Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) merupakan

suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk

tanggungjawab perusahaan terhadap sosial atau lingkungan dimana

perusahaan berada. Para pembuat kebijakan CSR telah menyadari

sejak lama bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari

kegiatan usaha. Dampak buruk yang timbul dari kegiatan usaha

tersebut harus direduksi sedemikian rupa supaya tidak

membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap ramah

terhadap iklim usaha.

Pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR)

merupakan suatu kewajiaban bagi setiap perusahaan yang diatur

dalam undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 Pasal

74 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Undang-Undang

menyatakan bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya

di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.

Pertanggungjawaban sosial perusahaanmerupakan suatu bentuk

tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat yang ada di sekitar

lokasi operasional perusahaan.


2

Lain halnya dengan undang-undang No. 40 Tahun 2007 yang

menyatakan bahwa CSR merupakan suatu kewajiban yang perlu

dilakukan oleh perusahaan umum, apabila dari sudut pandang PSAK

CSR merupakan bentuk sukarela yang dilakukan oleh perusahaan.

Sebagaimana dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 1 (revisi 2012) paragraf 15, sebagai berikut :

Entitas dapat menyajikan, terpisah dari laporan keuangan,

laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah.

Khususnya bagi industri, dimana faktor lingkungan hidup memang

peranan penting. Dan bagi industri yang menganggap karyawan

sebagai kelompok pengguna laporan keuangan yang memegang

peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup

Standar Akuntansi Keuangan”.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan

mengungkapkan CSR masih dalam bentuk sukarela. Adanya masalah

sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis

perusahaan, maka sudah selayaknya entitas bisnis bersedia untuk

menyajikan suatu laporan yang dapat mengungkapkan bagaimana

kontribusi mereka terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi

di sekitarnya.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan merupakan isu penting

pada masa ini. Perusahaan dituntut untuk peduli terhadap lingkungan

dan juga tanggung jawab sosial. Tekanan yang berasal dari


3

masyarakat dan pemerintah mendesak terjadinya keseimbangan

antara orientasi bisnis dengan kepedulian atas kondisi sosial dan

lingkungan. Dalam era globalisasi sekarang, terjadi pergeseran pola

pikir perusahaan menjadi lebih bersifat social oriented. Perusahaan

dituntut untuk tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi (profit),

tetapi perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam

pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan turut menjaga

kelestarian lingkungan (planet). Masyarakat mengharap dunia usaha

agar lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berdampak

buruk pada masyarakat dan lingkungannya sehingga dapat bertahan

dan berkembang secara buruk pada masyarakat dan lingkungannya

sehingga dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan untuk

memperoleh manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya

usaha.

Sekarang ini CSR tidak lagi dianggap sebagai biaya, tetapi

sebagai investasi dalam mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.

CSR bisa memberikan hubungan timbal balik yang signifikan bagi

perusahaan, CSR juga bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai

pertumbuhan yang lebih baik. CSR juga mempunyai manfaat, antara

lain menciptakan brand image bagi perusahaan di tengah pasar yang

kompetitif sehingga akan mampu menciptakan customer loyalty dan

meningkatkan reputasi bisnis. CSR juga dapat membantu perusahaan

untuk mendapatkan license to operate baik dari pemerintah maupun


4

masyarakat, atau secara tidak langsung CSR juga bisa digunakan

sebagai iklan bagi perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut, observasi yang dilakukan pada PT.

Vitapharm dan PT. Yakult Indonesia Persada, akan memberikan

gambaran bagaimana perusahaan menjalankan program tanggung

jawab sosial yang dituangkan dalam bentuk bantuan pendidikan,

kebutuhan pokok juga program-program untuk mengembangkan

potensi baik lingkungan maupun Sumber Daya Manusia (SDM).

B. Gambaran Umum Objek

1. PT.Vitapharm

PT. Vitapharm berdiri pada tahun 1962 di Surabaya dan

salah satu pendirinya adalah seorang ahli farmasi bernama Dr. Tio

Tiongho. PT. Vitapharm lahir sebagai perusahaan farmasi dengan

nama PT. General Indonesian Producing Centre. PT. Vitapharm

sempat berganti nama beberapa kali hingga nama yang sekarang

ini.

Perusahaan ini memproduksi produk-produk perawatan

dan kecantikan yang sesuai untuk daerah tropis. Untuk

meningkatkan kualitas kerja dan mutu dari perusahaan, PT.

Vitapharm telah mengantongi sertifikat CPKB (Cara Pembuatan

Kosmetik yang Baik) sebagai bukti akan kualitas produk yang

mereka produksi untuk pembuatan cream, lipstick, dan liquid pada

tahun 2008, serta powder dan compact powder pada tahun 2009.
5

Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas dari produk PT. Vitapharm

terjamin mutunya karena melewati beberapa tahap quality control,

analisa dan mikrobiologi yang ketat guna mempertahankan

kualitas dari produk.

PT. Vitapharm menggunakan mesin-mesin berteknologi

canggih, tidak lupa mereka juga memperdayakan warga sekitar

untuk turut ambil bagian menjadi sumber daya manusia yang

berpengaruh besar dalam proses produksi. Pekerja-pekerja

tersebut telah melewati masa training sehingga kinerja dan

jaminan dalam mereka bekerja dapat dipertanggungjawabkan.

Hingga kini, PT. Vitapharm telah menyerap ratusan tenaga kerja.

PT. Vitapharm mengatakan bahwa pabrik mereka juga

ramah lingkungan karena mereka mengelola limbah yang ada

sehingga tidak membahayakan lingkungan sekitar. Hal ini

meningkatkan kualitas dari perusahaan tersebut. Viva Cosmetics

merupakan perusahaan kosmetik pertama yang berani

mencantumkan Made in Indonesia pada setiap produknya, PT.

Vitapharm selama lebih dari 40 tahun senantiasa melakukan

inovasi dengan teknologi tinggi untuk menghasilkan trend

kosmetik terkini yang sesuai dengan kulit wanita di daerah tropis.

Semua dilakukan demi kepuasan pelanggan.


6

2. PT. Yakult Indonesia Persada

Pada tahun 1930, seorang dokter dan peneliti mikologi

lulusan Kyoto Imperial University Jepang, Dr. Minoru Shirota,

berhasil menemukan bakteri asam laktat yang bermanfaat.

Lactobacillus casei Shirota strain adalah jenis bakteri yang

ditemukan dan diketahui manfaatnya untuk menekan

pertumbahan bakteri merugikan yang terdapat dalam usus

manusia. Melihat potensi bakteri tersebut, Dr Minoru Shirota

menaruh perhatian yang besar kepada masyarakat. Hasil dari

dedikasinya yang tinggi untuk terus membantu menjaga

kesehatan masyarakat, pada tahun 1935 Dr. Minoru Shirota

menciptakan minuman prebiotik dengan bakteri Lactobacillus

casei shirota strain yang pada masa itu dijual murah kepada

masyarakat jepang. Minuman tersebut dikenal dengan nama

Yakult, minuman pelopor prebiotik.

PT Yakult Indonesia Persada merupakan perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi susu

fermentasi. Perusahaan ini didirakan pada tangal 2 Februari 1990.

Pabrik yakult mulai berproduksi pada bulan Januari 1991 dengan

menggunakan dana Penanaman Modal Asing 100% dari Yakult

Jepang. Awalnya pabrik Yakult berada di Jakarta, akan tetapi

karena jumlah air bersih semakin sulit di Jakarta maka pabrik ini

dipindahkan ke Sukabumi. Lokasi pabrik Yakult ini berada di Desa


7

Pewawahan Cicurug Sukabumi, Jawa Barat, dengan luas lahan

50.000 m². Karena pabrik di sukabumi sudah mencapai kapasitas

maksimum, didirikankan pabrik yang kedua di kawasan Industri

Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur dengan luas 5 Ha. Pabrik di

Mojokerto ini mulai beroperasi pada tanggal 20 Januari 2014,

sehingga dapat membantu memenuhi permintaan konsumen di

seluruh Indonesia.

Yakult mempunyai tagline “Cintai Ususmu Minum Yakuly

Tiap Hari”. Yakult memilih tagline ini yang berarti, cintai usus

adalah cara baru untuk peduli terhadap diri sendiri. Usus adalah

organ tubuh yang penting agar tubuh menjadi bugar, kuat dan

segar. Jika usus kita baik maka kitapun bisa hidup dengan baik

pula. Keistimewaan yakult di banding susu fermentasi yang lain

adalah yakult tidak menggunakan bahan pengawet, tanpa zat

pewarna, hanya memiliki satu rasa dan satu warna, dibuat secara

higienis, ISO 22000 (tahun 2005), ISO 9001 (tahun 2008), serta

mendapatkan pengakuan dari POM MUI yang diperbarui setiap 2

tahun sekali.

PT Yakult merupakan penghasil produk dalam volume

tinggi tetapi variasi rendah. Strategi proses yang dipilih adalah

focus pada produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis produk,

selain itu juga peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang

khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua


8

sudah terstandardisasi. Hal ini terbukti dengn adanya Standar

Operasional Prosedur Kerja bagi karyawan perusahaan. Dalam

pembuatan yakult, bahan baku yang digunakan adalah bakteri,

susu bubuk, glukosa dan air. Sedangkan bahan yang digunakan

untuk membuat botolnya adalah polysteren dan tutupnya dibuat

menggunakan alumunium foil. Kapasitas produksi dari PT Yakult

adalah 5.800.000 botol/hari. Kapasitas produksi yang dilakukan

tergantung permintaan pasar.

Pabrik yakult di rancang sedemikian rupa agar pengunjung

dapat melihat langsung produksi yakult melalui koridor khusus.

Selain itu pengunjung juga dapat bertanya jawab seputar produksi

yakult. PT Yakult menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi

rendah variasi. Strategi proses yang dipilih adalah focus pada

produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis produk. Selain itu

juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan

pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah

terstandardisasi. Hal ini terbukti dengan adanya Standar

Operasional Prosedur kerja bagi karyawan perusahaan.

C. Permasalahan Objek

1. Bagaimana menciptakan pertanggungjawaban sosial perusahaan

yang bermanfaat bagi lingkungan?

2. Bagaimana hubungan pertanggungjawaban sosial perusahaan

dengan pembangunan berkelanjutan?


9

D. Tujuan Laporan

1. Untuk mengetahui manfaat dari pertanggungjawaban sosial

perusahaan

2. Untuk mengetahui hubungan pembangunan berkelanjutan dengan

pertanggungjawaban sosial yang dilakukan perusahaan.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Kotler dan Lee (2005: 3) dalam Revita (2013) mendefinisikan

pertanggungjawaban sosial perusahaan sebagai berikut: “Corporate

social responsibility is a commitment to improve community well-being

through discretionary business practice and contributions of corporate

resource”. “Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis

dan kontribusi dari sumber daya perusahaan.”

Menurut The World Business Council for Sustainable

Development mendefinisikan pertanggung jawaban sebagai

“Continuing commitment by business to behave athically and

contribute to economicdevelopment while improving the quality of life

of the workforce and their families as well asof the local community

and society at large”. Pengertian yang diberikan diatas, apabila

diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti “Komitmen bisnis

untuk secara terus-menerus berperilaku etis dan berkontribusi dalam

pembangunan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup karyawan

dan keluarganya, masyrakat lokal, serta masyarakat luas pada

umumnya.”

Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) menegaskan bahwa


11

“tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,

maupun masyarakat pada umumnya”. Jadi, UU PT lebih menekankan

CSR sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mewujudkan

konsep pembangunan berkelanjutan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan merupakan tanggung

jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku

etis, meminimalkan dampak negatif, dan memaksimalkan dampak

positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple

bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan sebagai tanggung

jawab perusahaan baik ke dalam maupun ke luar perusahaan.

Tanggung jawab ke dalam diarahkan kepada pemegang saham dan

karyawan dalam wujud profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan,

sedangkan tanggung jawab ke luar dikaitkan dengan peran

perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja,

meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta

memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.

Menurut Untung (2008:1) dalam Sapia (2015)

pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah komitmen perusahaan


12

atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi

yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial

perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara

perhatianterhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Manfaat

CSR bagi perusahaan antara lain:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek

perusahaan

2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan

4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional perusahaan.

5. Membuka peluang pasar yang lebih luas

6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

10. Peluang mendapatkan penghargaan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam

laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting

adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan

sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam

konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi,

lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (ACCA,


13

2004 dalam Anggraini, 2006). Sustainability report harus menjadi

dokumen strategik yang berlevel tinggi yangmenempatkan isu,

tantangan dan peluang Sustainability Development yangmembawanya

menuju kepada core business dan sektor industrinya.

Dalam implementasi konsep responsibility, perusahaan

menjalankan tanggung jawab tidak hanya berpijak pada satu bottom

line saja, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan

dalam kondisi keuangan (financial). Karena kondisi keuangan saja

tidak cukup bagi nilai perusahaan untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari

profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu

keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki

kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan

kesejahteraan masyarakat (people). Prinsip profit, planet, dan people

ini akan saling mendukung dalam proses pelaksanan tanggung jawab

sosial yang dilaksanakan perusahaan.

Berikut penjelasan komponen-komponen bottom line dari

Konsep 3P :

1. Profit

Perusahaan harus berorientasi untuk tetap mencari

keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi

dan berkembang sebagai wujud pertanggungjawaban kepada


14

shareholders-nya, selain itu juga memberikan manfaat ekonomi rill

kepada masyarakat.

2. Planet

Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan

keberlanjutan keragaman hayati karena merupakan aspek penting

proses operasi, dimana perusahaan memanfaatkan dan mengolah

sumber daya alam untuk menciptakan tujuan ekonomi dan

kelangsungan masa depan.

3. People

Kesejahteraan manusia sangatlah penting, meliputi praktek

yang adil, wajar dan memberi manfaat menguntungkan terhadap

orang-orang yang bersinggungan dengan dampak dari

beroperasinya suatu perusahaan.

B. Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Ada tiga pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu :

1. Pemeriksaan Sosial (Social Audit)

Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak

ekonomi, sosial dan lingkungan dari program-program yang

berorientasi sosial dari operasioperasi yang dilakukan

perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat

suatu daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki

konsekuensi sosial, lalu auditor sosial akan mencoba


15

mengestimasi dan mengukur dampak-dampak yang ditimbulkan

oleh aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Laporan Sosial (Social Report)

Berbagai alternatif format laporan untuk menyajikan laporan

sosial telah diajukan oleh para akademis dan praktisioner.

Pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan

untuk melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban

sosialnya ini dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi empat

kelompok sebagai berikut (Henry dan Murtanto, 2001 dalam

Kuntari dan Sulistyani, 2007) :

a. Inventory Approach

Perusahaan mengkompilasikan dan mengungkapkan

sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas-aktivitas sosial

perusahaan. Daftar ini harus memuat semua aktivitas sosial

perusahaan baik yang bersifat positif maupun negatif.

b. Cost Approach

Perusahaan membuat daftar aktivitas-aktivitas sosial

perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada

masing-masing aktivitas tersebut

c. Program Management Approach

Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivitas-

aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan dari


16

aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.

d. Cost Benefit Approach

Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki

dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut.

Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya

kesulitan dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang

diakibatkan oleh perusahaan terhadap masyarakat.

3. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In

Annual Report)

Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi

tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan

lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat

dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan,

laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman

kepada bursa efek atau melalui media masa. Perusahaan

cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan

dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh

perusahaan tersebut. Gray, et al., dalam Florence, et al., 2004

menyebutkan ada tiga studi, yaitu :

a. Decision Usefulness Studies

Belkaoui (1989) mengemukakan bahwa perusahaan

yang melakukan aktivitas sosial akan mengungkapkannya


17

dalam laporan keuangan. Sebagian dari studi-studi yang

dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan pendapat ini

menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh

para pemakai laporan keuangan. Para analis, banker dan

pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut diminta

untuk melakukan pemeringkatan terhadap informasi

akuntansi. Informasi akuntansi tersebut tidak terbatas pada

informasi akuntansi tradisional yang telah dinilai selama ini,

namun juga informasi yang lain yang relatif baru dalam

wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi aktivitas

sosial perusahaan pada posisi yang moderatelyimportant.

b. Economic Theory Studies

Studi ini menggunakan agency theory dimana

menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu

prinsipal. Lazimnya, principal diartikan sebagai pemegang

saham atau tradisional users lain. Namun, pengertian prinsipal

tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan

yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan

berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan

keinginan publik.

c. Social and Political Theory Studies

Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori

legitimasi organisasi dan teori ekonomi politik. Teori


18

stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan

ditentukan oleh para stakeholder. Pengungkapan sosial yang

dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary

(sukarela), unaudit (belum diaudit), dan unregulated (tidak

dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Darwin (2004)

mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility terbagi

menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan

dan kinerja sosial.

C. Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh WCED

(World Commission on Environment and Development) sebagai

“Sustainable development is development which meets the needs of

the present without compromising the ability of future generations to

meet their own needs”. (Pembangunan berkelanjutan merupakan

pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa

mengkompromikan kemampuan dari generasi berikutnya dalam

memenuhi kebutuhan mereka).

Ada 3 aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan, yakni:

1. Aspek Ekonomi

Dimana suatu sistem ekonomi berkelanjutan harus mampu

menghasilkan barang dan jasa secara berkesinambungan dan

menghindari terjadinya ketidakseimbangan sistem sektoral yang

mengakibatkan rusaknya sistem pertanian dan industri.


19

2. Aspek Lingkungan

Suatu sistem keberlanjutan lingkungan harus mampu

mempertahankan sumber daya alam secara stabil, menghindari

over eksploitasi sumber daya alam termasuk didalamnya

pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas atmosfer, dan

pelestarian fungsi ekosistem lainnya yang tidak bisa digolongkan

sebagai sumber daya ekonomi.

3. Aspek Sosial

Sebuah sistem sosial yang berkelanjutan harus mampu

mencapai ekuitas distribusi secara memadai, penyediaan

pelayanan sosial termasuk kesehatan dan pendidikan, kesetaraan

gender, dan akuntabilitas partisipasi dalam politik.

Menurut UU No. 32 Tahun 2009 yang dimaksud pembangunan

berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan

aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta

keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi

masa kini dan generasi masa depan. Konsep Sustainable

Development sendiri mengandung dua ide utama, yaitu (1) untuk

melindungi lingkungan dibutuhkan pembangunan ekonomi, dan (2)

pembangunan ekonomi harus memerhatikan keberlanjutan, yakni

dengan cara melindungi sumber daya yang dimiliki bumi bagi generasi

mendatang.
20

D. Hubungan antara Konsep Pembangunan Berkelanjutan dengan

Pertanggungjawaban Sosial pada Perusahaan

Dalam konteks perusahaan, sustainability merupakan salah

satu tujuan utama dari semua perusahaan. Dalam mencapai tujuan ini

perusahaan juga harus berupaya keras untuk menyeimbangkan

antara kinerja ekonomi, kesejahteraan sosial (well-being) dan

peremajaan serta pelestarian lingkungan hidup yang terkait dalam

proses produksinya. Salah satu upaya untuk mencapai keseimbangan

ini yakni dengan jalan menerapkan program - program CSR.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa CSR berkaitan erat dengan

upaya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan kata

lain, CSR dapat dianggap sebagai “vehicle” (kendaraan) guna

mengintegrasikan kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan yang

selama ini dianggap berbenturan satu dengan yang lain.


21

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan kuliah kerja lapangan yang telah dilakukan pada

perusahaan PT. Vitapharm dan PT. Yakult Indonesia Persada, ditemukan

hasil yang perlu dianalisis mengenai sistem pengelolaan

pertanggungjawaban sosial perusahaan guna meningkatkan

pembangunan berkelanjutan pada perusahaan adalah sebagai berikut:

1. PT. Vitapharm

PT. Vitapharm merupakan perusahaan yang memproduksi

produk - produk perawatan dan kecantikan yang sesuai untuk daerah

tropis. Dalam perusahan ini juga melakukan pertanggungjawaban

sosial (CSR). Pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh PT.

Vitapharm merupakan wujud dari komitmen dari perusahaan untuk

berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan

dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.

Dengan adanya komitmen pada perusahaan tersebut maka

perwujudan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh PT.

Vitapharm yaitu dengan turut mendukung dan berperan dalam

kegiatan untuk masyarakat yang berupaya untuk pembangunan yang

meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya untuk

kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan atau mengurangi


22

kebutuhan generasi yang akan datang. Adapun kegiatan–kegiatan

yang dilakukan oleh PT. Vitapharm adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan Beauty Class untuk kaum Difabel

Dengan mengadakan kegiatan Beauty Class untuk kaum

Difabel maka PT. Vitapharm telah melakukan adanya

pembangunan berkelanjutan pada aspek sosial dengan

pembangunan yang berdimensi pada manusia khususnya untuk

kaum difabel. Kegiatan sosial tersebut bertujuan tidak hanya pada

permasalahan ekonomi, pembangunan berkelanjutan untuk

menjaga keberlangsungan budaya namun dari sisi kehidupan

sebuah masyarakat yang mempunyai kekurangan supaya sebuah

masyarakat tersebut tetap bisa eksis untuk menjalani kehidupan

serta mempunyai keahlian sampai masa mendatang.

b. Melakukan pelatihan kepada petani bengkoang dan bank sampah

Dengan mengadakan kegiatan pelatihan kepada petani

bengkoang dan bank sampah maka PT. Vitapharm telah

melakukan adanya pembangunan berkelanjutan pada aspek

ekonomi dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan berkaitan

erat dengan pertumbuhan ekonomi petani bengkoang yang

merupakan produsen untuk membuat produk – produk dari PT.

Vitapharm. Serta bagaimana mencari jalan untuk memajukan

ekonomi petani bengkoang yang memiliki keterbatasan dalam

teknologi untuk jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam.


23

Sedangkan dalam aspek lingkungan, PT. Vitapharm

melakukan pelatihan yang ditujukan kepada bank sampah untuk

memberikan wacana baru mengenai pentingnya melestarikan

lingkungan alam demi masa depan, generasi yang akan datang

dan berusaha untuk menerapkannya dalam hal pengelolaan

sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan dengan baik tanpa

membahayakan dan merusak lingkungan sekitar. Serta

melakukan pembuangan limbah industri tidak boleh melebihi

kapasitas asimilasi pencemaran dalam lingkungan.

c. Meet and Great

Dengan mengadakan kegiatan Meet and Great maka PT.

Vitapharm telah melakukan adanya pembangunan berkelanjutan

pada aspek budaya. Pembangunan yang berdimensi dalam hal

interaksi, interrelasi dan interdependesi dan yang erat kaitannya

dengan aspek budaya. Karena dengan adanya acara meet and

great tersebut selain mengenalkan dari adanya produk – produk

kecantikan dari PT. Vitapharm, perusahaan juga memberikan

seminar dan lomba Tata Rias untuk meningkatkan pengetahuan

dan wawasan penata rias di Indonesia.

Pertanggungjawaban sosial yang telah dilakukan PT.

Vitapharm tidak hanya menggugurkan kewajiban sebagai perusahaan

yang memang harus melakukan tanggung jawab kepada masyarakat

dan lingkungan sekitar. Tetapi pertanggungjawaban itu dilakukan


24

secara nyata serta ingin membangun masyarakat tanpa

mengorbankan alam, lingkungan dan generasi masa mendatang.

Disamping melakukan adanya program pertanggungjawaban

sosial tersebut. PT. Vitapharm juga merupakan ajang untuk

memperkenalkan produk dari PT Vitapharm itu sendiri.

Pertanggungjawaban sosial yang dilakukan PT. Vitapharm merupakan

konsep dari pembangunan berkelanjutan yang memenuhi kebutuhan

generasi sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan dari

generasi berikutnya dalam memenuhi kebutuhan mereka.

. PT. Vitapharm tidak hanya melakukan tanggung jawab sosial

perusahaan akan tetapi perusahaan juga melakukan pengungkapan

secara transparan dalam produksinya yang sangat higenis. Maka

dengan adanya pertanggungjawaban sosial yang dilakukan tersebut

mengakibatkan keseimbangan antara kinerja ekonomi, kesejahteraan

sosial dan peremajaan serta pelestarian lingkungan hidup yang terkait

dalam proses produksi dalam perusahaan.

Dengan adanya pertanggungjawaban sosial tersebut juga

meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat. Hal itu dapat

dibuktikan dengan adanya kerjasama yang sering dilakukan dengan

masyarakat oleh PT. Vitapharm. Kerjasama yang dilakukan akan

berakibat lebih banyak lagi orang yang tahu dengan produk - produk

yang dihasilkan oleh PT. Vitapharm. Maka dari itu masyarakat akan
25

percaya terhadap kualitas produknya dan konsumen yang

menggunakan produk dari PT. Vitapharm akan semakin bertambah.

2. PT. Yakult Indonesia Persada

PT. Yakult Indonesia Persada merupakan perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi susu fermentasi.

Perusahaan ini menciptakan minuman prebiotik dengan bakteri

Lactobacillus casei shirota strain yang dikenal dengan nama Yakult.

Dalam perusahan ini juga melakukan pertanggungjawaban sosial

(CSR).

Pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh PT. Yakult

Indonesia Persada merupakan upaya kepedulian terhadap lingkungan

sekitar dan lebih dekat dengan masyarakat. Dengan begitu akan

meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta

memelihara lingkungan bagi generasi mendatang. Untuk mencapai

tujuan tersebut diwujudkan melalui program–program CSR dalam

bentuk tanggung jawab untuk pembangunan yang berkelanjutan,

beberapa tanggung jawab sosial yang telah dilakukan oleh PT. Yakult

adalah sebagai berikut:

1. Menjalin kerjasama dengan PT. Dharmala Indilands

Dengan melakukan kerjasama ini PT. Yakult tidak semata –

mata menjalin sebagai mitra kerja, tetapi guna melakukan

pertanggungjawaban sosial bagi masyarakat dan lingkungan.

Karena, dalam kerjasama ini PT. Dharmala Indilands menangani


26

produk dari Yakult yang cacat serta menerima dan mengolah

limbah dari PT. Yakult tersebut.

Buangan limbah dari Yakult yang tersebut dibedakan

menjadi dua limbah yaitu cairan dan padat. Sehingga dalam

proses pembuangan limbah harus juga mempertimbangkan agar

lingkungan dan masyarakat tidak terkena dampaknya. Dari

buangan produk Yakult yang cacat ini, dapat digunakan untuk

proses daur ulang yang dapat memberikan nilai ekonomi lebih bagi

masyarakat.

2. Pembuatan Kolam Ikan

Pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh PT. Yakult

dalam aspek lingkungan salah satunya adalah pembuatan kolam

ikan. Pembuatan kolam ikan tersebut berguna untuk mengetahui

apakah air yang telah dialiri limbah cair buangan dari PT. Yaklut

masih bisa digunakan untuk keberlangsungan mahluk hidup atau

tidak. Dengan adanya program seperti ini, maka tanggungjawab

sosial yang dilakukan oleh PT. Yakult sangat berpengaruh bagi

lingkungan khususnya tidak ada pencemaran air setelah dialiri

oleh buangan dari limbah Yakult tersebut.

3. Kerjasama dengan Panti Asuhan Lestari untuk melakukan

penanaman pohon

Dengan mengadakan kerjasama ini PT. Yakult telah

melakukan pertanggungjawaban sosial guna meningkatkan


27

pembangunan yang berkelanjutan bagi masyarakat dalam aspek

sosial dan aspek lingkungan. Untuk aspek sosialnya, PT. Yakult

memberikan kontribusi dan pelayanan kepada anak – anak panti

asuhan tersebut dengan memberi bantuan dan memberikan

pengetahuan agar dapat mengetahui pentingnya menjaga alam

sekitar dan bisa mempraktekkan langsung dengan program

menanaman pohon.

Pertanggungjawaban sosial untuk meningkatkan

pembangunan yang berkelanjutan bagi lingkungan dan

masyarakat, PT. Yakult melakukan penanaman pohon yang

bekerjasama dengan Panti Asuhan Lestari. Penanaman pohon

tersebut dilakukan di gunung Pananggungan yang berada di

belakang pabrik. Progam dari pertanggungjawaban sosial ini yang

bermanfaat bagi alam sekitar dan juga masyarakat.


28

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pertanggungjawaban sosial perusahaan merupakan komitmen

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis

dan kontribusi dari sumber daya perusahaan. Menurut Pasal 1 ayat

(3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (UU PT) menegaskan bahwa “tanggung jawab sosial dan

lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan danlingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan

sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.

Jadi, UU PT lebih menekankan CSR sebagai wujudkomitmen

perusahaan dalam mewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di perusahaan yaitu,

PT. Vitapharm dan PT. Yakult Indosenia Persada dapat disimpulkan

bahwa dari kedua perusahaan tersebut telah melakukan

pertanggungjawaban sosial. Program dari pertanggungjawaban sosial

tersebut di wujudkan dengan mengadakan Beauty Class untuk kaum

difabel, melakukan pelatihan kepada petani bengkoang dan bank

sampah serta mengadakan Meet and Great oleh PT. Vitapharm. PT.

Yakult Indonesia Persada melakukan Pertanggungjawaban sosial


29

dengan melakukan menjalin kerjasama dengan PT. Dharmala

Indilands untuk menangani produk cacat dan buangan limbah padat,

pembuatan kolam ikan untuk membuktikan kandungan air dalam

buangan limbah cair serta kerjasama dengan Panti Asuhan Lestari

untuk melakukan penanaman pohon.

Secara keseluruhan kedua perusahaan telah sadar akan

pentingnya melakukan pertanggungjawaban sosial.

Pertanggungjawaban sosial yang dilakukan sangat bermanfaat bagi

lingkungan dan masyarakat sekitar.

B. Saran

Perusahaan lebih meningkatkan program - program

Pertanggungjawaban sosial secara internal maupun eksternal, baik

yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan kualitas citra perusahaan bagi keberlangsungan di

masa depan.
30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai