Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anggrayni P. D.

(03)

Kelas : 9C

Versi Dialog

PELAJARAN YANG SANGAT BERARTI

Hari ini Ridho tampak kesal, lantaran uang sakunya telah habis pada saat pulang
sekolah. Ketika dalam perjalanan dia kehausan dan kecapekan, dia melihat ada
sebuah air mineral tergeletak di dekat gerobak pak Sarno.

Ridho : “ Nah ajibb nih mumpung gak ada pak Sarno yang nunggu itu
gerobak, aku ambil aja tuh air mineralnya lumayan buat ngilangin haus.”

Ketika Ridho menghampiri gerobak pak Sarno, Ridho pun kaget ketika dirinya
sedang meminum dengan nikmat, tiba-tiba pak Sarno menepuk pundak Ridho.

Pak Sarno : “ Hayoo nak Ridho sedang mengambil air mineral Bapak yah !”

Ridho : “ Enggak kok pak saya hanya ingin melihat gerobak pak Sarno,
selain sebagai penjual bakso Bapak jualan apa aja ?”

Pak Sarno : “ Udah nak Ridho ngaku aja, kalau gak ngaku apa Bapak
bilangin ke orang tuamu, biar tau kalau kamu anak yang nakal, atau apa perlu
Bapak ke sekolahmu di SMA 2, lalu Bapak ceritakan kepada wali kelasmu bu
Ana, biar beliau tau kalau di luar muridnya kurang ajar. “

Ridho : “ Jangan deh pak ! ampuni saya ya pak ! saya janji gak akan
mengulanginya lagi.”

Pak Sarno : “ Ok Bapak maafkan. Akan tetapi ada satu syarat !”

Ridho : “ Syarat apa itu Pak ?”

Pak Sarno : “ Bagaimana kalau nak Ridho bantuin Bapak selama 1 minggu
bekerja, Bapak janji deh gak akan melaporkan masalah ini ke orang tuamu dan
wali kelasmu, kalau kamu mau sih ! tapi kalau gak mau gak apa-apa kok.”

Ridho : “ Iya deh pak saya setuju dengan permintaan Bapak, mulai besok
habis pulang sekolah saya akan kesini lagi dan bantuin Bapak bekerja.”

Pak Sarno : “ Kalau begitu kita sepakat ya nak Ridho, ya sudah sekarang nak
Ridho pulang, tapi jangan lupa sama janjinya besok.”
Ridho : “ Iya pak saya gak bohong dan ingkar deh.”

Setelah itu Ridho langsung pulang ke rumahnya, tampak ada perasaan menyesal
dan bersalah pada diri Ridho.

Ridho : “ Kenapa sih aku bodoh banget, kenapa aku melakukan tindakan
yang konyol seumur hidupku, tapi gak apalah nasi telah menjadi bubur, hal itu
sudah terjadi.”

Hari demi hari telah berlalu, tak terasa Ridho sudah bekerja selama 5 hari
bersama pak Sarno.

Pak Sarno : “ Ridho ! setelah cuci mangkok, makan dulu sana. Bapak udah
nyiapin bakso di mangkok untuk nak Ridho. “

Setelah selesai makan bakso, Ridho pun sangat lesu dan murung, melihat Ridho
tiap hari murung, lalu pak Sarno memberanikan diri bertanya kepada Ridho.

Pak Sarno : “ Nak Ridho, apakah nak Ridho punya masalah ?”

Ridho : “ Tidak pak, saya tidak punya masalah kok ! tapi pak, saya
mempunyai banyak tugas pr di sekolah, tapi tak satu pun saya mengerti.”

Pak Sarno : “ Begini saja nak Ridho, nak Ridho pulang ke rumah dulu, bawa
pr tugas sekolahnya kesini, siapa tau Bapak bisa membantu tugasnya nak
Ridho.”

Ridho : “ (gumam Ridho ) Apaaaa… aje gile nih pak Sarno, tukang bakso
bisa bantuin nyelesain tugas gue.”

Lalu setelah itu Ridho pun pulang untuk mengambil tugas sekolahnya dan
langsung ia berikan kepada pak Sarno.

Pak Sarno : “ Ini kan sangat mudah nak Ridho ! untuk tugas ipa biologi
Bapak punya buku kamus senyawa, untuk matematika Bapak akan ajari nak
Ridho soal diagram dan rumus phytagoras lainya, lalu untuk bahasa inggris
Bapak punya kamus di bawah gerobak Bapak, ambil aja gak apa-apa nak Ridho
! buat belajar.”

Ridho : “ Astaga ! ternyata di bawah gerobak pak Sarno ada bermacam-


macam buku ilmu pengetahuan. Maaf pak boleh tanya ?”
Pak sarno : “ Ya nak Ridho ada apa ?”

Ridho : “ Bapak sekolahnya lulusan apa ?”

Pak Sarno : “ Saya sarjana lulusan wisuda guru fkip.”

Ridho : “ Lantas kenapa Bapak menjadi tukang bakso ?”

Pak Sarno : “ Ini karena minimnya lapangan pekerjaan pada negeri ini.”

Ridho : “ (gumam dalam hati) Wow !!! ternyata aku tiap hari bergaul
dengan seorang sarjana yang berprofesi sebagai tukang bakso.”

Sejak saat itu Ridho menjadi mudah mengerti apa yang diajarkan oleh pak
Sarno. Sekarang Ridho menjadi peringkat 3 terbaik se-SMAN 2 Surakarta
berkat jasa pak Sarno yang tak kalah sabar mengajarinya sampai bisa.

Ridho : “ (gumam dalam hati) Terima kasih pak Sarno, berkat jasa Bapak
aku bisa menjadi seperti ini. Peristiwa ini adalah pelajaran yang sangat berarti
bagiku.”
Versi Cerpen

PELAJARAN YANG SANGAT BERARTI

Hari ini Ridho tampak kesal, lantaran uang sakunya telah habis pada saat pulang
sekolah.Ketika dalam perjalanan dia kehausan dan kecapekan, dia melihat ada
sebuah air mineral tergeletak di dekat gerobak pak Sarno.

“Nah ajib nih mumpung gak ada pak Sarno yang nunggu itu gerobak, gue ambil
aja tuh air mineralnya lumayan buat ngilangin haus gue”. Ujar Ridho dalam
hati.

Ketika Ridho mulai menghampiri gerobak pak Sarno, dia langsung meminum
air mineral yang ada di gerobak pak Sarno, Ridho pun kaget ketika dirinya
sedang minum dengan nikmat, tiba-tiba pak Sarno menepuk pundak Ridho.
“Hayoo nak Ridho sedang mengambil air mineral bapak yah” ujar pak Sarno
yang sedang memergoki Ridho sedang meminum di gerobaknya yang sepi.

“Enggak kok pak saya hanya ingin melihat di gerobak pak Sarno, selain sebagai
penjual bakso bapak jualan apa aja?” Ujar Ridho kepada pak Sarno dalam
keadaan gugup, setelah tau kalau dirinya mau mencuri!

“ Udah nak Ridho ngaku aja, kalau gak ngaku apa Bapak bilangin ke orang
tuamu, biar tau kalau kamu anak yang nakal, atau apa perlu Bapak ke
sekolahmu di SMA 2, lalu Bapak ceritakan kepada wali kelasmu bu Ana, biar
beliau tau kalau di luar muridnya kurang ajar”. Ujar pak Sarno dengan nada
yang sangat ketus!

“Jangan deh pak ampuni saya pak, saya janji gak akan mengulanginya lagi”,
ujar Ridho dengan nada yang takut.

“Ok bapak maafkan. Akan tetapi harus ada satu syarat”

“Syarat apa itu pak?”. Tampak Ridho semakin penasaran.

“Bagaimana nak Ridho bantuin bapak selama 1 minggu bekerja, bapak janji deh
gak akan melaporkan masalah ini ke orangtuamu dan wali kelasmu, kalau kamu
mau sih. Tapi kalau gak mau gak apa-apa kok”. Ujar pak Sarno dengan senyum.

“Iya deh pak saya setuju dengan permintaan bapak, mulai besok habis pulang
sekolah saya akan kesini lagi dan bantuin bapak bekerja”.
“Kalau begitu kita sepakat ya nak Ridho, ya udah sekarang nak Ridho pulang
tapi jangan lupa sama janjinya besok”.

“Iya pak saya tak pernah berbohong dan ingkar kepada bapak”. Ujar Ridho
secara lesu.

Setelah itu dia langsung pulang menuju rumah, tampak ada perasaan menyesal
dan bersalah pada diri Ridho.

“Bodoh aku kenapa aku melakukakn tindakan yang konyol seumur hidupku,
tapi gak apalah nasi telah menjadi bubur, hal itu sudah terjadi”. Ujar Ridho
dalam hati. Tampaknya dia sangat kesal dengan apa yang dilakukannya tadi.

Hari demi hari telah terlewati tak terasa Ridho sudah bekerja selama 5 hari
bersama pak Sarno. “ Ridho setelah cuci mangkok, makan dulu sana. Bapak
udah nyiapin bakso di mangkok untuk nak Ridho”. Tak habis pikir Ridho pun
kaget ternyata pak Sarno sangat baik hati kepada dirinya. Pikir dia dalam hati.

Setelah selesai makan bakso Ridho pun sangat lesu dan murung, melihat Ridho
tiap hari murung lalu pak Sarno memberanikan diri bertanya kepada Ridho

“Nak Ridho. Apakah nak Ridho punya masalah?”. Tanya pak Sarno pada Ridho

“Tidak pak, saya tidak mempunyai masalah” ungkap Ridho dengan nada yang
ketus.

“Lalu kenapa nak Ridho selalu murung tiap hari ?”

“Begini pak saya mempunyai banyak tugas pr di sekolah, tapi tak satu pun saya
mengerti”. Ujar Ridho secara mengeluh.

“Begini saja nak Ridho, nak Ridho pulang ke rumah dulu bawa pr tugas
sekolahnya kesini sapa tau bapak bisa membantu tugasnya nak Ridho..”

‘Apaaaa… Aje gile nih pak Sarno tukang bakso bisa bantuin nyelesain tugas
gue’. Ungkap Ridho di dalam hati.

Lalu setelah itu Ridho pun pulang untuk mengambil tugas sekolahnya lalu
langsung di berikan kepada pak Sarno.

“Ini kan sangat mudah nak Ridho untuk tugas ipa biologi bapak punya buku
kamus senyawa, untuk matematika bapak akan ajari nak Ridho soal diagram
dan rumus phytagoras lainya lalu untuk bahasa inggris bapak punya kamus di
bawah gerobak bapak, ambil aja gak apa-apa nak Ridho buat belajar”.

Setelah aku buka di bawah gerobak pak Sarno. Astaga ternyata di bawah
gerobak pak Sarno ada bermacam-macam buku ilmu pengetahuan.

Baru kusadari setelah kutanya pada pak Sarno, ternyata pak Sarno seorang
sarjana lulusan wisuda guru fkip, pak Sarno menjadi tukang bakso saat ini
karena minimnya lapangan kerja pada negeri ini. Baru kusadari ternyata aku
tiap hari bergaul dengan seorang sarjana yang berprofesi sebagai penjual
gerobak tukang bakso.

Sejak saat itu aku pun mudah mengerti apa yang diajarkan oleh pak Sarno dan
alhamdulillah sekarang aku menjadi peringkat 3 terbaik se man 2 surakarta
berkat jasa pak Sarno yang tak kalah sabar mengajariku sampai
bisa. Alhamdulillah mungkin ini adalah pelajaran yang sangat berarti bagiku
atas peristiwa ini.

Anda mungkin juga menyukai