Anda di halaman 1dari 8

NAMA : PUPUT SHAFIRA

Nim: 201731086

UAS Kewirausahaan

1. -Disiplin ilmu kewirausahaan itu kan berkembang bukan hanya pada dunia usaha semata
melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan. Kan emang
awal nya kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan. Dalam bidang-bidang tertentu,
kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan, pembaharuan, dan
kemajuan.

-objek studi kewirausahaan nilai kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku
seperti kemampuan untuk berinisiatif, berinovasi.

-hakikat kewirausahaan itu kan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan sesuatu yang sudah ada
sebelumnya.

-Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan: kalau karateristik itu kan seperti jujur, toleransi,
semangat bekerja dll, nah kalau nilai nilai itu sendiri yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh
materi, ciri-cirnya pengambilan resiko, terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan materi. Lalu
yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi.

-Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan itu preparation yang menyangkut kesiapan kita untuk berfikir
kreatif, investigation penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman
yang mendalam tentang masalah atau keputusan dan masih banyak lagi, transformation yang
menyangkut kesamaan dan perbedaan pandangan diantara informasi yang terkumpul. Trus
penetasan ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titi terang yang terus-
menerus. Penerangan ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang yang
terus-menerus. Pengujian yang menyangkut ketepatan ide-ide seakurat mungkin dan semanfaat
mungkin. Dan implementasi yang mentransformasikan ide-ide ke dalam praktek bisnis.

-Sikap dan Kepribadian Wirausaha:

• Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide baru.

* Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam
pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
* Kemampuan menajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, meliputi: usaha perencanaan, usaha untuk mengkoordinir, usaha untuk menjaga
kelancaran usaha, usaha mengawasi mengevaluasi usaha.

* Kemepimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.

-Motif Berprestasi Kewirausahaan:

1. Mengatasi sendiri kesulitan yang terjadi pada dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yangs segera.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4. Berani menghadapi risiko dan penuh perhitungan.

5. Menyukai tantangan.
2. Lingkungan Pemasaran Eksternal dan Cakupannya

 Lingkungan Eksternal Makro : Lingkungan makro memiliki cakupan yang luas di masyarakat.
Meski pengaruhnya tidak secara langsung dan tidak cepat, seorang pemasar tetap harus
mengawasi dinamikanya.

a. Aspek Demografi. Aspek ini berhubungan dengan kondisi penduduk dilihat dari usia, jenis
kelamin, lokasi, pekerjaan, persebaran kepadatan, dan indikator-indikator lainnya. Kondisi
demografi sangat mempengaruhi aktivitas pemasaran sebab penduduk adalah pihak
langsung yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
b. Aspek Ekonomi. Faktor daya beli masyarakat serta tren belanja mempengaruhi lingkungan
pemasaran. Adanya inflasi, fluktuasi nilai tukar mata uang, naik-turun pertumbuhan
ekonomi, pembangunan daerah, dan sebagainya menjadi faktor-faktor pendorong
perubahan aspek ini.
c. Aspek Sosial Budaya. Value, persepsi, serta gaya hidup masyarakat merupakan aspek sosial
budaya yang mempengaruhi keputusan konsumsi. Perlu diingat bahwa aspek ini cukup sulit
diubah dalam waktu singkat karena sudah tertanam sekian lama, bahkan secara turun
temurun.
d. Aspek Teknologi. Perubahan teknologi harus disikapi dengan open-minded agar perusahaan
dapat beradaptasi dengan cepat dan tepat. Penyesuaian tidak hanya dari cara
pemasarannya saja, tetapi juga dari proses bisnisnya, material yang digunakan, media
komunikasi, dan sebagainya
e. Aspek Hukum dan Politik. Aspek ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang bisa
membatasi kegiatan pemasaran, namun bisa juga dijadikan peluang. Walaupun begitu,
biasanya pihak manajemen sangat berhati-hati dalam hal ini. Jangan sampai aktivitas
perusahaan melanggar aturan pemerintah dan akhirnya merugikan perusahaan.
 Lingkungan Eksternal Mikro : Lingkungan pemasaran ini berhubungan dengan pelaku-pelaku
yang aktif berperan dari luar perusahaan. Meski keberadaan mereka di luar perusahaan,
eksistensinya memberikan pengaruh yang cukup signifikan.
a. Aspek Penyedia/Pemasok. Pihak ini merupakan lembaga-lembaga atau individu yang
menyediakan kebutuhan perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan
operasional. Seorang pemasaran harus mengamati kondisi penyedia/pemasok, seperti harga
yang ditawarkan, kompetisi antar pemasok, hingga prediksi potensi pemasok di masa depan.
b. Aspek Pesaing. Seorang pemasar harus mampu melihat pesaing secara produk yang
dihasilkan serta sifatnya. Ada empat jenis golongan pesaing yang harus diperhatikan, yaitu:
- Produk barang/jasa dan harga yang sama atau relatif sama.
- Bergerak di industri yang sama dan menyasar target pasar yang beririsan.
- Perusahaan yang memproduksi barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginan konsumen yang sama.
- Perusahaan yang bersaing untuk saling memperebutkan uang konsumen.
c. Aspek Pelanggan. Pelanggan di sini adalah konsumen itu sendiri, baik secara individu atau
kelompok. Mereka merupakan pihak-pihak yang menggunakan barang/jasa dan
menciptakan permintaan (demand) di pasar. Hukum ekonomi berlaku di sini, di mana
dinamikanya dapat mempengaruhi harga yang ditawarkan.
d. Aspek Perantara. Pihak ini berada di tengah, yakni di antara perusahaan dan konsumennya.
Mereka bisa berupa individu atau lembaga, seperti pedagang besar (wholesaler) atau
pedagang pengecer (retailer).

 Lingkungan Internal (Pemasaran) : Lingkungan ini dikenal juga dengan bauran pemasaran
atau 4P. Ada empat kegiatan yang harus diperhatikan oleh seorang pemasar, yaitu:

a. Product (produk). Setiap perusahaan harus memiliki perencanaan yang baik dalam


memproduksi barang/jasa. Apa pun yang ditawarkan harus dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pasar. 
b. Price (harga). Harga harus ditentukan berdasarkan analisa mendalam. Tidak hanya
berdasarkan harga pesaing, tetapi juga disesuaikan dengan daya beli target, biaya
produksi, dan sebagainya. Strategi ini harus dilakukan dengan baik agar perusahaan
tidak rugi dan produk dapat dibeli oleh masyarakat.
c. Place (tempat). Maksud dari tempat di sini adalah di mana sebuah produk dipasarkan.
Semakin strategis atau mudah diakses oleh pasar, maka akan semakin meningkat
penjualannya.
d. Promotion (promosi). Ini adalah strategi yang digunakan untuk mengenalkan produk ke
pasar. Ada banyak aspek yang bisa dimanfaatkan, seperti kelebihan produk, keunikan
dibandingkan produk pesaing, ragam/jenis-jenis produk, dan sebagainya. 
 Lingkungan Internal (Non-Pemasaran) : Sama halnya seperti lingkungan internal yang
mencakup pemasaran, bagian ini pun memiliki sejumlah aspek yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Produksi/Operasional. Aspek ini mencakup teknologi yang digunakan untuk produksi,
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan produknya, efisiensi internal, hingga kemampuan
mengendalikan pemasok atau bahan baku.
b. Keuangan. Aspek keuangan tidak hanya berupa kondisi aset yang dimiliki, tetapi juga dilihat
dari bagaimana perusahaan mengendalikan arus kas, akses memperoleh kredit, dukungan
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, dan sebagainya.
c. Sumber Daya Manusia (SDM). Bagian ini tentu saja berkaitan dengan tenaga kerja, kualitas
pegawai, sistem pengembangan kemampuan, serta mekanisme kompensasi yang diberikan.
Seorang pemasar pun harus memiliki pengetahuan tentang manajemen SDM sebab mereka
termasuk aset perusahaan yang harus dijaga dengan baik.
d. Pemasaran. Citra perusahaan adalah hal vital yang mendukung keberhasilan setiap
aktivitasnya. Oleh sebab itu, hal ini perlu dijaga sambil tetap memantau distribusi barang,
strategi penetapan harga, hubungan dengan konsumen dan pihak perantara, dan
pengembangan produk.
e. Riset dan Pengembangan. Saat ini sejumlah perusahaan gencar melakukan pengembangan
dan riset terhadap sumber daya serta perkembangan pasar. Ini merupakan komitmen
mereka untuk bisa bertahan di tengah perubahan yang semakin dinamis dan tidak
terprediksi. Maka dari itu, banyak perusahaan yang menjalin kerjasama dengan pihak lain
agar hasil risetnya lebih maksimal.
3.faktor:

-Tidak kompeten dalam manajerial.

-Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,


mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan mengintegrasikan perusahaan.

-Kurang dapat mengendalikan keuangan.

-Gagal dalam perencanaan. perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

-Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berwirausaha

Langkah-langkah nya seperti berfikir positif, temukan penyebabnya, lakukan evaluasi, mencari
peluang baru, bikin perencanaan matang, fokus pada target dll.

4.Untuk berwirausaha, inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan
dalam diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha. Keduanya sering kali
dipandang hampir serupa. Inovasi dan kreativitas adalah inti dari kewirausahaan. Pada dasarnya
sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap
masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja usaha. Sedangkan
kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.

Kemampuan yang dihasilkan oleh kreativitas merupakan kemampuan dalam membuat sesuatu


menjadi baru dalam keberadaannya dan merupakan pembentukan ide-ide baru yang original dan
tidak biasa atau unik. Pola pikir dari orang kreatif adalah berpikir out of the box, serta memiliki
pikiran yang terbuka dan bebas untuk mendekati sesuatu dengan cara baru. Sedangkan, inovasi
adalah mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu kombinasi baru yang dapat
menghasilkan. Definisi baru disini tidak selalu berarti original, melainkan kebaruan atau
diperbaharui, yang berarti juga adalah improvement, karena inovasi tidak harus selalu barang atau
jasa baru, melainkan perbaikan atau pengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.

5. BMC itu penting untuk awal bisnis, Karena dengan kesembilan elemennya, sebenarnya kita sudah
bisa memvalidasi apakah satu ide bisnis itu potensial atau tidak. Karena itu, membuat bisnis model
canvas adalah hal paling awal yang biasanya dibutuhkan seorang pengusaha pemula atau pengusaha
yang mau membuat suatu usaha baru.

Pertama, Mempersingkat Waktu Penulisan Perencanaan; Jika menggunakan metode konvensional,


maka pelaku usaha tentu harus menuliskan panjang lebar terkait perencanaan bisnis yang akan
dibuat. Akan tetapi, dengan BMC maka perusahan hanya perlu mengisi poin-poin perencanaan bisnis
sesuai dengan blok yang telah ditetapkan tanpa perlu menulis panjang lebar. Penentuan poin-poin
penting ni semakin terarah dengan adanya blok yang telah disediakan. Meningkatkan Fokus
Perusahaan; BMC dapat membantu pemahaman dan dapat melihat gambaran keseluruhan bisnis
sehingga dapat terlihat kekuatan dan kelemahan tergantung pada inputnya. Hal tersebut akan
membangun model bisnis sedemikian rupa sehingga keseluruhannya terdiri dari dan lebih besar dari
jumlah bagian yang ada. Lebih Terstruktur; Business model camvas dapat dijadikan brainstorming
saat meeting dengan seluruh karyawan. Bagian pentingnya business model canvas dapat
mempercepat proses meeting dan membuat diskusi menjadi lebih terstruktur agar tidak melenceng
ke pembahasan yang lain.

6. Virus Corona adalah Virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut Covid-19 (Corona Virus Disease 2019). Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Infeksi Virus Corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus
ini menular dengan sangat cepat dan  telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan Lockdown
dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.

Sejauh ini jumlah terpapar Covid-19 di Global telah mencapai 3.727.301 orang di dunia. Sedangkan
di indonesia sendiri sebanyak 12.776 orang yg sudah positif terjangkit Virus ini, dengan begitu  
indonesia berada diurutan 36 dari 215 negara yang sudah terpapar (Menurut data WHO).   Covid-19
yang merebak di Indonesia tidak hanya berdampak serius pada kesehatan masyarakat, namun juga
mengancam stabilitas ekonomi Bumi Pertiwi.

 peluang bisnis yang dapat kita maksimalkan, dari meluapnya wabah Covid-19 di antaranya yaitu:

1. Munculnya Peluang Bisnis Online Baru (E-Business)

Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi, maka peluang membangun bisnis online
yang besar akan semakin memungkinkan. Bagaimana tidak, seiring dengan berkembangnya waktu,
maka teknologi akan semakin berkembang. Dan hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan sebagai
inovasi untuk mengembangkan bisnis akan semakin besar.

Di antara peluang bisnis di era Revolusi Industri 4.0 antara lain adalah , Bisnis jual beli online dan  on-
demand service (contohnya : aplikasi Gofood dan Gosend).

Menurut pendapat saya dengan adanya pandemi covid 19 serta revolusi indutsri 4.0 bisa membuka
peluang pembisnis dari segala aspek misalnya aspek makanan, pakaian / perlengkapan apd. Semua
orang bisa menjual barang mereka tanpa mengeluarkan biaya untuk penyewaan tempat, hal
tersebut bisa meminimalisirkan uang yang bisa dipergunakan ke hal yang lain. Misalnya saya menjual
makanan rice mentai yang menjadikan masyarakat pencintai mentai , saya mencari korban yang
menyukai pencinta mentai oleh sebab itu saya mengkolaborasi antara dimsum dengan mentai yang
bagi saya pecinta makanan pasti seleranya bisa mengikuti consumen.

Anda mungkin juga menyukai