Anda di halaman 1dari 20

1

TUGAS PERORANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN
DOSEN : DR. ETTY INDRIANI, M.M., M.SI.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


INDO TAMBANGRAYA MEGAH Tbk

OLEH :
PUSPITO RETNO GUNTARI
NIM : 2020015326

MAGISTER MANAJEMEN
STIE AUB SURAKARTA
2021
2

I. ANALISA LAPORAN KEUANGAN

A. ANALISA TREND PERUSAHAAN


1. Ratio Likuditas
Rasio likuiditas merupakan sebuah rasio yang dapat menampilkan
kemampuan perusahaan saat memenuhi kewajiban atau membayar utang
jangka pendeknya. Rasio inilah yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dari seberapa likuidnya sebuah perusahaan. Apabila perusahaan mampu
memenuhi kewajiban yang dimiliki, maka perusahaan tersebut likuid, namun
apabila mereka tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan
tersebut ilikuid
Rasio lancar (current ratio), adalah yang terdiri dari perhitungan rasio
likuiditas , perhitungan rasio lancar ini dapat diartikan untuk mengetahui
tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya
dengan aktiva lancar, yang dimana jenis aktiva ini dapat ditukar dengan kas
dalam periode satu tahun dapat dihitung dengan rumus :
Rasio Lancar = Aktiva lancar (Current Assets) ÷ Hutang lancar (Current
Liabilities)
Data kredit dan dana pihak ketika bisa dilihata pada Neraca Indo
Tambangraya Megah tahun 2015-2019 sebagai berikut :
3

Sumber : INDO TAMBANGRAYA MEGAH Company Report : January 2019

Current Ratio Indo Tambangraya Megah Tbk


Tahun 2014-2018
TAHUN Current asset Current Liabilities CR
2014 7.082.961 4.528.818 156,4%
2015 7.066.914 3.922.241 180,2%
2016 7.242.058 3.208.987 225,7%
2017 10.797.702 4.437.078 243,4%
2018 12.432.677 5.983.409 207,8%
    RATA-RATA 202,7%
Sumber : INDO TAMBANGRAYA MEGAH Company Report : January 2019

Secara Rata-rata Current Ratio Indo Tambangraya Megah Tbk dari


tahun 2014-2018 adalah 202,7% , nilai ini berarti setiap hutang Rp 1 dijamin
dengan Rp 2,02 aset lancarnya, selama periode 2014-2018 angka Current
Ratio Cenderung meningkat hal ini menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan
terus naik dari tahun ke tahun. Tahun 2018 menurun karena kenaikkan
current asset relatif lebih kecil daripada kenaikkan current liabilities.
4

Current ratio mencapai tingkat tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar
243,4% dan tingkat terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 156,4%.

2. Ratio Aktivitas
Rasio Aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Atau dapat pula dikatakan rasio ini gunakan untuk menggunakan tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efesinensi yang dilakukan
misalnya dibidang penjualan, persedian, penagihan piutang, dan efisiensi
dibidang lainya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-sehari.
Salah satu ratio aktivitas yang akan digunakan untuk pembahasan ini adalah
Ratio Perputaran Total Aset (Total Aset Turnover) yaitu Rasio ini  mengukur
aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan melalui
asetnya. Rumus untuk menghitungnya yaitu penjualan bersih harus dibagi
dengan total aset rata-rata, atau sebaagai berikut:
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata
Pada intinya, semakin tinggi rasio ini, semakin baik bagi perusahaan karena
ini berarti dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dengan beberapa
tingkat aset tertentu.
5
6

Total Aset Turnover Indo Tambangraya Megah


Tahun 2014-1018 Tbk
TAHUN PENJUALAN TOTAL ASET RATA TATO
BERSIH RATA
2014 24.158.858 16.297.303 1,48
2015 21.924.308 16.254.339 1,35
2016 18.373.703 16.254.765 1,13
2017 22.889.685 18.407.166 1,24
2018 21.127.386 21.995.060 0,96
    RATA-RATA 1,23
Sumber : Indo Tambangraya Megah Company Report : January 2019 Yang Diolah

Nilai perputaran aset rata-raa Indo Tambangraya Megah adalah 1,23. Nilai
1,23 pada Rasio ini berarti penjualan bersihnya sama dengan 1,23 kali dari
rata-rata total aset pada tahun tersebut, Total Asset Turnover atau TATO
selama tahun 2014-2018 terdapat kecenderungan turun kecuali tahun 2017
yang mengalami kenaikkan dibanding tahun sebelumnya.. kecenderungan
turun sejak 2014 sampai denagn 2018. Tahun 2016 adalah saat nilai TATO
paling rendah dan terjadi penurunan pada tahun ini, hal ini disebabkan karena
pada tahun 2016 penjualan bersih menurun.

3. Ratio Leverage
Leverage ratio  adalah rasio keuangan yang menunjukkan tingkat utang yang
telah dikeluarkan oleh suatu badan usaha atau bisnis. Rasio leverage disebut
juga dengan istilah rasio solvabilitas dapat dipahami sebagai rasio keuangan
yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
atau utang jangka panjangnya. Utang jangka panjang itu sendiri dimaknai
sebagai kewajiban atau utang yang waktu jatuh temponya lebih dari satu
tahun.
Rasio leverage membandingkan antara total beban utang perusahaan
terhadap aset atau ekuitasnya. Artinya, rasio ini menunjukkan seberapa
banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham
dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh para kreditur atau pemberi
utangnya. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi,
apabila jumlah aset yang dimiliki perusahaan lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah aset krediturnya.
7

Sebagai salah satu parameter untuk mengukur kesehatan keuangan


perusahaan, rasio leverage dibutuhkan untuk membantu manajemen dan
investor dalam memahami tingkat struktur modal pada perusahaan terkait.
Selain itu, rasio ini juga mencerminkan sumber pembiayaan dalam
operasional bisnis atau kegiatan bisnis perusahaan, dari utang ataukah
ekuitas.Salah satu ratio yang digunakan untuk menghitung Leverage Ratio
adalah Debt-to-Assets Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan mengandalkan utang untuk membiayai asetnya.
Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan total aset
yang dimiliki perusahaan, yang diformulasikan seperti berikut.
Debt-to-Assets Ratio = Total Liabilities / Total asset
Data total Total Liabilities dan Total asset diambil dari Neraca tahunan INDO
TAMBANGRAYA MEGAH seperti tabel di bawah ini :

Sumber : INDO TAMBANGRAYA MEGAH Company Report : January 2019


8

Debt-to-Assets Ratio Indo Tambangraya Megah


Tahun 2014-2018
TAHUN TOTAL ASSET TOTAL DAR
LIABILITIES
2014 16.297.303 5.296.169 32,50%
2015 16.254.339 4.742.460 29,18%
2016 16.254.765 4.602.536 28,31%
2017 18.407.166 5.426.299 29,48%
2018 21.995.060 7.034.127 31,98%
    RATA-RATA 30,29%
Sumber : INDO TAMBANGRAYA MEGAH Company Report : January 2019

Debt-to-Assets Ratio Perusahaan Indo Tambangraya Megah rata-rata


adalah sebesar 30,29 % hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rat hutang
Indo Tambangraya Megah adalah 30,29 persen dari total aset yang
dimiliki.
Berdasarkan nilai Debt-to-Assets Ratio Perusahaan Indo Tambangraya
Megah sebesar 30,29% mempunyai makna
 30,29 % aset yang dimiliki INDO TAMBANGRAYA MEGAH dibiayai
oleh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.
 69,71 % aset dibiayai oleh Modal.
Debt-to-Assets Ratio Perusahaan INDO TAMBANGRAYA MEGAH selama
periode 2014-2017 cenderung mengalami penurunan yang menunjukkan
ketergantungan perusahaan terhadap hutang untuk membiayai asetnya juga
semakin menurun, Perusahaan mencapai DAR tertinggi pada tahun 2014
yaitu sebesar 32,50% kemudian mengalami penurunan dan kenaikkan
kembali hingga menjadi 31,98% pada tahun 2018.

4. Ratio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan , profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada
tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Ada beberapa indikator
9

yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan , salah


satunya adalah Return on Assets (ROA).
ROA adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan
dalam menghasilkan pendapatan dengan memanfaatkan aset perusahaan
yang mereka miliki. Dengan kata lain, itu menunjukkan seberapa efisien
sumber daya dari suatu perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan
Untuk menghitung ROA dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Return on Assets = Net Income / Total Assets

Return on Asset Indo Tambangraya Megah


Tahun 2014-2018
  2014 2015 2016 2017 2018
ROA 20,05% 5,36% 10,80% 18,60% 13,38%
Perubahan (73,27%) 101,49% 72,22% (28,06%)
Sumber : INDO TAMBANGRAYA MEGAH Company Report : January 2019
10

Semakin besar nilai ROA artinya semakin baik kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba. Dari tabel di atas ROA untuk Indo Tambangraya
Megah rata-rata adalah 13,64%, pada tahun 2014 dan 2018 ROA Indo
Tambangraya Megah mengalami penurunan. Return on asset (ROA) selama
kurun waktu 2014-2018 adalah positif hal ini mempunyai arti bahwa laba
perusahaan dalam kondisi positif atau perusahaan tidak mengalami kerugian,
hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara
keseluruhan telah mampu untuk menghasilkan laba.
Pada tahun 2014 terdapat ROA mempunyai nilai 20,05% tertinggi selama
periode tersebut. Sedangkan ROA terendah terdapat pada tahun 2015 yaitu
sebesar 5,36 %.

5. Ratio Pasar
Rasio nilai pasar adalah rasio yang memperhitungkan harga saham dengan
laba, nilai buku per saham hingga arus kas.
Ratio Pasar yang sering digunakan untuk industri perusahaan adalah
1. Price to Earning Ratio atau PER (P/E Ratio) adalah rasio harga pasar per
saham terhadap laba bersih per saham. Rasio Price to Earning ini adalah
rasio valuasi harga per saham perusahaan saat ini dibandingkan dengan
laba bersih per sahamnya. Price to Earning Ratio ini merupakan rasio
yang sering digunakan untuk mengevaluasi investasi prospektif. Rasio ini
juga digunakan untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan
apakah akan membeli saham perusahaan tertentu. Umumnya, para trader
atau investor akan memperhitungkan PER atau P/E Ratio untuk
memperkirakan nilai pasar pada suatu saham.
Rasio PER-nya yang lebih tinggi menunjukan bahwa pasar bersedia
membayar lebih terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan, serta
memiliki harapan yang tinggi terhadap masa depan perusahaan tersebut
sehingga bersedia untuk menghargainya dengan harga yang lebih tinggi.
Di sisi lain, Rasio Harga Terhadap Pendapatan (Price Earning Rasio) yang
lebih rendah mengindikasikan bahwa pasar tidak memiliki kepercayaan
yang cukup terhadap masa depan saham perusahaan yang bersangkutan.
Untuk menghitung Price to Earning Ratio menggunakan rumus sebagai
berikut :
11

Price to Earnings Ratio (PER) = Harga Saham / Laba per Saham


2. Price to Book Value atau disebut dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku
yang disingkat dengan PBV adalah rasio valuasi investasi yang sering
digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai pasar saham
perusahaan dengan nilai bukunya.  RAsio PBV ini menunjukan berapa
banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih perusahaan.
Price to Book Value Rasio (PBV) atau Rasio Harga Saham terhadap nilai
Buku ini sering digunakan untuk menilai harga suatu saham apakah
murah atau mahal yang biasanya disebut dengan Valuasi Saham.
Perusahaan dengan PBV dibawah angka “1” biasanya dianggap sebagai
saham yang harganya murah sedangkan rasio PBV diatas nilai “1”  dapat
dianggap sebagai saham yang berharga mahal.
Untuk menghitung Rasio PBV menggunakan rumus sebagai berikut :

Rasio Harga terhadap Nilai Buku = Harga per Lembar Saham / Nilai
Buku per lembar Saham
3. Market Value added (MVA). MVA diperoleh dengan menghitung nilai
perusahaan (company/enterprise value), penjumlahan harga pasar
seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya yang dimaksudkan
untuk mobilitasi capital, dikurangi nilai buku (book value) atau modal yang
diinvestaskan
Untuk menghitung MVA digubakan rumus :
MVA = nilai pasar dari saham – ekuitas modal yang diberikan pemegang saham.
       = (saham beredar) x (harga saham) – total ekuitas saham biasa

Ratio pasar INDO TAMBANGRAYA MEGAH tahun 2019 tersaji dalam data
di bawah ini :
12

Sumber : INDO TAMBANGRAYA MEGAH Company Report : January 2019


A. Analisis PER dari Indo Tambangraya Megah
 Rasio Harga Terhadap Pendapatan (Price Earning Rasio) dari Indo
Tambangraya Megah terus mengalami fluktuasi dari tahun 2015-
2017. Kondisi ini mencerminkan bahwa pasar tarik ulur terhadap
saham Indo Tambangraya Megah di bursa saham. Secara teori
semakin tinggi nilai PER dari suatu perusahaan, semakin optimis pula
pasar memandang prospek masa depan perekonomian. Dan
sebaliknya, semakin rendah nilai PER maka pasar semakin merasa
cemas dan pesimis mengenai masa depan perekonomian
 Pada tahun 2016 Indo Tambangraya Megah memperoleh PER yang
tertinggi dibanding periode sebelumnya yaitu 15,81 atau naik 112,7%
dibanding PER tahun sebelumnya.
 Nilai PER 15,81 mempunyai arti bahwa setiap 15,81 rupiah yang
diinvestasikan pada saham Indo Tambangraya Megah akan
menghasilkan laba bersih sebesar 1 rupiah dalam setahun atau harga
saham saat ini sama dengan 15,81 kali pendapatan bersih
perusahaan selama satu tahun.
13

B. Analisis PBV Indo Tambangraya Megah


 Price to Book Value Rasio (PBV) dari Indo Tambangraya Megah
berfluktuasi dari tahun 2015-2019. Pada Januari tahun 2017
memperoleh PBV yang tertinggi dibanding periode sebelumnya yaitu
1,80 naik 7,8% dibanding periode sebelumnya
 Nilai PBV 1,8 mempunyai arti bahwa pada pasar saham tahun 2016,
harga saham Indo Tambangraya Megah diperdagangkan dengan
harga 1,8 kali dari harga bukunya (atau kadang disebut juga harga
dasar. Karena nilai PBV diatas angka 1 maka mencerminkan bahwa
harga saham tersebut lebih tinggi dibanding nilai perusahaan.

C. Analisis Market Value added


Untuk menghitung Market value added kita gunakan data saham Indo
Tambangraya Megah
14

Dari data dalam tabel di atas dapat ditentukan besarnya Equity Market
(MVE) dan Equity Book Value (BVE) untuk menghitung besarnya Market
value added (MVA)
MVA = MVE – BVE

  2015 2016 2017 2018 Jan-19


VOLUME (juta) 446 531 424 478 45
PRICE 5.725 16.875 20.700 20.250 22.800
MVE (juta) 2.553.350 8.960.625 8.776.800 9.679.500 1.026.000
BVE (juta) 5.744.000 5.406.000 7.946.000 12.124.000 979.000
MAV (juta) (3.190.650) 3.554.625 830.800 (2.444.500) 47.000

Nilai market value added Indo Tambangraya Megah mengalami


fluktuasi selama tahun 2015-2019. Tahun 2016, 2017 dan 2019 MAVi
bernilai positif tetapi tahun 2015 dan 2017 MAV bernilai. Nilai positif
dari MAV ditunjukkan nilai Equity Market (MVE) selalu lebih besar dari
Equity Book Value (BVE) dan hal tersebut mempunyai arti pihak
manajemen mampu meningkatkan kekayaan pemegang saham yang
mengakibatkan naiknya nilai modal pemegang saham sehingga
memaksimumkan nilai MVA seharusnya menjadi tujuan utama
manajemen Indo Tambangraya Megah dalam meningkatkan
kekayaan pemegang saham (shareholder’s wealth). MAV tertinggi
terdapat pada tahun 2016 yaitu sebesar 3.554.625
15

B. ANALISA PERBANDINGAN DATA INDUSTRI

Dibanding dengan Rasio Harga Terhadap Pendapatan (Price Earning Rasio)


atau PER rata-rata industri Perusahaan kondisi saham Indo Tambangraya
Megah adalah sebagai berikut : Selama periode 2015-2019 PER Indo
Tambangraya Megah selalu pada posisi lebih tinggi dibanding PER Industry.
Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan
investor untuk memperoleh satu rupiah keuntungan perusahaan. Rasio ini
digunakan investor untuk membandingkan nilai pasar saham biasa relatif
dengan laba perusahaan lain dengan mengukur nilai potensial saham
perusahaan lain.
Melihat bahawa PER Indo Tambangraya Megah di atas PER perusahaan
lain yang ditunjukkan oleh PER industry selama tahun 2015 hingga 2019
mengindikasikan bahwa investor akan lebih tertarik untuk membeli saham
Indo Tambangraya Megah karena Rasio menggambarkan apresiasi pasar
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin
rendah nilai PER akan menunjukkan semakin kurang baik kemampuan
perusahaan. Hal ini kurang menarik minat investor untuk berinvestasi. PER
16

yang tinggi mengindikasikan bahwa harga saham akan rendah dan


sebaliknya

II. ANALISIS TATA KELOLA PERUSAHAAN


(CORPORATE GOVERNANCE)

1. Profil Perusahaan
A. Informasi Umum Perusahaan
Didirikan pada tahun 1987, PT Indo Tambangraya Megah Tbk
(ITM) mencatat beberapa milestone penting diawali dengan melakukan
konsolidasi portofolio pertambangannya pada tahun 2001, seiring dengan
akuisisi ITM oleh BANPU Thailand. ITM melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) pada 18 Desember 2007. Sebanyak 225.985.000
saham Perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
kode saham: ITMG. Sejak saat itu ITM telah tumbuh menjadi perusahaan
energi berbasis batubara utama di Indonesia yang memasok pasar energi
dunia.
Pada akhir 2016, ITM mencanangkan arah baru kebijakan
perusahaan untuk menjadi penyedia produk energi dan jasa dengan
mengedepankan pendekatan pembangunan berkelanjutan. Perusahaan
kemudian secara bertahap melakukan transformasi digital sejak 2018,
pada setiap aspek operasi dan bisnisnya. Transformasi teknologi juga
diimbangi dengan transformasi budaya kerja seluruh warga perusahaan.
Pemegang Saham mayoritas ITM saat ini adalah Banpu Minerals
(Singapore) Pte. Ltd sebanyak 65,143% dan saham publik sebanyak
31,808%. Perusahaan memiliki wilayah kerja di Kalimantan dengan
tambang batubara yang dioperasikan dan dikelola anak perusahaan.
Selain itu ITM memiliki beberapa anak perusahaan lain yang memberikan
dukungan operasional dan berpotensi dikembangkan bagi bisnis energi
Perusahaan di masa depan. Perusahaan juga terus menambah cadangan
batubara untuk mendukung kesinambungan usaha. Perusahaan
berkomitmen untuk menerapkan praktikpraktik yang mengacu pada
pengelolaan lingkungan, sosial dan tata kelola.”.
17

B. Visi dan Misi Indo Tambangraya Megah


 Visi PT Indo Tambangraya Megah Tbk ; “Menyediakan produk energi
dan jasa yang berkualitas dan terjangkau secara berkelanjutan”
 Misi PT Indo Tambangraya Megah Tbk adalah :
1. Berinvestasi secara bersinergi pada rantai nilai dari bisnis
energi;
2. Menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi pemangku
kepentingan dengan menyediakan produk dan jasa
berkualitas;
3. Menjadi warga korporat yang teladan dengan menjalankan
bisnis secara beretika, bertanggung jawab sosial dan
berwawasan ramah lingkungan;
4. Menjadikan kerangka Pembangunan Berkelanjutan sebagai
landasan untuk semua inisiatif dan kegiatan bisnis.
 Nilai-nilai inti perusahaan : Banpu Heart sebagai nilai-nilai inti
perusahaan yang baru diresmikan pada tahun 2018 di seluruh level
korporasi sebagai bagian dari transformasi bisnis. Selanjutnya
Perusahaan melaksanakan upaya penguatan nilai-nilai inti tersebut
untuk menjadikan Banpu Heart sebagai budaya perusahaan guna
terus merealisasikan transformasi bisnis. Penguatan Banpu Heart ini
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dari segi sistem, kampanye
media dan aktivitas juga pembentukan agen perubahan di semua
lokasi. Uraian tentang Banpu Heart disampaikan dalam bahasan
Budaya Perusahaan pada bab Tata Kelola Perusahaan dalam
Laporan Tahunan ini.
2. Implementasi Corporate Governance
Dalam melakukan transformasi usaha dan digitalisasi, ITM
mengedepankan penerapan prinsip GCG dengan memperkuat integrasi
antara aspek Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola dengan tujuan menciptakan
nilai bagi segenap pemangku kepentingan. Wujud komitmen ITM dalam
penerapan GCG tercermin dalam seluruh proses pengelolaan Perusahaan
terutama dalam proses pengambilan keputusan. Secara berkala, penerapan
18

GCG ITM dinilai oleh pihak independen dan hasil penilaian tersebut telah
mengantar ITM dalam meraih apresiasi dan penghargaan. Menjelang akhir
tahun 2019, Perusahaan memperoleh penghargaan CG Award untuk kategori
Best Responsibility of the Board berdasarkan parameter ASEAN CG
Scorecard. Penilaian dilakukan oleh Indonesia Institute for Corporate
Directorship (IICD). Instrumen ASEAN CG Scorecard digunakan di
negaranegara Asia Tenggara sebagai piranti penilaian praktikpraktik GCG
perusahaan terbuka di negara masingmasing.
Secara berkesinambungan Perusahaan melakukan sosialisasi GCG
dalam bentuk sharing knowledge perihal praktik GCG terbaik, pembelajaran
kasus terkait GCG, dan kampanye GCG. Dalam upaya membangun tata
kelola yang baik, ITM memiliki beberapa fasilitas pendukung berbasis web
seperti seperti TC, IWBC, Voice of Stakeholder (VoiS), dan CG Portal
berbasis web.
Secara umum ITM menerapkan GCG sesuai prinsip transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta kesetaraan dan
kewajaran. Penerapan GCG menegaskan komitmen Perusahaan untuk
melakukan pengelolaan usaha dengan terencana dan beretika, yang
bertujuan mendapatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan, termasuk
pemegang saham. ITM telah menyusun kerangka penerapan GCG yang
meliputi Kebijakan GCG, Aturan Perilaku, Piagam, Proses Bisnis maupun
Aturan Internal, Prosedur Operasional Standar hingga Instruksi Kerja. Seluruh
kerangka GCG Perusahaan berlandaskan pada Manajemen Risiko

3. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)


Kinerja Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ITM tahun 2019
mencatatkan sejumlah pencapaian penting. Dari sisi kepatuhan, Perusahaan
memenuhi seluruh parameter lingkungan yang dipersyaratkan oleh
Pemerintah. ITM terus melakukan pemberdayaan masyarakat melalui
kemitraan untuk menuju kemandirian mereka. Tahun 2019 Perusahaan
menganggarkan IDR27 miliar sebagai biaya untuk kegiatan pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat, dengan realisasi sampai 31 Desember 2019
sebesar IDR24,7 miliar atau 91% dari anggaran.
19

Di bidang lingkungan, Perusahaan melakukan pengelolaan


lingkungan sesuai standar internasional ISO 14001 melalui Sistem
Manajemen Lingkungan. Didapatnya peringkat PROPER Hijau untuk JBG
menandakan pengelolaan lingkungan mencapai standar tinggi. ITM juga
melakukan pembaharuan peta jalan bagi program Keanekaragaman Hayati.
Hal ini adalah praktik yang melampaui kepatuhan. Disamping itu serah terima
kewajiban Penanaman dalam Rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai
seluas 900 hektar kepada Pemerintah dilakukan pada tahun 2019.
Rehabilitasi hutan mangrove dan terumbu karang oleh Perusahaan pada
tahun buku, terlaksana sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan.
Aspek Kesehatan dan, Keselamatan Kerja (K3) adalah hal penting
bagi Perusahaan. Komitmen TJSP pada bidang ketenagakerjaan dipenuhi
dengan penyelenggaraan pengembangan kompetensi pekerja, serta
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Sebuah aplikasi digital
yang diberi nama GoSafe diluncurkan sebagai sarana pelaporan dan
identifikasi kejadian berpotensi bahaya, sebagai upaya preventif untuk
meningkatkan keselamatan di seluruh area kerja.

4. Implementasi Sustainabel Development Goal (SDG)


Perubahan menuju kinerja yang efisien dan berkelanjutan adalah
kunci bagi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) untuk mengelola
tantangan di industri batubara yang sangat dinamis. Transformasi digital yang
telah memasuki fase 3 berhasil meningkatkan efektifitas operasi dan
memberikan potensi tambahan produksi. Di bawah kelola Direktorat
Sustainability & Risk Management (S&RM) dan sinergi antar fungsi lainnya,
ITM membangun kinerja keberlanjutan yang semakin terarah menuju target
kinerja untuk memberikan manfaat dan pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan (TPB).
Meskipun kondisi pasar, khususnya bisnis batubara sangat
menantang, ITM tetap berkomitmen dan melakukan perubahan kinerja yang
lebih baik untuk masa depan. Sesuai dengan nilai inti ‘Banpu Heart’,
perubahan untuk keberlanjutan telah menjadi jantung dari organisasi untuk
mempersiapkan ITM menjadi perusahaan yang tangguh, siap menghadapi
tantangan, menjadi perusahaan “Energy Solution”.
20

Untuk memetakan potensi dan isu keberlanjutan, ITM memiliki


Direktorat Sustainability & Risk Management (S&RM) yang menentukan arah
penerapan kinerja triple bottom line. Melalui Direktorat S&RM, kami
membangun sinergi yang terkelola antar fungsi dan berhasil merumuskan
sejumlah target kinerja tahunan berdasarkan aspek lingkungan, sosial dan
tata kelola (LST). Di tahun ini, kami juga telah menentukan program kerja
yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Di
tahun mendatang, kami akan mengklasifikasikan rencana kerja yang
menciptakan shared value dan added value. Programprogram unggulan ini
akan kami prioritaskan untuk membangun identitas perusahaan ITM.
Sinergi antar fungsi ini tidak terlepas dari kemampuan teknologi yang
mendukung pengelolaan proses operasi yang terpadu. Sejak 2018, kami telah
mengawali investasi pada proses digitalisasi dan membentuk fungsi Digital
Center of Excellence (DCOE). Digitalisasi dan keberlanjutan telah menjadi
penggerak perubahan untuk mempersiapkan ITM di masa depan dengan
melakukan diversifikasi bisnis menjadi “energy solution

Anda mungkin juga menyukai