Anda di halaman 1dari 7

Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

ANALISIS PELAPORAN KEBERLANJUTAN (SUSTAINBILITY REPORT) PADA PERUSAHAAN


PERTAMBANGAN BATU BARA ATAU PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Shinta Ayu Rahma Andini1


Vera Thessalonica Oktaviyanto2
Shintya Aprilia Utami3

1. PENDAHULUAN
Di Indonesia, terdapat banyak kasus mengenai kerusakan lingkungan yang mengundang
kecaman keras dari masyarakat yang menuntut ditutupnya perusahaan atas dampak negatif yang
telah ditimbulkan. Banyak fakta terungkap bahwa terdapat beberapa perusahaan yang mengabaikan
Corporate social responsibility (CSR), contoh: PT. Freeport di Irian Jaya, PT. Newmont di Minahasa
dan Lombok, dan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa. Kasus tersebut menjadi bukti bahwa masih
banyak perusahaan yang hanya fokus dalam pencapaian kinerja keuangan dan melupakan tanggung
jawabnya terhadap lingkungan dan masyarakat. (Ayub, 2018)

Dalam dekade terakhir ini, khususnya di Indonesia, pelaporan keberlanjutan (sustainability


reporting) mulai mendapat perhatian oleh para pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya
dari kalangan investor. Investor tidak lagi hanya mengandalkan laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan sebagai alat untuk mengambil
keputusan investasi. Trend dari pembuatan laporan keberlanjutan semakin meningkat setiap
tahunnya, berdasarkan sumber Indonesia Sustainability Report Award (ISRA) dan beberapa informasi
official web page perusahaan hingga sampai tahun 2012 tercatat 45 lebih perusahaan yang sudah
menerbitkan laporan keberlanjutan. (Aziz, 2014)

Sustainability reporting yang bersifat mandatory tersebut didukung penuh oleh upaya
pemerintah dalam mengurangi permasalahan lingkungan dengan diterbitkannya Undang-undang
No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 (1) menyatakan “Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Menindaklanjuti UU tersebut, pemerintah menerbitkan PP
No.47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Peraturan
pemerintah tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan tidak hanya dituntut melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungannya, tetapi juga harus melaporkan aktivitas
pertanggungjawaban tersebut.(Astuti & Putri, 2019)

Di samping itu, masyarakat dunia kini mulai serius memperhatikan isu-isu yang
berkaitan dengan keberlanjutan. Berbagai perusahaan di seluruh dunia kini dituntut bukan
hanya untuk mendapatkan profit, aspek keberlanjutan juga menjadi hal penting yang harus
diprioritaskan oleh perusahaan atau dikenal dengan konsep Triple Bottom Line(TBL). Konsep TBL
mengacu pada sebuah praktik dalam mengukur kinerja suatu organisasi berdasarkan tiga dimensi
yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan keberlanjutan
jangka panjang dengan mempertimbangkan dampak dari kegiatan organisasi pada lingkungan
dan masyarakat sekitar serta memperhitungkan keuntungan ekonomi yang dihasilkan. Dalam
konteks pemanasan global dan kerusakan lingkungan, keberlanjutan berarti mengadopsi tindakan

1
Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kondisi lingkungan.
(Pratama. MR et al., 2023)

Perusahaan dapat menggunakan pelaporan keberlanjutan sebagai strategi untuk


meningkatkan kepercayaan investor, yang pada akhirnya berdampak pada nilai perusahaan.
Perusahaan yang baik harus mampu mengendalikan potensi keuangan maupun non keuangan yang
dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan suatu bisnis sangatlah penting karena dengan
memaksimalkan nilai perusahaan juga akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham,
yang merupakan tujuan dari sebuah perusahaan. Nilai perusahaan merupakan gambaran
kinerja perusahaan yang harus dipertimbangkan bagi investor sebelum mengambil keputusan
investasi. Nilai perusahaan merupakan bentuk atau gambarannilai pasar yang mana dinyatakan
melalui bentuk penawaran pasar. Dengan nilai perusahaan yang tinggi maka dapat
meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan di masa yang akan datang, akibatnya
investor akan memilih berinvestasi pada perusahaan tersebut. Investor sendiri akan memilih
untuk berinvestasi pada perusahaan yang menghasilkan nilai tambah dalam jangka panjang, di
mana nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham Dengan nilai
perusahaan yang rendah maka dapat mengancam kelangsungan perusahaan di masa depan,
sehingga nilai perusahaan sangat diminati karena mencerminkan harapan investor
terhadap bisnis perusahaan tersebut.(Hapsari, 2023)

Perusahaan-perusahaan kelapa sawit telah lama ditekan oleh publik atas


perkembangan mereka yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan dampak buruk pada
kualitas lingkungan, terutama terkait perusakan habitat, degradasi lahan gambut, kebakaran
hutan, dan pemanasan global—singkatnya, mereka berkontribusi dalam mempercepat perubahan
iklim. Praktik perusahaan yang tidak berkelanjutan yang disoroti oleh media dapat mengaburkan
potensi nyata keberlanjutan minyak kelapa sawit yang diungkap oleh banyak penelitian. Sejauh ini,
minyak kelapa sawit adalah komoditas yang paling berkelanjutan diantara minyak nabati terkait yield
dan kebutuhan energinya untuk mencukupi kebutuhan populasi mendatang.(Antonio et al., 2020)

Begitu juga pada perusahaan pertambangan batu bara, kegiatan pertambangan batubara
dapat berdampak pada rusaknya ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan suatu ekosistem yang
tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, secara optimal, ini menyebabkan kegiatan tambang
batubara menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Selain itu, karakteristik mendasar industri
pertambangan adalah membuka lahan dan mengubah bentang alam sehingga mempunyai potensi
merubah tatanan ekosistem suatu wilayah baik dari segi geologi, biologi, dan budaya masyarakat.
Keberadaan industri pertambangan batubara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
social, dan ekonomi masyarakat. Dampak negatifnya, pertambangan lebih sering dipahami sebagai
aktifitas lebih banyak menimbulkan permasalahan dari pada manfaat, mulai dari kesehatan,
perebutan lahan, terjadi kerusakan lingkungan, hingga area bekas pertambangan yang di biarkan
begitu saj (Hakim, 20. Untuk itu adanya transparansi laporan keberlanjutan (sustainability report)
mampu berperan secara aktif untuk perusahaan pertambangan menjadi lebih baik, dan pentingnya
perusahaan untuk membuat sustainability report dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan
pertambangan yang berkelanjutan.(Abadi et al., 2023)

2
Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

2. PEMBAHASAN

2.1 Analisis Pelaporan Keberlanjutan (sustainability report) pada Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) adalah perusahaan minyak kelapa sawit yang
memiliki misi untuk mewujudkan potensi penuh dari minyak kelapa sawit. Kami mengelola bisnis
terpadu atas 23 perkebunan kelapa sawit, Delapan pabrik kelapa sawit (PKS) dan satu pabrik inti
sawit di Pangkalan Bun, Kalimantan tengah, Indonesia. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS)
secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2013. Publik memiliki saham sebesar 37%
dari total saham perusahaan.(PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. All rights reserved., 2024) Berikut ini
merupakan analisis tentang pelaporan keberlanjutan pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT
Sawit Sumbermas Sarana Tbk dari segi Kinerja Lingkungan, Kinerja social, Kinerja Keuangan, dan
Inisiatif dan Proyek Berkelanjutan.

2.1.1 Kinerja Lingkungan


a. Dampak Lingkungan
Perusahaan memberikan gambaran yang detail mengenai dampak kegiatan perkebunan
terhadap lingkungan sekitar, termasuk penggunaan pestisida, manajemen air, dan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati
b. Penggunaan Sumber Daya Alam
Laporan mencatat upaya untuk mengurangi penggunaan air dan bahan kimia berbahaya
serta memperkenalkan teknik pertanian berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan
ekosistem.
c. Kebijakan Lingkungan
Perusahaan menyoroti kebijakan lingkungan yang fokus pada praktik pertanian ramah
lingkungan, dengan penekanan pada praktik organik dan penggunaan energi terbarukan.

2.1.2 Kinerja Sosial


a. Kesehatan dan Keselamatan
Laporan menggambarkan upaya perusahaan dalam memastikan kesehatan dan
keselamatan para pekerja, serta program pelatihan untuk meningkatkan kesadaran akan
keselamatan kerja.
b. Keterlibatan Masyarakat
Perusahaan terlibat aktif dalam mengembangkan komunitas lokal dengan program
pengembangan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan untuk masyarakat sekitar
perkebunan.
c. Hak Asasi Manusia
Perusahaan menunjukkan komitmen pada hak asasi manusia dalam rantai pasokannya
dan memastikan bahwa tidak ada pekerja anak atau kerja paksa yang terlibat dalam
produksi.

2.1.3 Kinerja Keuangan

3
Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

a. Laporan Keuangan
Perusahaan mencatat kinerja keuangan yang sehat dengan pendapatan yang stabil,
pengeluaran yang terkelola dengan baik, dan investasi dalam teknologi yang
meningkatkan efisiensi operasional.
b. Strategi Pertumbuhan
Laporan menyoroti upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi,
diversifikasi produk, dan ekspansi ke pasar baru dengan memperhatikan prinsip-prinsip
keberlanjutan.
c. Transparansi
Laporan keuangan disajikan dengan transparansi tinggi, memberikan rincian yang jelas
tentang penggunaan dana serta dampak keuangan dari kebijakan berkelanjutan yang
diterapkan.

2.1.4 Inisiatif dan Proyek Berkelanjutan


a. Program CSR
Perusahaan memiliki program CSR yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan
pengembangan masyarakat sekitar, serta proyek-proyek untuk mengurangi dampak
lingkungan seperti pengolahan limbah dan penggunaan energi terbarukan.
b. Inovasi Teknologi
Laporan menggarisbawahi investasi dalam teknologi modern untuk meningkatkan
efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan, seperti penggunaan sensor untuk irigasi
yang lebih efisien.
c. Komitmen pada Standar Internasional
Perusahaan menunjukkan komitmen pada standar keberlanjutan internasional dan
secara aktif terlibat dalam inisiatif industri untuk memajukan praktik-praktik
berkelanjutan.

2.2 Pelaporan Keberlanjutan (sustainability report) pada Perusahaan Batubara Bukit asam Tbk.
PT Bukit Asam Tbk adalah bagian dari holding BUMN pertambangan MIND ID yang bergerak
di bidang pertambangan batu bara. Hingga akhir tahun 2022, jaringan bisnis perusahaan ini terdiri
atas 5 wilayah kelolaan dan 3 pelabuhan. Izin usaha pertambangan (IUP) produksi batu bara
perusahaan memiliki total area kelola seluas 65.632 hektar dengan sumber daya mencapai 5,85
miliar ton dan cadangan sebesar 3,02 miliar ton. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 9
anak usaha, yakni:

1. PT Bukit Asam Prima


2. PT Internasional Prima Coal
3. PT Bukit Asam Metana Ombilin
4. PT Bukit Energi Metana
5. PT Bukit Asam Banko
6. PT Bukit Multi Investama
7. PT Bukit Energi Investama
8. PT Batubara Bukit Kendi
9. PT Bukit Asam Metana Enim. (Wikipedia, 2023)

4
Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

Tidak hanya di sector batu bara saja, sejalan dengan transformasi bisnis Bukit Asam,
perusahaan juga membidik kesempatan bisnis baru yakni dengan memasuki bisnis energy baru dan
terbarukan yang menandakan peran penting Bukit Asam dalam mendukung ketahanan energy
nasional.(Bukit Asam, 2024)

2.2.1 Kinerja Lingkungan


a. Dampak Lingkungan
Perusahaan telah mencatat dampak yang signifikan dari aktivitas pertambangan batu
bara terhadap lingkungan sekitar, termasuk degradasi lahan, penggunaan air yang
intensif, dan emisi gas rumah kaca. Upaya rehabilitasi dan penggunaan teknologi hijau
untuk mengurangi dampak telah menjadi fokus utama.
b. Pengelolaan Limbah
Terdapat laporan terinci tentang bagaimana perusahaan mengelola limbah dari kegiatan
pertambangan, dengan penekanan pada praktik pengelolaan limbah yang sesuai dengan
standar lingkungan.
c. Pengurangan Emisi
Langkah-langkah proaktif dalam mengurangi emisi gas beracun dan partikulat dari
proses pertambangan serta investasi dalam teknologi ramah lingkungan.

2.2.2 Kinerja Sosial


a. Kesehatan dan Keselamatan
Laporan menyoroti upaya untuk meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan bagi
pekerja pertambangan. Hal ini termasuk program pelatihan, penggunaan peralatan yang
aman, dan pengawasan yang ketat terhadap kondisi kerja.
b. Keterlibatan Masyarakat
Perusahaan secara aktif terlibat dalam komunitas lokal dengan program CSR yang fokus
pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Ini termasuk peningkatan
infrastruktur sosial di sekitar wilayah operasi.
c. Keadilan Sosial
Ada penekanan pada keadilan sosial, khususnya dalam hal kebijakan relokasi penduduk
lokal dan kompensasi yang adil bagi mereka yang terdampak langsung oleh operasi
pertambangan.

2.2.3 Kinerja Keuangan


a. Laporan Keuangan
Meskipun ada tantangan yang dihadapi oleh industri batu bara, laporan keuangan
perusahaan menunjukkan ketahanan yang baik, dengan strategi efisiensi biaya dan
diversifikasi pendapatan yang terukur.
b. Risiko dan Keberlanjutan Keuangan
Perusahaan mempertimbangkan risiko jangka panjang yang terkait dengan
keberlanjutan industri batu bara. Langkah-langkah pengurangan risiko dan perencanaan
keuangan yang berkelanjutan menjadi fokus utama.

2.2.4 Inisiatif dan Proyek Berkelanjutan

5
Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

a. Program Reklamasi Lahan


Perusahaan telah meluncurkan program rehabilitasi lahan yang komprehensif untuk
memulihkan lingkungan setelah selesai digali. Program ini mencakup penanaman
kembali vegetasi asli dan upaya pemulihan ekosistem.
b. Investasi dalam Energi Bersih
Terdapat komitmen untuk diversifikasi investasi ke dalam energi bersih, seperti
pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, menunjukkan langkah-langkah menuju
transisi energi yang lebih berkelanjutan.
c. Komitmen pada Standar ESG
Perusahaan secara teratur melaporkan perkembangan terkait dengan keberlanjutan,
memastikan bahwa operasi mereka mematuhi standar ESG dan memberikan nilai
tambah kepada pemangku kepentingan.

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Indonesia, terdapat banyak kasus mengenai kerusakan lingkungan yang mengundang
kecaman keras dari masyarakat yang menuntut ditutupnya perusahaan atas dampak negatif
yang telah ditimbulkan. Pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) mulai mendapat
perhatian oleh para pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya dari kalangan investor.
Investor tidak lagi hanya mengandalkan laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan sebagai alat untuk mengambil keputusan
investasi. Masyarakat dunia kini mulai serius memperhatikan isu-isu yang berkaitan dengan
keberlanjutan. Berbagai perusahaan di seluruh dunia kini dituntut bukan hanya untuk
mendapatkan profit, aspek keberlanjutan juga menjadi hal penting yang harus
diprioritaskan oleh perusahaan atau dikenal dengan konsep Triple Bottom Line(TBL).
Perusahaan dapat menggunakan pelaporan keberlanjutan sebagai strategi untuk
meningkatkan kepercayaan investor, yang pada akhirnya berdampak pada nilai
perusahaan. Perusahaan yang baik harus mampu mengendalikan potensi keuangan maupun
non keuangan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam kelangsungan hidup
perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan-perusahaan kelapa sawit telah lama
ditekan oleh publik atas perkembangan mereka yang tidak bertanggung jawab yang
mengakibatkan dampak buruk pada kualitas lingkungan, terutama terkait perusakan
habitat, degradasi lahan gambut, kebakaran hutan, dan pemanasan global—singkatnya,
mereka berkontribusi dalam mempercepat perubahan iklim. kegiatan pertambangan batubara
dapat berdampak pada rusaknya ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan suatu ekosistem
yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, secara optimal, ini menyebabkan kegiatan
tambang batubara menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan di Indonesia bisa menerapkan Pelapran keberlanjutan, seperti
yang sudah dijelaskan dalam Book Chapter ini bahwa pelaporan Keberanjutan sangat penting
dan mempunyai manfaat bagi perusaan baik pada pihak internal maupun eksternal.

6
Book Chapter “SUSTAINABILITY REPORT”

4. REFERENSI
Abadi, E., Saputra, P. H., & Nurfadillah, M. (2023). AUDIT DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN.
7(4), 675–684.
Antonio, Y., Gde, T., Kusuma, B., & Pamungkas, B. (2020). Evaluasi Sustainability Report Pada
Perusahaan Minyak Kelapa Sawit Dalam Mempromosikan Sustainable Palm Oil Untuk
Mencapai Sustainable Development Goals 2030 Penelitian Metode Campuran pada
Sustainability Report Perusahaan Minyak Kelapa Sawit di Indonesia Periode 2015-2018. JIAKES -
Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 8(1), 107–116.
Astuti, F., & Putri, W. H. (2019). Studi Komparasi Kualitas Pengungkapan Laporan Keberlanjutan
Perusahaan Konstruksi dalam dan Luar Negeri. Proceeding of National Conference on
Accounting & Finance, 1(40), 34–46. https://doi.org/10.20885/ncaf.vol1.art4
Ayub, U. F. (2018). KEBERLANJUTAN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh : Nama : Ulfa
Fajria Ayub FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA.
Aziz, A. (2014). Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Kualitas
Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Audit Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JAAKFE),
3(2), 65–84.
Bukit Asam. (2024). Profil Perusahaan.
https://www.ptba.co.id/tentang/profil-perusahaan?/id/tentang-kami/profil-perusahaan
Hapsari, M. D. (2023). Analisis Penerapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4(1), 65–72.
Pratama. MR, S., Zaman, A. N., & Firmansyah, A. (2023). Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca Pada
Laporan Keberlanjutan Perusahaan Di Indonesia. Akuntansiku, 2(4), 152–164.
https://doi.org/10.54957/akuntansiku.v2i4.549
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. All rights reserved. (2024). Profil Perusahaan PT. Sawit Sumbermas
Sarana Tbk. https://ssms.co.id/id/about-us
Wikipedia. (2023). Bukit Asam. https://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Asam

Anda mungkin juga menyukai