Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Abnormal Return

Megawati Cheng
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya

Yulius Jogi Christiawan


Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: yulius@peter.petra.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengungkapan corporate social


responsibility (CSR) terhadap abnormal return. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol
return on equity (ROE) dan price to book value (PBV). Pengukuran pengungkapan CSR
didasarkan pada Global Reporting Initiative (GRI). Sedangkan, abnormal return dihitung
dengan menggunakan market adjusted model. Penelitian dilakukan terhadap laporan
tahunan 40 perusahaan sumber daya alam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh
signifikan terhadap abnormal return yang menandakan bahwa investor mempertimbangkan
informasi CSR untuk membuat keputusan. Variabel kontrol ROE berpengaruh signifikan
negatif terhadap abnormal return. Sedangkan, Variabel kontrol PBV tidak berpengaruh
signifikan terhadap abnormal return.

Kata kunci: Pengungkapan corporate social responsibility, abnormal return, Return on


Equity

ABSTRACT

The purpose of this research was to study the significant effect of CSR disclosure on
abnormal return. Meanwhile this study used return on equity (ROE) and price to book value
(PBV) as control variables. CSR disclosure is based on Global Reporting Initiative (GRI). This
research used annual reports of 40 companies related to the natural resources listed in
Indonesia Stock exchange in the period of 2007-2009. The results of this research concluded
that CSR disclosure has significant effect on abnormal return which indicates that investor
consider the CSR for making decision. ROE as control variable has negative relationship on
abnormal return. Whereas, PBV has no significant effect on abnormal return.

Keywords: Corporate social responsibility disclosure, abnormal return, Return on Equity

PENDAHULUAN untuk melakukan CSR. CSR di Indonesia baru


diwajibkan bagi perusahaan bidang tertentu saja
Kajian corporate social responsibility (CSR) terkait dengan semakin parahnya kerusakan
semakin berkembang pesat seiring banyak kasus lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun
yang terjadi dimana perusahaan tidak memberi- dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi
kan kontribusi positif secara langsung kepada udara dan air, hingga perubahan iklim (Utama
masyarakat. Pentingnya CSR, telah mendapat 2007).
perhatian pemerintah dan perusahaan yang ada di Pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak
Indonesia. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 hanya melihat kinerja keuangan entitas, karena
tentang Perseroan Terbatas (pasal 74 ayat 1a) kesimpulan baik atau buruknya kinerja entitas
mewajibkan perusahaan yang usahanya dibidang tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam dihasilkan. Penerapan CSR dipercaya dapat

24
Cheng: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return 25

meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para yang efisien dikatakan bahwa informasi yang
investor cenderung menanamkan modal kepada tersedia dipasar tercermin didalam harga pasar.
perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Oleh karena itu, diharapkan investor memper-
Karena perusahaan yang mengedepankan aspek timbangkan informasi CSR yang diungkapkan
sustantibility tentu akan mennerjemahkan prinsip dalam laporan tahunan perusahan. Apabila
sustantibility ke dalam strategi dan operasi per- informasi CSR dipertimbangkan investor dalam
usahaan, sehingga faktor-faktor yang men- pengambilan keputusan yang diikuti dengan
datangkan keuntungan bagi perusahaan dapat kenaikan pembelian saham perusahaan sehingga
menjadi bahan masukan dalam rangka peng- terjadi kenaikan harga saham yang melebihi
ambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu, return yang diekpektasikan oleh investor sehingga
perusahaan-perusahaan dapat menggunakan pada akhirnya informasi CSR merupakan infor-
informasi CSR sebagai salah satu keunggulan masi yang memberikan nilai tambah bagi investor
kompetitif perusahaan. Eipstein dan Freedman dan menyebabkan abnormal return.
(1994) seperti yang dikutip Sayekti dan Ludovicus, Penelitian yang menguji pengaruh CSR
(2007), menemukan bahwa investor individual sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian Nuzula
tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dan Kato (2010) pada perusahaan di Jepang
dalam laporan tahunan, sehingga manajemen menunjukan bahwa investor memberikan respon
perusahaan saat ini tidak hanya dituntut terbatas terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Di
atas pengelolaan dana yang diberikan, namun Indonesia, penelitian Nurdin dan Cahyandito
juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh (2006) menunjukan bahwa pengungkapan tema-
perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. tema sosial dan lingkungan dalam laporan
Menurut Arya dan Zhang (2009) seperti yang tahunan berpengaruh signifikan terhadap reaksi
dikutip Nuzula dan Kato (2010), upaya per- investor yang diukur dengan abnormal return dan
usahaan untuk melakukan CSR bukanlah sesuatu volume perdagangan saham. Hal ini konsisten
yang sia-sia dan investor memberikan respon yang dengan Sayekti dan Ludovicus (2007) yang
baik pada perusahaan²perusahaan tersebut. menyimpulkan bahwa pelaksanaan CSR memiliki
Survey global yang dilakukan oleh The Economist dampak positif dan signifikan terhadap reaksi
Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% ekse- pasar. Namun demikian, pada penelitian-pene-
kutif senior dan investor dari berbagai organisasi litian lain telah menunjukan hasil yang tidak
menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama konsisten. Diantaranya adalah penelitian Lorraine
dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, (2004), Dahlia dan Veronica (2008), dimana
Desember 2006). pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
Melihat tuntutan tersebut di atas, per- reaksi pasar.
usahaan²perusahaan publik di Indonesia yang Penelitian ini berbeda dengan penelitian-
membuat pelaporan CSR secara terpisah meng- penelitian sebelumnya yang menggunakan sampel
alami peningkatan sebanyak 21,11% pada tahun dari semua industri. Penelitian ini menggunakan
2008 dibandingkan tahun sebelumnya (ISRA, perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan
2010). Kelana dan Chandra Wijaya (2005) me- sumber daya alam mengingat Undang-Undang
nyatakan bahwa aspek kepercayaan dari investor No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
merupakan salah satu aspek yang sangat (pasal 74 ayat 1a) mewajibkan perusahaan yang
berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan
suatu pengungkapan akan ditanggapi oleh inves- dengan sumber daya alam untuk melakukan CSR.
tor dengan beragam. Pengungkapan CSR yang Selain itu, menurut Hackston dan Milne (1996)
dilakukan perusahaan diharapkan mampu mem- dalam Suwardi et al. (2010) mengatakan bahwa
berikan signal dan dapat meningkatkan nilai perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas
perusahaan dimata investor. Hal ini mengindikasi- yang tinggi terhadap lingkungan (rawan ling-
kan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR kungan) termasuk dalam tipe industri high profile.
mengharapkan akan direspon positif oleh pelaku Perusahaan yang memiliki risiko politis yang
pasar sehingga dapat memaksimalkan profit tinggi (high profile) dan dengan kepemilikan ma-
dalam jangka panjang. Suatu informasi dapat najemen yang besar cenderung mengungkapkan
dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor informasi sosial yang lebih banyak (Anggraeni
apabila informasi tersebut memberikan reaksi 2006). Perusahaan ini pada umumnya merupakan
untuk melakukan transaksi di pasar modal. Hal perusahaan yang memperoleh sorotan masyarakat
ini dapat dilihat dari abnormal return yang karena aktivitas operasinya memiliki potensi
merupakan salah satu indikator yang dapat untuk bersinggungan dengan kepentingan luas.
dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ter-
terjadi (Jogiyanto 2009). Berdasarkan teori pasar sebut di atas maka penelitian ini ingin mengetahui
26 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 24-36

apakah pengungkapan informasi CSR perusahaan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan
yang berhubungan dengan sumber daya alam sekitar dalam jangka panjang. Dengan melak-
berpengaruh terhadap abnormal return. sanakan CSR secara konsisten dalam jangka
Penelitian ini menggunakan perusahaan- panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indo- masyarakat terhadap kehadiran perusahaan.
nesia pada tahun 2007-2009 dalam sektor industri Pengungkapan CSR merupakan bagian dari
yang berhubungan dengan sumber daya alam. Hal akuntansi pertanggung jawaban sosial yang
ini dikarenakan pemerintah telah menetapkan mengkomunikasikan informasi sosial kepada
peraturan bahwa industri tersebut wajib menerap- stakeholder. Menurut Guthrie dan Parker (1990)
kan CSR sejak tahun 2007. Industri yang ver- sebagaimana dikutip oleh Sayekti dan Ludovicus
hubungan dengan sumber daya alam berdasarkan (2007), pengungkapan informasi CSR dalam
program Peningkatan Kinerja Lingkungan Hidup laporan tahunan merupakan salah satu cara
(PROPER) diantaranya adalah: Sektor Agricul- perusahaan untuk membangun, mempertahan-
ture, Sektor Pertambangan dan Sektor Industri kan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari
Dasar dan Kimia sisi ekonomis dan politis. Selain itu juga,
akuntansi pertanggungjawaban sosial dapat
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL memberikan informasi mengenai sejauh mana
RESPONSIBILITY (CSR) organisasi atau perusahaan memberikan kontri-
busi positif maupun negatif terhadap kualitas
Menurut World Business Council for Sustai- hidup manusia dan lingkungannya.
nable Development menjelaskan CSR merupakan Tanggungjawab sosial perusahaan bersifat
suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha wajib (mandatory) bagi kriteria perusahaan
untuk bertindak secara etis dan memberikan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40
kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74
komunitas setempat ataupun masyarakat secara menyatakan bahwa: Perseroan yang menjalankan
luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan
pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Sedang- sumber daya alam wajib melaksanakan tang-
kan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman gungjawab sosial dan lingkungan. Dan Tang-
tanggung jawab sosial yang segera akan dires- gungjawab sosial dan lingkungan tersebut
mikan November 2011, CSR adalah Tanggung merupakan kewajiban perseroan yang dianggar-
jawab sebuah organisasi terhadap dampak- kan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan- yang pelaksanaanya dilakukan dengan mem-
kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan perhatikan kepatuhan dan kewajaran. Jika
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
transparan dan etis yang sejalan dengan pem- tanggung jawab sosial akan dikenai sanksi sesuai
bangunan berkelanjutan dan kesejahteraan dengan ketentuan peraturan perundang-
masyarakat; mempertimbangkan harapan pe- undangan.
mangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan
ditetapkan dan norma-norma perilaku inter- CSR, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2)
nasional; serta terintegrasi dengan organisasi tentang Perseroan Terbatas juga mewajibkan
secara menyeluruh. Perusahaan selain berorien- perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas
tasi terhadap laba, perusahaan juga bertang- tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan.
gungjawab terhadap masalah sosial yang Namun demikian, item-item CSR yang diungkap-
ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang kan perusahaan merupakan informasi yang masih
dilakukan perusahaan dengan manajemen ling- bersifat sukarela (voluntary).
kungan sehingga tidak hanya terbatas pada Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh
orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak GRI adalah konsep sustainability report yang
manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR muncul sebagai akibat adanya konsep sustaina-
antara lain: meningkatkan penjualan dan market bility development. Dalam sustainability report
share, memperkuat brand positioning, meningkat- digunakan metode triple bottom line, yang tidak
kan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, hanya melaporan sesuatu yang diukur dari sudut
dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut
para investor dan analisis keuangan. Dengan pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan
menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan ini merupakan akibat dari adanya 3 dampak
diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan operasi perusahaan yaitu ekonomi, sosial dan
jangka pendek, namun juga turut memberikan lingkungan. GRI Guidelines menyebutkan bahwa,
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas
Cheng: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return 27

perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan estimasi ini. Panjang periode estimasi yang umum
sosial pada bagian standard disclosures. Yang digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai
kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas dengan 250 hari untuk data harian.
menjadi 6 dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan,
Periode Estimasi Periode Peristiwa
praktek tenaga kerja, hak asasi manusia,
masyarakat, dan tanggungjawab produk.

ABNORMAL RETURN t3 t4 t1 t0 t2

Abnormal return merupakan salah satu Sumber: Jogiyanto, 2010


indikator yang dapat dipakai guna melihat Gambar 2. Periode Estimasi dan Periode Peris-
keadaan pasar yang sedang terjadi. Suatu infor- tiwa
masi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi
investor apabila informasi tersebut memberikan Periode peristiwa (event period) atau jendela
reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal peristiwa (event window) merupakan periode
(Jogiyanto, 2009). Aspek kepercayaan (belief) dari terjadinya peristiwa dan pengaruhnya. Dimana
investor merupakan salah satu aspek yang sangat pada gambar 2 terjadinya peristiwa ditunjukan
berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, dengan t0 sehingga yang dinamakan dengan
suatu announcement/disclosure akan ditanggapi periode peristiwa adalah periode jendela dari t1
oleh investor dengan beragam. sampai dengan t2. Lamanya periode jendela
tergantung jenis peristiwanya. Jika peristiwanya
merupakan peristiwa yang nilai ekonomisnya
Ada
Ada abnormal
return
Kandungan dapat ditentukan dengan mudah oleh investor,
Informasi periode jendela dapat pendek, disebabkan oleh
Pengungkapan
Informasi CSR investor yang dapat bereaksi dengan cepat.
Tidak ada
Tidak Ada Sebaliknya, untuk peristiwa yang nilai ekono-
Kandungan
abnormal return
Informasi
misnya sulit ditentukan oelh investor, investor
akan membutuhkan waktu yang lama untuk
Sumber: Jogiyanto (2009) bereaksi. Umumnya periode jendela juga melibat-
Gambar 1. Kandungan Informasi kan hari sebelum tanggal peristiwa untuk
mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi,
Jogiyanto (2009) mendefinisikan abnormal yaitu apakah pasar sudah mendengar informasi-
return sebagai selisih antara actual return dan nya sebelum informasi itu sendiri diumumkan
expected return. Abnormal return akan positif jika (Jogiyanto, 2010).
return yang didapatkan lebih besar dari return Return ekspektasi dapat dihitung mengguna-
yang diharapkan atau return yang dihitung. kan 3 model estimasi tanpa sesuaian resiko yaitu
Sedangkan abnormal return akan negatif jika (Jogiyanto, 2010): (1) Mean Adjusted Return, (2)
return yang didapat lebih kecil dari return yang Market Model Return, (3) Market Model Return
diharapkan atau return yang dihitung. Studi dan model estimasi dengan sesuaian risiko. Pada
peristiwa menganalisis abnormal return dari model Mean Adjusted Return, expected return
sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar bernilai konstan sama dengan rata-rata return
pengumuman dari suatu peristiwa. Actual Return realisasi sebelumnya selama periode estimasi.
atau return sesungguhnya yang terjadi pada Model ini menganggap jika suatu pasar efisien dan
waktu ke-t, merupakan selisih harga sekarang return saham berbeda-beda secara random di
relative terhadap harga sebelumnya. Expected seputar nilai sebenarnya. Perhitungan expected
return merupakan return estimasi yang diharap- return dengan model pasar (market model)
kan oleh investor, yang ditentukan dengan model dilakukan dengan dua tahap, yaitu: (1) mem-
estimasi. Sebelum menentukan model untuk bentuk model ekspektasi dengan menggunakan
mengestimasi expected return, perlu ditentukan data realisasi selama periode estimasi dan (2)
beberapa istilah periode sebagai dasar estimasi menggunakan model ekspektasian ini untuk
expected return, periode-periode tersebut adalah: mengestimasi expected return di periode jendela.
Periode estimasi (estimation period), umum- Model Market Adjusted Return menganggap
nya merupakan periode sebelum peristiwa (event bahwa praduga yang terbaik untuk mengestimasi
period). Pada gambar 2 periode estimasi return saham adalah return indeks pasar pada
ditunjukan dari t3 sampai dengan t4. Jogiyanto saat tersebut. Dengan menggunakan model ini,
(2010) mengatakan bahwa tidak ada patokan maka tidak perlu menggunaka periode estimasi
untuk menentukan lamanya panjang periode untuk memberntuk model estimasinya, karena
28 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 24-36

return saham yang diestimasi adalah sama dengan laporan tahunan perusahaan berpengaruh ter-
return indeks pasar. Return ekspektasi dengan hadap abnormal return.
sesuaian resiko diantaranya yaitu Capital Asset Penelitian yang mendukung adanya hubung-
Pricing Model (CAPM). CAPM mempertimbang- an antara CSR dengan abnormal return adalah
kan resiko pasar untuk menyesuaikan return penelitian Nurdin dan Cahyandito (2006) yang
ekspektasinya. Resiko yang digunakan di CAPM menunjukkan bahwa aktivitas CSR berpengaruh
adalah resiko pasar atau resiko sistemik yang positif terhadap abnormal return. Hasil penelitian
diukur dengan beta. Model CAPM adalah sebagai ini konsisten dengan penelitian Almilia dan
berikut: E(Ri) 5I Ã 5P ² Rf), dimana Rf adalah Wijayanto (2007) yang dikutip Dahlia dan
tingkat bunga bebas risiko (risk free rate) yang Veronica, (2008) dan Brammer (2005), perusahaan
dalam hal ini digunakan rata-rata suku bunga yang memiliki kinerja lingkungan (environmental
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Rm adalah return performance) yang bagus akan direspon positif oleh
pasar yang biasanya menggunakan Indeks Harga para investor melalui fluktuasi harga saham yang
6DKDP *DEXQJDQ ,+6* GDQ Ã adah beta semakin naik dari periode ke periode dan sebalik-
masing-masing saham. Return estimasian tidak nya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan
diperlukan lagi apabila menggunakan CAPM. (environmental performance) yang buruk maka
akan muncul keraguan dari para investor ter-
Hubungan Pengungkapan Informasi CSR hadap perusahaan tersebut dan direspon negatif
dalam Laporan Tahunan dan Abnormal dengan fluktuasi harga saham perusahaan di
Return pasar yang semakin menurun dari tahun ke
tahun. Penelitian Frooman (1997) yang dikutip
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab oleh Colwell (2010) juga menyatakan bahwa
perusahaan terhadap masyarakat dan para perusahaan dengan kinerja lingkunagn yang
stakeholders lainnya, perusahaan seringkali ter- buruk akan menurunkan kekayaan (wealth)
libat dalam kegiatan-kegiatan CSR. Para pemegang saham. Berdasarkan uraian di atas,
stakeholders dapat memberikan apresiasi yang maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
lebih bagi perusahaan-perusahaan yang terlibat H1: Pengungkapan informasi CSR berpengaruh
dalam kegiatan CSR. Hal ini sejalan dengan positif signifikan terhadap Reaksi Investor
signaling theory dimana perusahaan dapat me- (abnormal return)
ningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporan-
nya dengan mengirimkan signal melalui laporan Hubungan Return on Equity (ROE) terhadap
tahunannya. Pengungkapan aktivitas perusahaan Abnormal Return
yang berkaitan dengan CSR merupakan salah
satu cara untuk mengirimkan signal positif Salah satu analisa rasio yang sering diguna-
kepada stakeholders dan pasar mengenai prospek kan oleh investor adalah rasio profitabilitas
perusahaan di masa yang akan datang bahwa perusahaan. Return on Equity (ROE) adalah salah
perusahaan memberikan guarantee atas keber- satu rasio profitabilitas yang membandingkan laba
langsungan hidup perusahaan dimasa yang akan bersih (net income) dengan total VWRNKROGHU·V HTXLW\
datang. Pengungkapan CSR dapat mengirimkan perusahaan. Menurut Gitman (2006), ROE adalah
signal promosi atau informasi lain yang menyata- setiap dollar dari net income yang dihasilkan
kan bahwa perusahaan tersebut lebih baik perusahaan dari setiap dollar yang diinvestasikan
daripada perusahaan lain karena peduli dengan oleh investor. ROE menunjukan kemampuan
dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari perusahaan untuk menghasilkan laba bersih.
aktivitas perusahaan. Investor selalu berharap untuk mendapatkan
Pengungkapan CSR diharapkan memiliki ROE yang tinggi, akan tetapi harapan investor ini
kandungan informasi, sehingga pasar atau inves- tidak selalu sesuai dengan kenyataannya karena
tor akan bereaksi setelah pengumuman itu adanya faktor resiko. ROE yang tidak terduga
diterima. Signal positif ini diharapkan dapat atau tidak sesuai dengan ekspektasi dari investor
menghasilkan respon positif dari pasar. Reaksi dapat membuat pasar bereaksi yang ditunjukan
investor menurut Jogiyanto (2009) dapat diukur dengan adanya abnormal return. Perubahan ROE
dengan menggunakan abnormal return. Adapun perusahaan akan mengakibatkan perubahan nilai
reaksi investor beragam atas sebuah informasi. perusahaan sehingga hal ini akan menimbulkan
Informasi yang memberikan keyakinan atas reaksi dari invetor yang tercermin pada abnormal
prospek perusahaan yang bagus di masa yang return. Semakin tinggi ROE perusahaan dianggap
akan datang akan direspon dengan peningkatan sebagai kabar baik (good news) karena ROE yang
harga saham. Dengan demikian, dapat disimpul- besar berarti semakin besar peluang para investor
kan bahwa pengungkapan informasi CSR dalam untuk memperoleh laba bersih dari setiap modal
Cheng: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return 29

yang diinvestasikan sehingga akan direspon positif Ã0 : konstanta persamaan regresi


oleh pasar yang tercermin dalam abnormal return. Ã1,2,3 : koefisien regresi pada setiap variabel
Sebaliknya, semakin rendah ROE perusahaan CSRI : corporate Social Disclosure Index
dianggap sebagai (bad news) karena ROE yang ROE : return on Equity Ratio
rendah berarti semakin kecil peluang pemilik PBV : price to book value
perusahaan memperoleh keuntungan dari laba • : error term
bersih untuk setiap modal yang diinvestasikan
sehingga akan direspon negatif oleh pasar. Hal ini Jika informasi CSR memperngaruhi CAR,
didukung dengan penelitian Mulyono (2008) yang maka diprediksi koefisien CSRI dalam uji T akan
menemukan variable ROE berpengaruh terhadap signifikan dan bertanda positif. Sedangkan untuk
abnormal return. Sehingga dapat dibuat hipotesa: melihat pengaruh variable control (PBV, ROE)
H2: ROE berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap CAR, maka berturut-turut dilihat dari
abnormal return. signifikansi dan arah dari koefisien pada model.
Variable dependen dalam penelitian ini
Hubungan Price to Book Value (PBV) ter- adalah Cumulative Abnormal Return (CAR). CAR
hadap Abnormal return merupakan akumulasi dari abnormal return yang
merupakan selisih dari actual return dan expected
Price to Book Value atau biasa dikenal juga return. Expected return dihitung dengan meng-
dengan istilah market to book value. Perusahaan gunakan market adjusted model. Periode jendela
dengan PBV yang tinggi memungkinkan per- yang digunakan adalah 61 hari melibatkan 30 hari
usahaan mendapatkan atau menambah laba sesudah dan sebelum publikasi dan 1 hari pada
sehingga PBV perusahaan merupakan hal yang saat dipublikasikannya annual report masing-
perlu dipertimbangkan oleh investor (Scott, 2003). masing perusahaan seperti terlihat pada gambar
Investor tetap harus berhadapan dengan resiko 3. Periode 30 hari dipilih karena sinyal berupa
sehingga ekspektasi investor terhadap perusahaan pengungkapan informasi CSR yang diberikan
dapat saja berbeda dengan kinerja perusahaan manajemen adalah sinyal yang sangat susah
yang sesungguhnya. Kenaikan atau penurunan diukur nilai ekonomisnya sehingga investor
PBV perusahaan memiliki kandungan informasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
yang akan menimbulkan reaksi investor yang bereaksi.
ditunjukan dengan abnormal return. PBV per- Perhitungan CAR untuk masing-masing per-
usahaan yang tinggi menandakan bahwa per- usahaan merupakan akumulasi dari abnormal
usahaan memiliki kemampuan untuk mempunyai
return selama periode 61 hari periode jendela dari
kinerja yang baik dalam arti mampu me-
t1 sampai dengan t2. Data yang digunakan dalam
ningkatkan laba, meningkatkan harga saham
perhitungan abnormal return adalah data tanggal
atau menghasilkan produk yang berhasil sehingga
publikasi laporan tahunan, harga pasar saham
hal ini akan direspon positif oleh invetor.
untuk serta jumlah saham beredar. Langkah-
Sedangkan, PBV perusahaan yang rendah me-
nandakan perusahaan memiliki pertumbuhan langkah menghitung abnormal return untuk
yang rendah sehingga hal ini akan direspon masing-masing perusahaan adalah sebagai ber-
negatif oleh pasar. Penjelasan ini didukung ikut: 1) menentukan tanggal publikasi laporan
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan tahunan perusahaan tahun 2007-2009, 2) me-
oleh Dahlia dan Veronica (2008) yang menemukan nentukan periode peristiwa yaitu 30 hari sebelum
hubungan yang positif antara PBV dan abnormal dan setelah publikasi laporan tahunan, 3) me-
return sehingga hipotesis dalam penelitian ini nentukan expected return harian masing-masing
adalah: perusahaan selama periode tahun 2008-2010
H3: PBV berpengaruh positif signifikan terhadap untuk 61 hari pengamatan. Perhitungan expected
abnormal return. return dengan menggunakan market adjusted
model yaitu menggunakan indeks harga saham
METODE PENELITIAN harian untuk setiap sektor industri. Hal ini
dilakukan dengan cara: (1) menentukan bobot
Model analisis yang digunakan untuk menguji market capitalization perusahaan dengan cara
hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis membagi market capitalization perusahaan
regresi berganda, sebagai berikut: dengan market capitalization keseluruhan
perusahaan pada sektor yang sama. Market
&$5 Ã0 Ã1&65, Ã252( Ã3PBV+ •
capitalization dihitung dengan mengalikan harga
Keterangan: saham dengan jumlah saham yang beredar pada
CAR : cummulative Abnormal Return harian saat itu, (2) menentukan return perusahaan, (3)
perusahaan menentukan expected return dengan mengalikan
30 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 24-36

bobot market capitalization dengan return per- sektor Industri Dasar dan Kimia terdiri dari:
usahaan, 4) menentukan actual return harian Semen, Logam dan sejenisnya, Kayu dan
masing-masing perusahaan selama periode tahun pengolahannya, Pulp dan Kertas, Farmasi, Tekstil
2008-2010 untuk 61 hari pengamatan, 5) dan Garment
Menentukan abnormal return harian masing- Penarikan sampel menggunakan cara Purpo-
masing perusahaan dengan mengurangkan nilai sive Sampling, artinya bahwa penentuan sampel
actual return dengan expected return, 6) mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu
Menjumlahkan abnormal return yang didapatkan yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai
selama 61 hari tersebut. dengan tujuan penelitian. Dari keseluruhan
Variabel independen dalam penelitian ini populasi, tidak semuanya diteliti. Pengambilan
adalah indeks pengungkapan CSR (CSRI) yang sampel dibatasi dengan persyaratan sebagai
sesuai dengan konsep sustainability report yang berikut: terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
digagas oleh Global Reporting Initiative (GRI). tahun 2007-2009, mempublikasikan laporan
Penelitian ini menggunakan GRI sebagai indikator tahunan tahun 2007-2009, mengungkapkan
pengungkapan CSR berdasarkan penelitian ter- informasi CSR dalam laporan tahunan, tidak
dahulu yang dilakukan oleh Dahlia dan Veronica delisting selama periode peristiwa, harga saham
(2008). Jumlah item komponen CSR perusahaan perusahaan tersedia dengan lengkap. Analisis
didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada data dimulai dengan menyusun statistika
deskriptif, melakukan perhitungan variable bebas,
perusahaan yang mengungkapkan komponen CSR
meregresikan variabel bebas terhadap variabel
yang telah ditetapkan, bila tidak diberi angka 0.
terikat, kemudian melakukan uji asumsi klasik,
Jumlah item komponen CSR yang diungkapkan
dan dilakukan uji hipotesis serta pembahasan
perusahaan dibagi total komponen yang ditetap-
hasil penelitian.
kan sebelumnya merupakan CSRI, sehingga CSRI
masing-masing perusahaan merupakan persen- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tase dari total skor item pengungkapan.
Variabel kontrol yang digunakan dalam Penelitian dilakukan terhadap 116 laporan
penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV) tahunan 40 perusahaan, yang merupakan hasil
ratio dan Return on Equity (ROE). Penentuan pemilihan dari perusahaan-perusahaan yang
ROE dilakukan dengan membagi laba bersih berhubungan dengan sumber daya alam yang
perusahaan dengan total ekuitas perusahaan, terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan
sedangkan PBV ditentukan dengan membagi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dari tahun
harga pasar perusahaan dengan nilai buku 2007 sampai dengan 2009. Empat puluh
perusahaan. perusahaan tersebut terdiri dari: 10 perusahaan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian industri agrobisnis, 11 perusahaan pertambangan
ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan dan 20 perusahaan kimia dasar.
perusahaan yang berhubungan dengan sumber
daya alam diperoleh dari situs Bursa Efek Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Indonesia (BEI) atau website perusahaan, tanggal Des criptive Statis tics
publikasi laporan tahunan yang diperoleh dari N Minimum Max imum Mean Std. Deviation
situs Bapepam, data harga saham perusahaan, CAR 116 -1.32 3.78 .3189 .65237
CSRI 116 .1333 .6222 .418769 .1094038
data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ROE 116 -99.3200 84.6000 16.051897 21.4013681
diperoleh dari laboratorium pasar modal Univer- PBV 116 -.3300 11.7400 2.828534 2.8221713
sitas Kristen Petra, dan volume perdagangan Valid N (lis tw ise) 116

saham yang diperoleh dari Indonesian Capital


Market Directory (ICMD) Dari diskriptif data diketahui bahwa CAR
Karakteristik dan batasan populasi untuk menunjukan tren yang mengalami peningkatan
mengumpulkan data yang diperlukan dalam pada tahun 2008-2010. Terlihat bahwa pada tahun
penelitian ini adalah semua perusahaan yang 2008-2009 CAR mengalami peningkatan namun
berhubungan dengan sumber daya alam yang pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Industri yang karena 75% perusahaan memiliki CAR yang lebih
berhubungan dengan sumber daya alam ber- rendah dibandingkan tahun sebelumnya. CAR
dasarkan program Peningkatan Kinerja Ling- pada tahun 2008, menunjukan reaksi investor
kungan Hidup (PROPER) diantaranya adalah: 1) untuk laporan tahunan 2007, Perusahaan PT
sektor Perkebunan (Agroindustri), 2) sektor Tambang Batu Bara Tbk merupakan perusahaan
Pertambangan terdiri dari: Pertambangan batu yang paling mendapat respon pasar positif. Hal ini
bara, Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, terlihat dari CAR yang dihasilkan oleh per-
Pertambangan Logan dan Mineral lainnya dan 3) usahaan ini merupakan yang tertinggi. Sedang-
Cheng: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return 31

kan, perusahaan yang mendapat respon pasar tertinggi dari tahun 2007-2009 adalah PT
negatif yaitu ditunjukan dengan CAR yang negatif Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk.
adalah PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. Pada Rata-rata PBV dari tahun 2007-2009 ber-
tahun 2009, perusahaan yang memperlihatkan turut-turut adalah 3,82 kali, 1,69 kali, dan 2,61
CAR tertinggi adalah PT Energi Mega Perkasa, kali. Perusahan yang mengalami rata-rata
sedangkan CAR terendah adalah PT Citra pertumbuhan tertinggi selama periode tersebut
Tubindo. Pada tahun 2010, CAR tertinggi diper- adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
oleh dari perusahaan PT Bayan Resources Tbk, Sedangkan, perusahaan yang memiliki rata-rata
sedangkan yang terendah diperoleh dari per- pertumbuhan terendah selama periode tersebut
usahaan PT Bisi Internasional Tbk. Telihat bahwa adalah PT Asia Pasific Fibers Tbk. Secara
perusahaan-perusahaan dari sektor pertambang- keseluruhan, pertumbuhan perusahaan meng-
an (mining) yang paling banyak mendapatkan alami tren yang negatif. Penurunan yang signify-
respon positif dari investor. Hal ini ditunjukan dari kan (sebesar -62,1%) terjadi pada tahun 2008 yang
CAR tertinggi dari tahun 2008-2010, berasal dari dipengaruhi oleh rata-rata perusahaan yang
sektor pertambangan. berhubungan dengan sumber daya alam terkena
CSRI perusahaan yang berhubungan dengan dampak dari krisis global yang mengakibatkan
sumber daya alam menunjukan kecenderungan nilai pasar dari perusahaan-perusahaan yang
tren yang positif yaitu mengalami kenaikan sejak berhubungan dengan sumber daya alam ini
tahun 2007 hingga tahun 2009. Hal ini meng- mengalami penurunan drastis. Namun pada
indikasikan bahwa perusahaan semakin memberi tahun 2009, persepsi pasar sudah cenderung
perhatian pada aktivitas CSR dan mengungkap- membaik dan meningkatkan PBV perusahaan.
kannya dalam laporan tahunannya. CSRI ter- Sebelum melakukan pengujian hipotesis
tinggi pada tahun 2007 adalah perusahaan Medco dengan regresi berganda, dilakukan pengujian
Energi Tbk. Kemudian pada tahun 2008, sebagian terhadap empat asumsi klasik terlebih dahulu,
besar perusahaan mengalami peningkatan, per- yaitu: uji autokorelasi, multikolinearitas, hetero-
usahaan yang mengalami peningkatan signifikan kedastisitas, dan normalitas. Pengujian asumsi
diantaranya adalah PT Citra Tubindo Tbk, PT klasik autokorelasi dilakukan dengan Durbin-
Kimia Farma Tbk, dan PT Unggul Indah Tbk. Watson dan diperoleh angka 1,653. Angka ini
Pada tahun 2009, CSRI juga mengalami memenuhi kriteria DW terletak antara 2 dan -2.
peningkatan namun tidak sesignifikan tahun Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi
sebelumnya karena terdapat beberapa mengalami autokorelasi. Pengujian asumsi klasik multiko-
penurunan CSRI dibandikan dengan tahun linearitas menunjukan bahwa tidak terdapat data
sebelumnya diantaranya adalah Indotambang dengan nilai VIF di atas 10, dan tolerance value
Raya Megah Tbk, Medco Energi Tbk, dan dibawah 0,1. Uji heterokedastisitas menggunakan
Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. uji White, dan diperoleh angka Obs*R-squared
Selama periode 2007 hingga 2009, return on adalah 0.5723 (melebihi 0.05), maka dapat
equity (ROE) dari perusahaan yang berhubungan disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah hetero-
dengan sumber daya alam mengalami tren yang kedastisitas pada data. Uji normalitas dilakukan
cukup stabil. Rata-rata ROE setiap tahun adalah dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Hasil peng-
sebesar 15,94% pada tahun 2007, 15,34% pada ujian pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tahun 2008, dan 14,14% pada tahun 2009. Hal ini diperoleh angka significance 0.152 yang lebih
menunjukan pada tahun 2008, ROE perusahaan besar dari 0.05. dengan demikian, terbukti bahwa
cenderung stabil apabila dibandingkan dengan data berdistribusi normal.
tahun sebelumnya. Meskipun pada tahun 2008, Hasil pengujian regresi atas variable-variabel
terdapat beberapa perusahaan yang mengalami yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 2 sampai
penurunan ROE dibandingkan dengan tahun dengan Tabel 4 sebagai berikut:
sebelumnya, namun sebagian besar perusahaan-
perusahaan mengalami kenaikan ROE. Dimana Tabel 2. Nilai R, R Square, SEE untuk Pengujian
kenaikan paling signifikan terjadi pada per- Hipotesis
usahaan Medco Energi Internasional Tbk (Dari b
Model Summ ary
1.27% menjadi 38.22%). Pada tahun 2009, per-
usahaan mengalami sedikit penurunan diban- Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
dingkan tahun sebelumnya. Perusahaan yang 1 .322 a .104 .080 .62579
memiliki rata-rata ROE terendah dari tahun 2007-
a. Predictors: (Constant), PBV, CSRI, ROE
2009 adalah PT Multibreeder Adiwarma Indonesia
b. Dependent Variable: CAR
Tbk. Sedangkan perusahaan yang memiliki ROE
32 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 24-36

Tabel 3. Uji F dan Signifikansi untuk Pengujian ditunjukan dengan adanya abnormal return.
Hipotesis Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan
ANOVAb memiliki kandungan informasi, sehingga investor
Sum of akan bereaksi pada pengumuman itu. Pengung-
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.082 3 1.694 4.325 .006 a kapan aktivitas perusahaan yang berkaitan
Residual 43.861 112 .392 dengan CSR dapat mengirimkan signal positif
Total 48.942 115
a. Predictors: (Constant), PBV, CSRI, ROE
kepada stakeholders dan pasar mengenai prospek
b. Dependent Variable: CAR perusahaan dimasa yang akan datang bahwa
perusahaan memberikan guarantee atas keber-
langsungan hidup perusahaan dimasa yang akan
Tabel 4. Konstanta, Koefisien Regresi, T Test, dan
Signifikansi datang. Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa
investor di Indonesia sudah mulai menggunakan
Coe fficientsa
informasi pengungkapan CSR dalam melakukan
Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients keputusan investasi. Hal ini menunjukan bahwa
Model B Std. Error Beta t Sig. pasar modal Indonesia sedang mengarah atau
1 (Cons tant) .096 .160 .596 .553
CSRI .898 .385 .205 2.336 .021 mengikuti trend global, dimana tema-tema CSR
ROE -.009 .003 -.309 -3.285 .001 sudah menjadi salah satu sumber pengambilan
PBV -.003 .021 -.015 -.156 .876
keputusan investasi bagi investor.
a. Dependent Variable: CAR

Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap


Dari Tabel 2 sampai Tabel 4 di atas dapat Abnormal Return
disimpulkan bahawa: hasil uji F menunjukkan
tingkat signifikansi 0,006 (lebih rendah dari 0.05), Hasil penelitian untuk hipotesis kedua
berarti Variabel CSRI, ROE, dan PBV secara menujukan bahwa ROE berpengaruh terhadap
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan abnormal return. Akan tetapi, hasil penelitian ini
terhadap abnormal return. Hipotesis pertama (H1) tidak konsisten dengan penelitian Mulyono (2008)
diterima yang ditunjukkan dari angka koefisien dimana pengaruh ROE terhadap abnormal return
beta positif dan nilai sig < 0.05. Hal ini berarti dalam penelitian ini adalah signifikan negatif.
terdapat pengaruh positif yang signifikan dari Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan
pengungkapan informasi CSR terhadap abnormal disebabkan perbedaan periode penelitian, jumlah
return. Hipotesis kedua (H2) ditolak namun sampel, karakteristik sampel yang diteliti. Kondisi
terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari perekonomian Indonesia yang juga terkena imbas
ROE terhadap abnormal return. Ditolaknya H2 dari krisis global pada periode tahun pengamatan
karena nilai koefisien beta yang negatif. Hipotesis reaksi investor pada tahun 2008-2010. Melihat
ketiga (H3) ditolak karena nilai beta yang negatif kondisi pada awal tahun 2008, dimana krisis
dan angka sig > 0.05, yang berarti tidak terdapat ekonomi global melanda, tingginya tingkat inflasi
pengaruh yang signifikan dari PBV terhadap global yang dapat memperlambat pertumbuhan
abnormal return. Hasil membuktikan bahwa ekonomi global sehingga akan mempengaruhi
informasi CSR memiliki pengaruh signifikan permintaan terhadap energi. Dengan semakin
terhadap abnormal return. tingginya tingkat inflasi menyebabkan kemampu-
an perusahaan untuk membeli bahan baku energy
ANALISA DAN PEMBAHASAN seperti batubara, minyak bumi, kelapa sawit, akan
berkurang. Dengan berkurangnya permintaan
Pengaruh Pengungkapan Informasi CSR terhadap bahan baku energi ini, penjualan
dalam Laporan Tahunan terhadap Abnormal perusahaan-perusahaan yang berhubungan
Return dengan sumber daya alam ini akan terpengaruh.
Banyak perusahaan yang mengalami penurunan
Hasil penelitian untuk hipotesis pertama laba bersih yang sehingga menyebabkan ROE
menunjukan bahwa pengungkapan informasi CSR menurun.
berpengaruh signifikan terhadap abnormal return, Meskipun ROE yang menunjukan kemampu-
sehingga H1 diterima. Hasil penelitian ini an perusahaaan untuk menghasilkan laba bersih
mendukung dengan penelitian yang dilakukan mengalami penurunan, ternyata investor tetap
Nuzula dan Kato (2010) terhadap perusahaan- mau melakukan investasi pada perusahaan
perusahaan di Jepang dan Nurdin dan Cahyandito tersebut. Lev (1989) dalam Sayekti dan Ludovicus
(2006) terhadap perusahaan-perusahaan di (2007) mengatakan bahwa informasi mengenai
Indonesia dimana informasi CSR yang diungkap- laba digunakan oleh investor, tetapi kegunaan
kan perusahaan direspon baik oleh investor yang informasi laba tersebut bagi investor sangat
Cheng: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return 33

terbatas sehingga investor juga mempertimbang- return, (2) Return on Equity (ROE) tidak
kan informasi lainnya. Semakin tinggi pengung- berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal
kapan suatu perusahaan, semakin kecil tingkat return dan (3) Price to Book Value (PBV) tidak
ketergantungan investor pada informasi laba terbukti berpengaruh signifikan terhadap ab-
perusahaan. Investor menilai bahwa meskipun normal return. Kesimpulan penelitian ini dapat di
laba saat ini mengalami penurunan namun manfaatkan bagi pembuat regulasi dan perusaha-
kebutuhan akan komoditas sumber daya alam an yaitu: agar perusahaan memperhatikan
tetap diperlukan oleh siapapun sehingga mem- kelengkapan item-item pengungkapan CSR yang
perlu diungkapkan dalam laporan tahunan,
prediksikan laba dan return yang akan datang
karena ternyata investor memperhatikan infor-
akan membaik. Apalagi sejak krisis ekonomi
masi tersebut dalam pengambilan keputusannya.
global pertumbuhan ekonomi Indonesia justru Di samping itu juga diperlukan adanya peraturan
mengalami peningkatan. Hal ini membuat banyak yang lebih mengikat dari pemerintah mengenai
investor asing yang beramai-ramai menaruh uang pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan
di Indonesia (Dampak krisis keuangan pada sehingga perusahaan dapat mengetahui lebih jelas
Indonesia tidak terlalu besar, 2008, Desember). informasi apa yang harus diungkapkan dalam
Kepemilikan asing di Indonesia mencapai 60% laporan tahunan perusahaan.
pada tahun 2008 (Bank Indonesia). Selain itu,
investor-investor di Indonesia cenderung tidak DAFTAR PUSTAKA
panik terhadap kondisi yang sedang terjadi. Jadi,
meskipun ROE perusahaan menurun, informasi Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. ´Pengungkapan
ini cenderung membuat investor untuk tetap Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
bereaksi positif yang ditunjukan dengan abnormal Mempengaruhi Pengungkapan Informasi
return. Sosial dalam Laporan Tahunan (Studi
empiris pada perusahaan²perusahaan yang
Pengaruh Price to Book Value (PBV) terdaftar di bursa efek Jakarta)µ. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang.
terhadap Abnormal Return
Brammer, Brooks, Pavelin. 2005. ´Corporate social
Hasil penelitian untuk hipotesis ketiga Performance and Stock Returns: UK
menujukan bahwa tidak terdapat pengaruh positif Evidence from Disaggregate Measuresµ
yang signifikan dari PBV terhadap abnormal Retrieved April 21, 2011, from http://papers.
return. Hasil penelitian ini, konsisten dengan ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=739587
penelitian dari Sayekti dan Ludovicus (2007). Dahlia dan Veronica. 2008. ´Pengaruh corporate
Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten Social Responsibility Terhadap Kinerja Per-
dengan penelitian Dahlia dan Veronica (2008) usahaan (Studi empiris pada perusahaan
yang menunjukan bahwa PBV berpengaruh positif yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada
terhadap abnormal return. Hal ini diperkirakan tahun 2005 dan 2006)µ. Simposium
karena penilaian investor terhadap perusahaan Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
yang memiliki PBV yang tinggi pun belum tentu Gitman, Lawrence. 2006. Principles of Managerial
akan memberikan cash return pada investor, Finance. United States:Pearson.
terutama dividen. Sesuai dengan penjelasan
ISRA. 2010, ´Forum For Corporate Social Respon-
Fransisca (2008), perusahaan yang bertumbuh
sibility in Indonesiaµ. Retrieved May 26,
umumnya akan cenderung menahan laba untuk
2011, from http://www.csrindonesia.com/
investasi dibandingkan memberikan return berupa editorialdetail.php?id=153
dividen bagi investor. Dengan demikian, meskipun
perusahaan memiliki PBV yang tinggi, investor Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis
tidak memandang kemungkinan untuk mendapat- Investasi (edisi keenam). Yogyakarta:
kan dividen akan semakin meningkat, sehingga Yogyakarta.
investor tidak menggunakan informasi PBV dalam Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi
melakukan keputusan investasinya. Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa (edisi
pertama). Yogyakarta: Yogyakarta.
KESIMPULAN Kelana dan Chandra Wijaya. (2005). Riset Keuang-
an, Pengujian Empiris. Jakarta: Gramedia.
Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
bahasan tersebut di atas maka dapat ditarik Lorraine et al. 2004. ´$Q $QDO\VLV RI 6WRFN 0DUNHW
kesimpulan sebagai berikut: (1) pengungkapan Impact of Environmental Performance
informasi CSR dalam laporan tahunan ber- Informationµ. Accounting Forum, 28 (1), 7-
pengaruh positif signifikan terhadap abnormal 26.
34 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 24-36

Mulyono. 2008. ´+XEungan Rasio Keuangan, Scott, William. 2003. Financial Accounting Theory
Ukuran Perusahaan dan Arus Kas pada (4th edition). Toronto: Prentice Hall.
Laporan Keuangan Interim dan Tahunan Scott R. Colwell, Theodore J. Noseworthy,
Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Vitali V. Alexeev ´0DUNHW 5HDFWLRQ
Empiris Perusahaan Manufaktur yang to Negative Environment Events: An Event
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Study of 10 Oil and Gas Companiesµ.
2002-2006)µ Retrieved June 29, 2011 from Retrieved April 21, 2011, from http://
http://www.skripsi4u.com/download.php?file valexeev.yolasite.com/resources/papers/
=38&cat=2&subref=0&page=4 Events.pdf

Nurdin dan Cahyandito. 2006. ´Pengungkapan Suwardi Eko, Kartika Hendra Titisari, dan
Tema-tema Sosial dan Lingkunganµ Retrieved Doddy Setiawan. 2010, Juli. ´Corporate
Social Responsibilty dan Kinerja Per-
April 21, 2011, from :http://pustaka.unpad.
usahaanµ. Simposium Nasional Akuntansi
ac.id/wp-content/uploads/2009/06/jurnal_ klh_
XIII. Purwokerto.
penungkapan_sosiallingk_dlm_lap_tahunan
_faniemilia.pdf Undang-Undang Republik Indonesia No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Nuzula dan Kato. 2010. Do the Japanese Capital Retrieved February 28, 2008, from
Markets Respond to The Publication of http://bapepam.go.id/reksadana/files/regulas
Corporate Social Responsibility Reports. i/UU%2040%202007%20Perseroan%20Terb
Retrieved April 21, 2011, from http://www. atas.pdf
wbiconpro. com/340-Nila.pdf Utama, Sidharta.(2007). ´Evaluasi Infrastruktur
Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus. 2007, Juli. Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab
µPengaruh CSR Disclosure Terhadap Sosial dan Lingkungan di Indonesiaµ
Retrieved June 19, 2011, from http://www.
Earning Response Coefficient (Studi empiris
csrindonesia.com/data/articlesother/2007112
Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
1152745-a.pdf
efek Jakarta)µ. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makasar. Warta Ekonomi (Desember 2006), ´Konsep Bisnis
Paling Bersinar 2006: Level Adopsinya Kian
Tinggi.µ hal 36-37.
Cheng: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return 35

LAMPIRAN

Lampiran 1. Corporate Social Responsibility Indeks


NO INDIKATOR ENVIRONMENT
Material
1 Persentase material bahan daur ulang yang digunakan
Energi
2 Energi yang berhasil dihemat berkat adanya efisiensi dan konservasi yang lebih baik
3 Inisiatif penyediaan produk dan jasa yang menggunakan energi efisien atau sumber daya terbarukan,
serta pengurangan penggunaan energi sebagai dampak dari inisiatif ini.
Air
4 Total pemakaian air dari sumbernya
5 Persentase dan total jumlah air yang didaur ulang dan digunakan kembali.
Keanekaragaman Hayati
6 Lokasi dan luas lahan yang dimiliki, disewakan, dikelola, atau berdekatan dengan area yang
dilindungi dan area dengan nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar areayang dilindungi.
7 Deskripsi dampak signifikan yang ditimbulkan oleh aktivitas, produk, dan jasa pada keanekaragaman
hayati yang ada di wilayah yang dilindungi serta area dengan nilai keanekaragaman hayati di luar
wilayah yang dilindungi.
8 Habitat yang dilindungi atau dikembalikan kembali.
9 Strategi, aktivitas saat ini dan rencana masa depan untuk mengelola dampak terhadap
keanekaragaman hayati.
Emisi, Effluent, dan Limbah
10 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pengurangan yang berhasil dilakukan
11 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
12 Total berat dari limbah yang diklasifikasikan berdasarkan jenis dan metode pembuangan
13 Total biaya dan jumlah yang tumpah.(ada /tidak)
14 Inisiatif untuk mengurangi dampak buruk pada lingkungan yang diakibatkan oleh produk dan jasa,
dan memperluas dampak dari inisiatif
15 Jumlah biaya untuk perlindungan lingkungan dan investasi berdasarkan jenis kegiatan.
INDIKATOR TENAGAKERJA
Ketenagakerjaan
16 Komposisi jumlah tenaga kerja berdasarkan tipe pekerjaan, kontrak kerja dan lokasi.
17 Jumlah total dan rata-rata turnover tenaga kerja berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin dan area.
18 Benefit yang diberikan kepada pegawai tetap.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
19 Tingkat dan jumlah kecelakaan, jumlah hari hilang, dan tingkat absensi yang ada dilihat berdasarkan
area.
20 Program pendidikan, pelatihan, pembimbingan, pencegahan dan pengendalian risiko diadakan untuk
membantu pegawai, keluarga mereka dan lingkungan sekitar dalam menanggulangi penyakit serius.
Pendidikan dan Pelatihan
21 Jumlah waktu rata-rata untuk pelatihan setiap tahunnya, setiap pegawai berdasarkan kategori
pegawai.
22 Program keterampilan manajemen dan pendidikan jangka panjang yang mendukung kecakapan para
pegawai dan membantu mereka untuk maju dan terus berkarir.
23 Persentase dari para pegawai yang menerima penilaian atas performa dan perkembangan karir
mereka secara berkala.
Keanekaragaman dan Kesempatan yang sama
24 Komposisi badan tata kelola dan penjabaran pegawai berdasarkan kategori seperti jenis kelamin, usia,
kelompok minoritas dan indikasi keanekaragaman lainnya
25 Perbandingan upah standar antara pria dan wanita berdasarkan kategori pegawai.
INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA
Praktik Investasi dan Pengadaan
26 Persentase dari mitra kerja dan pemasok yang telah melalui proses seleksi berdasarkan prinsip-
prinsip HAM yang telah dijalankan
36 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 24-36

NO INDIKATOR ENVIRONMENT
Non-Diskriminasi
27 Total jumlah kasus diskriminasi dan langkah penyelesaian masalah yang diambil
28 Prosedur kerja yang teridentifikasi di mana hak untuk melatih kebebasan berserikat dan
perundingan bersama menjadi berisiko dan langkah yang diambil untuk mendukung hak kebebasan
berserikat tersebut
Tenaga Kerja Anak
29 Prosedur kerja yang teridentifikasi memiliki risiko akan adanya pekerja anak dan langkah yang
diambil untuk menghapuskan pekerja anak.
Hak Masyarakat (Adat)
30 Total jumlah kasus pelanggaran yang berkaitan dengan hak masyarakat adat dan langkah yang
diambil.
INDIKATOR KINERJA KEMASYARAKATAN
Kemasyarakatan
31 Sifat, cakupan, dan keefektifan atas program & kegiatan apapun yang menilai & mengelola dampak
operasi terhadap masyarakat, termasuk saat memasuki wilayah operasi, selama beroperasi & pasca
operasi.
32 Persentase dan total jumlah unit usaha yang dianalisa memiliki risiko terkait tindak penyuapan dan
korupsi.
33 Langkah yang diambil dalam mengatasi kasus tindak penyuapan dan korupsi
Perilaku Anti Persaingan
34 Total jumlah tindakan hukum terhadap sikap anti kompetisi dan praktek monopoli dan kecurangan-
kecurangan yang dihasilkan
INDIKATOR KINERJA EKONOMI
Kinerja Ekonomi
35 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan secara langsung, termasuk pendapatan, biaya
operasi, kompensasi kepada karyawan, donasi dan investasi ke masyarakat, laba ditahan serta
pembayaran ke penyedia modal dan pemerintah.
36 Implikasi keuangan dan berbagai risiko dan peluang untuk segala aktivitas perusahaan dalam
menghadapi perubahan iklim.
Keberadaan Pasar
37 Parameter standar upah karyawan di jenjang awal dibandingkan dengan upah karyawan minimum
yang berlaku pada lokasi operasi tertentu.
38 Kebijakan, penerapan dan pembagian pembelanjaan pada subkontraktor (mitra kerja) setempat yang
ada di berbagai lokasi operasi.
30 Prosedur penerimaan tenaga kerja lokal dan beberapa orang di level manajemen senior yang diambil
dari komunitas setempat di beberapa lokasi operasi.
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
40 Pengembangan dan dampak dari investasi infrastruktur dan pelayanan yang disediakan terutama
bagi kepentingan publik melalui perdagangan, jasa dan pelayanan atau pun yang sifatnya pro bono.
INDIKATOR DAMPAK PRODUK
41 Proses dan tahapan kerja dalam mempertahankan kesehatan dan keselamatan konsumen dalam
penggunaan produk atau jasa yang dievaluasi untuk perbaikan dan persentase dari kategori produk
dan jasa yang terkait dalam prosedur tersebut.
42 Jumlah total kasus pelanggaran kebijakan dan mekanisme kepatuhan yang terkait dengan
kesehatan dan keselamatan konsumen dalam keseluruhan proses, diukur berdasarkan hasil
akhirnya
43 Praktek-praktek yang terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey evaluasi kepuasan
konsumen.
44 Program-program yang mendukung adanya standar hukum dan mekanisme kepatuhan yang terkait
dengan komunikasi penjualan, termasuk iklan, promosi dan bentuk kerjasama.
45 Jumlah total kasus pelanggaran kebijakan dan mekanisme kepatuhan yang terkait dengan
komunikasi penjualan, termasuk iklan, promosi dan bentuk kerjasama, diukur berdasarkan hasil
akhirnya

Anda mungkin juga menyukai