oleh pembaca.
7. Amanat
Kejadian ini memberikan pesan bahwa ketakutan, keindahan, rasa senang atau derita
semuanya hanya ada di dalam pikiran, bukan hanya di dunia mimpi, tapi juga dunia
nyata.

Anda mungkin juga menyukai