Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE


SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Katiya Nahda
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
e-mail: katiyanahda@yahoo.com
D. Agus Harjito
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
e-mail: agus_h@uii.ac.id; harjitok@yahoo.com
Abstract
The purpose of this study is to investigate the influence of Corporate Social Responsibility
(CSR) to the value of the firm. Second, find out if Corporate Governance moderates the relation-
ship between Corporate Social Responsibility with the firm value. The sample is selected by
purposive sampling method, ie sampling technique using a certain considerations that are relevant
to the selected sample research purposes. The number of samples obtained are 22 companies listed
on the Indonesia Stock Exchange. Data analysis was performed by descriptive analysis and
multiple regression analysis. The results show that the Corporate Social Responsibility is
significantly positive effect on firm value. This means the better the implementation of CSR by
companies the firm's value will increase. Second, good corporate governance as a moderating
variable can significantly affect the relationship between CSR and firm value.
Keywords: corporate social responsibility, firm value, good corporat governance

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap nilai perusahaan. Kedua, mengetahui apakah Corporate Governance
memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan. Penentuan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan
menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu sehingga sampel yang dipilih relevan dengan
tujuan penelitian. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 22 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility secara signifikan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin baik penerapan CSR oleh perusahaan maka nilai
perusahaan akan semakin meningkat. Kedua, Good Coporate Governence sebagai variabel
moderating secara siginifikan berpengaruh terhadap hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.
Kata Kunci: corporate social responsibility, nilai perusahaan, good corporate governance
PENDAHULUAN disebabkan adanya eksploitasi perusahaan
Saat ini perkembangan dunia bisnis telah secara tidak terkendali terhadap berbagai
sampai pada tahapan global yang sangat sumber daya untuk meningkatkan laba yang
terbuka dengan dinamika perubahan yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan.
demikian cepat dan persaingan yang begitu Dalam situasi seperti ini, Corporate Social
ketat. Ketika perusahaan semakin berkembang, Responsibility (CSR) dan Good Corporate
pada saat itu pula tingkat kesenjangan sosial Governance (GCG) merupakan suatu ke-
dan kerusakan lingkungan semakin tinggi yang harusan untuk meminimalisir berbagai dampak
2 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12

negatif tersebut dalam rangka membangun CSR terhadap profitabilitas perusahaan


perusahaan yang tangguh dan sustainable sebelum dan setelah diterapkannya pada PT
(berkelanjutan). TELKOM juga menunjukkan bahwa CSR
Kesadaran terhadap urgensi pe- memiliki pengaruh positif terhadap profitabili-
laksanaan CSR dan GCG telah disadari banyak tas perusahaan. Zuhroh et al (2003) yang
pihak. Menurut Sobirin (1999) agar suatu bisnis menemukan korelasi positif yang meng-
bisa bertahan maka suatu perusahaan harus indikasikan bahwa informasi sosial yang
merubah kontrak sosialnya dengan mem- diungkapkan perusahaan dalam laporan
posisikan bisnis sebagai bagian dari sistem tahunan direspon baik oleh investor. Mereka
sosial dan politik yang ada. Jika perusahaan tidak menemukan pengaruh yang signifikan
lebih responsif terhadap tuntutan masyarakat dari praktek pengungkapan sosial yang
maka kegiatan bisnis lebih bisa diterima dilakukan terhadap perubahan harga saham.
masyarakat. Dengan demikian, penerapan CSR Penelitian ini mengacu pada penelitian
tidak lagi dianggap sebagai biaya, melainkan Nurlela dan Islahuddin (2008) tentang
investasi jangka panjang perusahaan dalam pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Hasil
rangka membangun legitimasi sosial dan citra penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate
positif di mata publik yang dapat meningkatkan Social Responsibility, prosentase kepemilikan
loyalitas konsumen terhadap perusahaan manajemen, serta interaksi di antara keduanya
sehingga secara tidak langsung akan mening- secara simultan berpengaruh signifikan
katkan nilai perusahaan. terhadap nilai perusahaan. Beberapa kelemahan
Devina (2004) mendefinisikan CSR yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu
sebagai company’s commitment to operating in perusahaan yang menjadi sampel penelitian
an economically, socially, and environmentally hanya dari perusahaan nonkeuangan dengan
sustainable manner whilst balancing the in- tahun pengamatan yang sangat singkat, yaitu
terests of diverse stakeholders. Dengan kata hanya satu tahun.
lain korporasi bukan lagi sebagai entitas yang Penelitian tentang pengungkapan
hanya mementingkan dirinya sendiri sehingga tanggungjawab sosial yang dikaitkan dengan
mengasingkan diri dari masyarakat, melainkan corporate governance telah dilakukan oleh
entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi Farook dan Lanis (2005) yang menemukan
kultural dengan lingkungan sosialnya melalui bahwa islamic governance (sebagai proksi
keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial, corporate governance di bank Islam)
mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam berpengaruh positif signifikan terhadap peng-
aspek bisnis dan sosial, serta menghormati hak ungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian
dan kepentingan stakeholders. Melaksanakan tentang CSR ini sangat menarik dikarenakan
CSR secara konsisten dalam jangka panjang kegiatan CSR sering kali dikaitkan dengan
akan menumbuhkan rasa penerimaan masya- program green movement (gerakan hijau) yang
rakat terhadap kehadiran perusahaan yang sedang hangat diperbincangkan sejak beberapa
dapat memberikan keuntungan ekonomi berupa tahun silam baik di tataran nasional maupun
peningkatan nilai perusahaan. Sedangkan Good dunia internasional yang tentunya akan sangat
Corporate Governance (GCG) menurut mempengaruhi paradigma masyarakat terhadap
Norhadi (2007) dapat didefinisikan sebagai perusahaan.
suatu sistem pengelolaan korporasi yang
melibatkan seluruh kepentingan stakeholders KAJIAN PUSTAKA
secara seimbang dengan penggunaan sumber Guthrie and Parker (1990) mendefinisikan
daya yang berprinsip pada keadilan, efisiensi, pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian
transparansi, dan akuntabilitas. sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk
Menurut penelitian Barnea dan Rubin pengoperasian secara optimal pasar modal yang
(2006) ditemukan bahwa investor lebih tertarik efisien. Ada dua jenis pengungkapan menurut
terhadap perusahaan yang melaporkan Suhardjanto dan Miranti (2009), yaitu peng-
informasi sosial dalam laporan keuangannya ungkapan yang bersifat wajib dengan
dari pada perusahaan yang tidak men- didasarkan pada ketentuan atau standar
cantumkan informasi sosial. Penelitian yang (mandatory disclosure), dan pengungkapan
dilakukan Tresnawati (2008) tentang pengaruh
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 3

sukarela (voluntary disclosure) yang merupa- sosial, baik internal maupun eksternal, karena
kan pengungkapan informasi melebihi kelangsungan hidup perusahaan tergantung
persyaratan minimum dari peraturan yang pada dukungan dari para stakeholder. Dalam
berlaku. penelitian Bramono (2008) disebutkan bahwa
Menurut Kusumadilaga (2010) saat ini titik tekan dari teori stakeholder ada pada
tanggung jawab perusahaan tidak hanya pengambilan keputusan perusahaan yang mem-
berpijak pada single bottom line, yaitu nilai pertimbangkan kebutuhan dan kepentingan dari
perusahaan yang hanya direfleksikan dalam seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas
aspek keuangan, namun juga berpijak pada perusahaan. Dengan demikian diharapkan per-
triple bottom lines yang mencakup aspek usahaan dapat memuaskan stakeholdernya
keuangan, sosial, dan lingkungan. Hal ini dalam suatu tingkatan tertentu, sehingga titik
dikarenakan kondisi keuangan saja tidak pusat dari CSR ada pada manajemen stake-
menjamin peningkatan nilai perusahaan secara holder.
berkelanjutan, untuk itu perusahaan harus Definisi stakeholder menurut Freeman
memperhatikan secara selaras ketiga dimensi di (1994) adalah setiap kelompok atau individu
atas sesuai rekomendasi Global Reporting yang dipengaruhi atau mempengaruhi
Initiative (GRI) untuk mengkomunikasikan pencapaian tujuan organisasi. Kasali (2005)
akuntabilitasnya kepada para stakeholders. membagi stakeholders menjadi internal dan
Laporan tahunan adalah media utama eksternal. Stakeholders internal terdiri dari
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan orang-orang yang memiliki kepentingan
dan nonkeuangan dari pihak manajemen terhadap sumber daya perusahaan serta berada
kepada pihak lain yang berhubungan dengan di dalam perusahaan, yaitu karyawan, manajer,
perusahaan. Sejauh mana informasi dapat dan pemegang saham (shareholders). Sedang-
diperoleh sangat bergantung pada tingkat kan stakeholders eksternal selain tiga pihak di
pengungkapan (disclosure level) laporan atas namun memiliki kepentingan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Menurut perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan
Suhardjanto dan Miranti (2009) laporan serta tindakan perusahaan, yaitu pemasok,
tahunan juga menjadi rujukan utama para konsumen, masyarakat, pemerintah, dan
investor dalam memutuskan apakah akan lainnya.
berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau Hubungan stakeholders dengan per-
tidak yang berdampak terhadap pergerakan usahaan dideskripsikan sebagai hubungan
harga saham. Apabila perusahaan memiliki pertukaran, yaitu kelompok yang memasok
kinerja sosial, lingkungan, dan ekonomi yang suatu kontribusi terhadap perusahaan dan
bagus tentu akan direspon positif oleh para mengharapkan kepentingan mereka juga
investor. Namun permasalahan yang terjadi dipenuhi. Masyarakat umum dipandang sebagai
menurut Kusumadilaga (2010) terletak pada stakeholder karena mereka adalah pembayar
standar akuntansi keuangan di Indonesia yang pajak yang digunakan untuk pembangunan
belum mewajibkan perusahaan untuk meng- infrastruktur nasional sehingga perusahaan
ungkapkan informasi mengenai tanggung dapat beroperasi. Sebagai timbal baliknya,
jawab sosial, sehingga praktik yang terjadi masyarakat mengharapkan perusahaan untuk
hanya sebagian kecil perusahaan yang bersedia dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
secara sukarela mengungkapkannya.
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Stakeholder Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
Menurut Ghozali dan Chariri (2007) teori bahwa hubungan keagenan adalah sebuah
stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan kontrak antara manajer (agen) dengan investor
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk (pemilik). Konflik kepentingan antara pemilik
kepentingannya sendiri namun harus mem- dan agen terjadi karena kemungkinan agen
berikan manfaat bagi stakeholdernya. Untuk itu tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan
tanggungjawab perusahaan yang semula hanya pemilik sehingga memicu biaya keagenan
diukur sebatas indikator ekonomi, harus ber- (agency cost). Sebagai agen, manajer secara
geser dengan memperhitungkan faktor-faktor moral bertanggung jawab untuk mengoptimal-
4 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12

kan keuntungan para pemilik dan sebagai laba. 2) Legal responsibility, kendati
imbalannya akan memperoleh kompensasi perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba,
sesuai dengan kontrak. Dengan demikian ter- akan tetapi dalam melaksanakan operasinya
dapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan harus mematuhi berbagai peraturan
perusahaan di mana masing-masing pihak ber- perundangan yang berlaku. 3) Social
usaha mencapai tingkat kemakmuran yang responsibility Pelaksanaan tanggungjawab
dikehendaki. sosial merupakan suatu komitmen untuk
Teori agensi juga menjelaskan tentang meningkatkan kualitas hidup masyarakat
asimetri informasi, di mana manajer memiliki melalui sumber daya yang dimiliki perusahaan.
informasi lebih banyak tentang perusahaan Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan
dibanding dengan pemilik (pemegang saham), merupakan fenomena positif di lingkungan
sehingga kecenderungan manajer untuk bisnis yang menunjukkan peningkatan
melakukan manipulasi melalui manajemen laba kesadaran bahwa jika perusahaan ingin tumbuh
demi kepentingan pribadi akan semakin tinggi. secara berkelanjutan maka perusahaan tidak
Menurut Norhadi (2007), konflik kepentingan semata-mata mengejar keuntungan tetapi juga
antara agen dan pemilik dapat dikurangi harus menjaga aspek sosial dan lingkungan.
dengan mekanisme pengawasan yang dapat Terdapat 6 faktor yang mempengaruhi praktik
menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada CSR oleh perusahaan. Keenam faktor tersebut
di dalam perusahaan dengan menerapkan Good adalah tekanan dari manajer, pesaing, investor,
Corporate Governance konsumen, dan regulasi dari lembaga
pemerintah ataupun non pemerintah.
Corporate Social Responsibility (CSR) Beberapa tahun terakhir banyak
Definisi CSR menurut The World Businees perusahaan semakin menyadari pentingnya
Council for Sustainable Development CSR sebagai bagian dari strategi bisnis.
(WBCSD) “the continuing commitment by Menurut Utomo (2000) praktik dan
businees to behave ethically and contribute to pengungkapan CSR di Indonesia mulai
economic development while improving the berkembang seiring dengan meningkatnya
quality of life of the workforce and their perhatian masyarakat terhadap perusahaan
families as well as the local community and multinasional yang beroperasi di Indonesia.
society at large”. Berdasarkan definisi tersebut, Wacana mengenai CSR mengemuka pada
CSR merupakan suatu komitmen perusahaan tahun 2001. Namun sebelum wacana ini
secara penuh dan berkesinambungan untuk mengemuka juga telah banyak perusahaan yang
menjalankan bisnisnya sesuai dengan etika dan menjalankan CSR, namun sangat sedikit yang
tanggung jawab sosial yang ada, serta ikut mengungkapkannya dalam sebuah laporan
berperan dalam pembangunan ekonomi dengan karena ketiadaan aturan yang baku terkait
meningkatkan kesejahteraan para karyawan, dengan sarana pendukung, seperti standar dan
komunitas setempat, ataupun masyarakat penyusunan laporan, maupun auditornya.
umum. Salah satu alasan manajemen
Secara simultan perusahaan akan melakukan pelaporan sosial adalah untuk
menjalankan tiga jenis tanggung jawab yang alasan strategis dalam rangka mendapatkan
berbeda kepada pemangku kepentingan secara legitimasi sosial. Hal ini sangat erat kaitannya
seimbang. Penekanan kepada salah satu jenis dengan isu lingkungan yang terjadi, seperti
tanggung jawab saja akan menyebabkan penggundulan hutan, polusi udara dan air,
perusahaan berjalan secara tidak optimal. hingga perubahan iklim.
Ketiga jenis tanggung jawab tersebut Good Corporate Governance (GCG)
mencakup: 1) Economic responsibility,
perusahaan dibentuk dengan tujuan untuk Konsep corporate governance timbul karena
menghasilkan laba secara optimal. Dengan adanya keterbatasan dari Agency Theory dalam
demikian para pengelola perusahaan memiliki mengatasi masalah keagenan. Definisi GCG
tanggung jawab ekonomi diantaranya kepada menurut FCGI (Forum for Corporate
para pemegang saham dalam bentuk Governance in Indonesia) adalah “seperangkat
pengelolaan perusahaan yang menghasilkan aturan yang mengatur hubungan antara
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 5

pemegang saham, pengelola perusahaan, tanggung jawab terhadap nilai perusahaan


pemerintah, karyawan, kreditur, serta para (corporate value) yang hanya direflesikan ke
pemegang kepentingan internal dan eksternal dalam kondisi keuangan, namun harus juga
lainnya yang berkaitan dengan hak dan berpijak pada tanggung jawab sosial dan
kewajiban mereka”. lingkungan.
Menurut Hidayah (2008) penerapan Kondisi keuangan saja tidak cukup men-
prinsip GCG dengan dukungan regulasi yang jamin nilai perusahaan tumbuh secara ber-
memadai akan mencegah berbagai bentuk kelanjutan (sustainable). Keberlanjutan per-
ketidakjujuran dalam financial disclosure yang usahaan hanya akan terjamin apabila per-
merugikan para stakeholder, seperti ekspektasi usahaan memperhatikan dimensi sosial dan
yang jauh melampaui kinerja perusahaan yang lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagai-
sesungguhnya. Dengan adanya konsep GCG mana anggapan masyarakat sekitar muncul ke
manajemen memiliki pedoman yang lebih baik permukaan terhadap perusahaan yang dianggap
dalam mewujudkan efisiensi dan efektifitas tidak memperhatikan lingkungan hidup. Kita
perusahaan. Perusahaan yang telah menerapkan bisa melihat contoh kasus Lumpur Lapindo,
GCG akan lebih dipercaya kreditor dan inves- Sidoarjo, Jawa Timur. Kita semua berharap
tor sehingga sahamnya lebih likuid dan harga bahwa perusahaan yang beroperasi di Indonesia
saham bisa semakin meningkat. Berdasarkan tidak hanya memperhatikan sisi GCG dan
FCGI secara umum terdapat lima prinsip dasar melupakan aspek CSR karena kedua aspek
GCG, yaitu: 1) Transparancy (transparansi), tersebut bukan suatu pilihan yang terpisah,
yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan melainkan berjalan beriringan untuk mening-
keputusan dan mengemukakan informasi yang katkan keberlanjutan operasi perusahaan.
relevan mengenai perusahaan. 2) Account-
ability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, Nilai Perusahaan
struktur, sistem, dan pertanggungjawaban Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008) nilai
organ perusahaan sehingga pengelolaan ter- perusahaan merupakan nilai pasar yang dapat
laksana secara efektif. 3) Responsibility (per- meningkatkan kemakmuran pemegang saham
tanggungjawaban), yaitu kesesuaian penge- secara maksimum apabila harga saham
lolaan dengan prinsip korporasi yang sehat perusahaan meningkat. Nilai perusahaan dapat
serta peraturan perundangan yang berlaku. 4) diukur dengan menggunakan nilai pasar yang
Independency (kemandirian), yaitu pengelolaan tercermin dalam harga saham.
dilakukan secara profesional tanpa benturan Harga saham penting untuk diperhatikan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan. 5) karena tidak pernah tetap, kadang naik, kadang
Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu turun. Jika harga saham di pasar modal naik,
perlakuan yang adil dan setara dalam maka perusahaan akan mencapai nilai
memenuhi hak-hak stakeholder. maksimal dan kemakmuran pemegang saham
Hubungan antara GCG dengan CSR juga meningkat sehingga tujuan perusahaan
tercapai, dan begitu juga sebaliknya. Harga
Di dalam salah satu prinsip GCG terkandung saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
Responsibility yang penekanannya diberikan satunya adalah kualitas pengungkapan CSR.
kepada kepentingan stakeholders perusahaan. Investor cenderung lebih tertarik dengan
Termasuk di dalamnya adalah karyawan, perusahaan yang melaksanakan CSR sebagai
pelanggan, konsumen, masyarakat, serta tempat penanaman modal karena semakin
pemerintah selaku regulator. Dari penjelasan tinggi kualitas CSR maka kelangsungan hidup
tersebut prinsip responsibility melahirkan perusahaan lebih terjamin.
gagasan Corporate Social Responsibility (CSR) Berdasarkan rumusan masalah dan
atau peran serta perusahaan dalam mewujudkan kajian pustaka yang dikemukakan diatas, maka
tanggung jawab sosialnya. Dalam gagasan CSR dapat disusun suatu model atau kerangka
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada penelitian seperti pada gambar 1 berikut ini:
6 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12

Good Corporate Governance


(GCG)

Corporate Social Nilai Perusahaan


Responsibility (NP)
Gambar 1: Model penelitian
Pengembangan Hipotesis CSR karena dapat mengurangi asimetri
Menurut Hidayah (2008), dengan melaksana- informasi yang apabila terjadi dapat
kan tanggung jawab sosial secara baik akan menimbulkan moral hazard. Dengan demikian
meningkatkan goodwill dari karyawan sehingga mekanisme GCG akan bermanfaat dalam
permasalahan tenaga kerja akan berkurang, dan mengatur dan mengendalikan perusahaan
konsumen akan lebih setia dan loyal kepada sehingga menciptakan nilai tambah untuk
produk perusahaan dengan peningkatan citra semua stakeholders.
positif perusahaan. Beliau juga menyatakan Penelitian tentang pengungkapan
bahwa CSR dapat meningkatkan hubungan tanggung jawab sosial yang dikaitkan dengan
antara perusahaan dengan konstituen penting corporate governance, sebelumnya telah
seperti bank, investor, dan pemerintah yang dilakukan oleh Farook dan Lanis (2005) yang
memberikan keuntungan ekonomi. menemukan bahwa islamic governance
Menurut Cowen, et al (1987) keteram- (sebagai proksi corporate governance di bank
pilan manajemen perlu dipertimbangkan agar Islam) berpengaruh positif signifikan terhadap
bisa survive dalam menghadapi pasar, sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial. Ber-
pengungkapan tanggung jawab sosial men- dasarkan penjelasan dan temuan empiris di
cerminkan pendekatan manajemen yang atas, maka hipotesis kedua adalah:
adaptive dalam menghadapi lingkungan yang H2: Good Corporate Governance akan mem-
dinamis dan multidimensi serta kemampuan perkuat hubungan antara Corporate Social
untuk mempertemukan tekanan sosial dengan Responsibility dengan nilai perusahaan.
reaksi kebutuhan masyarakat. Suranta (2008) METODE PENELITIAN
mengungkapkan arti penting CSR sebagai suatu
komponen inti dari strategi perusahaan semakin Sampel Penelitian
terasa, terutama setelah banyaknya kerugian Penentuan sampel dari populasi perusahaan
yang dirasakan masyarakat dari perkembangan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia
bisnis sekarang ini. Berdasarkan kajian di atas, dilakukan dengan menggunakan metode
maka hipotesis yang diajukan adalah: purposive sampling, yaitu teknik penentuan
H1: Corporate Social Responsibility ber- sampel dengan menggunakan pertimbangan
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. dan batasan tertentu sehingga sampel yang
Utomo (2000) menyatakan bahwa dipilih relevan dengan tujuan penelitian.
praktik dan pengungkapan CSR merupakan Kriteria sampel tersebut yaitu: 1) Perusahaan
konsekuensi logis dari implementasi konsep yang terdaftar di BEI untuk tahun 2005-2009.
GCG. Penerapan CSR merupakan salah satu 2) Termasuk ke dalam pemeringkatan yang
gambaran dari kinerja manajemen dalam dilakukan oleh The Indonesian Institute of
mengelola perusahaan. Semakin baik tata Corporate Governance (IICG) berupa
Corporate Governance Perception Index
kelola perusahaan, semakin tinggi pula (CGPI) yang dipublikasikan di majalah SWA.
pengungkapan sosial yang dilakukan sehingga 3) Perusahaan-perusahaan dalam Corporate
nilai perusahaan yang dicapai akan semakin Governance Perception Index (CGPI) adalah
tinggi. Mekanisme dan struktur governance di perusahaan yang termasuk dalam peringkat
perusahaan dapat dijadikan sebagai infra- pertama sampai dengan peringkat ke sepuluh
struktur pendukung praktik dan pengungkapan pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009.
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 7

4) Menerbitkan laporan tahunan dan laporan instrumen penelitian diberi nilai 1 jika
keuangan lengkap selama tahun 2005-2009. diungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan
Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh
22 perusahaan yang diambil secara konsisten Sayekti dan Wondabio (2007). Selanjutnya
berdasarkan hasil index 10 besar CGPI. skor dari setiap item dijumlahkan untuk
Mayoritas perusahaan yang masuk ke dalam memperoleh keseluruhan skor setiap
kategori tersebut hampir sama setiap tahun perusahaan. Rumus dari perhitungan CSR
dengan hanya sedikit pendatang baru. adalah sebagai berikut (Sayekti dan Wondabio,
2007):
Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa laporan tahunan yang diperoleh dari
website www.idx.co.id, serta hasil survey IICG
berupa CGPI yang dipublikasikan di majalah Keterangan:
SWA. Penelitian ini sengaja tidak meng- CSRj : Corporate Social Responsibility Index
gunakan laporan keberlanjutan atau sus- perusahaan j
tainability report yang khusus memuat tentang nj : Jumlah item untuk perusahaan
bentuk tanggungjawab sosial perusahaan Xij : Dummy variabel; 1= jika item
karena belum semua perusahaan memiliki diungkapkan; 0 jika item tidak
laporan ini. Oleh karena itu untuk menghindari diungkapkan.
terjadinya kesenjangan antara perusahaan yang
memiliki sustainability report dengan yang Nilai Perusahaan
tidak memilikinya, peneliti memutuskan untuk Nilai perusahaan diukur dengan Price Book
menggunakan laporan tahunan. Value (PBV) yang menunjukkan nilai yang
Laporan tahunan digunakan untuk diberikan pasar keuangan kepada perusahaan
menghitung Corporate Social Responsibility sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh
Indeks, data CGPI digunakan untuk mengukur (Brigham, 1999) dalam Nurlaela dan Islahudin
GCG, dan data nilai perusahaan diperoleh dari (2008).
ICMD (Indonesian Capital Market Directory).
Pengumpulan data CSR dilakukan dengan cara Harga pasar per Lembar Saham
PBV =
menelusuri laporan tahunan dari perusahaan Nilai per Lembar Saham
yang terpilih menjadi sampel. Sebagai panduan,
digunakan instrumen penelitian berupa check Good Corporate Governance
list atau daftar pertanyaan yang berisi item-item GCG diukur dengan menggunakan instrumen
pengungkapan pertanggungjawaban sosial. yang telah dikembangkan oleh IICG berupa
Pengukuran Variabel CGPI yang berisi skor hasil survey mengenai
penerapan Corporate Governance pada
Corporate Social Responsibilty perusahaan yang telah terdaftar di BEI.
Pengukuran variabel CSR menggunakan
kategori pembobotan dengan metode content Metode Analisis Data
analysis yang mengacu pada instrumen yang Rumus persamaan regresi untuk menguji
digunakan oleh Wibisono (2007) yang adalah sebagai berikut:
mengelompokkan informasi CSR ke dalam
kategori lingkungan, energi, tenaga kerja, NP = α + β 1 CSR + β 2 GCG + 3 CSR*GCG + e
produk, keterlibatan masyarakat, dan umum Keterangan:
yang terdiri dari 78 item pernyataan. Namun NP = Nilai Perusahaan
Sembiring tidak melakukan pembobotan dalam α = Konstanta
penelitiannya. β1 - 3 = Koefisien Regresi
Pendekatan untuk menghitung CSR
pada dasarnya menggunakan pendekatan CSR = Corporate Social Responsibility
dikotomi yaitu setiap item CSR dalam GCG = Good Corporate Governance
8 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12

CSR*GCG = Interaksi antara Corporate Berdasarkan hasil pada tabel 1 variabel


Social Responsibility dengan Corporate Social Responsibility memiliki nilai
Good Corporate Governance minimum 30,50 dan nilai maksimum sebesar
e = Error Term, yaitu tingkat 91,41. Ini menunjukan nilai sebaran data yang
kesalahan penduga dalam cukup luas. Hasil ini diperoleh dari content
penelitian analysis yang dilakukan terhadap 22 per-
usahaan sampel yang terdaftar di BEI pada
Pengujian Hipotesis tahun 2005 sampai dengan 2009 yang
Uji parsial (Uji t) menggambarkan tingkat pengungkapan CSR
pada laporan tahunan di Indonesia. Nilai
Menurut Ghozali (2007) uji stastistik t pada maksimum 91,41 menunjukkan tingkat peng-
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh ungkapan yang paling banyak yang dilakukan
satu variabel independen secara individual oleh perusahaan PT Aneka Tambang Tbk pada
dalam menerangkan variabel dependen. tahun 2006, yaitu sebanyak 67 item atau
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sebesar 85,9 % dari total pengungkapan yang
significance level 0,05 ( =5%). seharusnya, sedangkan nilai minimum 30,50
Penerimaan atau penolakan hipotesis menunjukkan tingkat pengungkapan yang
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: Jika paling rendah yaitu sebanyak 17 item atau
> 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien sebesar 21,79 % yang dilakukan oleh
regresi tidak signifikan. Sebaliknya jika perusahaan PT Astra Internasional Tbk pada
0,05 maka hipotesis diterima atau Ho ditolak tahun 2005.
(koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara
parsial variabel independen tersebut mem- Uji Regresi Berganda
punyai pengaruh yang signifikan terhadap Mengikut Ghozali (2006) penelitian ini
variabel dependen. menggunakan model regresi yang berbeda
HASIL ANALISIS untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan
model nilai selisih mutlak dari variabel
Statistik Deskriptif independen. Sehingga rumus persamaan
Statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui regresinya menjadi:
karakteristik dari sampel yang digunakan (tabel NP = α + β 1 CSR + β 2 GCG + 3 |CSR-GCG| + e
1).
Tabel 1: Hasil Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CSR 46 30.50 91.41 68.5783 10.61666
GCG 46 76.96 91.67 83.0300 3.85426
PBV 46 0.83 17.82 2.8998 2.90492
Sumber: Output SPSS16.0
Tabel 2: Hasil Uji Regresi Berganda
Variabel Beta Std.Error t-hitung Sig.
Konstanta -1.807 8.981 -0.201 0.842
CSR 0.294 0.096 3.049 0.004
GCG -0.229 0.132 -1.733 0.090
|CSR-GCG| 0.231 0.107 2.160 0.037
Sumber: Output SPSS16.0
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 9

Dari Tabel. 2 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2). Namun terdapat
persamaan regresi berganda pada penelitian ini kelemahan mendasar dalam penggunaan
adalah sebagai berikut: koefisien determinasi, oleh karena itu
NP = -1.807 + 0.294 CSR - 0.229 GCG digunakan nilai adjusted R2 karena nilainya
+ 0.231 |CSR-GCG| dapat naik atau turun ketika ada penambahan
variabel independen, (Ghozali, 2006).
Nilai konstanta adalah -1,807. Hal ini Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat
berarti bahwa apabila nilai variabel CSR, GCG, bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,174 yang
dan interaksi antara CSR dengan GCG masing- berarti variabilitas variabel dependen yang
masing bernilai 0, maka nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel independen
adalah sebesar -1.807 M. Menurut Wibisono sebesar 17,4 %. Hal ini berarti 17,4% nilai
(2007) konstanta yang negatif bisa disebabkan perusahaan dipengaruhi oleh variabel CSR dan
tidak terpenuhinya asumsi-asumsi regresi GCG, sedangkan sisanya 82,6 % dipengaruhi
sehingga model regresi tidak bersifat BLUE oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
(Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa
regresi linier klasik tersebut antara lain model pengungkapan CSR dan penerapan GCG di
regresi dispesifikasikan dengan benar, data dalam perusahaan yang menjadi sampel
berdistribusi normal, tidak terjadi heteros- penelitian masih belum efektif, karena tingkat
kedastisitas, tidak terjadi multikolinieritas antar pengaruhnya masih sangat rendah.
peubah bebas, dan tidak terjadi autokorelasi HasilPengujian Hipotesis (Uji t)
(untuk data yang diurutkan berdasarkan
waktu/time series). Dan dalam penelitian ini Uji hipotesis 1 (Ha1)
semua asumsi tersebut sudah terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis regresi yang
Meskipun demikian konstanta yang disajikan pada Tabel 2 diperoleh koefisien
negatif tidak menjadi masalah sepanjang CSR regresi untuk variabel CSR sebesar 0,294 dan
dan GCG tidak mungkin sama dengan 0 karena nilai t-hitung sebesar 3,049 dengan tingkat
sudah dibatasi dengan nilai minimum dari signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih
masing-masing variabel. Dengan demikian kecil dari tingkat signifikansi ( ) = 5% atau
menurut Rietvield dan Sunaryanto (1994) nilai 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak
konstanta yang negatif bukan alasan untuk atau Ha1 dapat diterima, di mana variabel
menyimpulkan bahwa persamaannya salah. Corporate Social Responsibility berpengaruh
Variabel CSR memiliki koefisien positif terhadap nilai perusahaan.
regresi sebesar 0,294. Hal tersebut menunjuk-
kan bahwa, jika variabel pengungkapan CSR Uji hipotesis 2 (Ha2)
mengalami kenaikan 1 indeks pengungkapan, Hipotesis kedua penelitian ini menyatakan
maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,294 bahwa Good Corporate Governance memiliki
dengan asumsi variabel independen lainnya pengaruh sebagai variabel moderasi dalam
adalah konstan. Variabel GCG memiliki ko- hubungan antara Corporate Social Respon-
efisien regresi sebesar -0.229. Hal tersebut sibility dengan nilai perusahaan. Berdasarkan
menunjukkan bahwa, jika variabel GCG meng- hasil analisis regresi pada Tabel 2 diperoleh p-
alami kenaikan 1%, maka nilai perusahaan value sebesar 0,037 sehingga lebih kecil dari
akan menurun sebesar 0.229 dengan asumsi 0,05, artinya variabel GCG mampu mem-
variabel independen lainnya adalah konstan. perkuat hubungan antara CSR dengan nilai
Variabel moderating |CSR-GCG| memiliki perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa CSR
koefisien regresi sebesar 0.231. Hal tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat
menyatakan bahwa, apabila |CSR-GCG| indeks GCG perusahaan meningkat. Dengan
mengalami kenaikan 1% maka nilai perusahaan demikian Ha2 terbukti.
akan naik sebesar 0,231 dengan asumsi variabel
independen lainnya adalah konstan. Pengaruh Penerapan CSR Terhadap Nilai
Untuk mengetahui seberapa jauh Perusahaan
kemampuan model dalam menerangkan variasi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama
variabel dependen maka dapat dilihat dari menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pene-
10 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12

rapan CSR akan berpengaruh terhadap naik sama dengan penelitian ini sehingga sulit untuk
atau turunnya nilai perusahaan. Dengan membandingkannya dengan hasil-hasil pe-
demikian penerapan CSR di dalam perusahaan nelitian sebelumnya.
menjadi salah satu faktor penentu baik tidaknya
nilai suatu perusahaan. Hasil penelitian ini PENUTUP
tidak konsisten dengan penelitian Nurlela dan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penga-
Islahuddin (2008) yang menyatakan bahwa ruh dari penerapan Corporate Social Respon-
variabel CSR tidak berpengaruh terhadap nilai sibility terhadap nilai perusahaan yang
perusahaan. Tetapi mendukung penelitian dimoderasi oleh variabel Good Corporate
sebelumnya yang dilakukan Kusumadilaga Governance. Berdasarkan hasil analisis
(2010), Suranta (2008), Becchetti et al, (2007), diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Cor-
dan Barnea dan Rubin (2006), yang menyata- porate Social Responsibility berpengaruh
kan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti
nilai perusahaan. Perusahaan yang meng- semakin baik penerapan CSR oleh perusahaan
ungkapkan informasi pertanggungjawaban maka nilai perusahaan akan semakin mening-
sosial memiliki citra positif di masyarakat, dan kat. (2) Good Corporate Governance sebagai
khususnya kalangan bisnis karena selain mem- variabel moderasi dapat mempengaruhi
perhatikan kepentingan shareholder, per- hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.
usahaan juga mempertimbangkan kepentingan Hasil penelitian ini menunjukkan
stakeholder sehingga eksistensi perusahaan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif
bisa dipertahankan yang akan berdampak ter- dan signifikan terhadap nilai perusahan. Hal ini
hadap peningkatan nilai perusahaan. diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
Pengaruh Moderasi GCG Terhadap perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan
Hubungan CSR dengan Nilai Perusahaan pengungkapannya. Sehingga dalam jangka
panjang perusahaan dapat menikmati kinerja
Moderasi dalam penelitian ini yaitu interaksi pasar yang baik yang nantinya akan dinikmati
antara GCG dengan CSR. GCG mensyaratkan oleh masyarakat secara umum.
adanya tata kelola perusahaan yang baik yang Beberapa kerbatasan sebagai berikut:
menggambarkan usaha manajemen dalam (1) Data yang digunakan berupa data laporan
mengelola aset dan modal perusahaan agar tahunan perusahaan sehingga tidak semua item
menarik para investor. Ketika perusahaan di dalam daftar pengungkapan sosial diungkap-
menerapkan GCG diharapkan kinerjanya akan kan secara jelas sebagaimana di dalam laporan
meningkat menjadi lebih baik sehingga dapat keberlanjutan. (2) Pengungkapan indeks CSR
meningkatkan aktivitas CSR yang dilakukan dengan menggunakan metode content analysis
perusahaan. sangat memungkinkan terjadinya suatu
Hasil penelitian yang dilakukan Khom- penilaian yang bersifat subyektif karena adanya
siyah (2003) menyatakan bahwa semakin tinggi perbedaan persepsi peneliti dalam memahami
indeks Corporate Governance suatu per- konteks pengungkapan sosial dikarenakan
usahaan maka semakin tinggi pula tingkat belum adanya suatu standar yang baku. (3)
pengungkapan informasinya. Hal ini menun- Penilaian indeks pengungkapan CSR berkisar
jukkan adanya peningkatan upaya perusahaan antara 0 dan 1, sehingga penelitian ini tidak
untuk mengungkapkan aktivitasnya dalam memberikan informasi yang rinci atas kualitas
laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan ungkapan yang disajikan masing-masing per-
Pflieger (2005) juga menunjukkan bahwa GCG usahaan. (4) Minimnya jumlah sampel pene-
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. litian yang mengacu pada hasil indeks CGPI
Demikian juga dengan penelitian Farook dan yang dikeluarkan oleh IICG. Hal ini dikarena-
Lanis (2005) yang menemukan bahwa islamic kan survey dilakukan secara suka rela sehingga
governance (sebagai proksi corporate govern- perusahaan yang bersedia di survey masih
ance) berpengaruh positif terhadap peng- sedikit, serta publikasi hasil penelitian sering
ungkapan tanggung jawab sosial. Namun kali mengalami keterlambatan.
sampai saat penelitian ini dilakukan, peneliti
belum menemukan suatu model penelitian yang
Pengaruh Corporate Social Responsibility … (Katiya Nahda dan D. Agus Harjito) 11

DAFTAR PUSTAKA Hidayah, Erna. 2008., Pengaruh Kualitas Peng-


Barnea Amir, and Amir Rubin. 2006. Corpo- ungkapan Informasi Terhadap Hu-
rate Social Responsibility as a Conflict bungan Antara Penerapan Corporate
Between Shareholders, Available at: Governance dengan Kinerja Per-
http://www.ssrn.com. usahaan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol.
Becchetti L., Rocco C., and Iftekhar H. 2007., 12, No 1, pp. 56-57.
Corporate Social Responsibility and Jensen, Michael C., and Meckling, WH. 1976.
Shareholder’s Value: An Event Study Theory of The Firm: Managerial
Analysis, Working Paper Series Federal
Reserve Bank of Atlanta. Behaviour, Agency Costs, and Owner-
ship Structure, Journal of Financial
Bramono, Eduardus. 2008. Tanggung Jawab Economics 3. pp. 305-360.
Sosial dan Profitabilitas Perusahaan, Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public
Skripsi FE UI, Tidak diterbitkan. Relations, Ghalia Indonesia: Jakarta.
Cooke, T.E. 1992., The Impact of Size, Stock Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corpo-
Market Listing and Industry Type on rate Social Responsibility Terhadap
Disclosure in The Annual Reports of Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
Japanese Listed Corporation, Sebagai Variable Moderating, Skripsi
Accounting and Business Research, FE UNDIP.
London Summer, Vol.22. Iss.87.
Cowen, et al. 1987., The Impact of Corporate Majalah SWA .2010. SWA 26/XXVI/9-19
Characteristics on Social Respon- Desember 2010.
sibility Disclosure Typology and Fre- Norhadi. 2007. Corporate Social Respon-
quency-Based Analysis, Accounting, sibility, Disertasi UNDIP.
Organizations and Society, Vol.12 Nurlela, Rika dan Islahudin. 2008., Pengaruh
No.2. pp.111-122. Corporate Social Responsibility Ter-
Devina. 2004. Pengaruh Karakteristik Per- hadap Nilai Perusahaan dengan
usahaan Terhadap Pengungkapan Prosentase Kepemilikan Manajemen
Sosial Perusahaan Dalam Laporan Sebagai Variabel Moderating, Simpo-
Tahunan Perusahaan Go Public di sium Nasional Akuntansi XI.
BEJ, Tesis Akuntansi UNDIP. Pflieger, dkk. 2005., The Contribution of Life
Farook, Sayd, dan Roman Lanis. 2005. Bank- Cycle Assesment to Global Sustain-
ing On Islam? Determinants of Corpo- ability Reporting of Organization,
rate Social Responsibility Disclosure. Management of Environmental, Vol.
Freeman, R.Edward. 1994., Strategic Manage- 16.
ment: A Stakeholder Approach, Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi
Boston: Pitman. Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Dis-
Ghozali, I dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi, closure terhadap Earning Response
Badan Penerbit Undip: Semarang. Coefficient, Simposium Nasional
Akuntansi 10.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multi- Sobirin, Ahmad. 1999. Etika Bisnis, Kontrak
variate dengan Program SPSS, Badan Sosial dan Gerakan Hijau, JSB Vol.7.
Penerbit Undip: Semarang. Hal 2.
Guthrie, J., and Parker, LD. 1990. Corporate Suhardjanto, Djoko, dan Miranti, Laras .2009.,
Social Disclosure Practice: A Com- Praktik Penerapan Indonesian
parative International Analysis, Environmental Reporting Index dan
Advanced in Public Interest Account- Kaitannya dengan Karakteristik Per-
ing, Vol. 3: 159-175.
usahaan, Jurnal Akuntansi dan
12 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 1-12

Auditing Indonesia, Vol. 13 No 1. pp. Tahunan Perusahaan di Indonesia.


63-77. Studi Perbandingan antara Per-
Suranta, Sri .2008., Analisis Pengaruh Peng- usahaan-perusahan High-profile dan
ungkapan Informasi Pertanggung- Low-profile., Simposium Nasional
jawaban Sosial .Corporate Social Akuntansi II.
Reponsibility. terhadap Firm Value Wibisono, Yusuf. 2007., Membedah Konsep
pada Perusahaan Manufaktur di Indo- dan Aplikasi Corporate Social Respon-
nesia. sibility, Fascho Publishing: Jawa
Tresnawati, Rina. 2008., Pengaruh Sebelum Timur.
dan Setelah Penerapan Corporate Zuhroh, Diana dan Heri. 2003., Analisis
Social Responsibility Terhadap Profit- Pengaruh luas Pengungkapan Sosial
abilitas Perusahaan, Tesis Universitas dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Widyatama. Terhadap Reaksi Investor, Simposium
Utomo, Muhammad Muslim. 2000., Praktek Nasional Akuntansi VI.
Pengungkapan Sosial pada Laporan

Anda mungkin juga menyukai