Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan eksternal suatu kegiatan usaha. − Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut dan tidak dapat dikendalikan oleh organisasi. − Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, yang terdapat di dalam perusahaan yang biasanya relatif dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Model elemen-elemen lingkungan internal digambarkan oleh Wheelen dan Hunger adalah: a. Structure Struktur kegiatan usaha menunjukkan cara yang biasa dijalankan dalam mengelola usaha ditinjau dari aspek-aspek komunikasi, otoritas, dan aliran kegiatan. Struktur sering juga disebut rantai perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. b. Culture Budaya menggambarkan corak kepercayaan, harapan dan sistem nilai yang dianut oleh kebanyakan anggota organisasi, dan juga sesungguhnya menggambarkan corak perilaku yang biasanya dianut dan bisa diterima dalam organisasi. c. Resource Sumber terdiri dari berbagai aset yang dimiliki dan digunakan untuk mengubah bahan mentah (input) menjadi keluaran (output) berupa produk ataupun jasa. Berbagai jenis sumber antara lain mencakup sumber daya manusia, kemampuan manajerial, aset keuangan, fasilitas produksi, keterampilan, serta berbagai jenis kemampuan lainnya.
2. Analisis terhadap komunitas atau lingkungan
Saya setuju atas pernyataan bahwa “Untuk membangun usaha baru diperlukan beberapa analisis di antaranya terhadap komunitas atau lingkungan”. Analisis terhadap lingkungan mikro difokuskan terhadap lokasi ataupun komunitas di mana sebuah usaha baru akan dijalankan. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menjalankan usaha baru adalah dengan memahami kondisi lokasi ataupun komunitas dimana usaha baru hendak dijalankan, yaitu melalui analisis terhadap beberapa faktor di antaranya yaitu: a. Demografi Memahami demografi lokasi dapat membantu pengusaha atau calon pengusaha untuk menentukan komposisi ataupun karakteristik konsumen yang terdapat di lokasi ataupun komunitasnya. Informasi yang dibutuhkan antara lain mencakup jumlah penduduk, daya beli, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan sebagainya. Analisis terhadap berbagai jenis informasi demografi ini akan digunakan untuk menentukan ukuran usaha yang hendak dikembangkan. Contoh kasus: b. Kegiatan Dasar Perekonomian Besarnya peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para entrepreneur (wirausaha) di suatu lokasi bisa diukur melalui kegiatan dasar perekonomian yang terdapat di lokasi tersebut. c. Kecenderungan Perkembangan Populasi Kecenderungan perkembangan populasi perlu dipelajari untuk memperoleh kepastian bahwa populasi atau suatu komunitas cenderung sedang berkembang, dan bukan berada dalam kondisi statis ataupun mundur. d. Iklim Usaha Kondisi iklim usaha penting untuk dipahami sebelum menetapkan lokasi tempat sebuah usaha baru hendak didirikan. Kondisi iklim usaha di suatu lokasi sebenarnya tergambarkan oleh kondisi dari berbagai faktor yang tersedia di lokasi tersebut, seperti kondisi sistem transportasi di lokasi itu, kondisi sistem perbankan, ketersediaan jasa profesional seperti konsultan, kegiatan dasar perekonomian, kecenderungan pertumbuhan yang terjadi di lokasi itu, dan pendapatan konsumen.
3. Elemen utama dalam pemasaran yang efektif
Pemasaran yang efektif dibangun melalui tiga elemen utama, yaitu falsafah, segmentasi pasar, dan perilaku konsumen. Sebuah perusahaan baru perlu mengintegrasikan ketiga elemen tersebut dalam pengembangan konsep pemasaran maupun dalam memutuskan pilihan pendekatan yang akan digunakan untuk menaklukkan pasar. Berikut penjelasan dari elemen- elemen tersebut: a. Falsafah Pemasaran Tiga jenis falsafah pemasaran dianut oleh usaha yang relatif baru, yaitu: − Falsafah pemasaran yang dikendalikan produksi (production driven) didasarkan pada anggapan bahwa jika perusahaan mampu melaksanakan kegiatan produksi secara efisien, maka pemikiran mengenai pemasaran bisa ditetapkan kemudian. Produksi mendapat perhatian utama dari perusahaan, sementara perhatian terhadap pemasaran akan mengikuti kondisi yang terjadi pada produksi. Falsafah pemasaran seperti ini biasanya dijalankan oleh usaha baru yang menghasilkan keluaran berteknologi tinggi ataupun berteknologi mutakhir. − Falsafah pemasaran yang dikendalikan penjualan (sales driven) berfokus pada penjualan dan iklan, untuk membujuk konsumen agar membeli produk ataupun jasa yang dihasilkan perusahaan. Jika terdapat persediaan produk atau jasa yang berlebihan, maka biasanya falsafah sejenis ini yang digunakan, seperti yang biasanya dianut oleh dealer mobil baru. − Falsafah pemasaran yang dikendalikan konsumen (consumer driven) biasanya didasarkan pada studi yang berusaha menemukan preferensi, keinginan, dan kebutuhan konsumen, sebelum produksi benar-benar dilaksanakan. Dengan demikian produk atau jasa yang dihasilkan betul-betul disesuaikan dengan konsumen. b. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar merupakan proses untuk mengidentifikasikan satu set sifat atau karakteristik yang dapat membedakan sekelompok konsumen dengan kelompok konsumen lainnya. Untuk mengidentifikasikan suatu segmen pasar yang spesifik, perlu dilakukan analisis terhadap sejumlah variabel. Dua variabel utama yang bisa menjadi fokus perhatian adalah variabel demografi dan variabel benefit. Variabel demografi mencakup usia, status perkawinan, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, dan berbagai informasi lainnya. Variabel benefit mencoba mengidentifikasikan atau menemukan jenis kebutuhan yang belum terpenuhi di pasar, misalnya harga, kenyamanan, gaya, tren, dsb. Tergantung dari usaha apa yang hendak kita jalankan. Apakah yang hendak diusahakan adalah produk ataupun jasa, sangat penting untuk memahami jenis kebutuhan yang belum terpenuhi di segmen pasar yang menjadi sasaran sehingga bisa menjadi dasar untuk menetapkan segmen pasar yang spesifik. c. Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) Corak perilaku konsumen dipengaruhi oleh profil atau karakteristik konsumen, terutama yang berkaitan dengan karakteristik pribadi dan karakteristik psikologisnya. Melalui kategorisasi karakteristik pribadi dan karakteristik psikologis konsumen, pengusaha diharapkan akan dapat memiliki gambaran mengenai jenis atau kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran penjualan. Langkah berikutnya adalah mengaitkan karakteristik konsumen potensial, termasuk berbagai hal yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka terhadap kecenderungan pasar. Pandangan konsumen terhadap sejenis produk atau jasa dikategorikan dalam 5 kelas, di antaranya convenience goods, shopping goods, specialty goods, unsought goods, dan produk baru.
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar