Anda di halaman 1dari 5

GINANDA RIZKY AMALIA

2103020012
D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI

ETIKA BISNIS

Carilah contoh perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan perusahaan yang tidak memiliki
tanggung jawab sosial. Berikan analisis dan pendapat anda!

CONTOH PERUSAHAAN YANG MEMILIKI RASA


TANGGUNG JAWAB TERHADAP LINGKUNGAN/SOSIAL

PT. AIR ASIA


Tanggung Jawab Sosial terkait Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Untuk meminimalkan dampak negatif transportasi udara, Perseroan memberikan komitmen
besar terhadap perbaikan lingkungan sebagaimana terlihat dari bidangbidang target Manifesto
Keberlanjutan AirAsia. Berbagai bencana alam yang terjadi saat ini telah diketahui turut
diakibatkan oleh praktik-praktik kehidupan dan usaha yang tidak mengindahkan kelestarian
lingkungan hidup. Era modern, yang ditandai dengan perkembangan industrialisasi dan
teknologi yang pesat, telah memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat secara global,
namun hal ini perlu diseimbangkan dengan perhatian terhadap kelangsungan planet. Sebagai
pelaku usaha industri penerbangan, Perseroan menyadari perannya dalam memungkinkan
konektivitas dunia, sekaligus efek samping kegiatannya terhadap lingkungan, seperti jejak
karbon yang tinggi dan gas rumah kaca (GRK). Untuk meminimalkan dampak negatif
transportasi udara, Perseroan memberikan komitmen besar terhadap perbaikan lingkungan
sebagaimana terlihat dari bidang-bidang target Manifesto Keberlanjutan AirAsia.
Tanggung Jawab Sosial terkait Hak Asasi Manusia
Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) adalah prinsip utama di dalam TPB dan
berkaitan erat dengan Manifesto Berkelanjutan AirAsia. Tanggung jawab sosial terkait HAM
secara khusus diterapkan Perseroan melalui prinsip non diskriminasi di tempat kerja dan dalam
pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini tercermin dari kebijakan rekrutmen dan
pengembangan karier yang adil dan terbuka di Perseroan dalam rangka mewujudkan
keberagaman dan inklusivitas di lingkungan kerja. Karyawan diseleksi berdasarkan potensi
profesional dan kinerjanya, tanpa memandang perbedaan suku, etnis, ras, agama, dan jenis
kelamin. Prinsip-prinsip HAM juga konsisten ditanamkan kepada semua karyawan, sejalan
dengan nilai-nilai budaya Allstars. Keberhasilan menciptakan tempat kerja yang beragam dan
inklusif, tempat HAM diutamakan, diyakini Perseroan sebagai langkah penting bagi
peningkatan produktivitas kerja secara konsisten, dan dengan demikian mendukung
pertumbuhan usaha pada masa-masa mendatang.
Tanggung Jawab Sosial terkait Operasi Yang Adil
Menjalankan operasi usaha yang adil dan transparan serta sejalan dengan prinsip-prinsip GCG
adalah komitmen AirAsia Indonesia. Untuk itu, Perseroan telah menetapkan Pedoman Kode
Etik sebagai panduan bagi seluruh karyawan Perseroan dalam berinteraksi dengan sesama
karyawan dan pemangku kepentingan eksternal Perseroan sebagai bagian dari pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari. Implementasi kode etik untuk operasi usaha yang
adil terlihat dari pelaksanaan sistem tata kelola yang baik, diiringi upaya perbaikan yang terus-
menerus. Perseroan juga senantiasa memenuhi prinsip akuntabilitas dengan secara efektif dan
transparan berkomunikasi dengan publik serta menyediakan informasi secara lengkap.
Komunikasi dengan publik meliputi juga akses kepada saluran pelaporan whistleblowing
system dan pelibatan publik dalam acara-acara seperti Public Expose Media Visit, dan
Employee Gathering. Di samping itu, Perseroan juga telah menyertakan tujuan pembangunan
berkelanjutan ke dalam proses pengambilan keputusan dan berkomitmen melakukan
pemberdayaan masyarakat.
Tanggung Jawab Sosial terkait Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan
Di dalam Manifesto Keberlanjutan AirAsia, komitmen terhadap masyarakat tercermin dari
inisiatif pariwisata berkelanjutan oleh Perseroan. Di Indonesia, hal ini dilaksanakan di Pulau
Lombok. Kegiatan yang dilakukan, antara lain, adalah membina kemampuan wirausaha
penduduk, pelatihan bahasa Inggris, dan promosi wisata. Di samping itu, menyadari risiko
bencana yang dihadapi oleh Indonesia, Perseroan juga memiliki inisiatif tanggap bencana.
Berkontribusi kepada masyarakat, yaitu dengan membantu masyarakat meningkatkan taraf
hidup dan memperbaiki kualitas lingkungan sekitarnya adalah bagian dari tanggung jawab
sosial dan lingkungan Perseroan, sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 1 angka 3 dari UUPT.
Kegiatan pengembangan masyarakat juga menjadi pilar penting TPB. Di dalam Manifesto
Keberlanjutan AirAsia, komitmen terhadap masyarakat tercermin dari inisiatif pariwisata
berkelanjutan oleh Perseroan. Di Indonesia, hal ini dilaksanakan di Pulau Lombok. Kegiatan
yang dilakukan, antara lain, adalah membina kemampuan wirausaha penduduk, pelatihan
bahasa Inggris, dan promosi wisata. Di samping itu, menyadari risiko bencana yang dihadapi
oleh Indonesia, Perseroan juga memiliki inisiatif tanggap bencana.
TANGGAPAN UNTUK
PT. AIR ASIA

Dari pihak perseroan menyadari perannya sebagai perusahaan penerbangan terkemuka yang
mampu memberikan dampak sekaligus manfaat sosial dan lingkungan. Sebab itu, Perseroan
memiliki komitmen penuh untuk memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan dan membina
hubungan baik dengan semua pemangku kepentingan baik internal dan eksternal. Di samping
itu, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga merupakan wujud kepatuhan
Perseroan terhadap kerangka hukum yang berlaku, seperti UU No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Sebagai bentuk akuntabilitas, Perseroan rutin melaporkan kinerjanya di
bidang CSR melalui laporan tahunan dan buku laporan berkelanjutan yang mengacu kepada
kerangka Global Reporting Initiative (GRI). Lebih jauh lagi, sejak ditetapkannya Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tahun 2015, Perseroan bersama dengan AirAsia
Group telah berupaya menyelaraskan targettarget CSR-nya dengan ketujuh belas tujuan di
dalam TPB. Hal ini dituangkan ke dalam Manifesto Keberlanjutan AirAsia, yang mencakup
delapan inisiatif utama di bidang Karbon, Konsumsi Energi, Limbah, Konsumsi Air, Pariwisata
Berkelanjutan, Barang & Jasa, Tata Kelola, dan Budaya, dengan target-target berikut:
1. Karbon : Target jangka pendek: Nol pertumbuhan emisi karbon dari penerbangan
internasional sejak 2021. Target jangka panjang: mencapai penurunan emisi sebesar
50% pada 2050 dibandingkan tingkat emisi tahun 2005.
2. Limbah : Nol limbah plastik sekali pakai di seluruh lingkungan kerja (per akhir 2020)
dan di dalam pesawat (per akhir 2025) Penurunan limbah makanan pesawat sebesar
20% pada 2020
3. Konsumsi Energi : Penurunan konsumsi listrik 10% per tahun di semua lingkungan
kerja AirAsia.
4. Konsumsi Air : Penurunan konsumsi air sebesar 10% di lingkungan kantor
5. Pariwisata Berkelanjutan : Mendukung dan mempromosikan pariwisata lokal yang
dikelola secara lestari.
6. Barang & Jasa : Memastikan barang & jasa yang digunakan 100% berkelanjutan dan
didapatkan secara etis
7. Tata Kelola : Memastikan adanya keberagaman, lingkungan kerja yang inklusif, dan
sistem yang transparan
8. Budaya : Menanamkan nilai berkelanjutan sebagai bagian dari budaya kerja Allstars.
CONTOH PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMILIKI RASA
TANGGUNG JAWAB TERHADAP LINGKUNGAN/SOSIAL

PERUSAHAAN KELAPA SAWIT

Untuk mengetahui dampak negatif suatu industri dapat dilakukan dengan penilaian siklus
hidup (life cycle assessment - LCA). LCA sering digunakan untuk menilai dampak lingkungan
dari suatu produk berdasarkan pengaruh lingkungan yang diberikan oleh sebuah produk mulai
dari tahap ekstraksi material hingga pembuangan akhir. Sebagai Conteh, evaluasi LCA untuk
Minyak Sawit dapat dilakukan dengan menilai dampak lingkungan dari kegiatan sebagai
berikut :

1. Pra konstruksi,
2. Konstruksi,
3. Operasi dan Produksi
4. Pasca produksi

Pada tahap prakonstruksi, diperkirakan belum ada dampak negatif terhadap lingkungan.
Dampak negatif baru akan muncul pada tahap konstruksi, dimana pada tahap ini terdapat
beberapa kegiatan utama yang memberikan dampak, yaitu pembuatan jalur jalan, cut and fill,
persiapan area tanam dan pembangunan pabrik. Seluruh kegiatan tersebut akan memberikan
dampak negatif diantaranya berupa pengaruh terhadap kualitas tanah, berkurangnya
kemampuan tanah untuk menahan hujan, hilangnya/punahnya jenis-jenis tanaman, binatang
dan mikroorganisma yang menjaga keseimbangan ekosistem di daerah tersebut, hilangnya area
yang biasanya berguna untuk menjaga kelembaban udara dan tanah, hilangnya tanaman tinggi
yang menjaga area tropis menjadi bersuhu tidak terlalu panas dan pembukaan lahan luas
mempengaruhi iklim mikro yang pada akhirnya berpengaruh pada perubahan iklim global.
Sedangkan kegiatan yang biasanya dilakukan pada tahap operasi dan produksi adalah
Pengadaan bibit/pembibitan, penanaman & pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan
tanaman yang telah menghasilkan serta kegiatan Panen, pengolahan CPO & pemasaran hasil.
TANGGAPAN UNTUK
PERUSAHAAN KELAPA SAWIT

Kerakusan unsur hara dan kebutahan air tanaman sawit sangat tinggi.
a. Kebutuhan air siraman untuk bibit ± 2 liter per polybag per hari disesuaikan dengan umur
bibit. 1000 bi bit= 2000 liter/ hari
b. Kebutuhan air sawit dewasa ± 10 liter /hari. 1000 pohon = 10.000 liter/hari
c. Tidak kurang dari 1.000 liter air dibutuhkan setiap hari untuk 1 hektar kebun kelapa sawit.

Hutan monokultur sawit mengakibatkan, hilangnya fungsi hutan alam sebagai


pengatur tata air (regulate water) dan juga penghasil air (produce water). Pertumbuhan kelapa
sawit mesti dirangsang oleh berbagai macam zat fertilizer sejenis Pt5tisida dan bahan kimia
lainnya. Tanah yang ditanami hanya satu jenis tanaman secara terus menerus akan
mengakibatkan menurunnya kualitas tanah secara periodik. Limbah sawit yaitu campuran
polusi dari batok yang hancur, air, dan residu lemak, mempunyai dampak negatif pada
ekosistem akuatik. Penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk berbasis petroleum secara
bebas membuat tanah menjadi rusak dan menimbulkan pencemaran di perairan. Munculnya
hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini akan mencari habitat baru
akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. lni disebabkan karena keterbatasan lahan
dan jenis tanaman akibat monokulturasi di samping penggunaan pestisida secara masif
Pencemar yang sangat potensial dari kegiatan unit usaha perkebunan dan pabrik pengolahan
kelapa sawit : cair (sludge decanter, air hydrocyclone, air sterilizer, dan air bekas pencucian),
tandan kosong, Solid decanter, sisa cangkang, kerak dan abu boiler, oli bekas, besi bekas, asap
(asap boiler ataupun incinerator) suara (kebisingan) dari mesin pabrik.

Langkah paling penting dalam mengurangi dampak lingkungan dari minyak kelapa adalah:

1. Pelarangan terhadap pembangunan perkebunan kelapa sawit baru di Kawasan hutan


alami dan lahan gambut degan kedalaman > 4 m.
2. Perkebunan kelapa sawit seharusnya diarahkan pada lahan pertanian yang ada dan
kawasan yang gundul dan telah terdegradasi dengan parah.
3. Memelihara hutan alami di dekat perkebunan kelapa sawit cukup penting, karena hutan
menjadi tempat bernaung para predator hama kelapa sawit dan dapat mengurangi erosi
tanah di bagian sisi bukit dan kawasan penangkapan air, sementara juga memperlambat
dan mengurangi air yang terbuang.
4. Mengurangi Asap menggunakan teknik "zero burning "
5. Replanting dengan memotong, menngiris-iris, dan membiarkan tanaman sawit
membusuk (tidak membakar).
6. Zero Waste dengan Land Application terhadap limbah cari dan padat dari perkebunan
kelapa sawit.
7. Membantu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar perkebunan.
8. Membuat zona-zona konservasi di sekeliling areal perkebunan sawit yaitu melakukan
penanaman dengan tanaman lokal sehingga memiliki fungsi pencegahan erosi dan
meningkatkan infiltrasi dan menjaga kelestarian tanaman dan satwa lokal tetap ada.

Anda mungkin juga menyukai