Terdengar sepintas olehku dari kejauhan seorang bapak tua berpeci hitam
sedang memukul-mukul papan pada sebatang kayu. “Ah, penasaran aku akan
mendekati dan bertanya sedang apa. Lagipula aku memang ingin melewati jalan ini.
Udara paginya sejuk dan tamannya dirawat dan ditata dengan rapih.”
“Oh, rupanya aku sudah berada didekatnya. Disapa tidak ya, malu nggak ya,
nanti disangka SKSD (Sok Kenal Sok Deket). Aku sekedar hanya ingin tahu apa yang
sedang dikerjakannya, mungkin saja aku bisa dapat pengalaman berharga darinya,”
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikum Salam.”
“Eh, anak muda, kebetulan sekali Anda lewat, sebetulnya dari tadi Bapak
memaku papan ini, tapi susah sekali. Mungkin tenaga Bapak sudah mulai ‘soak’
“Kok, Bapak kerja sendirian, kalau saya lihat, ini sepertinya taman milik
Bapak tua itu memulai pembicaraan. “Sebenarnya hari ini, warga RW 07 akan
kerja bakti melaksanakan program 3M, seperti yang ada di televisi, membersihkan
dan menanam pohon-pohon serta membuat lapangan bulutangkis di sebelah taman
ini.”
Kerja bakti yang dilakukan tiap dua minggu sekali ini rupanya sudah rutin
dilakukan mengingat musim hujan mulai tiba dan sampah-sampah serta sarang-
sarang nyamuk sudah menumpuk dan harus segera dibersihkan. Ini juga dilakukan
sebagai upaya untuk menghindari kejadian tahun lalu dimana ada tiga orang warga
hingga datang pagi-pagi sekali. Oleh karena itu, sambil menunggu kedatangan warga
Memang kalau dilihat sepintas, sudah banyak papan-papan yang berdiri tegak
“Ini semua sepertinya dibuat dalam rangka mengingatkan kita sebagai warga
masyarakat yang peduli untuk senantiasa menjaga dan memelihara hidup sehat, “aku
“Kalau Mas eh saya panggil Adik saja ya, sepertinya adik masih kuliah?”
“Coba Adik lihat yang di sebelah sana, ada taman bermain untuk anak-anak,
ada ayunan dan permainan jungkat-jangkit. Disebelahnya tong sampah dan ada
papan yang berdiri tegak bertuliskan “Buanglah sampah pada tempatnya” dan
digambarkan oleh salah satu tokoh kartun Doraemon yang sedang membuang kertas
sebagai sarana untuk mulai belajar menjaga kebersihan sejak dini. Bukan begitu,
“Betul sekali, anak muda. Taman ini dikerjakan secara bergotong royong dan
dari swadaya masyarakat sini. Dan untuk minggu ini, rencananya kami akan membuat
lapangan bulutangkis dan membersihkan sampah yang sudah menumpuk dan rumput-
Waktu terus berjalan, semilir angin sepoi-sepoi masih terasa segar dan rasanya
Apakah papannya berisi slogan lagi?. Bukankah sudah cukup banyak slogan-slogan
“Wah, bagus sekali alias keren bahasa anak mudanya, Pak. “Lingkungan
Sehat, Nyaman Dilihat, Gairah Meningkat !” Ini slogan atas saran siapa, Pak?”
Tidak hanya slogan saja yang tanpa arti. tetapi harus mempunyai arti yang jelas dan
masyarakat bisa mengerti maksud dari slogan tersebut. Nah, Bapak ingin sekali
mencoba dan ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut. Dan alhamdulillah, ternyata
“Dan berhak memasang slogan tersebut di taman warga ini,” aku menyela.
“Betul, makanya Bapak semangat sekali ingin memasang papan slogan ini
dan ternyata datang kepagian,” katanya sambil membetulkan pecinya yang miring.
“Mari, Saya bantu memaku papannya,” kataku sambil mengambil palu dan
mudik membawa tas berisi belanjaan serta angkutan umum yang masih jarang,
“Oh, iya, bagaimana kalau sambil memaku, Bapak menjelaskan maksud dari
slogan ini. Bukankah tadi belum diceritakan artinya?. Saya jadi semangat ingin
“Oh, tidak kok. Kebetulan kegiatan di kampus untuk minggu ini tidak ada,”
“Ini menurut pendapat Bapak sendiri ya. Jadi kalau salah mohon dimaklumi
Dalam hatiku, “Iya lulusan SD, tetapi kan sudah banyak pengalaman dan
katanya senang membaca serta menonton televisi. Buktinya bisa menang dalam
perlombaan itu.”
“Bagaimana,. Dik. Sudah siap untuk mendengar Bapak mengoceh?” katanya.
Mulailah ia bercerita panjang lebar mengenai arti dan maksud dari slogan
yang ia buat.
Aku mendengar dengan seksama sambil memaku papan tersebut. Bapak tua
Bayangkan saja kalau di taman ini atau misalnya di rumah Adik sampah di mana-
mana dan lalat mengerumuninya. Bukankah kondisi seperti itu tidak enak dilihat,
“Betul, Pak. Makanya saya melewati jalan ini dan menyapa Bapak. Di sini
udaranya sejuk, tamannya tertata rapih dan bersih. Dari kejauhan saja sudah sedap
“Sebentar. Wah, sudah beres nih. Tinggal kita berdirikan dan ditanam ke
semangat. Jadi kalau lingkungannya sudah sehat, kemudian nyaman dilihat, sudah
tentu gairah untuk belajar, bekerja, berusaha dan lain-lain akan meningkat dan
motivasi pun bertambah. Untuk yang satu itu juga penting,” katanya mantap.
“Aku juga sebenarnya sudah tahu. Hebat sekali Bapak tua ini,” gumamku
sambil tersenyum.
“Aku bangga dan terharu melihat semangat Bapak. Andai saja semua orang
yang ada di kota Jakarta ini mempunyai pandangan yang sama mengenai pentingnya
hidup bersih dan sehat, mungkin tidak akan ada lagi bencana banjir, korban demam
“Oleh karena itu, untuk menciptakan perilaku hidup sehat, kita bisa mulai dari diri
masyrakat.”
pengalaman dan pelajaran yang bisa saya petik. Saya jadi semangat untuk mengajak
masyarakat RW saya mengikuti jejak warga sini,” ucapku sambil membetulkan tali
sukses kerja baktinya dan sekedar mengingatkan, untuk menuju Indonesia Sehat 2010
yang dicanangkan oleh pemerintah, kita harus berusaha dan bekerja sama
mewujudkannya.”
bergabung dengan yang lainnya. Walaupun sebenarnya masih ingin bercerita dan
merokoknya,” kataku lirih sambil berjalan meninggalkan taman yang penuh arti itu.
Angin terus berhembus seiring dengan tekad dan harapan yang ingin
diwujudkan.