(PROPOSAL)
Dosen Pengampu
Oleh
S2 AKUNTANSI
2021
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 4
A. Teori Keagenan (Agency theory) .......................................................................... 4
B. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder theory) ......................................... 4
C. Sustainability Report (SR) ................................................................................... 5
D. Efektivitas Dewan Direksi Dalam Keberlanjutan Perusahaan........................... 6
BAB III............................................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN ................................................................................................. 8
A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................................. 8
B. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 8
C. Definisi Operasional............................................................................................ 10
D. Teknik Analisis .................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dapat kita rasakan iklim di bumi sudah berubah. Banyak pula
bencana yang terjadi akibat ulah manusia, seperti hilangnya beberapa mata air,
banjir bandang, pencemaran air sungai, dan pencemaran udara, yang saat ini
sangat mengkhawatirkan. Beberapa berita yang ada di media massa dan
penelitian menjelaskan bahwa proses produksi yang dilakukan di pabrik sebuah
perusahaan, menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan, dimana
mereka tidak mengelola limbah dengan baik, sehingga merugikan masyarakat
sekitar industri, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi
keberlangsungan perusahaan kedepannya, tetapi lebih kepada memperoleh
keuntungan saja. Meningkatnya kekhawatiran masyarakat saat ini mengenai
keberlanjutan dalam praktik bisnis mendorong perusahaan, utamanya
perusahaan nirlaba untuk mengadopsi elemen keberlanjutan dalam model bisnis
mereka (I.M. Ilyas dan O. Osiyevskyy , 2021). Maka dari itu diperlukannya
sebuah keberlanjutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan mengejar
kekayaan pemegang saham dengan orientasi jangka panjang yang mencari
pertumbuhan dan keuntungan yang berkelanjutan (Aras dan Igley, 2017).
Keberlanjutan lingkungan dan sosial telah diangkat sebagai isu penting oleh
pemegang saham (shareholder) dan pemangku kepentingan (stakeholder)
(Galbreath, 2013 dalam Naciti 2019). Keberlanjutan sebagai kontribusi
perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan memenuhi
kesejahteraan masyarakat dimana informasi tanggung jawab sosial dan
lingkungan tersebut diungkapkan melalui Sustainability Report. Pengungkapan
laporan sustainability report meliputi pengungkapan ekonomi, pengungkapan
sosial dan lingkungan. Menurut R. Rajesh (2019) keberlanjutan adalah tentang
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa menegosiasikan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka, bertujuan untuk
pengembangan keberlanjutan perusahaan mengintegrasikan masalah ekonomi,
lingkungan, dan sosial, selain itu juga mengintegerasikan kelembagaan, yang
diperkenalakan oleh PBB untuk mengevaluasi kinerja keberlanjutan
1
(Labuschagne et al., 2005 dalam R. Rajesh 2019). Namun untuk standar yang
dikeluarkan oleh Global Sustainability Standards Board (GSSB) yaitu standar
Global Reporting Initiative (GRI) hanya melaporkan dampak ekonomi,
lingkungan, dan/atau sosial.
Dengan hasil penelitian yang berbeda tersebut diduga ada faktor lain dalam
melakukan pengungkapan sustainability report untuk mempengaruhi nilai
perusahaan yaitu efektivitas dewan direksi dalam melaksanakan
pengungkapannya. Jensen dan Mechling (1976) dan Freeman (1984) dalam
Naciti (2019) menjelaskan hubungan antara tata kelola perusahaan (corporate
governance) dan kinerja keberlanjutan (sustainability) didasarkan pada dua
teori dominan, yaitu teori keagenan dan teori pemangku kepentingan
(stakeholder) dimana yang mengatur/ Menyusun/ menentukan dan
bertanggungjawab dalam keputusan keberlanjutan dalam perusahaan yang
utama adalah dewan direksi/ direktur. N. Garcia-Torea et al. (2016)
menunjukkan bahwa efektivitas direktur berpengaruh positif terhadap
transparansi laporan keberlanjutan ketika direksi mempromosikan praktik dan
pelaporan CSR, hal itu juga efektif dalam mempertimbangkan kepentingan
pemegang saham signifikan pada saat yang bersamaan. Maka dari itu efektivitas
dewan direksi ini dapat diteliti lebih dalam dimana diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. Keefektivitasan dewan
2
direksi diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan antara berbagai
kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara
menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh antara sustainability report terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah ada pengaruh antara efektivitas dewan direksi terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah efektivitas dewan direksi berpengaruh terhadap Hubungan antara
Sustainability Report dan Nilai Perusahaan?
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang pula dapat disusun hipotesis atau jawaban
sementara sebagai berikut:
H1 : Sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H2 : Efektivitas dewan direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H3 : Efektivitas dewan direksi mempengaruhi hubungan antara sustainability
report dan nilai perusahaan
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Implikasi teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam
kemajuan dan keterbaruan ilmu yang berhubungan dengan kebermanfaatan
pengungkapan sustainability report dan apa yang menterbelakangi laporan
yang efektif atau berkualitas baik.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca mengenai
pengungkapan sustainability report.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholders) sedangkan
penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat dan pemerintah
termasuk dalam stakeholders eksternal yang berada di luar lingkungan
perusahaan.
Teori pemangku kepentingan menekankan kesadaran perusahaan untuk
mempertimbangkan kebutuhan, kepentingan, dan pengaruh dari mereka yang
terkena dampak kebijakan dan operasi perusahaan. Dalam hal ini manajemen
berperan untuk mempertimbangkan keputusan demi memenuhi sebagian besar
dari hal-hal yang menjadi perhatian para pemangku kepentingan perusahaan.
Dengan adanya teori ini juga berarti bahwa pemangku kepentingan internal
membuat keputusan dan pengungkapan atas kegiatan atau aktivitas perusahaan
yang sudah terjadi, misalnya dengan mengungkapkan financial reporting dan
pada penelitian ini adalah sustaibability report. Menutut Lindawati dan Puspita
(2015) CSR (Corporate Social Responsibility) dapat menjadi strategi
perusahaan untuk memenuhi kepentingan dari para stakeholder akan informasi
non keuangan perusahaan terkait dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari adanya aktivitas perusahaan. Semakin baik pengungkapan CSR oleh
perusahaan akan membuat stakeholder memberikan dukungan penuh kepada
perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
dan mencapai laba yang diharapkan.
5
Penelitian yang diakukan oleh Ioannou dan Serafeim (2014) dalam Aras dan
Igley (2017) menunjukkan bahwa pelaporan keberlanjutan tidak hanya
meningkatkan transparansi tetapi juga dapat mengubah perilaku perusahaan.
Mereka menemukan bahwa: pengungkapan wajib informasi keberlanjutan
mengarah pada a) peningkatan tanggung jawab sosial para pemimpin bisnis, b)
prioritas pembangunan berkelanjutan, c) prioritas pelatihan karyawan, d)
pengawasan manajer yang lebih efisien oleh dewan direksi , e) peningkatan
penerapan praktik etis oleh perusahaan, f) penurunan penyuapan dan korupsi,
dan g) peningkatan kredibilitas manajerial dalam masyarakat.
6
pemangku kepentingan agar terwujud tata kelola perusahaan yang baik.
Direktur atau direksi yang efektif dalam melindungi nilai pemegang saham juga
efektif dalam menanggapi kepentingan pemangku kepentingan perusahaan
lainnya, hasil penelitian N. Garcia-Torea et al. (2016) menunjukkan bahwa
efektivitas direktur berpengaruh positif terhadap transparansi laporan
keberlanjutan sebagai proxy untuk perspektif pemangku kepentingan dari tata
kelola perusahaa. Selain itu hasil dari penelitiannya adalah ketika direksi
mempromosikan praktik dan pelaporan CSR, hal itu juga efektif dalam
mempertimbangkan kepentingan pemegang saham signifikan pada saat yang
bersamaan.
Perusahaan dengan tata kelola yang lebih baik lebih mungkin untuk terlibat
dalam kegiatan CSR dan kombinasi mekanisme tata kelola perusahaan yang
baik, seperti direksi, dan praktik CSR yang baik mengarah pada kinerja
keuangan yang baik pula. Hal ini juga disebabkan karena kepentingan
pemegang saham berkembang dan pemegang saham ini lebih mementingkan
CSR. Hal ini terutama terjadi pada pemegang saham yang signifikan. Maka dari
itu, dapat ditarik kesimpulan jika pemegang saham tidak hanya
mempertimbangkan nilai dari keuntungan atau menganalisis financial report
saja untuk menentukan aktivitasnya pada perusahaan, tetapi juga
mempertimbangkan tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan,yang
diungkapkan dalam sustainability report. Laporan keberlanjutan sekarang ini
mudah diakses, seperti halnya dengan laporan keuangan di website perusahaan,
hal ini dikatakan sebagai wujud tata kelola yang baik dimana perusahaan
menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Perusahaan yang beroperasi
di industri yang peka terhadap lingkungan dan perusahaan yang berasal dari
negara-negara dengan sistem tata kelola perusahaan yang berorientasi
pemangku kepentingan lebih cenderung menangani kepentingan semua
pemangku kepentingan perusahaan dengan menerbitkan laporan keberlanjutan
yang lebih transparan (N. Garcia-Torea et al., 2016). Transparansi
pengungkapan laporan ini dapat menaikan nilai dari suatu perusahaan atau
mendapatkan nilai positif dari masyarakat.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
Berikut daftar peringkat Asia Sustainability Reporting Rating
(ASRRAT) 2018-2020.
9
C. Definisi Operasional
1. Nilai Perusahaan
Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Rasio ini
merupakan konsep berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan
saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi
inkremental. Jika rasio-q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi
dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi
daripada pengeluaran investasi, hal ini merangsang investasi baru. Jika
rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Nilai Tobin’s
q dihitung dengan persamaan :
𝑀𝑉𝐸+𝐷𝐸𝐵𝑇
Tobin’s q = 𝑇𝐴
Keterangan:
MVE = Harga penutupan saham x jumlah saham yang beredar
DEBT = Total utang perusahaan
TA = Total aktiva
Tobin’s q digunakan untuk indikator kinerja keuangan perusahaan
yang diterima secara luas, banyak digunakan dalam studi keberlanjutan
sebelumnya, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Hillman & Keim
(2001) dan Servaes & Tamayo (2013) yang dikutip dalam penelitian I.M.
Ilyas dan O. Osiyevskyy (2021), lalu hasil penelitiannya dengan
menggunakan Tobin’s q menunjukkan proposisi nilai berkelanjutan secara
positif mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
2. Sustainability Report (SR)
Perhitungan SR menggunakan pendekatan dikotomi atau kategori,
yaitu jika item informasi yang ditentukan diungkapkan maka diberi skor 1,
dan jika item tidak diungkapkan maka diberi skor 0. Informasi yang di
ungkapkan berdasarkan standar yang ditentukan oleh Global Sustainability
Standards Board (GSSB) yaitu standar Global Reporting Initiative (GRI)
hanya melaporkan dampak ekonomi, lingkungan, dan/atau sosial, yaitu item
ikhtisar pengungkapan standar umum G4. Berdasarkan penelitian yang
10
dilakukan oleh Fatchan dan Trisnawati (2016), pengukuran pengungkapan
sustainability report dilakukan secara non repeated artinya hanya
menghitung satu kali untuk tiap item tanpa mempertimbangkan item
tersebut diungkapkan lagi dalam bagian lain dengan bahasa yang berbeda.
Rumus perhitungan SRDI sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
𝑆𝑅𝐷𝐼 =
𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
3. Efektivitas Dewan Direksi
Direktur atau direksi yang efektif dalam melindungi nilai pemegang
saham juga efektif dalam menanggapi kepentingan pemangku kepentingan
perusahaan lainnya, hasil penelitian N. Garcia-Torea et al. (2016)
menunjukkan bahwa efektivitas direktur berpengaruh positif terhadap
transparansi laporan keberlanjutan sebagai proxy untuk perspektif
pemangku kepentingan dari tata kelola perusahaa. Selain itu hasil dari
penelitiannya adalah ketika direksi mempromosikan praktik dan pelaporan
CSR, hal itu juga efektif dalam mempertimbangkan kepentingan pemegang
saham signifikan pada saat yang bersamaan. Efektivitas direksi berdasarkan
perspektif pemegang saham tata kelola perusahaan juga dapat diterapkan
pada perspektif pemangku kepentingan.
Indikator yang digunakan untuk menilai efektifitas dewan direksi
diambil atau menggunakan Board of directors’ effectiveness and the
stakeholder perspective of corporate governance dari penelitian N. Garcia-
Torea et al. (2016) terdiri dari indikator formatif, yaitu terdiri dari ukuran
dan independensi dewan, dualitas CEO, kehadiran perempuan di dewan,
pengalaman direktur, jumlah rapat dan pembentukan komite dewan tertentu.
Memenuhi semua indikator diberi skor 3, hanya memenuhi sebagaian
indikator diberi skor 2, dan tidak memenuhi indikator atau tidak ada
informasi yang diberikan, diberi skor 1.
D. Teknik Analisis
1. Metode Analisis
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
11
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independent sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
efektivitas dewan direksi terhadap pengaruh SR terhadap nilai perusahaan.
Perhitungan analisis regresi berganda yang digunakan yaitu:
Y = α + β1 SR + β2 EDD + β3 SR*EDD + ε
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
SR = Sustainability Report
EDD = Efektivitas Dewan Direksi
SR*EDD = Variabel Interaksi efektivitas dewan direksi dan
Sustainability Report
β 1- β3 = Koefisien Regresi
ε = Kesalahan Residual (error)
Uji regresi linear berganda dilakukan untuk mendapatkan gambaran
bagaimana variabel independen yang meliputi CSR, likuiditas, capital
intensity, dan inventory intensity mempengaruhi variabel dependen yaitu
agresivitas pajak dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, yang
disampaikan oleh Gohozali (2018) dalam Meriyani (2021).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi
nilai residual memiliki distribusi normal atau tidak.
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas memiliki arti bahwa terdapat varian variabel pada
model regresi yang tidak sama. Jika terjadi sebaliknya varian variabel
pada model regresi miliki nilai yang sama maka disebut
homoskedastitas.
c. Multikolinieritas
Uji multikolinearitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna antara variabel bebas atau tidak
dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya korelasi yang tinggi
12
antar variabel independen dapat dilakukan dengan bebera cara salah
satunya dengan menggunakan Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF).
3. Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen.
Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai
signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
4. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil
perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aras, Güler dan Ingley, Coral.2017. Corporate Behavior and Sustainability, Doing
Naciti, Valeria. 2019. Corporate governance and board of directors: The effect of
a board composition on firm sustainability performance. Journal of
Cleaner Production, 237, 117727. DOI:
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.117727
Fatchan, Ilham Nuryana dan Trisnawati, Rina. 2016. Pengaruh Good Corporate
Governance Pada Hubungan Antara Sustainability Report dan Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Indonesia Periode
2014-2015). Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1), 25-34. DOI:
https://doi.org/10.23917/reaksi.v1i1
14
Lindawati, A.S.L dan Puspita, M. E. 2015. Corporate Social Responsibility:
Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1), 157-174. DOI:
10.18202/jamal.2015.04.6013
15