Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEUANGAN

Saudara Mahasiswa,

Setelah mempelajari pengelolaan modal kerja pada materi 3 ini, 

Jelaskan pentingnya manajemen modal kerja 

JAWAB:

MANAJEMEN OPERASI JASA

Saudara mahasiswa, silahkan diskusikan topik berikut ini...!

Jelaskan menurut pendapat anda bagaimana cara meningkatkan produktivitas


pelayanan dilihat dari sisi kuantitas dan kualitas (lihat bagan Vuorinen ttg
Produktivitas Pelayanan)

JAWAB:

Kuantitas adalah segala bentuk ukuran yagn berhubungan dengan jumlah atau hasil
yagn dapat dinyatakan dengan ukuran angka. Atau kuantitas adalah jumlah yang
bisa dihitunga dengan pasti. Sedangkan kualitas adalah mutu dari suatu produk,
atau digunakan untuk menilai kepuasan seseorang terhadap kepuasannya terhadap
suatu produk. Kualitas atau kuantitas tidak dapat dipisahkan, karena saling berkaitan
dan membutuhkan. Alasanya adalah karena keduanya saling bergantungan dan
membutuhkan satu sama lainnya.

A. Meningkatkan produktivitas pelayanan dari segi kuantitas.:


Segi kuantitas terbagi 2 yaitu :
- Input, adalah pemasukan. Input disini dapat diartikan sebagai orang-orang, bahan
produksi maupun modal yang tergabung didalam suatu perusahaan dan digunakan
untuk memproduksi suatu barang dan bernilai jual.
- Output, adalah pengeluaran. Output ini biasanya dapat dihitung dari segi volume
penjualan yagn telah dilakukan. Dari sni kita dapat menilai berapa banyak produk
suatu perusahaan sangat digemari oleh konsumen.
B. Meningkatkan produktivitas pelayanan dari segi kualitas :
Segi kualitas terbagi 2 yaitu :
- Input, elemen yang Nampak dan tidak Nampak. Maksudnya dalah bagian-bagian
baik yang Nampak ataupun tidak nampaknya suatu produk yang diciptakan.
- Output, kualitas persepsi dari pelangan. Semakin baik barang yagn diproduksi oleh
suatu perusahaan maka akan dapat menarik minat dari para pelangan akan
memakai atau menggunakan produk tersebut.

Sumber :
EKMA4369 Modul 4

MANAJEMEN STRATEGIK

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya struktur pasar?


Apakah struktur pasar akan mempengaruhi manajemen strategik suatu
perusahaan?
2. Silahkan anda jelaskan mengapa tahapan rumusan masalah sangat penting
dalam konstruksi scenario!
3. Jelaskan tentang konsep value chain, gunakan contoh dalam menjelaskan
jawaban anda!

JAWAB:

1. Faktor - faktor yang mempengaruhi terbentuknya struktur pasar antara lain:


a. tingkat kedewasaan industri
b. partisipasi pemerintah
c. struktur biaya 
d. diferensiasi produk
e. jumlah dan tingkat konsentrasi pembeli
f. skala ekonomi 
g. pangsa pasar
h. tingkat konsentrasi pasar
i. halangan memasuki pasar

Dari faktor - faktor di atas terdapat empat faktor - faktor terpenting yang perlu untuk
dipertimbangkan dalam menentukan struktur pasar, yaitu :

1. Jumlah dan besar penjual dan pembeli


Jumlah produsen akan menentukan jumlah penjual dalam suatu industri atau
pasar. Semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama
akan semakin keras persaingan dalam pasar. Hal ini akan mendorong
produsen bekerja secara efesien, atau kualitas produknya semakin unggul.
Meskipun produk yang dihasilkan sama tetapi orang dapat membedakan
karena merek, kualitas atau kemasan. Struktur pasar yang demikian ini tetap
dalam persaingan yang sering disebut persaingan monopolistik. Jika dalam
pasar hanya ada satu penjual merupakan pasar monopoli. Disamping itu jika
dalam pasar untuk barang tertentu terdapat cukup banyak produsen disebut
struktur pasar oligopoli.
2. Jenis atau sifat barang yang dihasilkan perusahaan
Jenis atau sifat barang yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan
menentukan struktur pasar. Misalkan barang yang dihasilkan sama dan
homogen atau berbeda dan tidak dapat diganti dengan produk yang
dihasilkan oleh produsen lain.
3. Kemudahan keluar masuk pasar
Kemudahan keluar masuk pasar, apakah perusahaan mudah masuk dalam
pasar jika terdapat keuntungan ekonomis ataukah perusahaan tersebut
mudah keluar dari pasar seandainya tidak tercapai keuntungan normal.
4. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen terhadap harga dan struktur dan biaya produksi.
Apakah terdapat informasi harga yang wajar bagi konsumen ataukah tidak
ada informasi harga yang memadai. 

Struktur pasar akan mempengaruhi manajemen strategik suatu


perusahaan karena ketika perusahaa sudah berada dalam struktur pasar yang
dinilai menguntungkan misalnya mendekati monopolistik, maka perusahaan
cenderung berusaha menghalangi pesaing potensial untuk memasuki pasar dengan
menciptakan halangan memasuki pasar yang lebih tinggi. Di samping analisis
lingkungan industri yang terkesan serba sistematis, perusahaan juga biasanya
melakukan analisis pesaing secara individual sebagai data tambahan pengambilan
keputusan strategisnya.

2. Merumuskan masalah dan isu kebijakan merupakan tahap awal yang sangat
berpengaruh dalam hampir seluruh proses analisis kebijakan. Kurang tepat atau
salah dalam mengidentifikasi masalah, niscaya kebijakan yang dihasilkan pun tidak
cukup mampu menyelesaikan permasalahan atau bahkan memunculkan
permasalahan yang baru. Schwartz (1991:226) menyatakan bahwa konstruksi
scenario lebih bagus dimulai dari dalam keluar dibanding dari luar ke dalam. Artinya,
scenario selalu diawali dengan pertanyaan tentang keputusan spesifik yang hendak
dibuat oleh eksekutif perusahaan yang dalam pengambilan keputusan tersebut tidak
mungkin terpisahkan dari lingkungan bisnisnya. Tahapan ini adalah tahapan
terpenting pertama. Jika terdapat kesalahan dalam tahapan ini akan memiliki
pengaruh yang besar terhadap pemilihan kekuatan penentu utama, yang dapat
berujung pada kegagalan membangun inti scenario yang memiliki konsistensi logika.
Tahapan rumusan masalah sangat penting dalam konstruksi scenario karena ada
tahapan tersebut dicoba ditemukan persoalan yang benar-benar sedang dihadapi
oleh eksekutif perusahaan. Jika rumusan masalah keliru, misalnya terlalu luas atau
terlalu sempit, maka hampir dapat dipastikan akan keliru pula berbagai kemungkinan
scenario yang hendak disusun. Yang demikian terjadi karena pilihan rumusan
masalah menjadi penentu terhadap pilihan variabel lingkungan bisnis yang dinilai
berpengaruh terhadap pokok persoalan. Ujungnya eksekutif mendapat gambaran
yang salah tentang alternatif masa depan yang dihadapi yang kemudian tentu saja
berpengaruh pada kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

3. Value Chain atau rantai nilai adalah konsep aktivitas bisnis dalam penciptaan
produk atau layanan, mulai dari proses perancangan, proses produksi, distribusi ke
konsumen, hingga pelayanan setelah pemasaran. Konsep ini menekankan proses
dan aktivitas yang dapat menambah nilai pada layanan atau produk. Aktivitas bisa
terjadi dalam hanya satu perusahaan atau beberapa perusahaan yang sedang
bekerja sama. Pendekatan rantai nilai, pertama kali, dirumuskan oleh Michael Porter
pada pertengahan dasawarsa 1980-an dan sejak itu dikenal oleh banyak pihak.
Porter menyatakan bahwa pada dasarnya perusahaan harus dilihat sebagai
kumpulan aktivitas yang saling terkait satu sama lain untuk menghasilkan dan
menjual barang dengan harapan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen.
Pada dasarnya ada tiga tahapan yang perlu dikerjakan. 
1. Manajemen perlu secara detail mengidentifikasi aktivitas yang perlu dikerjakan,
baik langsung maupun tidak langsung, sejak sebelum memproduksi barang tersebut
ke tangan konsumen, dan pelayanan purna jual. Dalam hal ini, dibedakan ke dalam
dua kelompok besar yakni:

1. Aktivitas pokok 
Jenis aktivitas pertama terdiri dari: logistik ke dalam, operasi, logistik keluar,
pemasaran dan penjualan, dan pelayanan kepada konsumen. Kelompok
aktivitas ini adalah kegiatan yang secara langsung berkait dengan proses
penciptaan barang, penyimpanan barang tersebut ke tangan konsumen, dan
pelayanan purna jual.
2. Aktivitas penunjang
Kelompok aktivitas kedua diperlukan sebagai penunjang terlaksananya
aktivitas kelompok. Tanpa ada aktivitas penunjang, aktivitas pokok tidak
dapat terselenggara dengan baik. Kelompok aktivitas penunjang ini terdiri
dari: prasarana dasar perusahaan, manajemen sumber daya manusia,
procurement, dan pengembangan teknologi. Berbeda dengan aktivitas
penunjang yang lain, prasarana dasar perusahaan tidak secara spesifik
menunjang aktivitas pokok tertentu, akan tetapi memberikan bantuan pada
seluruh rangkaian aktivitas, baik aktivitas pokok maupun aktivitas penunjang
yang lain

2. Langkah kedua yang perlu dilakukan untuk menganalisis profil perusahaan adalah
mencoba mencari keterkaitan dari berbagai aktivitas rantai nilai tersebut, baik
antaraktivitas pokok maupun antara aktivitas pokok dan aktivitas penunjang.
Langkah ini mencoba mencari tahu pengaruh satu kegiatan terhadap kegiatan yang
lain. Metode kerja yang dipakai, kinerja, dan biaya satu aktivitas tertentu
berpengaruh pada kemungkinan metode kerja yang diterapkan, kinerja, dan biaya
aktivitas yang lain. Jika keterkaitan ini dapat diketahui dengan jelas, diharapkan
akan dapat dilakukan koordinasi antaraktivitas dan optimalisasi biaya dan keluaran.
3. Langkah ketiga, yakni mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat
ditemukan di antara berbagai produk dan unit usaha strategis yang dimiliki oleh
perusahaan. Tidak saja setiap aktivitas harus dicapai dengan biaya yang serendah
mungkin sesuai dengan skala ekonominya, akan tetapi manajemen juga hendaknya
mencoba mencari kemungkinan adanya penurunan biaya yang lebih rendah lagi
yang disebabkan oleh adanya faktor kedalaman ekonomi yang ada. Hal tersebut
biasanya terjadi karena adanya kemungkinan penggunaan sumber daya dan dana
secara bersama, yang terjadi karena adanya faktor kesamaan segmen pasar yang
dipilih, wilayah penjualan yang sama, kebijaksanaan integrasi vertikal, dan
kesamaan jenis industri.

Contoh proses analisis value chain:


Langkah awal dalam analisis rantai nilai adalah membagi bisnis menjadi beberapa
kelompok aktivitas yang terjadi dalam sebuah bisnis tersebut, biasanya dengan
mengelompokkan aktivitas atas proses tersebut ke dalam kategori aktivitas primer
atau pendukung. Langkah ini disebut juga dengan identifikasi aktivitas.
Langkah selanjutnya adalah analisis internal perusahaan mencoba mengaitkan
biaya ke setiap aktivitas-aktivitas yang dijalankan. Langkah ini membantu
perusahaan untuk mendapatkan penilaian di mana terdapat keunggulan biaya
rendah atau kelemahan biaya. Ketika value chain dianalisis, manajer perusahaan
perlu mengidentifikasi aktivitas yang penting bagi kepuasan pelanggan dan
keberhasilan dalam strategi pemasaran.

Sumber: BMP EKMA4414 Manajemen Strategik, pengadaanbarang.co.id

PENGEMBANGAN SDM
Buatlah contoh Kebutuhan pelatihan tahunan di suatu perusahaan, berdasarkan
Langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan Target Perusahaan


2. Menentukan kinerja personil yang dibutuhkan
3. Pengembangan SDM yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja personil
dalam mencapai target perusahaan

JAWAB:

PERILAKU KONSUMEN

MPV  (Multi Purpose Vechicle) masih menjadi jenis mobil yang dicari oleh para
konsumen di Indonesia, seperti Toyota Avanza, Honda Mobilio, Mitsubishi Xpander
dll. Salah satu yang menjadi daya tariknya adalah karena sanggup menampung
penampung antara 7 sampai 8 penumpang sekaligus, selain itu  imobil jenis MPV ini
memiliki fitur-fitur yang canggih dan mampu memberikan kenyamanan bagi
penggunanya. Di samping itu, MPV dibekali kapasitas mesin hingga 1.500cc yang
lebih pas untuk kondisi jalan di Indonesia. Dari berbagai merk MPV, ada satu mobil
yang cukup mencuri perhatian konsumen Indonesia, yaitu Wuling Confero yang
merupakan mobil asal China. Dengan teknologi yang sama, mobil ini dijual dengan
harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan jenis MPV yang berasal dari
Jepang.

1. Selama ini terdapat persepsi bahwa produk "made in China" memiliki kualitas
yang kurang bai. Jelaskan bagaimana persepsi tersebut dapatterbentuk! Gunakan
konsep pengolahan informasi yang anda pelajari pada BMP Perilaku Konsumen!

2. Bagaimana  Wuling Confero akan menangkis persespsi tersebut dalam


memasarkan produknya? 

Baca posting dari peserta lain sebelum anda mengunggah jawaban, pertama agar
anda dapat menambahkan komentar atau jawaban yang memperkaya diskusi.
Kedua agar anda terhindar dari plagiarisme. Formulasikan kalimat anda sendiri.
Hindari plagiarisme.

JAWAB:

Pengolahan informasi dan persepsi konsumen adalah salah satu tahapan dalam proses kognisi
yang dilalui konsumen, dimulai dari semua stimulus diterima hingga stimulus tersebut
dimasukan ke dalam memory dan dapat dipergunakan kembali untuk memberikan gambaran
atau persepsi yang lebih baik mengenai suatu produk atau jasa kepada konsumen. Proses
pengolahan informasi disini dimulai dari masuknya stimulus. Kemudian terjadi pemaparan,
lalu perhatian, selanjutnya pemahaman, penerimaan hingga yang terakhir yaitu retensi.
 

Proses informasi tercipta pada saat produsen. memberikan suatu stimulus berupa pemaparan
(exposure), bila pemaparan tersebut menarik minat konsumen maka konsumen akan
memperhatikan, bila konsumen ingin menafsirkan stimulus tersebut, maka konsumen akan
masuk pada tahap pemahaman, dilanjutkan dengan tahap penerimaan dan kemudian retensi.
Apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata dan apa yang dicium oleh hidung,
itulah yang disebut dengan stimulus. Tidak semua stimulus tersebut semua kita ingat dan
simpan dalam ingatan kita, karena kita sebagai konsumen melakukan proses pengolahan
informasi.
Akibatnya Semua tahapan tersebut sangat dipengaruhi oleh memori yang kita miliki, oleh
sebab itu memori dan ingatan yang kita miliki sangat mempengaruhi perhatian, pemahaman
maupun penerimaan kita. Persepsi merupakan bagian dari proses pengolahan informasi,
dimana ketika seseorang terpapar informasi kemudian memperhatikan informasi tersebut dan
memahaminya. Tahap pertama dari proses pengolahan informasi adalah pemaparan. Iklan
adalah bagian proses pengolahan informasi konsumen. Proses pengolahan informasi terjadi
ketika konsumen menerima stimulus. Stimulus tersebut bisa berbagai macam, bisa berbentuk
produk. kemasan, iklan ataupun nama produsen. Perhatian adalah tahap kedua dari proses
pengolahan informasi. Perusahaan atau produsen memaparkan stimulus secara rutin dan
intensif. Konsumen menyeleksi stimulus mana yang akan diperhatikannya. Inilah yang
disebut dengan perceptual selection. Dua faktor yang memengaruhi perceptual selection
yaitu: (a) faktor pribadi, dan (b) faktor stimulus. Tahap selanjutnya dalam pengolahan
informasi ialah pemahaman, bagaimana konsumen memahami stimulus yang ada sehingga
tahapan in juga dapat disebut dengan memberikan arti kepada stimulus. Tahap keempat dari
proses pengolahan informasi adalah tahap penerimaan. Bagaimana kita menyimpulkan suatu
objek yang kita amati jadi persepsi konsumen tidak lain merupakan output dari penerimaan
konsumen terhadap stimulus. Jadi, apa yang muncul di benak kita bagus dan menarik itulah
penerimaan kita terhadap objek tersebut dan sering disebut dengan persepsi. Tahapan kelima
dari pengolahan informasi disebut dengan retensi, yaitu bagaimana output dari pengolahan
informasi masuk kedalam memori jangka panjang atau long term memory. Terdapat berbagai
macam memory yaitu memory sensory, short term dan long term memory.
• Mengapa produk China di Indonesia selalu dianggap produk jelek? Justru yang pintar itu
adalah China. China tahu bahwa Indonesia dan penduduknya adalah bangsa yang gengsi atau
bangsa yang selalu melihat merek daripada mutu, dan sering gonta-ganti produk kalau sudah
bosan atau ada produk baru. Inilah yang dimanfaatkan China dengan menjual produknya ke
negara Indonesia dan (mungkin juga) dengan Asia lainnya dengan mutu yang rendah,
istilahnya KW2, KW3, atau KW4, dengan harga yang sangat murah. China mengetahui kalau
barang mereka rusak, toh dibuang dan beli lagi yang baru. Hal itu (mungkin) disengaja oleh
China untuk mempermainkan Indonesia dengan produk-produk murahnya itu. Tapi kalau
untuk konsumsi masyarakat Eropa, atau Amerika, China menjual produk dengan mutu yang
terbaik. Makanya Eropa atau Amerika tidak mengeluh bahwa produk China jelek. Orang
Eropa dan Amerika justru takut dengan serbuan berbagai produk China dengan harga murah,
karena akan mematikan produk dalam negeri. China menjadi negara yang kerap unjuk gigi di
dunia. Buktinya, dari segi ekonomi, China diakui oleh G-20 sebagai negara nomor satu.
Kemampuannya dalam menciptakan teknologi, produk China kini sudah mendunia. Sebut
saja Xiaomi, produk telepon pintarnya sudah menggurita. China juga memiliki e-commerce
Alibaba yang mampu mencetak keuntungan IPO terbesar di Wall Street. Kini dunia pun
disuguhkan fakta bahwa China sangat berpengaruh terhadap market. China menerapkan
devaluasi yuan dan memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin menjadi 4,6
persen. Walhasil, market pun menjadi jungkir balik. Termasuk ekonomi Indonesia.
2. Wuling Confero akan menangkis persespsi tersebut dalam memasarkan produknya yaitu
dengan memaparkan berbagai kelebihan MPV (Multi Purpose Vechicle) yang saat ini masih
menjadi jenis mobil yang dicari oleh para konsumen di Indonesia, seperti Toyota Avanza,
Honda Mobilio, Mitsubishi Xpander dan lain sebagainya. Salah satu yang menjadi daya
tariknya adalah karena sanggup menampung penampung antara 7 sampai 8 penumpang
sekaligus, selain itu imobil jenis MPV ini memiliki fitur-fitur yang canggih dan mampu
memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Di samping itu, MPV dibekali kapasitas mesin
hingga 1.500cc yang lebih pas untuk kondisi jalan di Indonesia. Dari berbagai merk MPV,
ada satu mobil yang cukup mencuri perhatian konsumen Indonesia, yaitu Wuling Confero
yang merupakan mobil asal China. Dengan teknologi yang sama, mobil ini dijual dengan
harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan jenis MPV yang berasal dari Jepang.

Daftar Pustaka / Sumber Referensi :


Ujang Sumarwan(2021).EKAMA4567/3SKS/Perilaku konsumen.Tanggeran Selatan:
Universitas Terbuka.
PermalinkTampilkan indukTanggapi
◄ Video Pengolahan Informasi Dan Pengetahuan Konsumen

PERILAKU ORGANISASI
Menurut saudara, apakah ada hubungan antara stress kerja dan motivasi kerja
didalam sebuah perusahaan?

Jelaskan dan berikan contoh kasus dalam suatu perusahaan?

JAWAB:
Stress kerja dan motivasi kerja memiliki hubungan yang saling terkait didalam
sebuah perusahaan, berikut penjelasannya :

Definisi stress kerja menurut Ivancevich and Matteson adalah respon adaptif yang


dimediasi oleh perbedaan individu dan/atau proses psikologis, sebagai akibat dari
tindakan, situasi atau kejadian eksternal yang memberi tekanan berlebihan baik
secara psikologis maupun fisik terhadap diri seseorang.

Interpretasi dari definisi tersebut adalah ketika seseorang berinteraksi dengan


lingkungan dan menganggap lingkungan tersebut memberikan tekanan berlebihan
pada dirinya sehingga mengganggu keseimbangan psikologis maupun fisiologis
maka orang tersebut akan melakukan reaksi atau respon guna menyeimbangkan
kembali aspek psikologis dan fisiologis yang terganggu.

Kemudian stress kerja menurut pendapat Keenan dan Newton (dalam Wijono, 2007)
merupakan perwujudan dari kekaburan peran, konflik peran dan beban kerja yang
berlebihan. Kondisi ini selanjutnya akan dapat menggangu prestasi dan kemampuan
individu untuk bekerja.

Menurut Hasibuan, 2007 stress karyawan timbul akibat kepuasan kerja tidak
terwujud dari pekerjaannya. Faktor-faktor yang menyebabkan stress kerja terdiri dari
:

1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan


2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar
3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai
4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja
5. Balas jasa yang terlalu rendah
6. Masalah-masalah pribadi di dalam keluarga

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa stress kerja
adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan
keadaan fisik seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi
kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal atau lingkungan
kerja.

Selain stress kerja ternyata motivasi kerja juga menjadi salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja


seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2007). Teori Motivasi 2
faktor menurut Herzberg terdiri dari :

1. Motivation factors (prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung


jawab, pengembangan potensi individu)
2. Maintenance factors (gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan dan administrasi
perusahaan, hubungan antar pribadi, kualitas supervisi)

Kemudian motivasi kerja menurut Rivai (2004) mengatakan motivasi sebagai suatu
kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu; suatu keahlian
dalam mengarahkan karyawan dan perusahaan agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga keinginan karyawan dan tujuan perusahaan sekaligus tercapai yaitu
sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku, sebagai energi untuk membangkitkan
dorongan dalam diri, sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Motivasi kerja menjadi sangat penting karena melalui motivasi seseorang terdorong
untuk melakukan suatu pekerjaan (Anoraga, 2006 dalam Efa 2011). Kuatnya
motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku
yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya.

Seorang karyawan yang tidak termotivasi, hanya melakukan upaya minimum dalam
memberikan pelayanan di bidang pekerjaannya. Sementara mereka yang memiliki
motivasi kuat dan tinggi menurut Smith et al, (dalam Rahmila 2012), akan
menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya
dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan


suatu dorongan kebutuhan diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, dan yang menggerakkan pegawai
agar mampu mencapai tujuannya.

Kesimpulan :
Dari penjelasan baik mengenai stess kerja maupun motivasi kerja, menurut saya
stress kerja mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Hal ini akan ditunjukkan semakin tinggi stress kerja yang terjadi pada seorang
karyawan, maka akan semakin baik kinerja yang dihasilkan. Sementara itu motivasi
kerja sendiri tidak ada hubungan dengan kinerja karyawan, akan baru memberikan
dampak terhadap kinerja saat terjadinya bersimultan dengan adanya stress kerja.

Contoh kasus :

Suatu perusahaan memiliki sistem jam kerja per hari diatas 12 jam, serta tidak
adanya kesempatan karyawan dalam meningkatkan kemampuan sehingga dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan selalu monoton dan dilakukan tanpa adanya
perkembangan. Perusahaan dapat melakukan strategi dalam memanajemen stress
dan motivasi pegawainya, yaitu dengan :

1. Mengurangi tingkat stress kerja karyawan dengan memperhatikan waktu kerja


khususnya jadwal shift kerja dan tingkat pembebanan kerja setiap individu
pekerjanya.

2. Untuk meningkatkan motivasi kerja maka perusahaan dapat melakukan upaya-


upaya khususnya memberikan kesempatan berkembang karyawan melalui pelatihan
mengenai pekerjaan yang lebih tinggi dan dapat menunjang karir karyawan.

Sumber Referensi :

BMP/EKMA4158/MODUL 3-4

Hasibuan. (2010). Organisasi dan Motivasi.   Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wijono, S. (2007). Kepuasan & Stres  Kerja. Motivasi Kerja. Salatiga : Widya Sari.

Rivai, V. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta :


PT. Raja Grafindo Persada.

Terima Kasih

PermalinkTampilkan indukTanggapi
◄ Persepsi dan Stress di Tempat Kerja dan Motivasi: Teori dan Penerapannya
Pindah ke...

Anda mungkin juga menyukai