Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN OPERASI

Pengertian Manajemen Operasi, Fungsi Operasi, Produktivitas,

Tantangan Manajemen Operasi, Operasi Global, Formulasi

Strategi dan Keunggulan Kompetitif

Oleh :

Made Fajar Fernando (1315251008)

Ardhian Khairul Hakim (1315251016)

I Gede Yudika Putra (1315251163)

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses


pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan
pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu, maka manajemen operasi
merupakan proses pengambilan keputusan di dalam usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi,
atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai
tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah
jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah
satu fungsi utama perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian Manajemen Operasi?
2) Apa saja Fungsi Operasi?
3) Apa pengertian Produktivitas?
4) Apa saja Tantangan Manajemen Operasi?
5) Bagaimana Gambaran dari Operasi Global?
6) Bagaimanan formulasi strategi Manajemen Operasi?
7) Bagaimanan memperoleh Keunggulan Kompetitif melalui Manajemen
Operasi?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian Manajemen Operasi
2) Untuk mengetahui apa saja Fungsi Operasi
3) Untuk mengetahui pengertian Produktivitas
4) Untuk mengetahui apa saja Tantangan Manajemen Operasi
5) Untuk mengetahui bagaimana Gambaran dari Operasi Global
6) Untuk mengetahui bagaimana formulasi strategi Manajemen Operasi
7) Untuk mengetahui bagaimana memperoleh Keunggulan Kompetitif
melalui Manajemen Operasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Operasi


2.1.1 Pengertian Menurut Para ahli
Jay Heizer dan Barry Render (2005;4), Manajemen operasional adalah
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
dengan mengubah input menjadi output.
Eddy Herjanto (2003;2), Manajemen operasional dapat diartikan sebagai
suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi
fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara
efisien dalam rangka mencapai tujuan
Pangestu Subagyo (2000;1), Manajemen operasional adalah penerapan
ilmu manajemen untuk mengatur seluruh kegiatan produksi atau operasional
agar dapat dilakukan secara efisien
Manajemen operasional adalah merupakan proses pengambilan
keputusan tentang penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi dalam
rangka menghasilkan barang atau jasa sehingga mencapai sasaran yaitu
tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dengan alokasi biaya yang efisien
dan efektif.
2.2 Fungsi Manajemen Operasi

Dalam menghasilkan produk berupa barang dan jasa, semua jenis


organisasi menjalankan tiga fungsi demi kelangsungan hidup organisasi.
Fungsi-fungsi tersebut adalah:

1) Pemasaran, yang menghasilkan permintaan, menerima pesanan produk


sehingga menghasilkan penjualan

2) Produksi/Operasi, yaitu proses menghasilkan produk

3) Keuangan/Akuntansi, yaitu kegiatan mengawasi sehat atau tidaknya


sebuah organisasi dilihat dari sisi keuangannya.

Untuk melaksanakan fungsi operasi, diperlukan serangkaian kegiatan


yang merupakan suatu sistem. Ada empat macam fungsi produksi/operasi
yang utama, yaitu:

1) Sebagai proses, berupa teknik, yaitu metode yang digunakan untuk


mengolah bahan

2) Sebagai pengorganisasian teknik dan metode, sehingga proses dapat


dilaksanakan secara efektif

3) Sebagai dasar penetapan perencanaan bahan

4) Sebagai pengawasan atas tujuan penggunaan bahan.

Dalam perkembangannya, perusahaan bergeser dari sifatnya yang


statis menjadi dinamis. Sifat ini ditandai dengan semakin banyaknya
penggunaan peralatan modern, hasil produksi yang semakin meningkat dan
berkualitas, pengembangan riset desain produk, dan selalu berupaya
menyejajarkan dengan kedinamisan masyarakat, sehingga dikembangkan
suatu sistem yang dinamis.

2.3 Produktifitas

Perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak hanya ditentukan oleh


bentuk susunan atau struktur perusahaan yang lengkap, melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor penempatan individu dalam posisi yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya (the right man on the
right place), yang mana di antara semua individu tersebut merupakan suatu
bentuk mitra kerja yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu
aktivitas dalam perusahaan tersebut.
Dalam setiap organisasi, baik yang profit oriented maupun tidak, manusia
sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat berperan dalam
mencapai tujuan organisasi yang efisien dan efektif. Efisien dan efektifnya
suatu organisasi sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan
sumber daya manusia dalam organisasi tersebut, mengingat sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor yang vital dalam organisasi. Maka dari
itu sumber daya manusia perlu mendapat perhatian agar dapat
dimanfaatkan secara optimal. Usaha untuk mencapai tujuan perusahaan
dapat diwujudkan melalui peningkatan produktivitas kerja.

Produktivitas yang tinggi akan menciptakan efisiensi dalam kegiatan


operasional perusahaan, yang mana tingkat produktivitas itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh kinerja pegawai perusahaan tersebut (Riggs,1982), namun
kenyataan menunjukkan bahwa sumber daya manusia sebagai faktor
produksi, yang merupakan modal atau input, masih perlu ditingkatkan lebih
baik lagi, sehingga mampu mengantisipasi segala tantangan dan kendala
dalam persaingan, yang mana upaya peningkatan dan pengembangan
kemampuan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan melalui
pembinaan, pengarahan dan pelatihan yang dilakukan secara
berkesinambungan.
Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya
menjadi barang dan jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, kita
menjadi semakin produktif dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa
yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Produktivitas (productivity) adalah
perbandingan antara output (barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber
daya, seperti tenaga kerja dan modal).

Tugas manajer operasi meningkatkan perbandingan antara output dan


input ini. Meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan efisiensi.
Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan dua cara: pengurangan
input saat output konstan, atau sebaliknya, peningkatan output di saat input
konstan. Keduanya mencerminkan peningkatan produktivitas. Dari segi
ekonomi, input adalah tenaga kerja, modal, dan manajemen, yang
diintegrasikan dalam suatu sistem produksi. Manajemen menciptakan sistem
produksi yang menghasilkan proses transformasi dan input menjadi output.

2.3.1 Pengukuran Produktifitas

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara sederhana.


Produktivitas faktor tunggal menggambarkan perbandingan satu sumber
daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output).
Produktivitas multifaktor menggambarkan perbandingan banyak atau
seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan
(output).

2.3.2 Variabel Produktifitas


Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas
(productivity variable):

1) Tenaga kerja, berkontribusi sekitar 10% dari peningkatan tahunan.

2) Modal, berkontribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan.

3) Manajernen, berkontribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.

Tiga faktor ini sangat penting dalam memperbaiki produktivitas. Mereka


mewakili cakupan yang lebih luas di mana manajer bisa mengambil tindakan
untuk memperbaiki produktivitas.

1) Tenaga Kerja

Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan


tenaga kerja yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik.
Peningkatan ini dapat juga dikaitkan pada pendeknya hari kerja. Sejarahnya,
sekitar 10% peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanva
peningkatan kualitas tenaga kerja. Tiga variabel pokok yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah:

(1) Pendidikan dasar yang sesuai bagi tenaga kerja yang efektif.

(2) Pengetatan angka tenaga kerja.

(3)Biaya sosial yang membuat tenaga kerja tersedia, seperti transportasi


dan sanitasi.

Di negara berkembang, tantangan keempat bagi manajemen adalah


mempertahankan dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja di tengah
perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat cepat. Mengatasi
rendahnya kualitas tenaga kerja, pada saat negara lain mempunyai tenaga
kerja yang lebih baik merupakan tantangan yang berat. Mungkin perbaikan
tidak hanya dilakukan melalui Peningkatan kemampuan tenaga kerja, tetapi
juga melalui unsur kelima, tenaga kerja dengan komitmen yang lebih kuat.
Pelatihan, motivasi, pembentukan tim, dan strategi sumber dava manusia,
juga perbaikan pendidikan, dan teknik lain yang dapat meningkatkan
produktivitas pekerja, sama seperti pendidikan yang lebih baik boleh jadi
merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Peningkatan produktivitas sangat mungkin terjadi, walaupun hal tersebut
sulit dan mahal.

2) Modal

Manusia merupakan makhluk hidup yang mempergunakan alat.


Investasi modal merupakan salah satu alat tersebut. Inflasi dan pajak
meningkatkan modal, membuat investasi menjadi mahal.

Saat modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas juga


menurun. Menggunakan lebih banyak tenaga kerja dari pada modal dapat
mengurangi tingkat.

Pengangguran jangka pendek, namun membuat ekonomi menjadi tidak


produktif dan mendorong upah minimum pekerja menjadi lebih rendah pada
jangka panjang. Investasi modal sering merupakan kebutuhan, tetapi lebih
sering tidak cukup untuk meningkatkan produktivitas. Pertukaran antara
modal dan tenaga kerja selalu berubah. Semakin tinggi tingkat suku bunga
semakin banyak proyek yang membutuhkan modal besar tersingkir karena
tingkat pengembalian investasi semakin kecil. Manajer menyesuaikan
rencana investasi dengan perubahan modal.
3) Manajemen

Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi.


Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal
digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen
bertanggung jawab pada lebih dari separuh peningkatan produktivitas
tahunan. Termasuk di dalamnya, peningkatan yang didapatkan melalui
penerapan teknologi dan penggunaan ilmu pengetahuan. Penerapan
teknologi dan ilmu pengetahuan memerlukan pelatihan dan pendidikan.
Pendidikan akan selalu menjadi hal yang penting, yang menghabiskan biaya
besar pada masyarakat maju Masyarakat pasca industri adalah masyarakat
berbasis teknologi yang membutuhkan pelatihan pendidikan, dan
pengetahuan. Karena itu juga, mereka disebut sebagai masyarakat yang
terdidik.

Masyarakat terdidik (knowledge society) adalah masyarakat dengan


tenaga kerja yang telah berpindah, dari pekerjaan kasar ke pekerjaan yang
berbasis teknologi dan informasi, yang tentunya memerlukan pendidikan dan
pengetahuan. Manajer operasi yang efektif, membangun tenaga kerja dan
organisasi yang membutuhkan pendidikan dan pengetahuan. Mereka
memastikan bahwa teknologi, pendidikan dan pengetahuan digunakan
secara efektif

Penggunaan modal yang lebih efektif, sebagai lawan dari investasi


modal tambahan, juga penting. Manajer, sebagai orang yang mempercepat
proses produktivitas, bertanggung jawab dalam mengadakan perbaikan pada
produktivitas modal dengan kendala yang ada. Produktivitas pada
masyarakat terdidik membutuhkan manajer yang terbiasa dengan teknologi
dan ilmu manajemen.

Tantangan produktivitas sangat berat. Sebuah Negara tidak akan bisa


menjadi pesaing kelas dunia dengan input kelas dua seperti tenaga kerja
yang kurang terdidik, modal yang tidak cukup dan teknologi yang usang.
Produktivitas yang tinggi dan kualitas output yang tinggi, membutuhkan
input yang juga berkualitas tinggi.

2.4 Tantangan Baru di Bidang Manajemen Operasi


Salah satu alasan MO merupakan ilmu yang menarik adalah ilmu ini
selalu dihadapkan pada kondisi yang selalu berubah. Berikut adalah
tantangan bagi manajer operasi:
1) Fokus Global. Manajer operasi harus tanggap melihat penemuan-
penemuan yang menghasilkan dan menggerakkan ide, produksi barang
jadi secara cepat
2) Kinerja tepat waktu. Manajer operasi mengurangi persediaan pada
setiap tingkatan, mulai dari bahan baku hingga barang jadi.
3) Bersekutu dengan rantai pemasok. Pemasok biasanya memiliki keahlian
yang unik, manajer operasi mencari pemasok dan membina kemitraan
jangka panjang dengan pihak yang mempunyai peran penting dalam
rantai-pemasok.
4) Pengembangan produk yang cepat. Manajer operasi mengatasinya
dengan teknologi dan kerjasama yang lebih cepat dan manajemen yang
lebih efektif.
5) Kustomisasi massal. Manajer operasinya mengatasinya dengan proses
produksi yang lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
6) Pemberdayaan pekerja. Manajer operasi mengalihkan lebih banyak
proses pengambilan keputusan pada secara perorangan.
7) Produksi yang peka lingkungan. Manajer operasi yang terus berusaha
memperbaiki produktivitas lebih memperhatikan perancangan produk
dan proses-proses yang ramah lingkungan.

2.5 Operasi Global


Manajer Operasi pada saat ini harus mempunyai strategi untuk
menghadapi persaingan global. Pertumbuhan yang cepat pada pasar dan
perdagangan dunia mengakibatkan banyak organisasi harus memperluas
operasinya secara global. Banyak standar baru pada lingkungan global
seperti kualitas, variasi, kenyamanan, customization, ketepatan waktu dan
biaya yang harus diperhatikan. Strategi globalisasi memberikan efisiensi dan
nilai tambah pada barang dan jasa yang ditawarkan, tetapi juga menambah
rumit pekerjaan manajer operasi. Tugas manajer operasi adalah menerapkan
startegi manajemen operasional yang dapat meningkatkan produktivitas,
sistem transformasi dan memberikan keunggulan bersaingan. Sedangkan
strategi operasi adalah : suatu strategi fungsional yang harus berpedoman
pada strategi bisnis agar dapat menghasilkan suatu pola yang konsisten
dalam keputusan-keputusan operasi.
Enam alasan operasi bisnis domestik memutuskan untuk berkembang
menjadi internasional, yaitu sebagai berikut
1) Mengurangi Biaya. Banyak perusahaan internasional mencari
keunggulan dari kesempatan yang nyata untuk menurunkan biaya.
Lokasi di tempat asing dengan upah lebih rendah dapat membantu
menurunkan baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung.
2) Memperbaiki Rantai Pasokan. Rantai pasokan (supply chain) biasanya
dapat diperbaiki dengan menempatkan fasilitas di negara dimana
sumber daya tertentu itu berada. Sumber daya ini boleh jadi merupakan
keahlian, pekerja, atau bahan baku. 3. Menghasilkan Barang dan
Pelayanan yang lebih baik. Meskipun karakteristik barang dan jasa dapat
objektif dan diukur. Kita membutuhkan pemahaman yang lebih baik
akan adanya deferensiasi budaya dan cara berbisnis di negara yang
berbeda. Dengan berada di Negara tempat dipasarkannya barang,
pemahaman lebih baik tentang budaya setempat akan diperoleh
sehingga perusahaan dapat mengkhususkan barang dan jasanya untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan budaya yang unik di luar negri.
3) Memahami Pasar. Karena operasi internasional membutuhkan interaksi
dengan pelanggan asing, pemasok, dan pesaing bisnis lain, tidak
terelakkan perusahaan internasional harus mempelajari peluang barang
dan jasa baru. Pemahaman tentang pasar tidak hanya membantu
perusahaan memahami ke mana pasar bergerak, tetapi juga membuat
perusahaan mampu melayani pelanggan yang beragam dan
mempelancar siklus bisnis mereka.
4) Belajar untuk memperbaiki operasi. Pembelajaran tidak dapat dilakukan
dalam keterasingan. Perusahaan dapat melayani usaha dan pelanggan
dengan baik jika selalu bersikap terbuka terhadap ide-ide baru.
5) Mendapatkan dan Mempertahankan Bakat Global. Organisasi Global
dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang baik dengan
menawarkan peluang kerja lebih banyak. Organisasi global
membutuhkan pekerja dalam semua fungsi dan keahlian di seluruh
dunia. Perusahaan global dapat mempekerjakan dan mempertahankan
karyawan yang baik karena mereka menyediakan peluang berkembang
yang lebih bagus dan perlindungan dari pemutusan hubungan kerja saat
kondisi ekonomi memburuk.

2.6 Mengembangkan Misi dan Strategi


Sebuah usaha manajemen operasi yang efektif haruslah mempunyai
sebuah misi sehingga mengenali ke mana arah tujuannya; dan mempunyai
sebuah strategi sehingga mengetahui bagaimana cara mencapai misinya
tersebut. Hal ini diperlukan oleh organisasi kecil atau domestik, sebagaimana
juga organisasi internasional yang besar.
1) Misi. Keberhasilan ekonomi dan kemampuan bertahan hidup merupakan
hasil pengenalan misi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Kami mendefinisikan misi (mission) organisasi sebagaimana
tujuan, apa yang akan disumbangkan kepada masyarakat. Begitu misi
organisasi telah ditetapkan, setiap wilayah fungsional dalam perusahaan
menentukan misi pendukungnya. Misi setiap fungsi dibuat untuk
mendukung misi perusahaan secara keseluruhan.
2) Strategi. Saat misi ditetapkan, strategi dan penerapannya dapat dimulai.
Strategi (strategy) adalah rencana tindakan organisasi untuk mencapai
misinya. Setiap wilayah fungsional mempunyai strategi untuk mencapai
misinya dan membantu organisasi mencapai misi keseluruhan. Strategi-
strategi ini memanfaatkan peluang dan kekuatan, menetralkan
ancaman, serta menghindari kelemahan. Setiap Strategi berbeda. Setiap
strategi mempunyai permintaan yang berbeda dalam MO. Strategi
Hunter Fan merupakan strategi yang membedakan dirinya di segi
kualitas dari pesaingnya di industri yang sama. Nucor memfokuskan diri
pada biaya rendah, sementara strategi terkuat Dell adalah respons yang
cepat dan dapat diandalkan.

2.7 Memperoleh Keunggulan Kompetitif Melalui Operasi


Keunggulan bersaing menunjukkan penciptaan system yang memiliki
keunggulan khusus (unik) di atas pesaing. Keunggulan bersaing dalam MO
dapat diciptakan melalui tiga strategi : Diferensiasi, biaya rendah dan
respon cepat.
1) Bersaing dengan Diferensiasi
(1)Diferensiasi adalah membedakan penawaran organisasi dalam
berbagai cara yang akan dianggap sebagai nilai tambah oleh
konsumen. Jadi diferensiasi adalah tentang bagaimana mambuat
keunikan.
(2)Peluang menciptakan keunikan tidak berada pada kegiatan atau
fungsi pokok perusahaan, tetapi dapat muncul dari apapun yang
dilakukan perusahaan. Jadi diferensiasi dapat diciptakan pada setiap
karakteristik fisik atau atribut pelayanan dari produk yang dihasilkan
perusahaan yang berpengaruh pada nilai konsumen. Ini dapat berupa
lini produk yang luas, fitur produk, atau pelayanan produk (seperti
lokasi distribusi produk, deliveri produk atau jasa, reparasi).

2) Bersaing dengan Biaya


(1)Low-cost leadership akan menghasilkan pencapaian nilai maksimum
konsumen.
(2)Strategi biaya rendah ini harus dilakukan pada ke 10 keputusan MO
sesuai dengan nilai yang diharapkan konsumen. Strategi biaya
rendah tidak berarti nilai rendah atau kualitas rendah.

3) Bersaing dengan Respon


(1)Respon adalah suatu set nilai yang berhubungan dengan
kemampuan dalam kecepatan, fleksibilitas, dan kehandalan.
(2)Respon fleksibel dapat diartikan sebagai kemampuan
mengantisipasi perubahan di pasar dalam hal inovasi rancangan dan
fluktuasi jumlah produksi.
(3)Respon handal dapat dilakukan dengan penjadwalan yang handal
(reliable) dan hasilnya ditunjukkan kepada konsumen sehingga akan
percaya pada kemampuan perusahaan.
(4)Respon kecepatan dapat berupa kecepatan dalam pengiriman
produk ke konsumen atau kecepatan pengembangan produk.

Adapun tiga strategi yang masing-masing memberikan peluang bagi


para manajer operasional untuk meraih keunggulan adalah :
1) Bersaing pada perbedaan (Differentistion), keunikan dapat melalui
karakteristik fisik maupun atribut jasa yang ditawarkan kepada
konsumen sehingga konsumen mempersepsikannya sebagai nilai.
2) Bersaing pada biaya (Cost Leadership), untuk mencapai nilai
maksimum yang diinginkan pelanggan tetapi dengan kualitas yang
memadai.
3) Bersaing pada respon cepat (rapid response), melalui keseluruhan
nilai yang terkait dengan pengembangan dan penghantaran barang
yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan serta kinerja
yang fleksibel.

Dalam prakteknya, ketiga konsep strategi ini-diferensiasi, biaya


rendah dan respondapat diterjemahkan kedalam enam strategi
khusus, yaitu :
1. Fleksibilitas dalam disain dan volume,
2. Harga rendah,
3. Pengiriman yang cepat,
4. Kualitas (kesesuaian dan kinerja)
5. Pelayanan purna jual, dan
6. Lini produk yang luas.
Daftar Pustaka

Heizer, Jay & Barry Render. (2015). Manajemen Operasi. Edisi Kesebelas.
Jakarta: Salemba Empat

https://jurnalmakalah.com/makalah-manajemen-operasional/

https://boipblog.wordpress.com/2016/01/07/manajemen-operasional-di-
lingkungan-global/

Anda mungkin juga menyukai