Abstract
This study aims to examine the effect of Environmental Performance, Environmental
Costs, Public Share Ownership,Green Accounting, and Capital Structure on Financial
Performance. The population in this study are Basic Industry and Chemical,
Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry companies listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX) for the 2017-2021 period. The method used in selecting the sample
in this study ispurposive sampling. Based on predetermined criteria, in this study the
total sample was obtainedunbalanced as many as 246. In this study using multiple linear
regression analysis techniques. The results of the analysis show that partially (1)
Environmental Performance and Public Share Ownership has a positive effect on
Financial Performance, (2) Environmental Cost, Green Accounting, and Capital
Structure have no effect on Financial Performance. It is hoped that the research can be
189
190 Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan,______________________
useful for the government to further develop the quality of financial reports or provide
information and a basis for further research related to the Quality of Financial Reports
and it is hoped that it can provide knowledge or information to regulators for decision
making and increase confidence in investors and can be a reference for subsequent
research. Apart from that, researchers also hope that the research results can support
the development of subsequent research in the field of Accounting.
PENDAHULUAN
Teori Keagenan
Jensen & Meckling (1976) menjelaskan teori keagenan merupakan hubungan
diantara pemangku kepentingan (principal) dengan manajemen (agen) yang mempunyai
kepentingan tidak sama di perusahaan dan berupaya dalam memaksimalkan setiap fungsi
utilitasnya, maka adanya perbedaan ini dapat memunculkan perselisihan antar kedua
pihak. Agency conflict terjadi dikarenakan ada pemisah diantara pemilik dengan
manajemen perusahaan dalam memunculkan tindakan manajer yang tidak selaras dengan
kepentingan prinsipal. Adanya agency conflict antara manajemen dengan pemegang
saham disebabkan seluruh tindakan yang dilaksanakan manajemen tidak selaras yang
dikehendaki pemilik saham. (Rahardjo & Wuryani, 2021)
Teori Stakeholders
Teori ini pertama kalinya diungkapkan R. Edward Freeman tahun 1984, teori
ini menyebutkan bahwasanya perusahaan bukan hanyalah berfokus untuk melaksanakan
aktivitas operasional saja namun memberi hubungan timbal balik beserta manfaat pada
192 Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan,______________________
para pemangku kepentingan, peranan perusahaan selaku yang membuat kebijakan dan
bisa memberikan pengaruh pada posisi para pemangku kepentingan maupun sebaliknya
(Freeman, 1984). Munculnya teori ini dikarenakan kondisi hukum tertentu yang
mengutamakan kepentingan pemegang saham serta sebaliknya, mengesampingkan
kepentingan konsumen, pegawai, pemasok, serta masyarakat sekitar. Semuanya yang
berkontribusi untuk kelangsungan hidup perusahaan haruslah dijadikan prioritas
(Damayanti & Astuti, 2022).
Teori Legitimasi
Teori legitimasi merupakan suatu teori yang pertama kali dicetuskan oleh
Dowling & Pfeffer (1975) dimana menempatkan penekanan pada hubungan antara bisnis
dan lingkungan sekitar mereka. Pada teori ini menganggap bahwa pengaruh masyarakat
memiliki peran penting dalam evolusi bisnis sepanjang waktu. Salah satu prinsip utama
teori legitimasi adalah bahwa institusi dapat berkembang selama konstituennya percaya
bahwa mereka bekerja menuju nilai yang konsisten dengan nilai mereka sendiri. Ide ini
menawarkan saran tentang bagaimana bisnis dapat memenangkan publik dan
menunjukkan bahwa operasi mereka dapat diterima secara sosial (Kinasih et al., 2021).
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan hasil dari usaha aktivitas perusahaan dalam
melestarikan lingkungan hidup lewat aktivitas operasional perusahaan secara
mempergunakan bahan ramah lingkungan. Berlandaskan hal ini, kinerja perusahaan
terlibat dalam melestarikan lingkungan dalam menyatakan hasil tanggung jawab sosial
perusahaan dinamakan sebagai kinerja lingkungan. Adanya aktivitas ini bisa mengetahui
kinerja perusahaan untuk melaksanakan kinerja lingkungan, kemudian bisa memberikan
motivasi entitas dalam memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. (Suhendra et al.,
2022)
Biaya Lingkungan
Kualitas lingkungan yang buruk adalah hasil langsung dari metode manufaktur
perusahaan, dan akibatnya, perusahaan mengeluarkan biaya yang dikenal sebagai biaya
lingkungan. Pengeluaran harus dikategorikan dengan cara yang informatif untuk
anggaran lingkungan. Hal ini dilakukan agar laporan biaya lingkungan dapat digunakan
sebagai alat yang berguna dalam mengevaluasi efisiensi usaha yang dijalankan yang
memiliki pengaruh terhadap lingkungan (Siagian, 2021). Pengungkapan biaya
lingkungan yang dilaksanakan perusahaan akan menambah transparansi maupun bisa
didefinisikan sebagai informasi untuk pemodal bahwasanya perusahaan itu sudah
melakukan alokasi dana dalam melestarikan lingkungan dan sudah mematuhi aturan
yang ada. (Hapsoro & Adyaksana, 2020)
Green Accounting
Peran utama green accounting adalah untuk mempengaruhi perilaku bisnis
mengenai masalah tanggung jawab sosial dan lingkungan serta memiliki efek pada
pencapaian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di negara manapun. Green
accounting juga digunakan sebagai inisiatif oleh bisnis untuk membantu mereka
memenuhi tanggung jawab mereka kepada pemangku kepentingan mereka (Nugraini &
Wahyuni, 2021). Mengadopsi Green Accounting sebagai bagian dari sistem akuntansi
perusahaan dapat membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan biaya lingkungan,
meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan dan berkontribusi pada kesuksesan
perusahaan secara keseluruhan. (Risal et al., 2020)
Struktur Modal
Menurut Fitriana & Gresya (2021) struktur modal adalah komposisi diantara
modalnya sendiri dan utang jangka panjang dalam pembiayaan permanen diperusahaan.
Umumnya, sebuah perusahaan bisa melakukan pemilihan beberapa alternatif struktur
modal. Struktur modal krusial sebab dapat memberikan pengaruh pada keadaan
keuangan perusahaan. Untuk mengetahui keberlangsungan hidup perusahaan dapat
dilakukan prediksi lewat struktur modal dan resiko usahanya. Keadaan keuangan
perusahaan adalah hal yang sangatlah memberikan pengaruh pada perubahan yang
muncul dalam struktur modal. (Oktaviana & Taqwa, 2021)
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah faktor yang efisiensi pada sebuah perusahaan dalam
mewujudkan tujuan. Tujuan itu merupakan dalam mengetahui kestabilan pengelolaan
keuangan yang terdapat dalam perusahaan. Kinerja keuangan bisa memberi pemaparan
dan deskripsi terhadap penggunaan dana terkait hasil dari mendapatkan profit yang bisa
diamati sesudah melaksanakan perbandingan pendapatan bersih sesudah pajak (A. P.
Ramadhani & Sulistyowati, 2021). Kinerja keuangan bisa mengetahui pula sebesar
apakah tingkatan kerugian serta tidak terwujudnya sebuah target untuk melakukan
pengelolaan sumber dana yang tersedia. Hal tersebut tentulah sebagai hal yang bisa
dipelajari oleh pihak manajemen untuk periode yang akan datang. (Soleha, 2022)
Kerangka Konseptual
Gambar 1
Kerangka Konseptual
194 Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan,______________________
METODE PENELITIAN
2. Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor
Industri Barang Konsumsi yang mempublikasi laporan tahunan atau laporan
keberlanjutan tahun 2017-2021
3. Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor
Industri Barang Konsumsi yang masuk ke dalam list PROPER pada tahun 2017-
2021
Tabel 1
Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria 2017 2018 2019 2020 2021
Perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 158 168 181 178 232
2017-2021
Perusahaan yang tidak masuk ke dalam PROPER (108) (116) (130) (128) (178)
dan tidak terdapat annual report atau
sustainability report
Jumlah Sampel Unbalance 50 52 51 50 54
Jumlah Sampel Unbalance 2017-2021 257
Jumlah Outlier (11)
Jumlah Sampel 246
Sumber :Data diolah (2023)
Variabel Independen
Dalam penelitian ini terdapat lima variabel independen yaitu Kinerja
Lingkungan, Biaya Lingkungan, Kepemilikan Saham Publik, Green Accounting, dan
Struktur Modal.
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan diproksikan dengan PROPER. Berdasarkan penjelasan dari
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, adanya 5 warna pengelompokkan
peringkat pada PROKER dan setiap warna memiliki skor yaitu:
Tabel 2
Kriteria Penilaian Kinerja Lingkungan
Nilai Keterangan
1 Sangat buruk (Hitam)
2 Buruk (Merah)
3 Baik (Biru)
4 Sangat baik (Hijau)
5 Sangat sangat baik (Emas)
Sumber : (Setiadi, 2021)
Biaya Lingkungan
Untuk menghitung biaya lingkungan, dalam penelitian ini biaya lingkungan dapat
diukur dengan menggunakan rumus :
𝐸𝑛𝑣𝑖𝑟𝑜𝑛𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
Biaya Lingkungan =
Laba Bersih Setelah Pajak
Green Accounting
Untuk menghitung Green Accounting, pengukuran Green Accounting diukur
dengan menggunakan penilaian dummy sebagai berikut :
Tabel 3
Kriteria Penilaian Green Accounting
Nilai Keterangan
0 jika suatu perusahaan tersebut tidak mempunyai salah satu komponen biaya
lingkungan, biaya operasional lingkungan, biaya daur ulang produk, dan
biaya pengembangan dan penelitian lingkungan dalam annual report atau
sustainability report
1 jika suatu perusahaan tersebut mempunyai salah satu komponen biaya
lingkungan, biaya operasional lingkungan, biaya daur ulang produk, dan
biaya pengembangan dan penelitian lingkungan dalam annual report atau
sustainability report
Sumber : (Angelina & Nursasi, 2021) & (Putri, Wibowo, & Rosel, 2022)
Struktur Modal
Untuk mengukur struktur modal, penilaian struktur modal mempergunakan
rumus :
Total Hutang
𝐷𝐸𝑅 =
Total Ekuitas
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dalam konteks penelitian ini diproksikan dengan ROA. Dalam
penelitian ini pengukuran kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rumus :
Laba Bersih
ROA =
Total Asset
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
KL = Kinerja Lingkungan
BL = Biaya Lingkungan
KSP = Kepemilikan Saham Publik
GA = Green Accounting
SM = Struktur Modal
e = error
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapat
melalui laporan tahunan, laporan keberlanjutan, perusahaan Sektor Industri Dasar dan
Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi yang merupakan bagian
dari Sektor Non Cyclical, Cyclical, Sektor Basic Materials, Sektor Industrials, dan
Sektor Healthcare yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta PROPER tahun
2017-2021 sebagai populasi penelitian. Total sampel unbalanced yang diseleksi melalui
kriteria sampel dengan metode purposive sampling sebanyak 246 data observasi. Tabel
kriteria dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Kinerja Lingkungan
Hasil analisis statistik deskriptif kinerja keuangan memiliki nilai minimum
sebesar 2 yang artinya kinerja lingkungan suatu perusahaan tidak melakukan Pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang –
Undang (UU). Kemudian nilai maksimum sebesar 5 yang artinya kinerja lingkungan
suatu perusahaan sudah menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi
atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat secara konsisten.
Biaya Lingkungan
Hasil analisis statistik deskriptif biaya lingkungan memiliki nilai minimum
sebesar -0,27 dan nilai maksimum sebesar 0,94 Selanjutnya untuk nilai rata-rata sebesar
0,025 yang memiliki arti bahwa rata-rata perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia,
___________________________________Rima Sekar Ayu Cahyani/Windhy Puspitasari 199
Green Accounting
Hasil analisis statistik deskriptif green accounting memiliki nilai minimum sebesar
0 dan nilai maksimum sebesar 1. Selanjutnya untuk nilai rata-rata sebesar 0,1778 yang
memiliki arti bahwa rata-rata perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia, Sektor Aneka
Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi memiliki komponen green accounting pada
annual report atau sustainability report.
Struktur Modal
Hasil analisis statistik deskriptif struktur modal memiliki nilai minimum sebesar
0,082 dan nilai maksimum sebesar 8,23. Selanjutnya untuk nilai rata-rata sebesar 1,013
yang memiliki arti bahwa kegiatan operational di perusahaan Sektor Industri Dasar dan
Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi banyak didanai
menggunakan struktur modal yang ada.
Kinerja Keuangan
Hasil analisis statistik deskriptif kinerja keuangan memiliki nilai minimum sebesar
-0,153 dan nilai maksimum sebesar 0,242 .Selanjutnya untuk nilai rata-rata sebesar 0,039
yang memiliki arti bahwa rata-rata perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia, Sektor
Aneka Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi memiliki kondisi keuangan yang
cukup baik.
Tabel 5
Hasil Uji Asumsi Klasik
Variabel VIF Sig DW Keputusan
Uji Normalitas
Kinerja Keuangan 0,060 H0 Didukung
Uji Autokorelasi
Kinerja Keuangan 1,946 H0 Didukung
Uji Multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Kinerja Lingkungan 1,022 0,819 H0 Didukung
Biaya Lingkungan 1,112 0,101 H0 Didukung
Kepemilikan Saham Publik 1,025 0,862 H0 Didukung
Green Accounting 1,183 0,185 H0 Didukung
Struktur Modal 1,064 0,128 H0 Didukung
Sumber :Data diolah 2023
Uji Normalitas
Dalam pengujian ini hasil yang diharapkan adalah variabel error berdistribusi
normal, jika hal ini terpenuhi maka kita dapat mengambil kesimpulan tentang populasi
walaupun data yang kita ambil adalah dalam bentuk sampel bahkan jika ukuran
200 Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan,______________________
sampelnya kecil. Berdasarkan hasil pengujian diketahui pada model diketahui nilai
asymp sig sebesar 0.060 lebih besar dari 0,05 (alpha 5%) maka dapat disimpulkan pada
tingkat kepercayaan 95% asumsi distribusi normalitas untuk variabel error terpenuhi.
Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas merupakan uji untuk melihat apakah ada korelasi
yang kuat antara variabel independen. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan alat
analisis varian inflation factor diketahui pada model didapatkan nilai VIF untuk semua
variabel dalam penelitian ini kurang dari 10 maka Ho diterima dan disimpulkan model
untuk variabel independen tidak saling berkorelasi atau asumsi no multikolinearitas
terpenuhi.
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi merupakan sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk
mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan
perubahan waktu. Hasil pengujian sebagai berikut: Pengujian untuk menguji apakah
asumsi no autokorelasi dalam penelitian ini terpenuhi atau tidak akan terlihat pada tabel
di atas. hasil pengujian menggunakan alat analisis Durbin Watson Test, menunjukkan
hasil nilai DWstat pada model sebesar 1.946 Ho diterima dan disimpulkan bahwa asumsi
no autokorelasi terpenuhi.
Uji Heterokedastisitas
Pengujian heteroskedasitisitas merupakan uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan alat analysis gletser test diketahui pada model
didapatkan nilai sig untuk semua variabel dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar
dari 0,05 (5%) maka Ho diterima dan disimpulkan asumsi homokedastisitas terpenuhi.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah Uji Koefisien Determinasi,
Uji-F, Uji-t, dan Uji Regresi Linear Berganda yang mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis
Prediksi SIG (2 SIG (1
Variabel BETA KEPUTUSAN
Arah TAIL) TAIL)
(Constant) 0,011 0,648
Kinerja Lingkungan 0,011 0,151 0,075 *H1 DITERIMA
+
ALPHA 10%
Biaya Lingkungan - -0,022 0,570 0,285 H2 DITOLAK
Kepemilikan Saham Publik + 0,091 0,000 0,000 *H3 DITERIMA
Green Accounting + -0,008 0,621 0,310 H4 DITOLAK
Struktur Modal + -0,023 0,000 0,000 H5 DITOLAK
Goodness of Fit
R-squared 0,200
Adj R-squared 0,183
F-statistic 11,979
Prob (F-stat) 0,000
Keterangan :Tingkat Signifikansi ***1%; **5% dan *10%
Sumber : Data diolah 2023 (SPSS 22.00)
___________________________________Rima Sekar Ayu Cahyani/Windhy Puspitasari 201
Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen
mampu mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis
dapat dilihat dari penelitian adalah :
1. Hipotesis 1 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Kinerja Lingkungan berpengaruh
positif terhadap Kinerja Keuangan dan didapatkan hasil bahwa Kinerja Lingkungan
memiliki signifikansi 0,075 < 0,05 dan koefisien variabel memiliki nilai positif
dengan beta 0,011 sehingga dapat disimpulkan bahwa Kinerja Lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan, dan hipotesis 1 dalam
penelitian ini diterima
2. Hipotesis 2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Biaya Lingkungan berpengaruh
negatif terhadap Kinerja Keuangan dan didapatkan hasil bahwa Biaya Lingkungan
memiliki signifikansi 0,285 > 0,05 dan koefisien variabel memiliki nilai negatif -0,022
sehingga dapat disimpulkan bahwa Biaya Lingkungan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Kinerja Keuangan, dan hipotesis 2 dalam penelitian ini ditolak.
3. Hipotesis 3 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Kepemilikan Saham Publik
berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan dan didapatkan hasil bahwa
Kepemilikan Saham Publik memiliki signifikansi 0,000 < 0,05 dan koefisien variabel
memiliki nilai positif dengan beta 0,091 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kepemilikan Saham Publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Keuangan, dan hipotesis 3 dalam penelitian ini diterima.
4. Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Green Accounting berpengaruh
positif terhadap Kinerja Keuangan dan didapatkan hasil bahwa Green Accounting
memiliki signifikansi 0,310 > 0,05 dan koefisien variabel memiliki nilai negatif
dengan beta -0,008 sehingga dapat disimpulkan bahwa Green Accounting
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan, dan hipotesis 4
dalam penelitian ini ditolak.
5. Hipotesis 5 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Stuktur Modal berpengaruh
positif terhadap Kinerja Keuangan dan didapatkan hasil bahwa Struktur Modal
memiliki signifikansi 0,000 < 0,05 dan koefisien variabel memiliki nilai negatif
dengan beta -0,023 sehingga dapat disimpulkan bahwa Stuktur Modal berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan, dan hipotesis 5 dalam penelitian
ini ditolak.
100% maka semakin besar informasi yang diberikan oleh variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Adj R2
Kinerja Keuangan 0,183
Sumber: Data Diolah (SPSS 22.00)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7 diketahui pada model nilai adj R2 sebesar
0,183 atau 18,3% yang memiliki pengertian besarnya kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 18,3% sedangkan sisa dijelaskan oleh
variabel independen lain yang tidak dimasukkan kedalam model.
Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah model yang diajukan bagus atau
tidak dimana untuk melihatnya adalah dengan melakukan pengujian hipotesa dimana Ho
yang diajukan adalah tidak terdapat satu pun variabel independen yang signifikan
terhadap variabel dependen dan Ha berbunyi paling tidak terdapat satu variabel
independen yang signifikan terhadap variabel depeden, sehingga model yang baik itu
jika Ha diterima didalam pengujian global. Hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil Uji Global
Model Fstat Sig Fstat
Kinerja Keuangan 11,979 0,000
Sumber: Data Diolah (SPSS 22.00)
Berdasarkan tabel 8 hasil pengujian global (uji F) didapatkan hasil nilai sig dari
Fstat lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan dikedua model paling tidak terdapat satu variabel
independen yang signifikan terhadap variabel independen.
Pembahasan
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan
Hipotesis 1 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Kinerja Lingkungan
berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan, sesuai dengan hasil penelitian yang
menyatakan kinerja lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
keuangan. Hasil tersebut menunjukkan para pelaku pasar mendapat respon yang baik dari
masyarakat yang merupakan bagian pemangku kepentingan terhadap segala informasi
dari penilaian kinerja lingkungan tersebut dan menunjukkan bahwa perusahaan
mengungkapkan hasil dan aktivitas lingkungan dengan baik sehingga mencerminkan
kinerja keuangan yang baik sehingga bisa meyakinkan investor bahwa kinerja keuangan
perusahaan baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angelina &
Nursasi (2021) dan Yusra et al., (2020) yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
tidak mempunyai pengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Namun, hasil ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2021) dan Rahayudi & Apriwandi
(2023) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan mempunyai pengaruh positif pada
kinerja keuangan.
___________________________________Rima Sekar Ayu Cahyani/Windhy Puspitasari 203
adalah kemungkinan terjadinya gagal bayar karena perusahaan terlalu banyak melakukan
pendanaan aktiva yang diperoleh dari hutang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatin &
Kristanti (2020) menunjukkan bahwa struktur modal tidak memberikan pengaruh pada
kinerja keuangan. Namun, hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Ningsih & Utami (2020) menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh positif
signifikan pada kinerja keuangan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul Pengaruh
Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan, Kepemilikan Saham Publik, Green Accounting,
dan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kinerja Lingkungan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Kinerja
Keuangan
2. Biaya Lingkungan tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan
3. Kepemilikan Saham Publik mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
Kinerja Keuangan
4. Green Accounting tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan
5. Sturktur Modal tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan
Keterbatasan
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, hal ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Banyak perusahaan sampel yang tidak terdaftar di PROPER yang berakibat banyaknya
perusahaan yang harus dihapuskan. Hal tersebut berdampak pada jumlah sampel yang
digunakan semakin berkurang yaitu hanya menggunakan 246 sampel perusahaan.
2. Pada hasil analisis yang didapatkan, masih terdapat hasil dimana nilai standar deviasi
lebih besar dari nilai rata-rata pada variabel Biaya Lingkungan dan Green Accounting.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai standar deviasi yang diperoleh adalah kurang baik dan
secara umum kurang dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data.
3. Pada penelitian ini nilai adjusted R2 yang dihasilkan hanya sebesar 18,3% yang artinya
sebanyak 81,7% merupakan variabel-variabel lain yang dapat menjelaskan atau menjadi
faktor-faktor diterapkannya kinerja keuangan oleh suatu perusahaan
Implikasi Manajerial
Terdapat implikasi dan masukan untuk pihak yang memiliki kepentingan dalam
penelitian ini, berikut merupakan implikasi yang dapat diberikan oleh peneliti, yaitu :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya terkait
pengaruh kinerja lingkungan, biaya lingkungan, kepemilikan saham publik, green
accounting, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan. Serta diharapkan dapat
dijadikan bahan lanjutan mengenai pengembangan teori di masa yang akan datang.
___________________________________Rima Sekar Ayu Cahyani/Windhy Puspitasari 205
2. Secara Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bisa membantu perusahaan agar lebih peduli dengan
kegiatan sosial dan lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
melalui kriteria penilaian kinerja lingkungan sehingga peringkat PROPER
perusahaan akan meningkat dan menjalani pengungkapan CSR dengan lebih
lengkap dalam annual report dan dapat membuat sustainability report.
b. Bagi Stakeholders
Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan bisa memberi kesadaran
untuk para stakeholders agar bisa ikut berperan dalam melestarikan
lingkungan, sehingga bisa mendorong perusahaan dalam meningkatkan
kinerja lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, M., & Nursasi, E. (2021). No Title. Jurnal Manajemen Dirgantara, 14(2).
Apriliani, M. G., & Rifa’i, A. (2022). The Influence Of Environmental Performance,
Management Ownership And Company Characteristics On Environmental
Disclosure. Eqien- Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 11(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.34308/eqien.v11i1.732
Damayanti, A., & Astuti, S. B. (2022). Pengaruh Green Accounting Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan dan Industri Kimia yang
terdaftar di BEI periode 2017-2020). Relevan, 2(2), 116–125.
Dowling, J., & Pfeffer, J. (1975). Organizational Legitimacy Social Values and
Organizational Behavior. The Pacific Sociological Review, 18(1), 122–136.
https://doi.org/https://doi.org/10.2307/1388226
Fahira, H., & Yusrawati. (2023). Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Biaya
Lingkungan Terhadap Profitabilitas Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel
Moderating. Journal of Islamic Finance and Accounting Research, 2(1), 1–21.
Fitriana, A., & Gresya, H. (2021). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan. Perwira Journal Of Economics & Business, 1(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.54199/pjeb.v1i1.10
Freeman, R. E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman.
Gunawan, D., Haryati, R., & Anggraini, M. D. (2022). Pengaruh Struktur Modal Dan
Struktur Kepemilikan Saham Publik Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Sub Sektor Automotive Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012 - 2019. Matua Jurnal (Pengembangan Ilmu Manajemen Dan Bisnis),
4(2).
206 Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan,______________________
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar 2015 -2019). Jurnal Riset
Akuntansi, 1(2). https://doi.org/https://doi.org/10.35814/relevan.v1i2.2273
Setyaningrum, A. I., & Mayangsari, S. (2022). Analisis Pengungkapan Akuntansi
Lingkungan, Kinerja Lingkungan Dan Biaya Lingkungan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Oil, Gas & Coal. Jurnal Ekonomi Trisakti, 2(2), 1103–
1114. https://doi.org/10.25105/jet.v2i2.14594
Siagian, A. O. (2021). Pengaruh Environmental Cost Terhadap Kinerja Bisnis Dengan
Kinerja Lingkungan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ecodemica: Jurnal
Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis, 5(1), 51–60.
https://doi.org/10.31294/jeco.v5i1.9236
Siregar, F. H., Syahyunan, S., & Miraza, Z. (2022). Kinerja Lingkungan, Biaya
Lingkungan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Intervening. Inovatif: Jurnal
Ekononi, Manajemen, Akuntansi, Bisnis Digital Dan Kewirausahaan, 1(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.55983/inov.v1i2.114
Soleha, A. R. (2022). Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT
Kimia Farma, Tbk. Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis,
6(2).
Sudharto, S. V., & Salim, S. (2022). Efek Firm Size, Profitability, Gearing Ratio, Dan
Public Ownership Terhadap Risk Disclosure. Jurnal Ekonomi, 26(11), 125–143.
https://doi.org/10.24912/je.v26i11.770
Suhendra, A., Faisal, Y., & Soleha. (2022). Volume 01 Issue 01 (2022)
https://ejurnal.stietribhakti.ac.id/index.php/JAATB. 01(01), 30–46.
Tias, ade irma, & Diansyah. (2020). Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Corporate Sosial Responsibilitas Dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Milik Negara Periode Tahun 2015-
2019. Media Manajemen Jasa, 8(2), 50–62.
Widyowati, A., & Damayanti, E. (2022). Dampak Penerapan Faktor Green Accounting
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Peserta Proper Yang Listing Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis
Krisnadwipayana, 9(1), 559. https://doi.org/10.35137/jabk.v9i1.639
Wijandari, A. (2020). Determinan Terhadap Struktur Modal Dengan Non Debt Tax
Shield Sebagai Moderasi (Studi Pada Perusahaan Properti, Real Estate dan
Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2018). Tirtayasa
Ekonomika, 15(1), 175. https://doi.org/10.35448/jte.v15i1.7463
208 Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan,______________________