Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN INDUSTRI

Bab III: Bidang Manajemen Produksi/Operasi & Pemasaran

I. Manajemen Produksi
A. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Manajemen produksi/operasi merupakan kegiatan manajemen yang berhubungan
dengan pembuatan barang atau jasa, kegiatan-kegiatan produksi seperti ini
terdapat di berbagai organisasi baik perusahaan manufaktur maupun organisasi-
organisasi lain yang bergerak dibidang jasa.

Pengertian manajemen operasi menurut Bary render dan Jay heizer (2001:2) yang
dialihbahasakan oleh Kresnohadi Ariyoto mengemukakan bahwa: Manajemen
operasi adalah Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan menjadi keluaran

Menurut Roger G. Schoereder (1996:4) yang dialihbahasakan oleh Ivonne Pongoh,


mengemukakan bahwa: Manajemen operasi mengambil keputusan yang berkenaan
dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi dalam kajian pengambilan
keputusan dari suatu fungsi operasi.

Dari definisi diatas mendapat penekanan untuk:


1. Fungsi, yaitu manajer operasi mempunyai tanggungjawab untuk mengelola
departemen atau fungsi organisasi yang menghasilkan barang dan jasa
2. Sistem, yaitu mengacu kepada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan
jasa
3. Keputusan, yaitu mengacu kepada pengambilan keputusan sebagai elemen penting
dari manajemen operasi sebagai tema pokok dalam operasi.

Berdasarkan kedua definisi diatas, manajemen operasi merupakan kegiatan


pengambilan keputusan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan berbagai
sumberdaya secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan
suatu barang atau jasa.

Menurut Sofjan Assauri (2004:11) yang dimaksud dengan produksi adalah: Kegiatan
yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua
aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain
yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut

Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2001:70) bahwa: Produksi adalah kegiatan


yang bertujuan untuk menciptakan barang/jasa lain yang mempunyai nilai tambah dan
nilai guna yang lebih besar berdasarkan prinsip ekonomi manajerial atau ekonomi
perusahaan

Penjelasan dari definisi-definisi tersebut, nampak bahwa yang dimaksud dengan


produksi tidak lain merupakan suatu kegiatan atau aktifitas untuk menciptakan barang
dan jasa dalam meningkatkan tambahan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen baik dalam hal selera, citarasa maupun nilai guna dari suatu produk.

Kegiatan dalam mengendalikan proses produksi diperlukan suatu manajemen yang


berguna untuk menetapkan kepuasan-kepuasan dalam upaya pengaturan dan
pengkoordinasian penggunaan sumberdaya-sumberdaya dari kegiatan produksi untuk
mencapai tujuan organisasi. Perubahan dari masukan menjadi keluaran tersebut disebut
proses transformasi yaitu dengan menggunakan sumber daya (man, money, machine,
material, and market) yang dimiliki oleh perusahaan sebagai masukan untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa yang kemudian dikenal sebagai manajemen
produksi.

Peranan kualitas dalam kegiatan-kegiatan operasi memiliki pengaruh yang besar


terhadap kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan

Page | 1
kekuatan terpenting yang membutuhkan keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam
merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Oleh karena itu selayaknya suatu
perusahaan menerapkan aktivitas pengendalian kualitas secara lebih serius dan terarah
dalam setiap kegiatan proses produksinya.

Pengendalian Kualitas menurut Armand V. Feigenbaum (1991:5) adalah sebagai berikut:


Quality control is an effective system for integrating quality development, quality
maintenance and quality improvement efforts of the various group in an organizations so
as to enable marketing and engineering production and service at the most economical
level which allow for full customer satisfaction.

Kauro Ishikawa (1992:50) yang dialihbahasakan oleh Budi Santoso yang


dimaksud dengan pengendalian kualitas adalah: Metode untuk mengembangkan,
mendesain, memproduksi, dan memberikan jasa produk yang paling ekonomis, paling
berguna dan selalu memuaskan bagi konsumen
Menurut Sofjan Assauri (2004:210) tujuan dari pengendalian kualitas adalah
sebagai berikut:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin
3. Mengusahakan agar biaya design dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Secara garis besarnya pengendalian kualitas dapat dibedakan menjadi tiga tahap seperti
yang dikemukakan oleh Elwood S. Buffa (1996:45) yang dialih bahasakan oleh Bakri
Siregar yaitu:
1. The inspection and control of quality of incoming raw material (pemeriksaan
dan pengendalian bahan baku)
Pemeriksaan selama proses produksi ini terutama untuk menjamin bahwa
hanya bahan baku dan bahan pembantu yang memenuhi syarat untuk
diproses serta menjamin jalannya proses produksi sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh perusahaan pengendalian ini dilakukan terhadap
semua faktor-faktor produksi terutama terhadap kualitas bahan pembantu
yang digunakan, karena bahan baku dan bahan pembantu sangat
mempengaruhi kualitas dari produk akhir.
2. The product inspection and control of process (pemeriksaan dan
pengendalian produk proses produksi)
Pengendalian kualitas pada tahap ini diperlukan untuk mendeteksi
penyimpangan-penyimpangan serta untuk melaksanakan koreksi, pada tahap
ini dilakukan pemeriksaan pada akhir setiap tahap proses produksi
berlangsung.
3. The inspection and testing for product performance (pemeriksaan dan
pengujian pada proses akhir)
Walaupun telah dilakukan pengujian terhadap bahan baku dan proses
produksi, tetapi hal itu tidak menjamin bahwa produk yang dihasilkan pasti
baik dan diperlukan pemeriksaan pada saat produk akhir yang gagal atau
tidak sesuai dengan standar sehingga tidak sampai ke tangan konsumen.

Menurut Kauro Ishikawa (1988:102) yang dialihbahasakan oleh Nawolo Widodo. Delapan
langkah pemecahan masalah yang sering digunakan dalam pengendalian kualitas, yaitu:
1. Menemukan Masalah
2. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah
3. Menemukan penyebab utama
4. Menyusun rencana penanggulangan
5. Melaksanakan Rencana penanggulangan
6. Evaluasi hasil penangulangan
7. Standarisasi
8. Rencana selanjutnya

Page | 2
Menurut Kauro Ishikawa (1988:43) yang dialih bahasakan oleh Nawolo Widodo,
ada tujuh alat bantu pengendalian kualitas, yaitu:
1. Lembar Pemeriksaan (Chek sheet)
2. Pengelompokan (Stratification)
3. Diagram Pareto (Pareto Diagram)
4. Histogram
5. Diagram Pencar (Scatter diagram)
6. Diagram Sebab Akibat (cause and effect diagram)
7. Peta Kendali (Control Chart)

II. Manajemen Pemasaran


Pengertian Manajemen Pemasaran
Konsep pemasaran adalah kegiatan perencanaan pemasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan yaitu kepuasan pelanggan. Segala aktifitas yang menganut konsep
pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Dalam kegiatan
pemasaran ada beberapa konsep pemasaran yang disebut 4P, yaitu :
Product
Price
Placement
Promotion

Sedangkan pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang manajemen


pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama, seperti :

Menurut Philip Kotler/Armstrong (2002:14) menyebutkan bahwa: 'Manajemen


pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program
yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran
organisasi'."

Menurut John W. Mullins, Marketing management is the process of analyzing,


implementing, coordinating, and controlling programs, involving the conception, pricing,
promotion, and distributions of products, services and ideas designed to create and
maintain beneficial exchanges with target market for the purpose of achieving
organizational objectives.

Menurut Swastha (1995 : 5) : "Manajemen Pemasaran penganalisaan, perencanaan,


pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan
pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan
perusahaan."

Menurut Sofyan Assauri (2004) "Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan


menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
yang terkait dengan perancangan dan peluncuran produk, pengkomunikasian, promosi
dan pendistribusian produk tersebut, rnenetapkan harga dan mentransaksikannya,
dengan tujuan agar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencaapi
tujuan organisasi perusahaan jangka panjang."

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan


pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar
yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Titik berat diletakkan
pada penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut
serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.

Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang


meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan

Page | 3
pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda
lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses
pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan
kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai
tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dari perilaku konsumen, dan
sebaliknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga menjadi
sesuai dengan produk yang ditawarkan perusahaan.

Sejak terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran telah mengalami beberapa


tahap perkembangan, yaitu:
Tahap Orientasi Produksi
Pada tahap ini perusahaan mempunyai masalah utama bagaimana caranya untuk
meningkatkan produksi, faktor layanan yang baik dengan harga yang layak agar dapat
diperoleh laba yang besar. Konsep yang dianut oleh perusahaan yang berada pada tahap
ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yang dijual dengan harga
yang layak, dan diperlukan sedikit usaha pemasaran agar tercapai penjualan yang
memuaskan.
Tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk menjadi berlimpah. Oleh karena pangsa
pasarnya terbatas, maka timbul permasalahan bagaimana agar dapat menjual produk-
produk yang telah dihasilkan. Perusahaan yang berada pada tahap ini menganut sebuah
konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur tidak akan bersedia
membeli suatu produk dalam jumlah yang cukup banyak tanpa didorong dengan usaha-
usaha promosi yang kuat. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih
mementingkan penjualan dari pada kepuasan debitur. Cara seperti ini pada hakekatnya
justru merugikan perusahaan sendiri, sebab pembeli merasa tertipu dan kecewa
sehingga tidak akan mengulang pembeliannya.
Tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya berbagai perubahan masyarakat yang cepat, kemajuan teknologi yang
semakin maju dan rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan tidak dapat lagi
memberikan pemecahan atau jawaban secara keseluruhan terhadap usaha-usaha untuk
mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan harus lebih
mementingkan kebutuhan dan keinginan debitur. Perusahaan yang demikian ini
menganut orientasi pemasaran, yang menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan debitur dan pemberian
kepuasaan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan oleh
pesaing. Jadi konsep pemasaran adalah suatu orientasi pada debitur yang didukung oleh
pemasaran yang terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin meningkat
sebagai kunci tercapainya tujuan perusahaan.
Orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang berupaya memberikan kepuasan kepada debitur dan kemakmuran
masyarakat dalam jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan.
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan kepuasan debitur dan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang sebagai kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan yang banyak berhubungan dengan masalah penciptaan dan pencapaian
faktor hidup yang lebih baik, maka konsep ini dipandang sebagai konsep pemasaran
yang baru.Perkembangan masyarakat dan teknlogi telah menyebabkan perkembangan
konsep pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara
atau kebiasaan masyarakat. Perusahaan tidak hanya berorientasi pada debitur saja,
tetapi juga harus berorientasi kepada masyarakat. Dengan konsep pemasaran sosial
(Social Market Concept), perusahaan berusaha memberikan kepuasan debitur dan
kesejahteraan masyarakat untuk jangka panjang.

Page | 4
MANAJEMEN INDUSTRI
Bab IV: Bidang Manajemen Keuangan dan Sumber Daya Manusia

I. Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan salah satu bagian utama dari ilmu
manajemen. Pengertian Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas entitas bisnis
(organisasi) dalam kerangka penggunaan serta pengalokasian dana entitas bisnis
(perusahaan) dengan efisien. pengertian ini mengalami berbagai perkembangan berawal
dari pengertian yang hanya sekedar mengutamakan kegiatan mendapatkan /
memperoleh dana saja hingga mencakup kegiatan mendapatkan, penggunaan dana
hingga pengelolaan atas aset (aktiva). George R Terry menyebutkan ada 4 aktivitas
yang dikenal dengan POAC singkatan: Planning - Organizing - Actuating - dan Controling.

Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli


Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian Manajemen
Keuangan:

James Van Horne, menyatakan:


semua kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan perolehan, pendanan
serta pengelolaan aset (aktiva) dengan tujuan yang menyeluruh.
Suad Husnan, berpendapat bahwa:
Manajemen keuangan adalah manajemen terhahap semua fungsi keuangan
Bambang Riyanto, mendefinisikan :
Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan upaya
memperoleh dana yang dibutuhkan dengan biaya yang seminimal mungkin dan syarat
yang menguntunggkan serta uapay untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut
secara efisien dan efektif
Liefman menyatakan:
Definisi manajemen keuangan adalah upaya penyediaan uang dan mempergunakan
dana tersebut untuk mendapatkan aset (aktiva)
Seperti yang disebut diawal tadi, dengan melihat beberapa pengertian diatas, pengertian
manajemen keuangan secara sederhana adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan
perusahaan, dimulai dari cara memperoleh dana dan mempergunakannya.
penggunaannya harus tepat sasaran, efisien, dan efektif supaya tujuan keuangan
perusahaan yang sudah ditetapkan dalam perencanaan bisa terwujud.

Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan tidak hanya sekedar pencatatan akuntansi saja. manajemen


keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa dianggap sebagai suatu kegiatan
tersendiri yang menjadi bagian dari pekerjaan orang-orang keuangan.

Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas yang dilakukan dan


muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. maka
dari itu, dalam membuat sebuah sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip
prinsip ini yang menjadi dasarnya, diantarnya:.

Consistency (Konsistensi)
dalam prinsip konsistensi ini, suatu sistam serta kebijakan keuangan perusahaan
haruslah konsisten, tidak berubah dari periode ke periode, namun perlu diingat bahwa
sistem keuangan bukan berarti tidak boleh dilakukan penyesuaian bila ada suatu
perubahan yang signifikan didalam perusahaan. pendekatan keuangan yang tidak
konsisten bisa menjadi tanda bahwa ada manipulasi pada pengelolaan keuangan
perusahaan.

Page | 5
Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip ini adalah suatu kewajiban hukum ataupun moral, yang melekat kepada individu,
kelompok ataupun perusahaan untuk memebri penjelasan bagaimana dana ataupun
kewenangan yang telah diberikan kepada pihak ke-3 dipergunakan. pihak pihak harus
bisa memberi penjelasan tentang penggunaan sumber daya dan apa saja yang sudah
dicapai sebagai suatu bentuk pertanggung-jawaban kepada pihak pihak yang
berkepentingan, agar semua tahu bagaimana kewenangan dan dana yang dimiliki itu
dipergunakan.

Transparancy (Transparansi)
manajemen harusnya terbuka terhadap pekerjaannya, memberikan informasi tentang
rencana dan segala aktivitas kepada yang berkepentingan, termasuk memberikan
laporan keuangan yang wajar, lengkap, tepat waktu dan akurat yagn bisa diakses dengan
mudah oleh yang berkepentingan, apabila tidak transparan, maka ini bisa
mengindikasikan manajemen telah menyembunyikan sesuatu.

Viability (Kelangsungan Hidup)


Supaya kesehatan keuangan perusahaan terjaga, semua pengeluaran operasional
ataupun ditingkat yang strategis harus disesuaikan dengan dana yang ada.
kelangsungan hidup entitas merupakan ukuran suatu tingkat keamanan serta
keberlanjutan keuangan perusahaan. manajemen keuangan harus menyusun rencana
keuangan dimana menunjukkan bagaimana suatu perusahaan bisa menjalankan
rencana strategisnya guna memenuhi kebutuhan keuangan.

Integrity (Integritas)
Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang mumpuni dalam menjalankan
kegiatan operasional. selain itu catatan dan laporan keuangan harus terjaga
intergritasnya dengan kelengkapan dan tingkat keakuratan suatu pencatatan keuangan

Stewardship (Pengelolaan)
Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan mumpuni dana yang sudah didapat
dan memberikan jaminan bahwa dana yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk
merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan. dalam prakteknya, manajemen bisa
melakukan bisa berhati hati dalam membuat perencanaan strategis, mengidentifikasikan
resiko keuangan yang ada serta menyusun dan membuat sistem pengendalian keuangan
yang sesuai.

Accounting Standards (Standar Akuntansi)


Sistem akuntansi keuangan yang dipakai harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan
standar aturan akuntansi yang berlaku. agar laporan keuangan yang dihasilkan bisa
dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh semua pihak pihak yang berkepentingan.

Konsep Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi keuangan, dan fungsi
manajemen keuangan merupakan bagaimana mempergunakan serta menempatkan
dana yang ada. fungsi fungsi yang ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan
dengan baik mengingat fungsi fungsi yang ada saling berkaitan satu sama lain.

Seperti telah dibahas diatas, Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama
Perolehan Dana, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber
dana, ntah itu berasal dari internal perusahaan ataupun bersumber dari eksternal
perusahaan
Penggunaan Dana, suatu aktivitas menggunakan atau menginvestasikan dana
yang ada pada berbagai bentuk aset
Pengelolaan Aset (Aktiva), aktivitas ini adalah kegiatan yang dilakukan setelah
dana telah didapat dan telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset
(atkiva), dana harus dikelola secara efektif dan efisien.
Jadi, dengan aktivitas aktivitas diatas tersebut, dengan kata lain fungsi pengambilan
keputusan manajemen keuangan adalah keputusan mengenai pendanaan, investasi dan
manajemen aset (aktiva)

Page | 6
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan bertujuan memaksimalkan nilai dari perusahaan. manajemen
harus bisa menekan perputaran uang yang bisa menghindarkan dari aktivitas yang tidak
diinginknan. perlu diingat, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk
memaksimalkan atau menambah kesejahteraan para pemilik perusahaan. saham yang
beredar adalah bukti kepemilikan, kesejahteraan para pemilik direfleksikan dari harga
pasar perusahaan itu, harga perusahaan tersebut adalah buah dari keputusan
manajemen mengenai keputusan untuk investasi, keputusan dalam pendanaan serta
aktivitasnya dalam memanage aktiva, keputusan keputusan tersebut akan berdampak
pada harga saham para pemilik perusahaan.

Fungsi Manajemen Keuangan

Investment Decision (Keputusan Investasi)


Investasi berarti penanaman modal pada aset riil ataupun aset finansial (surat berharga),
keputusan investasi ini adalah suatu keputusan terhadap aset apa yang nantinya akan
dikelola entitas/perusahaan. Keputusan ini yang strategis ini akan berpegnaruh secara
langsung terhadap besar kecilnya rentabilitas investasi serta aliran dana perusaan pada
masa mendatang.

Financing Decision (Fungsi Pendanaan)


Keputusan mengenai pendanaan ialah dengan mempelajari berbagai sumber dana
perusahaan, dalam laporan keuangan berada dalam sisi pasiva. keputusan ini harus
memperhatikan sumber dana dengan biaya seminimal mungkin dan juga syarat yang
bisa menguntungkan baik itu berasal dari internal perusahaan maupun sumber dana
yang berasal dari luar perusahaan (eksternal).

Deviden Decision (Keputusan Deviden)


Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal hal seperti:
Besaran prosentase laba yang akan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk kas
tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh manajemen
stock devidend, (dividen saham)
stock split (pemecahan saham)
Penarikan saham yang telah beredar

Sebagai tambahan berikut saya berikan hal hal sedikit mendetail yang dilakukan oleh
manajemen keuangan:
Perencanaan atas Keuangan, manajemen keuangan menyusun rencana
pemasukan serta pengeluaraan dana dan juga aktivitas yang lain pada periode
tertentu
Melakukan Penganggaran keuangan perusahaan, ini adalah tindak lanjut atas
perencanaan keuangan dengan menyusun lebih detail lagi semua pengeluaran
dan pemasukan perusahaan
Pengelolaan Keuangan perusahaan, dalam hal ini, manajemen keuangan
mempergunakan dana yang ada dalam perusahaan untuk memaksimalkannya
dengan berbagai cara yang bisa ditempuh
Pencarian sumber dana, manajemen keuangan berusaha mencari sumber dana
perusahaan yang akan digunakan kegiatan operasional perusahaan
Penyimpanan Keuangan, manajemen keuangan menyimpan untuk
mengamankan dana perusahaan yang telah dikumpulkan.
Pengendalian atas keuangan, manajemen keuangan mengevaluasi dan
memperbaiki suatu sistem keuangan yang ada dalam perusahaan yang dirasa
belum mumpuni
Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan keuangan
perusahaan dilakukan oleh manajemen keuangan untuk memastikan tidak adanya
penyimpangan yang merugikan terjadi

Page | 7
Pelaporan keuangan perusahaan, manajemen keuangan menyediakan informasi
keuangan tentang kondisi kekinian keuangan perusahaan yang bisa dijadikan
bahan evaluasi nantinya.

Fungsi Manajemen keuangan lainnya jika dikaitkan dengan beberapa hal diatas:
Pengawasan terhadap biaya
Penetapan atas kebijakan harga
Peramalan laba dimasa mendatang
pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja

II. Manajemen Sumber daya manusia


A. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari
manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam bidang /fungsi produksi,
pemasaran, keuangan, ataupun kepegawaian. Karena sumberdaya manusia(SDM)
diangggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka
berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara
sistematis dalam apa yang di sebut manajemen sumber daya manusia. Istilah
manajemen mempunyai arti sebagai pengetahuan tentang bagaimana seharusnya
memanage (mengelola) sumber daya manusia.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi


manajemen bukan hanya terdapat hanya pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-
mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan
(sumber daya manusia) yang mengelola faktor produksi lainnya tersebut. Namun,
perlu di ingat bahwa sumber daya manusia manusia sendiri sebagai faktor produksi,
seperti halnya faktor produksi yang lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah
oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru yang belum
memilii keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi karyawan yang terampil
dan ahli. Apabila dia dilatih lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi,
maka akan menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah
yang disebut Manajemen SDM.

B. TUJUAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi produktif orang-orang yang
ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara
strategis, etis, dan sosial. Departemen SDM dikatakan penting karena departemen
tersebut tidak mengontrol banyak faktor yang membentuk andil SDM misalnya :
modal, bahan baku, dan prosedur. Departemen ini tidak memutuskan masalah
strategi atau perlakuan supervisor terhadap karyawan, meskipun departemen
tersebut jelas-jelas memengruhi kedua-duanya. Manajemen SDM mendorong para
manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan
oleh perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoperasikan
departemen-departemen atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga
manajemen SDM harus memiliki sasaran, seperti:

1. Sasaran manajemen sumber daya manusia


a. Sasaran perusahaan
Departmen SDM di ciptakan untuk dapat membantu para manajer dalam mencapai
sasaran perusahaan, dalam hal ini antara lain: perencanaan SDM, seleksi, pelatihan,
pengembangan, pengangkatan, penempatan, penilaian, hubungan kerja.
b. Sasaran Fungsional
Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM pada level yang
cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan, seperti: pengangkatan, penempatan,
dan penilaian
c. Sasaran sosial
Sasaran sosial ini meliputi: keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan hokum,
dan hubungan manajemen dengan serikat pekerja.

Page | 8
d. Sasaran pribadi karyawan
Untuk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka, setidaknya
sejauh tujuan-tujuan tersebut dapat meningkatkan kontribusi individu atas
perusahaan.

2. Aktivitas manajemen sumber daya manusia


a. Kunci aktivitas SDM: Kalangan perusahaan kecil sekalipun bisa jadi tidak memiliki
departemen SDM, kemungkinan mengalami kekurangan anggaran dalam jumlah
yang besar dan jumlah staff yang tidak memadai.
b. Tanggung jawab atas aktivitas SDM: Tanggung jawab atas aktivitas manajemen
SDM berada di pundak masing-masing manajer.

C. FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Fungsi manajemen SDM hamper sama dengan fungsi manajemen umum, yaitu:

1. Fungsi manajerial
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pengarahan (directing)
Pengendalian (controlling)
2. Fungsi oerasional
Pengadaan tenaga kerja (SDM)
Pengembangan
Kompensasi
Pengintegrasian
Pemeliharaan
Pemutusan hubungan kerja

D. PERKEMBANGAN MANAJEMEN SDM


Manajemen SDM timbul sebagai masalah baru pada dasawarsa 1960-an, sedangkan
personel manajemen (manajemen kepegawaian) sudah lahir pada tahun 1940-an. Antara
manajemen SDM dan manajemen kepegawaian terdapat perbedaan antara ruang
lingkup atau objeknya. Manajemen SDM mencakup masalah-masalah yang berkaitan
dengan pembinaan, penggunaan, dan perlindungan SDM baik yang berada dalam
hubungan kerja maupun yang berusaha sndiri. Sedangkan personel manajemen
mencakup SDM, baik yang berada dalam organisasi/perusahaan-perusahaan terutama
perusahaan modern yang di kenal dengan sector formal, umumnya pada Negara-negara
yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk masih tinggi.

E. MASALAH SDM
Di lingkungan perusahaan departemen SDM merupakan sisitem terbuka yng dipengaruhi
oleh lingkungan tempat mereka berada. Dua dari banyak masalah lingkungan yang paling
signifikan dihadapi oleh para manajer/pemimpin dan departemen SDM adalah masalah
manajemen SDM intenasional dan pemerintah.

1. Masalah eksternal
a) Keragaman budaya dan sikap
b) Keragaman melalui imigrasi dan migrasi
c) Keragaman dan profesional
2. Masalah-masalah ekonomi global
3. Masaklah-masalah pemerintah
4. Masalah organisasi
5. Masalah-masalah professional
6. Masalah SDm internasional

Page | 9
F. TANTANGAN MANAJEMEN SDM

1. Tantangan eksternal
Lingkungan eksternal yang sering di hadapi manajemen sumber daya manusia
mencakup: perubahan tekhnologi, pengaturan pemerintah, faktor sosial budaya, pasar
tenaga kerja, faktor politik, kondisi perekonomian, faktor geografi, faktor demografi,
kegiatan mitra, dan pesaing.

2. Tantangan internal
Tantangan internal muncul karena adanya SDM yang mengejar pertimbangan di
antaranya adalah: financial, penjualan, keuangan, service, produksi, dan lain-lain.

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai