Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap nilai perusahaan. Kedua, mengetahui apakah Corporate Governance
memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan. Penentuan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan
menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu sehingga sampel yang dipilih relevan dengan
tujuan penelitian. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 22 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility secara signifikan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin baik penerapan CSR oleh perusahaan maka nilai
perusahaan akan semakin meningkat. Kedua, Good Coporate Governence sebagai variabel
moderating secara siginifikan berpengaruh terhadap hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.
Kata Kunci: corporate social responsibility, nilai perusahaan, good corporate governance
PENDAHULUAN disebabkan adanya eksploitasi perusahaan
Saat ini perkembangan dunia bisnis telah secara tidak terkendali terhadap berbagai
sampai pada tahapan global yang sangat sumber daya untuk meningkatkan laba yang
terbuka dengan dinamika perubahan yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan.
demikian cepat dan persaingan yang begitu Dalam situasi seperti ini, Corporate Social
ketat. Ketika perusahaan semakin berkembang, Responsibility (CSR) dan Good Corporate
pada saat itu pula tingkat kesenjangan sosial Governance (GCG) merupakan suatu ke-
dan kerusakan lingkungan semakin tinggi yang harusan untuk meminimalisir berbagai dampak
2 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12
sukarela (voluntary disclosure) yang merupa- sosial, baik internal maupun eksternal, karena
kan pengungkapan informasi melebihi kelangsungan hidup perusahaan tergantung
persyaratan minimum dari peraturan yang pada dukungan dari para stakeholder. Dalam
berlaku. penelitian Bramono (2008) disebutkan bahwa
Menurut Kusumadilaga (2010) saat ini titik tekan dari teori stakeholder ada pada
tanggung jawab perusahaan tidak hanya pengambilan keputusan perusahaan yang mem-
berpijak pada single bottom line, yaitu nilai pertimbangkan kebutuhan dan kepentingan dari
perusahaan yang hanya direfleksikan dalam seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas
aspek keuangan, namun juga berpijak pada perusahaan. Dengan demikian diharapkan per-
triple bottom lines yang mencakup aspek usahaan dapat memuaskan stakeholdernya
keuangan, sosial, dan lingkungan. Hal ini dalam suatu tingkatan tertentu, sehingga titik
dikarenakan kondisi keuangan saja tidak pusat dari CSR ada pada manajemen stake-
menjamin peningkatan nilai perusahaan secara holder.
berkelanjutan, untuk itu perusahaan harus Definisi stakeholder menurut Freeman
memperhatikan secara selaras ketiga dimensi di (1994) adalah setiap kelompok atau individu
atas sesuai rekomendasi Global Reporting yang dipengaruhi atau mempengaruhi
Initiative (GRI) untuk mengkomunikasikan pencapaian tujuan organisasi. Kasali (2005)
akuntabilitasnya kepada para stakeholders. membagi stakeholders menjadi internal dan
Laporan tahunan adalah media utama eksternal. Stakeholders internal terdiri dari
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan orang-orang yang memiliki kepentingan
dan nonkeuangan dari pihak manajemen terhadap sumber daya perusahaan serta berada
kepada pihak lain yang berhubungan dengan di dalam perusahaan, yaitu karyawan, manajer,
perusahaan. Sejauh mana informasi dapat dan pemegang saham (shareholders). Sedang-
diperoleh sangat bergantung pada tingkat kan stakeholders eksternal selain tiga pihak di
pengungkapan (disclosure level) laporan atas namun memiliki kepentingan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Menurut perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan
Suhardjanto dan Miranti (2009) laporan serta tindakan perusahaan, yaitu pemasok,
tahunan juga menjadi rujukan utama para konsumen, masyarakat, pemerintah, dan
investor dalam memutuskan apakah akan lainnya.
berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau Hubungan stakeholders dengan per-
tidak yang berdampak terhadap pergerakan usahaan dideskripsikan sebagai hubungan
harga saham. Apabila perusahaan memiliki pertukaran, yaitu kelompok yang memasok
kinerja sosial, lingkungan, dan ekonomi yang suatu kontribusi terhadap perusahaan dan
bagus tentu akan direspon positif oleh para mengharapkan kepentingan mereka juga
investor. Namun permasalahan yang terjadi dipenuhi. Masyarakat umum dipandang sebagai
menurut Kusumadilaga (2010) terletak pada stakeholder karena mereka adalah pembayar
standar akuntansi keuangan di Indonesia yang pajak yang digunakan untuk pembangunan
belum mewajibkan perusahaan untuk meng- infrastruktur nasional sehingga perusahaan
ungkapkan informasi mengenai tanggung dapat beroperasi. Sebagai timbal baliknya,
jawab sosial, sehingga praktik yang terjadi masyarakat mengharapkan perusahaan untuk
hanya sebagian kecil perusahaan yang bersedia dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
secara sukarela mengungkapkannya.
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Stakeholder Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
Menurut Ghozali dan Chariri (2007) teori bahwa hubungan keagenan adalah sebuah
stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan kontrak antara manajer (agen) dengan investor
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk (pemilik). Konflik kepentingan antara pemilik
kepentingannya sendiri namun harus mem- dan agen terjadi karena kemungkinan agen
berikan manfaat bagi stakeholdernya. Untuk itu tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan
tanggungjawab perusahaan yang semula hanya pemilik sehingga memicu biaya keagenan
diukur sebatas indikator ekonomi, harus ber- (agency cost). Sebagai agen, manajer secara
geser dengan memperhitungkan faktor-faktor moral bertanggung jawab untuk mengoptimal-
4 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12
kan keuntungan para pemilik dan sebagai laba. 2) Legal responsibility, kendati
imbalannya akan memperoleh kompensasi perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba,
sesuai dengan kontrak. Dengan demikian ter- akan tetapi dalam melaksanakan operasinya
dapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan harus mematuhi berbagai peraturan
perusahaan di mana masing-masing pihak ber- perundangan yang berlaku. 3) Social
usaha mencapai tingkat kemakmuran yang responsibility Pelaksanaan tanggungjawab
dikehendaki. sosial merupakan suatu komitmen untuk
Teori agensi juga menjelaskan tentang meningkatkan kualitas hidup masyarakat
asimetri informasi, di mana manajer memiliki melalui sumber daya yang dimiliki perusahaan.
informasi lebih banyak tentang perusahaan Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan
dibanding dengan pemilik (pemegang saham), merupakan fenomena positif di lingkungan
sehingga kecenderungan manajer untuk bisnis yang menunjukkan peningkatan
melakukan manipulasi melalui manajemen laba kesadaran bahwa jika perusahaan ingin tumbuh
demi kepentingan pribadi akan semakin tinggi. secara berkelanjutan maka perusahaan tidak
Menurut Norhadi (2007), konflik kepentingan semata-mata mengejar keuntungan tetapi juga
antara agen dan pemilik dapat dikurangi harus menjaga aspek sosial dan lingkungan.
dengan mekanisme pengawasan yang dapat Terdapat 6 faktor yang mempengaruhi praktik
menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada CSR oleh perusahaan. Keenam faktor tersebut
di dalam perusahaan dengan menerapkan Good adalah tekanan dari manajer, pesaing, investor,
Corporate Governance konsumen, dan regulasi dari lembaga
pemerintah ataupun non pemerintah.
Corporate Social Responsibility (CSR) Beberapa tahun terakhir banyak
Definisi CSR menurut The World Businees perusahaan semakin menyadari pentingnya
Council for Sustainable Development CSR sebagai bagian dari strategi bisnis.
(WBCSD) “the continuing commitment by Menurut Utomo (2000) praktik dan
businees to behave ethically and contribute to pengungkapan CSR di Indonesia mulai
economic development while improving the berkembang seiring dengan meningkatnya
quality of life of the workforce and their perhatian masyarakat terhadap perusahaan
families as well as the local community and multinasional yang beroperasi di Indonesia.
society at large”. Berdasarkan definisi tersebut, Wacana mengenai CSR mengemuka pada
CSR merupakan suatu komitmen perusahaan tahun 2001. Namun sebelum wacana ini
secara penuh dan berkesinambungan untuk mengemuka juga telah banyak perusahaan yang
menjalankan bisnisnya sesuai dengan etika dan menjalankan CSR, namun sangat sedikit yang
tanggung jawab sosial yang ada, serta ikut mengungkapkannya dalam sebuah laporan
berperan dalam pembangunan ekonomi dengan karena ketiadaan aturan yang baku terkait
meningkatkan kesejahteraan para karyawan, dengan sarana pendukung, seperti standar dan
komunitas setempat, ataupun masyarakat penyusunan laporan, maupun auditornya.
umum. Salah satu alasan manajemen
Secara simultan perusahaan akan melakukan pelaporan sosial adalah untuk
menjalankan tiga jenis tanggung jawab yang alasan strategis dalam rangka mendapatkan
berbeda kepada pemangku kepentingan secara legitimasi sosial. Hal ini sangat erat kaitannya
seimbang. Penekanan kepada salah satu jenis dengan isu lingkungan yang terjadi, seperti
tanggung jawab saja akan menyebabkan penggundulan hutan, polusi udara dan air,
perusahaan berjalan secara tidak optimal. hingga perubahan iklim.
Ketiga jenis tanggung jawab tersebut Good Corporate Governance (GCG)
mencakup: 1) Economic responsibility,
perusahaan dibentuk dengan tujuan untuk Konsep corporate governance timbul karena
menghasilkan laba secara optimal. Dengan adanya keterbatasan dari Agency Theory dalam
demikian para pengelola perusahaan memiliki mengatasi masalah keagenan. Definisi GCG
tanggung jawab ekonomi diantaranya kepada menurut FCGI (Forum for Corporate
para pemegang saham dalam bentuk Governance in Indonesia) adalah “seperangkat
pengelolaan perusahaan yang menghasilkan aturan yang mengatur hubungan antara
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 5
4) Menerbitkan laporan tahunan dan laporan instrumen penelitian diberi nilai 1 jika
keuangan lengkap selama tahun 2005-2009. diungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan
Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh
22 perusahaan yang diambil secara konsisten Sayekti dan Wondabio (2007). Selanjutnya
berdasarkan hasil index 10 besar CGPI. skor dari setiap item dijumlahkan untuk
Mayoritas perusahaan yang masuk ke dalam memperoleh keseluruhan skor setiap
kategori tersebut hampir sama setiap tahun perusahaan. Rumus dari perhitungan CSR
dengan hanya sedikit pendatang baru. adalah sebagai berikut (Sayekti dan Wondabio,
2007):
Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa laporan tahunan yang diperoleh dari
website www.idx.co.id, serta hasil survey IICG
berupa CGPI yang dipublikasikan di majalah Keterangan:
SWA. Penelitian ini sengaja tidak meng- CSRj : Corporate Social Responsibility Index
gunakan laporan keberlanjutan atau sus- perusahaan j
tainability report yang khusus memuat tentang nj : Jumlah item untuk perusahaan
bentuk tanggungjawab sosial perusahaan Xij : Dummy variabel; 1= jika item
karena belum semua perusahaan memiliki diungkapkan; 0 jika item tidak
laporan ini. Oleh karena itu untuk menghindari diungkapkan.
terjadinya kesenjangan antara perusahaan yang
memiliki sustainability report dengan yang Nilai Perusahaan
tidak memilikinya, peneliti memutuskan untuk Nilai perusahaan diukur dengan Price Book
menggunakan laporan tahunan. Value (PBV) yang menunjukkan nilai yang
Laporan tahunan digunakan untuk diberikan pasar keuangan kepada perusahaan
menghitung Corporate Social Responsibility sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh
Indeks, data CGPI digunakan untuk mengukur (Brigham, 1999) dalam Nurlaela dan Islahudin
GCG, dan data nilai perusahaan diperoleh dari (2008).
ICMD (Indonesian Capital Market Directory).
Pengumpulan data CSR dilakukan dengan cara Harga pasar per Lembar Saham
PBV =
menelusuri laporan tahunan dari perusahaan Nilai per Lembar Saham
yang terpilih menjadi sampel. Sebagai panduan,
digunakan instrumen penelitian berupa check Good Corporate Governance
list atau daftar pertanyaan yang berisi item-item GCG diukur dengan menggunakan instrumen
pengungkapan pertanggungjawaban sosial. yang telah dikembangkan oleh IICG berupa
Pengukuran Variabel CGPI yang berisi skor hasil survey mengenai
penerapan Corporate Governance pada
Corporate Social Responsibilty perusahaan yang telah terdaftar di BEI.
Pengukuran variabel CSR menggunakan
kategori pembobotan dengan metode content Metode Analisis Data
analysis yang mengacu pada instrumen yang Rumus persamaan regresi untuk menguji
digunakan oleh Wibisono (2007) yang adalah sebagai berikut:
mengelompokkan informasi CSR ke dalam
kategori lingkungan, energi, tenaga kerja, NP = α + β 1 CSR + β 2 GCG + 3 CSR*GCG + e
produk, keterlibatan masyarakat, dan umum Keterangan:
yang terdiri dari 78 item pernyataan. Namun NP = Nilai Perusahaan
Sembiring tidak melakukan pembobotan dalam α = Konstanta
penelitiannya. β1 - 3 = Koefisien Regresi
Pendekatan untuk menghitung CSR
pada dasarnya menggunakan pendekatan CSR = Corporate Social Responsibility
dikotomi yaitu setiap item CSR dalam GCG = Good Corporate Governance
8 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12
Dari Tabel. 2 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2). Namun terdapat
persamaan regresi berganda pada penelitian ini kelemahan mendasar dalam penggunaan
adalah sebagai berikut: koefisien determinasi, oleh karena itu
NP = -1.807 + 0.294 CSR - 0.229 GCG digunakan nilai adjusted R2 karena nilainya
+ 0.231 |CSR-GCG| dapat naik atau turun ketika ada penambahan
variabel independen, (Ghozali, 2006).
Nilai konstanta adalah -1,807. Hal ini Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat
berarti bahwa apabila nilai variabel CSR, GCG, bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,174 yang
dan interaksi antara CSR dengan GCG masing- berarti variabilitas variabel dependen yang
masing bernilai 0, maka nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel independen
adalah sebesar -1.807 M. Menurut Wibisono sebesar 17,4 %. Hal ini berarti 17,4% nilai
(2007) konstanta yang negatif bisa disebabkan perusahaan dipengaruhi oleh variabel CSR dan
tidak terpenuhinya asumsi-asumsi regresi GCG, sedangkan sisanya 82,6 % dipengaruhi
sehingga model regresi tidak bersifat BLUE oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
(Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa
regresi linier klasik tersebut antara lain model pengungkapan CSR dan penerapan GCG di
regresi dispesifikasikan dengan benar, data dalam perusahaan yang menjadi sampel
berdistribusi normal, tidak terjadi heteros- penelitian masih belum efektif, karena tingkat
kedastisitas, tidak terjadi multikolinieritas antar pengaruhnya masih sangat rendah.
peubah bebas, dan tidak terjadi autokorelasi HasilPengujian Hipotesis (Uji t)
(untuk data yang diurutkan berdasarkan
waktu/time series). Dan dalam penelitian ini Uji hipotesis 1 (Ha1)
semua asumsi tersebut sudah terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis regresi yang
Meskipun demikian konstanta yang disajikan pada Tabel 2 diperoleh koefisien
negatif tidak menjadi masalah sepanjang CSR regresi untuk variabel CSR sebesar 0,294 dan
dan GCG tidak mungkin sama dengan 0 karena nilai t-hitung sebesar 3,049 dengan tingkat
sudah dibatasi dengan nilai minimum dari signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih
masing-masing variabel. Dengan demikian kecil dari tingkat signifikansi ( ) = 5% atau
menurut Rietvield dan Sunaryanto (1994) nilai 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak
konstanta yang negatif bukan alasan untuk atau Ha1 dapat diterima, di mana variabel
menyimpulkan bahwa persamaannya salah. Corporate Social Responsibility berpengaruh
Variabel CSR memiliki koefisien positif terhadap nilai perusahaan.
regresi sebesar 0,294. Hal tersebut menunjuk-
kan bahwa, jika variabel pengungkapan CSR Uji hipotesis 2 (Ha2)
mengalami kenaikan 1 indeks pengungkapan, Hipotesis kedua penelitian ini menyatakan
maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,294 bahwa Good Corporate Governance memiliki
dengan asumsi variabel independen lainnya pengaruh sebagai variabel moderasi dalam
adalah konstan. Variabel GCG memiliki ko- hubungan antara Corporate Social Respon-
efisien regresi sebesar -0.229. Hal tersebut sibility dengan nilai perusahaan. Berdasarkan
menunjukkan bahwa, jika variabel GCG meng- hasil analisis regresi pada Tabel 2 diperoleh p-
alami kenaikan 1%, maka nilai perusahaan value sebesar 0,037 sehingga lebih kecil dari
akan menurun sebesar 0.229 dengan asumsi 0,05, artinya variabel GCG mampu mem-
variabel independen lainnya adalah konstan. perkuat hubungan antara CSR dengan nilai
Variabel moderating |CSR-GCG| memiliki perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa CSR
koefisien regresi sebesar 0.231. Hal tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat
menyatakan bahwa, apabila |CSR-GCG| indeks GCG perusahaan meningkat. Dengan
mengalami kenaikan 1% maka nilai perusahaan demikian Ha2 terbukti.
akan naik sebesar 0,231 dengan asumsi variabel
independen lainnya adalah konstan. Pengaruh Penerapan CSR Terhadap Nilai
Untuk mengetahui seberapa jauh Perusahaan
kemampuan model dalam menerangkan variasi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama
variabel dependen maka dapat dilihat dari menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pene-
10 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12
rapan CSR akan berpengaruh terhadap naik sama dengan penelitian ini sehingga sulit untuk
atau turunnya nilai perusahaan. Dengan membandingkannya dengan hasil-hasil pe-
demikian penerapan CSR di dalam perusahaan nelitian sebelumnya.
menjadi salah satu faktor penentu baik tidaknya
nilai suatu perusahaan. Hasil penelitian ini PENUTUP
tidak konsisten dengan penelitian Nurlela dan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penga-
Islahuddin (2008) yang menyatakan bahwa ruh dari penerapan Corporate Social Respon-
variabel CSR tidak berpengaruh terhadap nilai sibility terhadap nilai perusahaan yang
perusahaan. Tetapi mendukung penelitian dimoderasi oleh variabel Good Corporate
sebelumnya yang dilakukan Kusumadilaga Governance. Berdasarkan hasil analisis
(2010), Suranta (2008), Becchetti et al, (2007), diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Cor-
dan Barnea dan Rubin (2006), yang menyata- porate Social Responsibility berpengaruh
kan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti
nilai perusahaan. Perusahaan yang meng- semakin baik penerapan CSR oleh perusahaan
ungkapkan informasi pertanggungjawaban maka nilai perusahaan akan semakin mening-
sosial memiliki citra positif di masyarakat, dan kat. (2) Good Corporate Governance sebagai
khususnya kalangan bisnis karena selain mem- variabel moderasi dapat mempengaruhi
perhatikan kepentingan shareholder, per- hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.
usahaan juga mempertimbangkan kepentingan Hasil penelitian ini menunjukkan
stakeholder sehingga eksistensi perusahaan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif
bisa dipertahankan yang akan berdampak ter- dan signifikan terhadap nilai perusahan. Hal ini
hadap peningkatan nilai perusahaan. diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
Pengaruh Moderasi GCG Terhadap perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan
Hubungan CSR dengan Nilai Perusahaan pengungkapannya. Sehingga dalam jangka
panjang perusahaan dapat menikmati kinerja
Moderasi dalam penelitian ini yaitu interaksi pasar yang baik yang nantinya akan dinikmati
antara GCG dengan CSR. GCG mensyaratkan oleh masyarakat secara umum.
adanya tata kelola perusahaan yang baik yang Beberapa kerbatasan sebagai berikut:
menggambarkan usaha manajemen dalam (1) Data yang digunakan berupa data laporan
mengelola aset dan modal perusahaan agar tahunan perusahaan sehingga tidak semua item
menarik para investor. Ketika perusahaan di dalam daftar pengungkapan sosial diungkap-
menerapkan GCG diharapkan kinerjanya akan kan secara jelas sebagaimana di dalam laporan
meningkat menjadi lebih baik sehingga dapat keberlanjutan. (2) Pengungkapan indeks CSR
meningkatkan aktivitas CSR yang dilakukan dengan menggunakan metode content analysis
perusahaan. sangat memungkinkan terjadinya suatu
Hasil penelitian yang dilakukan Khom- penilaian yang bersifat subyektif karena adanya
siyah (2003) menyatakan bahwa semakin tinggi perbedaan persepsi peneliti dalam memahami
indeks Corporate Governance suatu per- konteks pengungkapan sosial dikarenakan
usahaan maka semakin tinggi pula tingkat belum adanya suatu standar yang baku. (3)
pengungkapan informasinya. Hal ini menun- Penilaian indeks pengungkapan CSR berkisar
jukkan adanya peningkatan upaya perusahaan antara 0 dan 1, sehingga penelitian ini tidak
untuk mengungkapkan aktivitasnya dalam memberikan informasi yang rinci atas kualitas
laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan ungkapan yang disajikan masing-masing per-
Pflieger (2005) juga menunjukkan bahwa GCG usahaan. (4) Minimnya jumlah sampel pene-
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. litian yang mengacu pada hasil indeks CGPI
Demikian juga dengan penelitian Farook dan yang dikeluarkan oleh IICG. Hal ini dikarena-
Lanis (2005) yang menemukan bahwa islamic kan survey dilakukan secara suka rela sehingga
governance (sebagai proksi corporate govern- perusahaan yang bersedia di survey masih
ance) berpengaruh positif terhadap peng- sedikit, serta publikasi hasil penelitian sering
ungkapan tanggung jawab sosial. Namun kali mengalami keterlambatan.
sampai saat penelitian ini dilakukan, peneliti
belum menemukan suatu model penelitian yang
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 11