Anda di halaman 1dari 9

Ngizatul Afifah, S.Pd., M.

Si|Statistik Ekonomi

PERTEMUAN 5
ANGKA INDEKS

1. Angka Indeks
Angka indeks adalah sebuah angka yang menggambarkan perubahan relatif terhadap
harga, kuantitas atau nilai yang dibandingkan dengan tahun dasar. Tahun dasar memiliki
kriteria:
a. Menunjukkan kondisi perekonomian yang stabil
b. Diusahakan tidak terlalu jauh dengan tahun yang dibandingkan, sehingga
perbandingannya masih bermakna
Banyak indikator ekonomi menggunakan angka indeks seperti IH Konsumen, IH
Perdagangan Besar, IH Saham Gabungan, Indeks Nilai Tukar Petani, dan lain-lain.

800
700
600
500
400
300
200
100
0
Ags Sep Okt Nov Des Jan

IHSG Indonesia IHSG Korea Selatan IHSG Malaysia

Gambar 11. Grafik IHSG Indonesia, Korea Selatan dan Malaysia

2. Angka Indeks Relatif Sederhana


Angka indeks relatif sederhana dikenal juga dengan unweighted index yaitu indeks yang
tanpa memperhitungkan bobot setiap barang dan jasa.
a. Angka Indeks Harga Relatif Sederhana
Angka ini menunjukkan perkembangan harga relatif suatu barang dan jasa pada tahun
berjalan dengan tahun dasar, tanpa memberikan bobot terhadap kepentingan barang dan jasa.

= 100

36
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

Dimana = Indeks Harga pada periode , = Harga suatu barang pada periode , dan =
Harga suatu barang pada periode dasar. Jika Tahun 1996 dijadikan sebagai tahun dasar maka
akan diperoleh IH sebagaimana Tabel 23.
Tabel 23. Angka Indeks Harga Relatif Sederhana Barang X
Tahun Harga Indeks
1996 1.014 100
1997 1.112 110
1998 2.461 243
1999 2.058 203
2000 2.240 221
2001 2.524 249
2002 2.777 274
Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa harga barang X pada tahun 2002 adalah 2,74 kali
harga barang X pada tahun 1996 atau harga barang X tersebut naik sebesar 174 (274 100)
persen di atas harga tahun 1996.
b. Angka Indeks Kuantitas Relatif Sederhana
Angka ini menunjukkan perkembangan kuantitas barang dan jasa dibandingkan dengan
tahun atau periode dasarnya. Indeks kuantitas sederhana dihitung tanpa memberikan bobot
pada setiap komoditas, karena dianggap masih mempunyai kepentingan yang sama.

= 100

Dimana = Indeks kuantitatif pada periode , = Kuantitas suatu barang pada periode ,
dan = Kuantitas suatu barang pada periode dasar.
Tabel 24. Angka Indeks Kuantitas Relatif Sederhana Barang X
Tahun Harga Indeks
1996 31 100
1997 30 97
1998 32 103
1999 33 106
2000 32 103
2001 30 97
2002 31 100
Dalam tabel tersebut terlihat bahwa kuantitas barang X pada tahun 2001 mengalami penurunan
sebesar 3 (97 100) persen dibandingkan kuantitas barang X pada tahun 1996.
c. Angka Indeks Nilai Relatif Sederhana
Menunjukkan perkembangan nilai (harga dikalikan dengan kuantitas) suatu barang dan
jasa pada suatu periode dengan periode atau tahun dasarnya.

37
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

= 100 = 100

Dimana = Indeks nilai pada periode , = Nilai suatu barang pada periode , = Nilai
suatu barang pada periode dasar.
Tabel 25. Angka Indeks Nilai Relatif Sederhana Barang X
Tahun Harga Kuantitas Nilai Indeks
1996 1.014 31 31.434 100
1997 1.112 30 33.360 97
1998 2.461 32 78752 103
1999 2.058 33 67.914 106
2000 2.240 32 71.680 103
2001 2.524 30 75.720 97
2002 2.777 31 86.087 100
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai barang X pada tahun 1999 adalah 1,06 kali nilai
barang X pada tahun 1996 atau nilai barang X tersebut naik sebesar 6 (106-100) persen di atas
harga tahun 1996.

3. Angka Indeks Agregatif Sederhana


Angka indeks ini menekankan agregasi yaitu barang dan jasa lebih dari satu.
a. Angka Indeks Harga Agregat Sederhana
Angka indeks yang menunjukkan perbandingan antara jumlah harga kelompok barang dan
jasa pada periode tertentu dengan periode dasarnya.

= 100

Dimana = Indeks Harga Agregat pada periode , = Jumlah harga semua barang pada
periode , dan = Jumlah harga semua barang pada periode dasar.
Tabel 26. Angka Indeks Harga Agregatif Sederhana
Jenis Barang 1997 1998
Beras 815 1.002
Jagung 456 500
Kedelai 1.215 1.151
Kacang Hijau 1.261 1.288
Kacang Tanah 2.095 2.000
Ketela Pohon 205 269
Ketela Rambat 298 367
Kentang 852 824
Jumlah 7.197 7.401
Indeks Harga Agregat tahun 1998 dengan tahun dasar 1997 meliputi keseluruhan tanaman
pangan adalah

38
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi


= 100
.
= .
100

= 102,83
Indeks harga barang tahun 1998 dengan tahun dasar 1997 adalah 102,83. Angka indeks ini
memberikan informasi bahwa harga tanaman pangan pada tahun 1998 mengalami kenaikan
2,83 (102,83-100) persen di atas harga tahun 1997.
b. Angka Indeks Kuantitas Agregat Sederhana
Angka indeks yang menunjukkan perbandingan antara jumlah kuantitas kelompok barang
dan jasa pada periode tertentu dengan periode dasarnya.

= 100

Dimana = Indeks kuantitas Agregat pada periode , = Jumlah kuantitas semua
barang pada periode , dan = Jumlah kuantitas semua barang pada periode dasar.
Tabel 27. Angka Indeks Kuantitas Agregatif Sederhana
Jenis Barang 1997 1998
Beras 44,7 45,2
Jagung 6,2 6,7
Kedelai 1,3 1,5
Kacang Hijau 0,2 0,3
Kacang Tanah 0,6 0,7
Ketela Pohon 17,1 10,8
Ketela Rambat 2,2 1,9
Kentang 0,1 0,3
Jumlah 72,4 67,4
Indeks Kuantitas Agregat tahun 1998 dengan tahun dasar 1997 meliputi keseluruhan tanaman
pangan adalah

= 100
,
= ,
100

= 93,09
Indeks kuantitas barang tahun 1998 dengan tahun dasar 1997 adalah 93,09. Angka indeks ini
memberikan informasi bahwa kuantitas tanaman pangan pada tahun 1998 mengalami
penurunan 6,91 (93,09-100) persen di bawah kuantitas tahun 1997.

39
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

c. Angka Indeks Nilai Agregat Sederhana


Indeks nilai agregat relatif sederhana menunjukkan perkembangan nilai (harga dikalikan
dengan kuantitas) sekelompok barang dan jasa pada suatu periode dengan periode atau tahun
dasarnya.

= 100 = 100

Tabel 28. Angka Indeks Nilai Agregatif Sederhana
Jenis Barang Harga Kuantitas Nilai
1997 1998 1997 1998 1997 1998
Beras 815 1.002 44,7 45,2 36.430,5 45.290,4
Jagung 456 500 6,2 6,7 2.827,2 3.350
Kedelai 1.215 1.151 1,3 1,5 1.579,5 1.726,5
Kacang Hijau 1.261 1.288 0,2 0,3 252,2 386,4
Kacang Tanah 2.095 2.000 0,6 0,7 1.257 1.400
Ketela Pohon 205 269 17,1 10,8 3.505,5 2.905,2
Ketela Rambat 298 367 2,2 1,9 655,6 697,3
Kentang 852 824 0,1 0,3 85,2 247,2
Jumlah 7.197 7.401 72,4 67,4 46.592,7 56.003
Indeks Nilai Agregat tahun 1998 dengan tahun dasar 1997 meliputi keseluruhan tanaman
pangan adalah

= 100
.
= . ,
100

= 120,20
Indeks kuantitas barang tahun 1998 dengan tahun dasar 1997 adalah 120,20. Angka indeks
ini memberikan informasi bahwa nilai tanaman pangan pada tahun 1998 mengalami kenaikan
20,20 (120,20-100) persen di atas nilai tahun 1997.

4. Angka Indeks Agregatif Tertimbang


Indeks tertimbang memberikan bobot yang berbeda terhadap setiap komponen. Alasan
diberikan bobot yang berbeda adalah karena pada dasarnya setiap barang dan jasa mempunyai
tingkat utilitas (manfaat dan kepentingan) yang berbeda.
Etienne Laspeyres mengembangkan formula Laspeyres pada abad 18 akhir untuk
menentukan sebuah indeks tertimbang dengan menggunakan bobot sebagai penimbang adalah
kuantitas periode dasar.

= 100

40
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

Tabel 29. Tabel Angka Indeks Agregatif dengan formula Laspeyres


Jenis Barang
Beras 1112 2777 48,2 53598,4 133851,4
Jagung 662 1650 7,9 5229,8 13035
Kedelai 1257 1840 1,9 2388,3 3496
Kacang Hijau 1928 3990 0,5 964 1995
Kacang Tanah 2233 3100 0,8 1786,4 2480
Ketela Pohon 243 650 16,5 4009,5 10725
Ketela Rambat 351 980 2,2 772,2 2156
Kentang 1219 2450 0,5 609,5 1225
Jumlah 69358,1 168963,4

= 100
,
= ,
100

= 243,61
Misalnya = 2000 dan = 2010, maka indeks Laspeyres tahun 2010 dengan tahun dasar
2000 adalah 243,61. Angka indeks ini memberikan informasi bahwa selama periode tahun
2000-2010 harga barang-barang mengalami kenaikan sebesar 143,61 (243,61-100) persen.
Formula lainnya yang dapat digunakan adalah formula Paasche. Dalam formula ini,
kuantitas periode dijadikan sebagai bobot.

= 100

Tabel 30. Tabel Angka Indeks Agregatif dengan formula Paasche
Jenis Barang
Beras 1112 2777 46,6 51819,2 129408,2
Jagung 662 1650 6,8 4501,6 11220
Kedelai 1257 1840 1,6 2011,2 2944
Kacang Hijau 1928 3990 0,3 578,4 1197
Kacang Tanah 2233 3100 0,6 1339,8 1860
Ketela Pohon 243 650 15,7 3815,1 10205
Ketela Rambat 351 980 1,8 631,8 1764
Kentang 1219 2450 0,5 609,5 1225
Jumlah 65306,6 159823,2

= 100
,
= ,
100

= 244,73
Misalnya = 2000 dan = 2010, maka indeks Paasche tahun 2010 dengan tahun dasar 2000
adalah 244,73. Angka indeks ini memberikan informasi bahwa selama periode tahun 2000-
2010 harga barang-barang mengalami kenaikan sebesar 144,73 (244,73-100) persen.

41
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

Dari kedau rumus terlihat bahwa perbedaan di antara keduanya terletak pada bobot yang
digunakan, Laspeyers menggunakan bobot kuantitas dasar dan Paasche menggunakan bobot
kunatitas periode yang akan dicari indeks harganya. Perbedaan ini memberi konsekuensi
sebagai berikut:
a. Perubahan angka indeks harga yang diperoleh dengan metode Paasche tidak disebabkan
oleh perubahan harga, karena bobotnya dari tahun ke tahun.
b. Perubahan angka indeks harga dengan metode Paasche membutuhkan tenaga lebih banyak
untuk mengumpulkan data tentang bobot yang digunakan. Tetapi metode Paasche
memberikan keuntungan karena bobot yang digunakan up to date.

5. Aplikasi angka indeks dalam ekonomi dan bisnis.


1. Indeks Harga Kosumen (IHK)
Indeks harga konsumen (consumer price index) dirancang untuk mengukur perubahan
harga dari sekeranjang barang-barang dan jasa-jasa tertentu, yang dihitung dengan metode
agregat tertimbang rumus Laspeyres. Karena rumus ini menggunakan timbangan yang tetap,
maka indeks harga konsumen hanya menunjukkan perubahan harga.
Dalam penyusunan indeks harga konsumen, Badan Pusat Statistik (BPS) mengambil data
harga eceran dari 44 kota terbesar Indonesia. Sekeranjang barang-barang dan jasa yang
digunakan dalam penyusunan indeks harga konsumen (sekitar 300 barang dan jasa)
dikelompokkan ke dalam sub golongan makanan, perumahan, sandang, aneka barang dan jasa.
Di samping indeks harga konsumen tahunan, BPS juga menerbitkan indeks harga konsumen
bulanan.
Pengetahuan tentang indeks harga konsumen diperlukan untuk mengetahui daya beli
rupiah pada suatu periode. Misalnya, IHK pada tahun 2016 mencapai 300 dengan IHK tahun
1998 mencapai 100 maka daya beli rupiah tahun 2016 adalah:
100 1
= =
300 3
Hal ini berarti, Rp1,00 yang dibelanjakan pada tahun 2016 hanya mendapatkan dari yang

diperoleh atas pembelanjaan Rp1,00 pada tahun 1998.


2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Indeks Harga Produsen)
Perhitungan indeks harga perdagangan besar juga menggunakan rumus Laspeyres. Harga-
harga yang digunakan dalam indeks diperoleh produsen barang-barang itu sendiri, bukan dari
perdangan besar.

42
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

Pada saat ini BPS menerbitkan beberapa macam indeks perdagangan besar, misalnya
indeks perdagangan besar sektor pertanian, pertambangan, industri, konstruksi, impor, ekspor
non migas, ekspor migas dan lain-lain. Indeks harga perdagangan besar umum diwakili 281
jenis barang. Indeks ini disajikan secara tahunan maupun bulanan.
Pengetahuan tentang indeks harga perdagangan besar biasanya digunakan dalam kontrak
jangka panjang yang memungkinkan terjadinya perubahan harga yang dapat mempengaruhi
terhadap kebijaksanaan suatu perusahaan. Perkembangan harga pada tingkat produsen akan
membantu pengusaha maupun pemerintah dalam membuat penyesuaian atas
kebijaksanaannya.
3. Indeks Harga yang Dibayar dan Diterima Petani
lndeks harga yang dibayar dan diterima petani merupakan indeks harga barang-barang
yang dibeli dan dibayar oleh petani, baik untuk proses produksi maupun untuk biaya hidupnya.
Jika dalam indeks harga itu ikut dihitung pajak, gaji buruh tani, dan bunga hipotik yang dibayar
oleh para petani, maka indeks harga yang diperoleh disebut indeks paritas. Indeks harga yang
diterima petani meliputi pendapatan yang diterima petani, sebesar 95% dari seluruh
penerimaan dalam bentuk uang hasil penjualan produk agrarianya.
Pada indeks harga yang dibayar petani ada dua kategori penting:
(1) Indeks pembelanjaan untuk konsumsi rumah tangga
(2) Indeks pembelanjaan untuk produksi.
Indeks harga yang dibayar petani digunakan untuk mengukur perubahan harga dan dipengaruhi
oleh perubahan kualitas barang-barang yang disimpan oleh para pedagang.
Perbandingan antara indeks harga yang diterima dan dibayar petani disebut sebagai Nilai
Tukar Petani (NTP). NIP merupakan salah satu indikator yang secara tidak langsung dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan petani.
8. Tugas Pertemuan ke-5
Jenis Tugas : Berkelompok
Batas Pengumpulan : Seminggu
Soal : 1. Selain formula Laspeyres dan Paasche, terdapat juga
formula yang lain yaitu:
a. Formula Fisher
b. Formula Drobisch
c. Formula Marshal-Edgeworth
d. Formula Wals

43
Ngizatul Afifah, S.Pd., M.Si|Statistik Ekonomi

Jelaskan dan beri contoh keempat formula di atas.


2. Sebutkan dan jelaskan masalah-masalah dalam penyusunan
angka indeks!

*****Kerjakan dengan sungguh-sungguh dan jangan menganggapnya sebagai beban. Jadikan


sebagai sarana untuk menempa kemampuan diri. Niatkan untuk mencari ilmu dan beribadah
bukan sekedar mencari nilai. Semoga dimudahkan oleh Allah AWT. Amiin... ^_^*****

44

Anda mungkin juga menyukai