Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH SUSTAINABILITY REPORTING DISCLOSURE

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN


PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Studi Empiris pada Pemenang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi persyaratan


Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Program Studi Sarjana Akuntansi

Oleh :
ALYA DELILAH
NPM : 191210287

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA
KESATUAN BOGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Sebanyak 29 perusahaan telah dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas dugaan mencemari dan merusak lingkungan.
Jumlah kerugian lingkungan yang harus dibayarkan kepada kas negara mencapai
Rp128 miliar. Gugatan tersebut dijatuhkan kepada PT Rambang Agro Jaya
(RAJ), karena diduga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan seluas 500 hektar
dengan membayar denda sebesar Rp137,5 miliar yang terdiri dari Rp77,5 miliar
sebagai ganti rugi kerusakan lingkungan dan biaya pemulihan lingkungan
sebesar Rp60 miliar. Gugatan tersebut diterima Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat (27/1). Rahma Mary mengatakan, banyak perusahaan yang
pernah digugat KLHK. Namun untuk kasus serupa tidak semuanya dieksekusi,
diantaranya PT Jatim Jaya Perkasa harus membayar ganti rugi sebesar Rp491
miliar karena kebakaran lahan, sedangkan Rp16,2 triliun yang harus dibayarkan
oleh PT Merbabu Pelalawan karena pembalakan kayu hutan secara liar, dan Rp1
triliun dibebankan kepada PT National Sago Prima karena kebakaran lahan.
Tindak lanjut eksekusi yang tak kunjung jelas, menyebabkan intimidasi
mengarah kepada warga setempat atas tudingan serupa. (Cnnindonesia, Januari
29, 2021)
Dari kasus tersebut, terdapat banyak kerusakan lingkungan yang dilakukan
oleh perusahaan karena pada umumnya tujuan utama dari perusahaan adalah
memperoleh keuntungan secara optimal. Gunawan dan Mayangsari (2015)
menyatakan agar sesuai dengan keinginan pemilik modal, sumber daya alam dan
masyarakat terus digunakan secara tak terkendali oleh perusahaan. Hal tersebut
akan memicu masalah sosial, masyarakat akan menuntut perusahaan untuk
memberikan pertanggungjawaban sosial dan lingkungannya (Kurnia, 2019). Jika
perusahaan memperhatikan laba saja maka tidak hanya mendapatkan kerugian
berupa denda atas kerusakan lingkungan tersebut namun dapat mengurangi
kepercayaan masyarakat yang berujung merusak citra perusahaan. Oleh karena
itu,
perusahaan penting untuk memperhatikan lingkungan dan masyarakat, sesuai
dengan konsep Triple Bottom Line, yakni terdiri atas aspek profit, people, planet,
aspek tersebut menjadi acuan dalam pengungkapan kinerja organisasi melalui
sustainability reporting (Elkington, 1997:70). Perusahaan harus menghasilkan
keuntungan sehingga dapat melanjutkan usahanya, selain itu penting sekali bagi
perusahaan untuk peduli terhadap masyarakat dan kelestarian alam karena kedua
aspek tersebut membantu perusahaan dalam memuwujudkan aspek ekonominya
(Puspitandari dan Septiani, 2017).
Sustainability reporting merupakan penerbitan informasi kepada publik
yang menggambarkan kinerja organisasi dalam 3P (ACCA, 2013). Sustainability
reporting mengacu pada konsep sustainable development, yang bermakna
memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhnnya (Kates et al,
2005). Sustainable development perlu diterapkan oleh perusahaan karena
aktivitas ekonomi saat ini mengarah kepada kerusakan ekosistem dan
menghambat kebutuhan generasi selanjutnya (Utama, 2010). Menurut Elkington
(1997) Sustainability report merupakan laporan yang memuat laporan financial
dan menyajikan informasi non-financial yang terdiri dari aktivitas sosial dan
lingkungan sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan secara
berkesinambungan. Sustainability reporting dapat menjaga hubungan dengan
konsumen, membentuk sumber daya manusia yang kompeten, menjaga
kepercayaan publik dan mampu mengelola kekayaan perusahaan dengan baik
(Adhima, 2010). Nutriastuti dan Annisa (2020) menyatakan membuka cara
pandang manajemen perusahaan mengenai prospek suatu perusahaan merupakan
salah satu fungsi dari sustainability reporting. Dalam menjawab permintaan
pemangku kepentingan, perusahaan dapat menggunakan sustainability reporting
sebagai suatu cara atau strategi manajemen resiko dan memberikan informasi
mengenai kinerja perusahan (Ballou et al, 2006). Upaya pemerintah Indonesia
dalam mendukung konsep sustainability reporting ini, dengan mengeluarkan
regulasi mengenai sustainability reporting yang diatur dalam UU No.32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat
(3) mengenai Pembangunan berkelanjutan, UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 menjelaskan
bahwa perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai suatu
manifestasi dalam menghadapi fenomena-fenomena sosial. Sementara ketentuan
pidana atau sanksi yang terkait dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan
terdapat pada UU No. 32 Tahun 1997. Manfaat sustainability report disclosures
adalah sebagai alat penghubung atau alat komunikasi antara perusahaan dengan
publik atau stakeholders sehingga tidak menutup kemungkinan tujuan dari
masing-masing pihak akan terpenuhi, dapat meningkatkan daya saing perusahaan
karena pada saat ini masyarakat lebih condong memilih produk dari perusahaan
yang ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungan, membentuk reputasi baik
bagi perusahaan dimata stakeholders, perusahaan dapat mengelola risiko untuk
meminimalisir kerugian, meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan
serta sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi dan alat kontrol dalam
menilai kinerja perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk mengambil
keputusan.
Indikator nilai perusahaan adalah harga saham untuk perusahaan yang
sudah listing di Bursa Efek Indonesia (Sattar, 2017). Secara teoritis, nilai
perusahaan berbanding lurus dengan harga saham, nilai perusahaan dapat
dikatakan baik apabila harga sahamnya tinggi (Kusumadilaga, 2010:7). Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dan Priatinah (2008)
mengungkapkan bahwa sustainability report berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil berbeda didapatkan dari penelitian
yang dilakukan oleh Gunawan dan Mayangsari (2015) menjelaskan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara sustainability reporting terhadap nilai perusahaan.
Kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba akan berpengaruh pada
kegiatan perusahaan. Secara teoritis, Semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin tinggi pula hubungan pengungkapan sosial dengan
nilai perusahaan (Kusumadilaga, 2010: 6). Dengan demikian, profitabilitas
yang
semakin tinggi akan meningkatkan hubungan antara pengungkapan sustainability
report dengan nilai perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan digunakan untuk
melihat prospek ke depan keadaan ekonomi perusahaan itu sendiri.
Profitabilitas dapat menunjukkan efektivitas suatu perusahaan dalam
mengelola keuangan dan aktiva (Saputra dan Fahmi, 2009). Penelitian Reddy
dan Lucas (2010) menunjukkan bahwa sustainability reporting berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan di Australia. Hasil yang sama
didapatkan oleh Branco dan Lucia (2007), menyatakan bahwa intensitas
pengungkapan aspek lingkungan berpengaruh positif pada profitabilitas
perusahaan, mereka berpendapat bahwa perusahaan yang melakukan
sustainability reporting dalam hal ini aspek lingkungan akan membuat
stakeholders percaya dan menaruh perhatian lebih akan kesadaran perusahaan
tersebut menjaga lingkungan. Begitu juga dengan hasil yang diperoleh dari
penelitian Puspitandari dan Septiani (2017) sustainability report disclosure
berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil penelitian Wijayanti (2006)
menunjukkan bahwa aspek-aspek sustainability report pada perusahaan non-
financial berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh
Dewi dan Sudana (2015) memiliki hasil sustainability reporting berpengaruh
positif pada profitabitas perusahaan dari sisi return on asset (ROA) dikarenakan
adanya kepercayaan publik. Terdapat perbedaan hasil penelitian dari Lesmana
dan Tarigan (2014) menyatakan bahwa tingkatan pengungkapan ekonomi dan
lingkungan berpengaruh negatif pada return on asset (ROA) perusahaan. Hasil
negatif yang diperoleh disebabkan karena adanya biaya yang berupa dana
corporate social responsibility (CSR) sebagai biaya tambahan, sehingga laba
tidak diperoleh secara maksimal.
Dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang bervariasi
hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah sampel, metode yang
digunakan, dan sebagainya. Perbedaan hasil inilah yang mendorong peneliti
untuk menguji kembali konsistensi hasil penelitian terdahulu. Peneliti
menambahkan variabel profitabilitas sebagai variabel moderasi antara
sustainability reporting dengan nilai perusahaan. Dimana dalam penelitian
sebelumnya variabel
profitabilitas ini sering digunakan sebagai variabel bebas. Peneliti memilih
perusahaan-perusahaan yang memiliki rating teratas dalam Asia Sustainability
Reporting Rating (ASRRAT) selama tiga periode dari tahun 2018,2019, dan
2020 sebagai subjek penelitian. Rating tersebut diselenggarakan oleh National
Center for Sustainability Reporting (NCSR). NCSR merupakan organisasi
independen pertama yang mengembangkan pelaporan keberlanjutan di Indonesia
dan organisasi pertama yang memperkenalkan sustainability report di Indonesia
(NCSR, 2005). Tujuan penghargaan ini untuk memberikan apresiasi kepada
perusahaan yang telah melakukan sustainability reporting dan untuk
mempercepat pertumbuhan pengungkapan laporan berkelanjutan. Penghargaan
tersebut berfokus pada keterbukaan dan kepatuhan pelaporan terhadap pedoman
pelaporan keberlanjutan yang dikembangkan oleh Global Reporting Initiative
(GRI) bukan terhadap seberapa banyak skor yang didapatkan dari kegiatan sosial
dan lingkungan (NCSR, 2005). Hal inilah yang menjadi faktor pertimbangan
peneliti dalam memilih subjek karena rating tersebut menandakan kualitas
sustainability report yang lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan lain, sehingga peneliti berharap hasil penelitian ini akan lebih akurat.
Menyikapi usia bumi yang semakin tua dan kerusakan-kerusakan lingkungan
yang sering terjadi akibat aktivitas bisnis perusahaan, serta masih kurangnya
perusahaan di Indonesia yang melakukan sustainability reporting maka
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sustainability reporting
disclosure terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel
moderasi.

1.2. Identifikasi Masalah


Setelah latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas perusahaan sering menyebabkan kerusakan alam.
2. Perusahaan sering kali hanya berfokus kepada profit sebagai tujuan utama
dan mengesampingkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
3. Di Indonesia masih sedikit perusahaan yang melakukan Sustainability
reporting secara lengkap menyangkut tiga aspek.

1.3. Batasan Masalah


Suatu penelitian perlu diberikan batasan-batasan yang memfokuskan
pokok permasalahan, batasan masalah dilakukan dengan membatasi atau
mempersempit ruang lingkup penelitian untuk memperjelas masalah yang akan
diteliti, sehingga penelitian menjadi lebih terarah, pembahasan menjadi fokus
dan tujuan penelitian akan tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Tahunan yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia dan sustainability report yang diterbitkan melalui
website perusahaan.
2. Indikator nilai perusahaan adalah nilai saham yang dihitung menggunakan
Tobin’s Q.
3. Profitabilitas suatu perusahaan dilihat dari sisi return on asset (ROA)

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya
maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, antara lain:
1. Apakah sustainability report disclosure berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah profitabilitas memperkuat atau memperlemah pengaruh antara
sustainability report disclosure dan nilai Perusahaan?

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memperoleh
informasi dan bukti empiris mengenai:
1. Mengetahui apakah sustainability report disclosure berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Mengetahui apakah profitabilitas dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan antara sustainability report disclosure dan nilai perusahaan.
1.6. Manfaat Penelitian
Dari paparan tujuan diatas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat akademis/teoritis
a. Bagi Lingkungan Akademis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bentuk kontribusi sebagai
bahan literature bacaan yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi
penelitian sebagai syarat telah mengikuti ujian tengah semester, dan untuk
menambah pengetahuan penulis terkait sustainability reporting.
c. Bagi Penulis Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian
mengenai sustainability reporting.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi
perusahaan ketika ragu-ragu untuk melakukan sustainability reporting dan
memberikan kesadaran kepada perusahaan akan manfaat dari
sustainability reporting.
b. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan acuan bagi pemerintah untuk terus memantau
perkembangan sustainability reporting di Indonesia berkaitan dengan
dibuatkannya regulasi mengenai hal tersebut secara spesifik. Selain itu,
dapat dijadikan sebagai sumber informasi atau bahan pertimbangan bagi
para investor agar dapat memilih perusahaan secara tepat dan
bertanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1. Landasan Teori
2.1.1.1. Teori Stakeholder
Menurut Freeman (1983) stakeholder yaitu kelompok maupun
individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses
pencapaian tujuan suatu organisasi. Stakeholder terbagi menjadi dua
yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer
adalah stakeholder yang mempengaruhi atau dipengaruhi secara langsung
oleh aktivitas perusahaan. Stakeholder primer meliputi pemilik, investor,
karyawan maupun masyarakat, dimana mereka sebagai pihak penentu
yang paling utama dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sedangkan
stakeholder sekunder merupakan pihak yang secara langsung
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan. Stakeholder
sekunder meliputi pemerintah, LSM, perguruan tinggi, pengusaha atau
badan usaha lain, dimana stakeholder sekunder ini berpotensi mengubah
sikap stakeholder primer.
Tujuan utama perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan
pemiliknya (Friedman, 1962). Teori stakeholder mengungkapkan bahwa
perusahaan memiliki tanggung jawab kepada stakeholder dalam
menjamin kemakmuran seluruh stakeholder, karena perusahaan tidak
hanya menjalankan aktivitas bisnisnya untuk kepentingan emiten saja,
melainkan harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder,
terutama stakeholder yang berperan besar terhadap ketersediaan sumber
daya yang digunakan untuk seluruh aktivitas perusahaan seperti tenaga
kerja, masyarakat atau pelanggan, dan investor (Chariri dan Ghozali,
2007). Perkembangan teori ini berawal dari berubahnya bentuk
pendekatan dalam menjalankan aktivitas bisnis menjadi pendekaan New-
Corporate relation, dimana adanya kerja sama antara perusahaan dengan
seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan tidak lagi berpandangan
bahwa mereka bekerja sendiri dalam sistem sosial masyarakat melainkan
sebagai satu kesatuan yang saling membutuhkan (Lesmana & Tarigan,
2014). Dengan demikian, dukungan dan peran stakeholder dapat
mempengaruhi keberadaan dan kesuksesan suatu perusahaan (Ghozali &
Chariri, 2007). Salah satu strategi yang digunakan perusahaan untuk
menjaga hubungan dengan para stakeholder adalah dengan
mengungkapkan sustainability reporting. Hal tersebut akan menjadi nilai
positif bagi perusahaan karena perusahaan mengungkapkan kemana saja
sumber daya yang berasal dari stakeholder tersebut dialokasikan dan data
yang transparan dapat membantu stakeholder dalam membuat keputusan
yang nantinya akan mempengaruhi perusahaan tersebut.
2.1.1.2. Teori Legitimasi
Legitimasi adalah diterima atau tidaknya perusahaan oleh suatu
masyarakat. Teori Legitimasi mempunyai tujuan untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan telah sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan
tersebut berada dan diterima oleh pihak luar sebagai sesuatu yang legal
(Deegan, 2004). Teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya berupaya untuk tetap berada dalam peraturan
dan norma yang ada dalam masyarakat, dengan membuat kesepakatan
tentang berbagai macam kegiatan yang diinginkan oleh masyarakat
sebagai timbal balik atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan
hidup perusahaan dan penghargaan lainnya (Suryono & Prastiwi, 2011).
Pengungkapan sustainability report merupakan suatu strategi bagi
perusahaan agar perusahaan tersebut terlegitimasi atau memiliki status
beroperasi dari para stakeholders.

2.1.1.3. Teori Sinyal


Menurut teori sinyal, suatu data yang mengandung informasi
akan membuat reaksi pasar, reaksi pasar tersbut dapat berupa positif
maupun negatif (Zenovia dan Anca, 2009). Dimana reaksi pasar tersebut
akan mempengaruhi tertarik atau tidaknya investor. Teori sinyal
menjelaskan tentang pandangan manajemen terhadap pertumbuhan di
masa depan, dimana akan mempengaruhi respon calon investor terhadap
perusahaan (Brigham dan Housan, 2011). Pengungkapan sustainability
report akan memunculkan reaksi pasar yang dapat dilihat melalui kinerja
keuangan perusahaan sehingga akan mempengaruhi perspektif
stakeholders dalam hal ini meningkatkan kepercayaan stakeholders
(Dewi & Sudana, 2015).

2.1.1.4. Sustainability Report

A. Definisi Sustainability Report


Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sustainability
reporting adalah laporan keberlanjutan yang diterbitkan secara
umum kepada publik yang menyangkut kinerja ekonomi,
keuangan, sosial, dan lingkungan dari LJK, emiten, dan
perusahaan publik dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
Sustainability report adalah laporan yang tidak hanya
menyediakan informasi keuangan perusahaan saja tetapi
menyangkut tiga aspek yang disebut triple bottom line terdiri dari
aktivitas lingkungan, sosial, dan ekonomi yang saling berkaitan
agar perusahaan memiliki peluang untuk tumbuh berkelanjutan
(Elkington, 1997). Sustainability reporting menurut GRI adalah
praktik pelaporan perusahaan atau organisasi secara terbuka
mengenai dampak yang bersifat positif maupun negatif serta
kontribusinya dalam ekonomi, lingkungan, dan/atau sosial
terhadap tujuan sustainability development sesuai dengan standar
yang diterima secara global.
B. Prinsip-prinsip Sustainability Report Disclosure
Prinsip-prinsip sustainability reporting terdiri dari dua
kelompok yaitu prinsip-prinsip untuk menjelaskan isi laporan itu
sendiri dan prinsip-prinsip untuk menjelaskan kualitas laporan.
Prinsip-prinsip untuk menjelaskan kualitas laporan perlu disajikan
secara tepat, karena laporan digunakan untuk membantu para
stakeholder membuat penilaian yang berdasar dan rasional
mengenai suatu organisasi dan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan. Prinsip-prinsip pelaporan untuk
menentukan isi laporan terdiri dari
a. Inklusivitas pemangku kepentingan
Perusahaan harus mengetahui apa saja yang diharapkan
oleh stakeholder terhadap perusahaan dan perusahaan
perlu merespon harapan dari stakeholder tersebut
b. Konteks keberlanjutan
Laporan harus menyajikan kinerja perusahaan dalam
konteks keberlanjutan ditingkat sektoral, lokal, regional
maupun global.
c. Materialitas
Laporan harus mencantumkan dampak lingkungan, sosial,
ekonomi. Materialitas disini bermakna topik mana yang
relevan untuk dilaporkan dari tiga topik tersebut. Tidak
semua topik material sama pentingnya, dan penekanan
dalam laporan diharapkan akan mencerminkan prioritas
relatif mereka yang nantinya akan mempengaruhi
penilaian dan keputusan para pemangku kepentingan.
d. Kelengkapan berarti laporan harus menyertakan cakupan
topik material dan batasannya mengenai dampak
lingkungan, ekonomi, dan sosial yang signifikan, dan
untuk membantu stakeholder menilai kinerja perusahaan
dalam periode pelaporan.
Adapun prinsip-prinsip untuk menentukan kualitas laporan
meliputi akurasi, keseimbangan, kejelasan, keterbandingan,
keandalan, dan ketepatan waktu.
C. Pilar-pilar Sustainability Reporting
1) Lingkungan
Aspek lingkungan meliputi langkah apa saja yang diambil
oleh sebuah perusahaan untuk melindungi alam. Topik yang
diungkapkan adalah perubahan iklim, emisi karbon, sumber daya
alam, manajemen energi dan limbah, keanekaragaman hayati,
kontaminasi tanah, polusi dan limbah, daur ulang/penggunaan
kembali. Lingkungan merupakan prioritas teringgi karena
mencakup pilar sosial dan ekonomi didalamnya. Semakin rendah
daya dukung lingkungan, maka semakin rendah pula
kesejahteraan masyarakat yang diberikan oleh sistem sosial dan
semakin sedikit produksi yang dapat dihasilkan sistem ekonomi.
2) Sosial
Aspek sosial membahas bagaimana sebuah perusahaan
mengelola hubungan dengan karyawan, pemasok, pelanggan, dan
masyarakat. Aspek ini berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja, pelatihan karyawan, tanggung jawab
pelanggan dan produk, hubungan masyarakat, keragaman,
pembangunan ekonomi lokal, hak asasi manusia, dan persaingan
yang adil/ anti-trust.
3) Ekonomi
Aspek ekonomi membahas tentang semua dampak yang
diakibatkan oleh aktivitas perusahaan terhadap keadaan ekonomi
baik internal maupun eksternal. Internal berarti kondisi ekonomi
perusahaan dengan stakeholder-nya, eksternal yaitu sistem
ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Aspek ekonomi
meliputi kinerja ekonomi, keberadaan pasar, dampak ekonomi
tidak langsung dan praktek pengadaan

2.1.1.5. Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan menggambarkan tingkat atau keadaan suatu
perusahaan salah satunya dapat dilihat melalui harga sahamnya. Nilai
perusahaan merupakan salah satu indikator bagi para investor dalam
menilai kinerja perusahaan sebelum membuat keputusan. Oleh karena itu,
tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran investor.
Salah satunya dengan meningkatkan kinerja perusahaan yang secara
berkesinambungan akan mempengaruhi nilai perusahaan (Asyidiq, 2021)
Harga saham dalam beberapa literatur dapat diproksikan melalui:
1. Price to Book Value (PBV)
PVB dapat menentukan apakah penawaran saham mahal atau
murah. dengan cara membagi harga per lembar saham dengan
nilai buku saham (book value). Book value terdapat pada neraca
perusahaan pada sisi aktiva.
2. Market to Book Ratio (MBR)
MBR yaitu rasio dengan membandingkan harga pasar saham
dengan nilai buku saham. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Pontiff dan Schall (1998) menyatakan bahwa market to book ratio
(MBR) dapat memberikan gambaran pengaruh antara book value
dengan stock return, rasio ini dapat menentukan apakah investor
akan mendapatkan keuntungan atau kerugian dari penjualan
saham atas investasi saham yang telah dipilihnya.
3. Market to Book Assets Ratio
Yaitu harapan besar pasar tentang nilai dari peluang investasi dan
pertumbuhan perusahaan dilihat dari banyaknya asset yang
digunakan dalam menjalankan operasional perusahaan dengan
membandingan antara fair value asset dengan book value asset.
4. Market Value of Equity (MVE)
yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para
pelaku pasar. MVE dalam istilah saham disebut juga sebagai
kapitalisasi pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah saham
beredar dikali dengan harga per lembar saham.
5. Enterprise value (EV)
EV digunakan untuk memperkirakan kapitalisasi pasar suatu
perusahaan yang dijadikan dasar bagi para investor. Enterprise
value didapatkan dengan menjumlahkan nilai kapitalisasi pasar
dengan total kewajiban, minority interest dan saham preferen
kemudian dikurangi total kas dan setara kas.
6. Price Earnings Ratio (PER)
PER sebagai acuan mahal atau murahnya harga saham. PER
tinggi mengindikasikan pertumbuhan laba tinggi. PER dapat
dihitung dengan membagi harga per lembar saham dengan laba
per lembar saham.
7. Tobin’s Q
Tobin’s Q yaitu suatu indikator untuk mengukur nilai perusahaan
yang dikaitkan dengan pengelolaan aset perusahaan yang
menunjukkan suatu proforma manajemen. Nilai perusahaan
dengan metode ini dapat diperoleh dengan mejumlahkan nilai
pasar saham dan nilai pasar hutang kemudian dibandingkan
dengan nilai seluruh modal yang ditempatkan dalam kapasitas
produksi. Tobin’s Q ini dalam mengidentifikasi nilai perusahaan
dilihat dari potensi nilai pasar suatu perusahaan.

2.1.1.6. Profitabilitas

Profit menggambarkan hasil dari kemampuan perusahaan dalam


menjalankan bisnisnya dengan mengelola semua sumber daya yang ada.
Profitabiliats adalah usaha perusahaan yang berujung menghasilkan
profit. Memperoleh laba atau profit merupakan tujuan utama bagi
perusahaan. Profitabilitas merupakan output dari keputusan dan strategi
perusahaan yang tepat (Brigham & Houston, 2009). Profitabilitas
menggambarkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan
saat menjalankan aktivitas bisnisnya. Profitabilitas dapat diukur dengan
beberapa rasio. Rasio profitabilitas berguna untuk mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (Sutrisno, 2009).
Menurut Kasmir (2008:199) secara umum terdapat empat jenis rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas diantaranya.

1. Net Profit Margin (NPM)

NPM merupakan tingkat ukur keuntungan perusahaan jika dilihat


dari sisi pendapat atau penjualan bersih. Rasio ini akan
memberikan gambaran atas stabilnya keuangan perusahaan.

Laba setelah pajak


NPM :
Penjualan

2. Return on Asset (ROA)

ROA bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan


untuk memperoleh laba dalam mengelola asetnya.

Laba setelah pajak


ROA :
Total Aktiva

3. Return on Equity (ROE)

ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan


menghasilkan laba yang dapat diperoleh pemegang saham (Sawir,
2009). ROE dapat mengukur tingkat pengembalian atas investasi
pemegang saham (Brigham & Houston, 2010)
Laba setelah pajak
ROE :
Modal sendiri

4. Earning per share (EPS)

EPS merupakan rasio yang menggambarkan tingkat kemampuan


per lembar saham dalam memperoleh laba (Harahap, 2008)

Laba setelah pajak


ROE :
Jumlah lembar saham beredar

2.1.2. Penjelasan Variabel Penelitian

2.1.2.1. Sustainability Report

Sustainability report adalah teknik pengukuran, pengungkapan,


dan upaya akuntabilitas dari kinerja perusahaan dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan kepada stakeholder yang mencakup tiga
aspek yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi (Puspitandari & Septiani,
2017) Sustainability report memiliki manfaat salah satunya sebagai tolok
ukur kinerja perusahaan dari setiap periode, dan juga sebagai wujud
komitmen perusahaan terhadap sustianable development. Bagi pemegang
saham, sustianability report dapat digunakan sebagai alat kontrol atas
pencapaian kinerja perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai media
pengambilan keputusan. Sementara itu, sustainability report disclosure
dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan kepada stakeholders dalam menjaga sosial dan lingkungan
disekitar perusahaan. Di Indonesia sustainability reporting disclosure
diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK 03/2017
pasal (1) menjelaskan bahwa LJK, Emiten, Perusahaan publik wajib
menyusun laporan keberlanjutan, pasal (2) disusun secara terpisah dari
laporan tahunan atau sebagai bagian yang tidak terpisah dari laporan
tahunan. Salah satu kerangka kerja yang dikenal secara global untuk
sustainability reporting adalah Global Reporting Initiative (GRI)
Standards. Yang mencakup GRI 101 mengungkapkan hal-hal dasar
seperti prinsip pelaporan, GRI 102 yaitu pengungkapan umum, GRI 103
pelaporan pendekatan manajemen, GRI 200 yaitu pengungkapan
mengenai ekonomi, GRI 300 yaitu topik lingkungan, dan GRI 400
pengungkapan topik sosial.

2.1.2.2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan gambaran investor terhadap tingkat


keberhasilan perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan berbanding lurus
dengan kesejahteraan pemegang saham. Meningkatnya nilai perusahaan
akan dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan investor (Sawitri &
Setiawan, 2017). Nilai perusahaan dapat dipresentasikan dari harga
saham perusahaan, pada penelitian ini harga saham diidentifikasi sebagai
harga pasar. Harga pasar tertera dalam pasar modal yang nilainya selalu
berubah dari waktu ke waktu, atau harga yang muncul pada saat akan
melakukan transaksi. Untuk mengetahui nilai pasar saham perusahaan
secara akurat dapat melalui rasio-rasio keuangan. Rasio tersebut sebagai
informasi atau salah satu tolak ukur bagi manajemen mengenai
representasi pemegang saham terhadap nilai perusahaan baik dimasa
lampau maupun prospek bisnis kedepannya. Terdapat beberapa rasio
untuk mengukur nilai perusahaan, pada penelitian ini akan digunakan
Tobin’s Q yang dimodifikasi oleh Smithers dan Wright (2007), karena
Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan modal saham
perusahaan, tidak hanya ekuitas perusahaan yang dijadikan sebagai dasar
perhitungan tetapi kewajiban perusahaan juga turut disertakan. Dengan
memasukkan unsur kewajiban berarti tidak hanya berfokus pada investor
tetapi peneliti juga memikirkan pertimbangan dari stakeholder lainnya
dalam hal ini kreditur sebagai sumber pembiayaan aktivitas bisnis selain
dari pemegang saham melalui pinjaman (Permanasari, 2010).

2.1.2.3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba atau profit. Rasio profitabilitas mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Perhitungan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan
keuangan, terutama laporan keuangan neraca yaitu modal dan aset serta
laporan laba rugi berupa penjualan, selama beberapa periode tertentu
tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang
waktu tertentu, dan dapat dijadikan sebagai bahan analisis dengan
membandingkan apakah dari satu periode ke periode lain mengalami
penurunan atau kenaikan sehingga manajemen dan investor dapat
membuat keputusan yang tepat. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas
yang digunakan hanya yang terkait dengan investasi yaitu Return On
Asset (ROA). Return On Asset merupakan rasio antara saldo laba bersih
setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.

2.1.3. Penelitian Terdahulu

Banyak sekali penelitian-penelitian terdahulu yang mengangkat


topik mengenai sustainability reporting. Berikut ini uraian tentang
sustainability report disclosure dari penelitian-penelitian terdahulu dengan
disajikan perbedaan pada masing-masing penelitian.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian
(Penulis, Judul, Variabel yang Perbedaan dengan
No Hasil Penelitian
Nama Jurnal dan diteliti Penelitian Saat ini
Tahun)
Rr. Aurin Wahyu Pengungkapan Pengungkapan Perbedaannya
Kusuma dan Dr. Sustainability sustainability adalah:
1 Report dan report  Penulis
Denies Priatinah,
M.Si., Ak., CA. ukuran berpengaruh menggunakan
perusahaan positif dan tidak dua variabel
Pengaruh (variabel signifikan independen
Pengungkapan independen), terhadap nilai yaitu
Sustainability Nilai perusahaan, sustainability
Report dan perusahaan ukuran report dan
Ukuran (variabel perusahaan ukuran
Perusahaan dependen), dan berpengaruh perusahaan dan
terhadap Nilai Profitabilitas negatif dan menggunakan
Perusahaan (variabel tidak signifikan profitabilitas
dengan moderasi) terhadap nilai sebagai
Profitabilitas perusahaan, variabel
Sebagai Variabel profitabilitas moderasi
Pemoderasi pada tidak mampu  Subjek
Perusahaan yang memoderasi penelitian
Bergabung di ISSI pengaruh adalah
dan Konvensional pengungkapan perusahaan go
Periode 2014-2016 sustainability public yang
Jurnal Nominal,
Vol. VII, No. 2
(2018)

report, bergabung di
profitabilitas ISSI dan
tidak mampu Konvensional
memoderasi periode 2014-
pengaruh 2016.
ukuran  Dalam
perusahaan mengukur nilai
terhadap nilai perusahaan,
perusahaan, dan penelitian ini
pengungkapan menggunakan
Yovani Gunawan Sustainability Sustainability Perbedaannya
2 dan Sekar reporting reporting tidak adalah:
Mayangsari (variabel berpengaruh  Penulis
independen), terhadap nilai menggunakan
Pengaruh Nilai perusahaan, dan Investment
Sustainability Perusahaan set kesempatan Opportunity
Reporting (varibel investasi secara Set sebagai
Terhadap Nilai dependen), dan signifikan variabel
Perusahaan Investment memoderasi moderasi.
Dengan Investment Opportunity Set hubungan  Subjek
Opportunity Set (variabel antara penelitian
Sebagai Variabel moderasi) sustainability adalah
Moderating dan nilai perusahaan go
perusahaan. public dengan
e-Journal periode
Akuntansi Trisakti penelitian
Vol. 2, No. 1 2011-2013.
(2015)
Juwita Sustainability Terdapat Perbedaannya
3 Puspitandari dan Report pengaruh adalah:
Aditya Septiani Disclosure positif dan  Penulis hanya
Pengaruh (variabel signifikan menggunakan
Sustainability independen) Sustainability variabel
Report Disclosure dan Kinerja report kinerja
Terhadap Kinerja Perbankan disclosure perusahaan
Perbankan (variabel terhadap kinerja sebagai
dependen) perbankan variabel
Diponegoro
Journal Of
Accounting. Vol.
6, No. 3 (2017)

dengan Partial dependen.


Least Square  Subjek
(PLS). penelitian
adalah
perusahaan
perbankan, dan
4 Rita Wijayanti Pengungkapan Seluruh Perbedaannya
Pengaruh Sustainability dimensi adalah:
Pengungkapan Report (variabel sustainability  Penulis hanya
Sustainability independen) report menggunakan
Report Terhadap dan Kinerja berpengaruh variabel
Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap kinerja kinerja
Perusahaan (variabel keuangan perusahaan
dependen) perusahaan sebagai vaiabel
nonfinansial dependen.
Syariah Paper
Accounting FEB  Subjek
UMS (2016) penelitian
adalah
perusahaan
nonkeuangan,
dan
sustainability
report yang
digunakan
adalah tahun
2013-2015.
Komang Eva Sustainability Terdapat Perbedaannya
5 Cyntia Dewi dan I Reporting pengaruh adalah:
Putu Sudana (variabel positif dan  Penulis hanya
Sustainability independen) signifikan menggunakan
Reporting dan dan Sustainability variabel
Profitabilitas Profitabilitas reporting profitabilitas
(Studi Pada (variabel disclosure sebagai
Pemenang dependen) terhadap ROA variabel
Indonesia dengan dependen.
Sustainability koefisien  Subjek
Reporting Awards) regresi. penelitian
Jurnal Ilmiah adalah
Akuntansi dan perusahaan-
Bisnis, Vol. 10, perusahaan
No.1 (2015) yang
memenangkan
Indonesian
Sustainability
Reporting
Awards
(ISRA) pada
Yulianti Lesmana Sustainability Sustainability Perbedaannya
6 Reporting reporting dalam adalah:
dan Josua Tarigan
Pengaruh (variabel aspek ekonomi  Penulis hanya
Sustainability independen) dan lingkungan menggunakan
Reporting dan Kinerja berpengatuh kinerja
Terhadap Kinerja Keuangan dari negatif keuangan
Keuangan sisi Rasio signifikan sebagai
Perusahaan Publik Manajemen terhadap variabel
dari Sisi Aset Aset (variabel peningkatan dependen,
Management dependen) Rasio kinerja
Ratios Manajemen keuangan
Aset sedangkan dilihat dari sisi
sustainability Aset
Business
reporting dalam Management
Accounting
aspek sosial Ratios.
Review, Vol. 2,
berpengaruh  Subjek
No.1 (2014)
positif penelitian
signifikan adalah
dengan metode peusahaan
analisis SEM- yang terdaftar
PLS di BEI dan
mempublikasik
an laporan
sustainability
report pada
tahun 2009-
2011.
Sri Wahyuni Sustainability Sustanability Perbedaannya
Latifah dan Report (variabel report secara adalah:
7
Muhammad Budi independen), parsial Penulis
Luhur Nilai berpengaruh menggunakan
Pengaruh perusahaan terhadap nilai semua perusahaan
Pengungkapan (variabel perusahaan yang terdaftar di
Sustainability dependen), dan yang BEI tahun 2015
Report Terhadap Profitabilitas diproksikan sebagai subjek
Nilai Perusahaan (variabel dengan penelitian.
Dengan moderasi) Tobin’s Q.
Profitabilitas Sedangkan
Sebagai profitabilitas
Pemoderasi yang
diproksikan
Jurnal Akuntansi menggunakan
dan Bisnis Vol. 17, ROA tidak
No. 1 (2017) mampu
memoderasi
hubungan
antara
pengungkapan
sustainability
Aristha Pengungkapan Sustainability Perbedaannya
Purwanthari sustainability report tidak adalah:
8 Sawitri dan report, kinerja berpengaruh  Penulis
Nurcholis keuangan dan terhadap nilai menggunakan
Setiawan kinerja perusahaan, tiga variabel
Analisis Pengaruh lingkungan kinerja independen
Pengungkapan (variabel lingkungan yaitu
Sustainability independen), tidak pengungkapan
report, Kinerja dan nilai berpengaruh sustainability
Keuangan, dan perusahaan terhadap nilai report, kinerja
Kinerja (variabel perusahaan, dan keuangan, dan
Lingkungan dependen) kinerja kinerja
terhadap nilai keuangan lingkungan.
perusahaan memiliki Dimana
pengaruh dipenelitian
Journal of signifikan saat ini kinerja
Business and terhadap nilai keuangan/
Banking Vol. 7, perusahaan profitabilitas
No. 2 (2018) dijadikan
sebagai
variabel
moderasi.
 Subjek
penelitian ini
adalah
perusahaan
yang masuk
dalam index 30
pada tahun
2012-2016
Quita Amelia Pengungkapan Sustainability Perbedaannya
Budiana dan I sustainability Reporting adalah:
9 Gusti Ayu reporting berpengaruh Penulis memilih
Nyoman Budiasih (variabel positif pada pemenang
Profitabilitas independen), nilai Indonesian
Sebagai nilai perusahaan perusahaan dan Sustainability
Pemoderasi (variabel profitabilitas Reporting
Pengaruh dependen), dan memperkuat Awards (ISRA)
Pengungkapan profitabilitas pengaruh pada tahun 2015-
Sustainability (variabel sustainability 2018 sebagai
Reporting Pada moderasi) reporting pada subjek penelitian
Nilai Perusahaan nilai
Pemenang perusahaan
Indonesian
Sustainability
Reporting Awards

e-Jurnal
Akuntansi, Vol. 30
No. 3 (2020)
10 Fitriyah dan Nur Sustainability Sustainability Perbedaannya
Fadjrih Asyik report dan report tidak adalah:
Profitabilitas berpengaruh  Penulis
(variabel terhadap nilai menggunakan
Pengaruh independen), perusahaan, dua variabel
Sustainability Nilai profitabilitas independen
report dan Perusahaan berpengaruh yaitu
Profitabilitas (variabel positif terhadap sustainability
terhadap Nilai dependen), dan nilai report dan
Perusahaan Opportunity set perusahaan, dan profitabilitas,
dengan Investment (variabel investment dengan satu
Opportunity set moderasi) opportunity set variabel
sebagai Variabel belum mampu dependen yaitu
Moderating memoderasi nilai
pengaruh antara perusahaan dan
sustainability opportunity set
Jurnal Ilmu dan
report terhadap sebagai
Riset Akuntansi
nilai variabel
Vol. 8, No. 8
perusahaan moderasi.
(2019)
namun  Subjek
investment penelitian
opportunity set meliputi
mampu perusahaan
memoderasi yang terdaftar
pengaruh antara di Bursa Efek
profitabilitas Indonesia
terhadap nilai (BEI) dan telah
perusahaan menerbitkan
sustainability
report selama
periode 2014-
1017
3.1 Pemikiran Teoritis/Konseptual
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

H1
Sustainability Nilai
Report Disclosure Perusahaan
(X) (Y)

H2

Profitabilitas
(Z)

Keterangan:
H1: Sustainability report disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H2: Profitabilitas memoderasi hubungan antara sustainability report disclosure
dengan nilai perusahaan.

3.1 Hipotesis Penelitian


2.3.1. Pengaruh sustainability report disclosure terhadap nilai perusahaan
Tanggung jawab suatu perusahaan bukan hanya sekedar dalam
aktivitas bisnis saja tetapi terdapat tanggung jawab yang lebih besar yaitu
tanggung jawab lingkungan dan sosial. Karena lingkungan menjadi tempat
atau ruang bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dan masyarakat
akan mengambil peran dalam aktivitas bisnis serta ikut merasakan dampaknya
baik positif maupun negatif, secara langsung maupun tidak langsung.
Pertanggung jawaban ini dapat diungkapkan oleh perusahaan melalui
sustainability report. Menurut teori stakeholder, dengan menerbitkan
sustaianability report perusahaan akan memperoleh nilai tambah tersendiri
bagi stakeholder, karena pengungkapan tersebut sebagai bentuk komitmen
perusahaan terhadap sumber daya yang diperoleh dari stakeholder.
Sustainability report disclosure juga sebagai bentuk keterbukaan informasi
dalam mengalokasikan sumber daya apakah dimanfaatkan dengan baik atau
tidak, apakah aktivitas perusahaan sudah sesuai dengan peraturan atau norma
yang berlaku di masyarakat. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor
karena perusahaan berada dalam bingkai positif dam memiliki misi
keberlanjutan yang akan berdampak positif pada nilai perusahaan.
Aktivitas perusahaan secara langsung maupun tidak langsung akan
berdampak pada lingkungan. Pengungkapan tanggungjawab lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan menggambarkan kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan sekitar. Tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi perusahaan
berupaya untuk terus melestarikan lingkungan agar tidak mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Perusahaan yang peduli akan lingkungan juga lebih menarik masyarakat, jika
perusahaan sudah memiliki positioning yg baik di mata masyarakat maka
investor akan merasa aman jika berinvestasi di perusahaan tersebut. Respon
positif dari investor akan menambah kekayaan perusahaan. Karena perusahaan
akan mendapatkan keuntungan dari meningkatnya harga saham.
Selain lingkungan dan sosial, sustainability report juga melakukan
pengungkapan ekonomi. Dengan adanya pengungkapan aspek ekonomi, maka
investor dapat memantau modal yang mereka investasikan dimanfaatkan
dengan benar atau tidak dan untuk mengurangi asimetri informasi, selain itu
para stakeholder dapat mengurangi atau menghindari resiko dari aktivitas
negatif perusahaan. Tujuan perusahaan mempublikasikan sustainability report
adalah untuk mendapatkan kepercayaan para stakeholder dan untuk
meningkatkan citra baik perusahaan serta meningkatkan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan (Sejati & Prastiwi, 2015) Citra perusahaan yang
baik akan berdampak pada loyalitas investor untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut. Semakin banyak jumlah saham yang beredar dan semakin mahal
harga saham, perusahaan berharap dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal
tersebut didukung oleh beberapa penelitian, diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Latifah & Luhur (2017), pengungkapan sustainability report
secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan
Tobin’s Q. Begitu juga dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Kusuma
& Priatinah (2018), menyatakan bahwa sustainability report disclosure
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan melalui PBV. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis
pertama penelitian sebagai berikut:
H1: Sustainability report disclosure berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2.3.2. Pengaruh sustainability report disclosure terhadap nilai perusahaan
dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Menurut teori sinyal menjelaskan tentang
pandangan manajemen terhadap pertumbuhan di masa depan, nantinya akan
mempengaruhi respon calon investor terhadap perusahaan (Brigham dan
Housan, 2011). Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan baik.
Sinyal tersebut positif baik untuk perusahaan maupun untuk investor. Investor
akan memilih perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi. Tidak hanya
tentang keuntungan, informasi lain juga perlu menjadi pertimbangan bagi
investor. Pengungkapan sustainability report merupakan wujud dari keinginan
stakeholder, dan investor merupakan bagian dari stakeholder. Perusahaan
yang memiliki profitabilitas tinggi dan melakukan sustainability reporting
tentu akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi perusahaan.
Teori sinyal menekankan bahwa perusahaan dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan memberikan sinyal kepada investor melalui kinerja
keuangan dan sustainability report. Semakin tinggi nilai profitabilitas
perusahaan maka semakin tinggi juga pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan, hal ini menandakan perusahaan semakin memikirkan
kesejahteraan stakeholder-nya. Sehingga masyarakat akan merasa seperti
memiliki perusahaan karena secara tidak langsung ikut serta dalam aktivitas
bisnis perusahaan, dan ikut andil dalam meningkatkan profitabilitas
perusahaan, contohnya masyarakat berperan sebagai konsumen dengan
royalitas serta telah melegalkan aktivitas perusahaan secara sah sesuai dengan
teori legitimasi. Keadaan terlegitimasi akan membuat perusahaan lebih leluasa
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya karena tidak mendapatkan tekanan dari
pihak mana pun. Keadaan yang aman dan damai juga akan membuat performa
atau kinerja perusahaan semakin meningkat karena terciptanya loyalitas
karyawan yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas dan berujung pada
meningkatnya nilai perusahaan. Profitabilitas diukur dengan rasio ROA. Hal
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Budiana dan Budiasih
(2020) dengan hasil profitabilitas memperkuat pengaruh sustainability
reporting pada nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis
kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2: Profitabilitas dapat memoderasi hubungan antara sustainability
report disclosure terhadap nilai perusahaan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis, Objek, dan Subjek Penelitian
Berdasarkan informasinya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
kuantitatif, dimana dalam penelitian ini menggunakan data numeric yaitu berupa
angka-angka dan dapa disajikan melalui tabel, diagram, grafik dan sebagainya.
Dimana data tersebut bersifat konfirmatori, yaitu mengkonfirmasi atau
memastikan adakah hubungan antar variabel-variabel penelitian. Berdasarkan
maksudnya termasuk penelitian korelasi, penelitian ini akan membandingkan dan
menentukan hubungan yang terjalin antara dua variabel atau lebih. Variabel-
variabel penelitian merupakan objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat
tiga objek penelitian yaitu, sustainability report disclosure yang meliputi tiga
aspek yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi sebagai variabel independen, Nilai
perusahaan sebagai variabel dependen, dan Profitabilitas sebagai variabel
moderasi yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antar dua
variabel tersebut.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan go-public yang menempati rating teratas dalam Asia Sustainability
Report Rating (ASRRAT) selama tiga periode yaitu tahun 2018, 2019, dan 2020.
ASRRAT merupakan suatu penghargaan bagi perusahaan yang sudah melakukan
pengungkapan laporan keberlanjutan yang diusungkan oleh NCSR. Penghargaan
tersebut bukan untuk berdasarkan kinerja perusahaan, melainkan transparansi
dan kepatuhan dalam pengungkapan laporan keberlanjutan yang dikembangkan
oleh Global Reporting Initiative (GRI)
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Operasionalisasi Variabel
3.2.1.1. Variabel Independen
Sustainability report disclosure merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Sebagai suatu variabel yang bebas dan mempengaruhi
variabel lain. Sesuai dengan GRI Standards berdasarkan pedoman yang
diberikan oleh Global Reporting Intiative (GRI) sustainability report
disclosure dapat diukur dengan Sustainability Report Disclosure Index
(SRDI). Pengungkapan laporan keberlanjutan dibagi menjadi beberapa
aspek diantara lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dasar perhitungan SRDI
ini dengan menggunakan asumsi memberikan point 1 jika satu item
diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah itu dilakukan
penjumlahan untuk memperoleh total point untuk tiap perusahaan. SRDI
dapat dihitung dengan rumus:

n
SRDI=
k
Dimana:
SRDI = Sustainability Report Disclosure Index
n = Jumlah item yang diungkapkan
k = Jumlah total item menurut standar yang diharapkan diungkapkan
3.2.1.2. Variabel Dependen
Nilai perusahaan sebagai variabel dependen dalam penelitian
ini, dimana variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Nilai perusahaan
dalam penelitian ini berdasarkan harga saham yang berupa harga pasar.
Penting sekali bagi perusahaan meningkatkan nilai perusahaan karena
apabila nilai perusahaan mengalami peningkatan maka kesejahteraan
stakeholder pun dapat dirasakan. Nilai perusahaan menjadi suatu senjata
dalam merepresentasikan suatu perusahaan dimata investor. Dalam
penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q dengan
dasar pengukuran, jika nilai Q diatas 1 dapat diartikan bahwa investasi
menghasilkan keuntungan karena nilai pasar lebih besar dari nilai aset
perusahaan sehingga dapat dikatakan saham overvalued, jika nlai Q
dibawah 1 dapat diartikan investasi tidak menarik untuk dilakukan karena
saham undervalued (Fauzi, Suranti, & Alamsyah,2016). Pemilihan
Tobin’s Q untuk pengukuran karena telah banyak digunakan dalam
penelitian-penelitian sebelumnya. Perhitungan dapat dilakukan dengan
rumus:

MVE+ DEBT
Q=
EBV
Dimana:
Q = Nilai perusahaan
MVE = Closing price x Jumlah saham yang beredar
DEBT = Nilai buku total hutang
(Kewajiban lancar- aset lancar) + (persediaan + liabilitas tidak lancar)
EBV = Nilai buku dari total aktiva
3.2.1.3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang
diukur menggunakan ROA (Return on Asset). Profitabilitas nantinya
akan dilihat apakah memperkuat atau memperlemah pengaruh hubungan
antara sustaianability report disclosure dengan nilai perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan total aset sebagai pegukurnya. Perhitungan dapat dilakukan
dengan rumus:

Laba setelah pajak


ROA=
Total Aset

3.2.2. Unit Analisis Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel


1. Populasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian mengenai sustainability reporting
dibutuhkan perusahaan sebagai unit analisis. Perusahaan-perusahaan
yang menempati rating teratas dalam ASRRA selama periode 2018,
2019, dan 2020 merupakan populasi dalam penelitian ini. Populasi
adalah jumlah keseluruhan dari objek maupun subjek yang saling
berkaitan dan dengan karakteristik tertentu yang dipilih oleh peneliti
untuk diidentifikasi (Sugiyono, 2011). Partisipann ASRRA semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pada ASRRA 2020 diikuti oleh 500
partisipan yang terdiri dari Indonesian companies dan Internasional
companies. Namun hanya 41 perusahaan yang berhasil menempati
rating. rating dalam ASRRA ini terbagi menjadi empat yaitu platinum,
gold, silver, dan bronze. Dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria ASRRAT
Rank Score Criteria 2017 Criteria 2018 Criteria 2019
Platinum 93-100  G4  GRI  GRI Standards
Guideline Standards  Assured by
GRI  Assured third party
Standards by third  Disclosure on
 Assured by party Energy
third party  Disclosure  Disclosure on
on Energy GHG Emission
 Disclosure  SDG Compass
on GHG  Comprehensiv
Emission e Option
 SDG
Compass
Gold 86-92 G4 Guideline
Silver 79-85 or GRI GRI Standards GRI Standards
Bronze 72-78 Standards
Sumber: https://ncsr.id/id/asia-sr-rating/criteria-for-sr-rating/
2. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk
menarik kesimpulan generalisasi atas populasi. Pada penelitian ini
menggunakan 40 perusahaan gabungan rating teratas ASRRAT periode
2018-2020 yang terdiri dari 27 Indonesian companies dan 13
International companies sebagai sampel penelitian. Teknik penarikan
sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability sampling.
Nonprobability sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel
secara subjektif dimana peluang sampel atau data tersebut terpilih tidak
sama besar. Salah satu jenis teknik yang digunakan adalah teknik
purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. peneliti secara khusus memilih karena dianggap
telah sesuai dengan tujuan dan kriteria sehingga didapatkan sumber yang
lebih informan dan diharapkan akan memperoleh hasil secara akurat.
Kriteria-kriteria sampel sebagai berikut:
a. Perusahaan memperoleh rating teratas pada ASRRA 2018, 2019,
dan 2020.
b. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode 2017-
2020.
d. Mempunyai data lengkap terkait variabel-variabel yang digunakan
untuk penelitian.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka diperoleh
sampel sebagai berikut.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan dengan Rating Tertinggi pada ASRRAT
(Asia Sustainability Reporting Rating)
Kode
No Perusahaan Nama Perusahaan
1 ANJT PT Austindo Nusantara Jaya Tbk
2 PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk
3 PKT PT Pupuk Kalimantan Timur
4 ABMM PT ABM Investama Tbk
5 BTPS PT Bank BTPN Syariah Tbk
6 BTPN PT Bank BTPN Tbk
7 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk
8 BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat &
9 BJBR
Banten, Tbk
10 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
11 PTBA PT Bukit Asam Tbk
12 BUMI PT BUMI Resources Tbk
13 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
14 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
15 PGN PT Pertamina Gas
16 UNTR PT United Tractors Tbk
17 INCO PT Vale Indonesia Tbk
18 EXCL PT XL Axiata Tbk
19 ASII PT Astra International Tbk
20 PPRO PT PP Properti Tbk
21 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk
22 BJTM PT Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk
23 ELSA PT Elnusa Tbk
24 ANTM PT ANTAM Tbk
25 TINS PT TIMAH TBK
26 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
27 BBKP PT Bank Bukopin, Tbk
28 SVTMF SM Investments Corporation
29 SIMEPLT Sime Darby Plantation Berhad
30 C09 City Developments Limited
31 EDC Energy Development Corporation
32 CIMB CIMB Group Holdings Berhad
33 Z74 Singapore Telecommunications Limited
34 AIRPORT Malaysia Airports Holding Berhad
35 BN4 Keppel Corporation Limited
36 5VJ Halcyon Agri Corporation Limited
37 GENTING Genting Berhad
38 TM Telekom Malaysia Berhad
39 SURIA Suria Capital Holdings Berhad
40 U14 UOL Group Limited
Sumber: https://ncsr.id/id/daftar-pemenang/ data diolah peneliti.

Pertimbangan lain dalam menentukan jumlah sampel tersebut


yaitu, menurut Roscoe (2011) jumlah sampel yang benar adalah diatas
tiga puluh dan dibawah lima ratus dan lebih baik jumlah sampel sebanyak
sepuluh kali dari jumlah variabelnya.
3.2.3. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
karena peneliti tidak mendapatkan data secara langsung melainkan melalui
informasi yang telah disediakan pihak lain. Data yang digunakan berupa
sustainability report tahun 2018, 2019 dan 2020 yang didapatkan melalui arsip
laporan ASRRAT di website NCSR atau melalui website masing-masing
perusahaan. Selain itu untuk memperoleh komponen-komponen untuk
menghitung nilai perusahaan dan profitabilitas didapatkan melalui data laporan
keuangan perusahaan tahun 2017-2020 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa dokumenter.
3.2.4. Metode Pengujian Data
3.2.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif suatu teknik yang digunakan hanya untuk
memberikan informasi dan menyediakan komponen-komponen yang
diperlukan dalam perhitungan agar dapat memperjelas keadaan data yang
bersangkutan dan tidak bertujuan untuk menguji hipotesis (Ghozali,
2011). Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini meliputi jumlah
sampel, modus, mean, median, standar deviasi yang disajikan melalui
grafik, diagram, tabel, distribusi frekuensi, dan sebagainya.
3.2.4.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan sebelum melakukan uji regresi
linier berganda. Uji asumsi klasik berguna untuk menguji data sudah
layak digunakan atau tidak. Sebelum melakukan pengujian atas dugaan
sementara, untuk memenuhi asumsi dasar data yang diperoleh harus diuji
terlebih dahulu. Uji asumsi klasik terdiri dari:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengidentifikasi berdistrinormal
atau tidak suatu data tersebut. Terdapat dua cara untuk menguji
normalitas yaitu dengan analisis grafik menggunakan grafik plot
dan uji statistik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk
mendeteksi apakah data yang tersebar berdistribusi normal atau
tidak. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov adalah nilai signifikansi data (Sujarweni,
2016). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal. Sementara, apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat
perbedaan varians dari nilai residual untuk semua pengamatan
pada model regresi. Dikatakan heteroskedastisitas apabila
terdapat perbedaan antara varian dari residual diantara
pengamatan, dan sebaliknya dikatakan homoskedastisitas apabila
varian dari residual sama. Model regresi yang baik adalah ketika
terjadi homoskedastisitas (Ghozali, 2013). Pada penelitian ini uji
heteroskedastisitas menggunakan Uji Glejser. Dasar pengambilan
keputusan adalah apabila nilai signifikansi ≥ 0,05 maka data tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai
signifikansi < 0,05 maka data terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi
antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi, yang artinya
model regresi bersifat bebas. Dapat diketahui dengan cara
Durbin-Watson (DW-test) yaitu membandingkan nilai D-W
dengan nilai d dari tabel Durbin Watson.
3.2.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda
A. Uji Signifikan Parsial (T)
Untuk menguji seberapa jauh variabel independen memperjelas
variabel dependen. Dasar pengukuran menurut Ghozali (2013)
jika nilai statistik T hitung lebh besar dari T table, Maka H 0
ditolak atau dalam artian terdapat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
B. Uji Moderasi Regresion Analisis (MRA)
Dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap variabel
moderasi dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Variabel ini
memiliki sifat kemungkina hubungan positif atau negatif.
Uji MRA mengguakan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + e

Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b1 – b3 = Koefisien regresi
X1 = Sustainability Report Disclosure
X2 = Profitabilitas (moderasi)
X1X2 = Interaksi antara Sustainability Report Disclosure
dengan profitabilitas
e = Standar Eror
DAFTAR PUSTAKA

ACCA. The Association of Chartered Certified Accountants. 2013. The Business


Benefits of Sustainability Reporting in Singapore. Singapore.

Adhima, Fauzan Mochammad. 2010. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report


Terhadap Profitabilitas Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2(2): h: 2-22.

Asyidiq (2021). Pengaruh Sustainability Reporting Disclosure terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating. (Skripsi
Akuntansi). Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim,
Malang, Indonesia.

Ballou, Brian, L. Heitger, dan Charles E. Landes. 2006. The Future of Corporate
Sustainability Reporting: A Rapidly Growing Assurance Opportunity.
http://www.journalofaccountancy.com/. Diunduh tanggal 4, bulan
September, tahun 2014.

Branco, Manuel Castelo dan Lucia Lima Rodrigues. 2007. Positioning Stakeholder
Theory within the Debate on Corporate Social Responsibility. Electronic
Journal of Business Ethics and Organization Studies, 12(1): h: 5-15.

Brigham, E., & Houston. (2006). Fundamental of Financial Management: DasarDasar


Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Dewi, Sudana. 2015. Sustainability Reporting dan Profitabilitas (Studi Pada


Pemenang Indonesian Sustainability Reporting Awards). Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, Universitas Udayana, 10(2)

El Kington, J. (1997). Cannibals with Forks: The sustainability ability and Social
Science, round table proceedings: Capstone publishing U.K.

Gunawan & Mayangsari (2015). Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Nilai


Perusahaan dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Akuntansi Trisakti, 2(2), 2339-0832

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. “Teori Akuntansi”. Semarang: Badan
peneritbit Universitas Diponegoro.
KLHK Gugat 29 Perusahaan Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan. (2001, Januari
29). Diambil Oktober 26, 2021, from
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210129160754-20-600064/klhk-
gugat-29-perusahaan-penyebab-kebakaran-hutan-dan-lahan.

Kurnia, (2019). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai


Perusahaan (Studi Empiris Pada The Winner Of Indonesia Sustainability
Reporting Award). Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia.

Kusuma & Priatinah, (2018). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report dan


Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Pemoderasi dan Perusahaan yang bergabung di ISSI dan
Konvesional Periode 2014-2016. Jurnal Nominal, 7(2): h: 92-102.

Kusumadilaga, R. (2010). “Pengaruh Corporate Sosial Responsibility terhadap Nilai


Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang.

Lesmana. Yuliani dan Tarigan Josua. 2014. Pengaruh Sustainability Reporting


Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik dari Sisi Asset Management
Ratios. Business Accounting Review, 2(1): h: 101-110.

Majalahcsr (2017, September 15). Diambil Oktober 26, 2021, dari


https://majalahcsr.id/sustainability-reporting-apakah-perbedaan-gri-standar-2018-
dengan-yang-lama/2/.

Margaretha, F. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Dian Rakyat.

National Center For Sustainability Reporting. (n.d). NCSR. Diambil dari


https://ncsr.id/id/daftar-pemenang/list-of-rating-asia-sustainability-reporting-rating-
asrrat-2020/.

Nutriastuti & Annisa (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kualitas


Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate Sustainability Reporting.
Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 3(119), 2615-7896. doi:
10.32493/ http://openjournal.unpam.ac.id /index.php/JABI/index
Peraturan Pemrintah No. 4 Tahun 2012, Tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Perseroan Terbatas.

Perbankan yang Terdaftar di Bursab Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi 30 Fakultas


Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Puspitandari & Septiani. (2017). Pengaruh Sustainability Report Disclosure Terhadap


Kinerja Perbankan. Diponorogo Journal of Accounting, 6(1), 2337-3806.
Diambil dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting.

Saputra, Hendra dan Fahmi Natigor Nasution. 2009. Pengaruh Jumlah Kredit yang
Diberikan dan Tingkat Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan

Sattar. 2017. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, Tentang Perseroan

Terbatas Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, Tentang

Penanaman Modal

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Utama, Sidharta. 2010. An Evaluation of Support Infrastructures for Corporate


Responsibility Reporting In Indonesia. Asian Business & Management,
10(3): h: 405-424.

Wijayanti, Rita, 2016. “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap


Kinerja Perusahaan.” Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zenovia, Grigore Maria dan Anca Bratu. 2009. Theoretical Aspects Of Firms’ Financing
Decisions. The International Conference on Economics and Administration,
Faculty of Administration and Business, 12(2): h: 122-129.

Anda mungkin juga menyukai