Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MODUL 7 : Merancang pembiayaan, perhitungan BEP dan HPP serta aspek

perpajakan dalam bisnis produk inovatif-kreatif

A. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan adalah upaya yang dilakukan sebuah perusahaan dalam
merancang kegiatan yang berkaitan dengan penyimpanan serta pengendalian dana dan
aset.
Tujuan Pengelolaan Keuangan
Setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang wajib mengelola keuangannya
dengan benar. Beberapa tujuan pengelolaan keuangan antara lain:
1. Menjaga cash flow agar belanja perusahaan tetap terkendali.
2. Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dengan mengurangi budget yang tidak
prioritas.
3. Membuat struktur modal menjadi lebih seimbang antara anggaran dengan dana
yang terpinjam.
4. Pengelolaan keuangandapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam kurun
waktu yang panjang.
5. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, otomatis anggaran perusahaan akan
semakin efisien.
6. Memaksimalkan modal perusahaan, salah satunya karena kepercayaan para investor
yang semakin meningkat sehingga mereka bersedia meningkatkan investasinya.
7. Mengurangi biaya modal karena perencanaan yang tepat.
8. Mengurangi risiko kerja karena keputusan manajemen keuangan yang tepat.

Fungsi Pengelolaan Keuangan


1. Fungsi Planning, yakni sebuah perencanaan keuangan di perusahaan yang mencakup
manajemen uang kas, perhitungan rugi laba, serta perencanaan cash flow.
2. Fungsi Budgeting merupakan kegiatan penganggaran untuk pengadaan barang/jasa.
Anda harus menekan budget seminimal mungkin untuk meraih keuntungan yang
lebih besar.
3. Fungsi Controlling fokus pada pengawasan dan evaluasi terhadap kondisi keuangan
sehingga sistem keuangan berjalan dengan baik.
4. Fungsi Auditing mengarahkan Anda untuk memeriksa keuangan sesuai prinsip
akuntansi untuk menghindari potensi penyelewengan dana.
5. Fungsi Reporting adalah kegiatan pelaporan kinerja keuangan. Prosesnya harus
dilakukan secara terbuka karena laporan ini berisi informasi tentang kondisi
keuangan perusahaan.

B. Pembiayaan dan Manajemen Modal Kerja


Setiap perusahaan akan memiliki rencana pembiayaan yang akan dianggarkan
sebagai pengeluaran bisnis. Bagian manajemen keuangan akan melihat dari mana asal
pembiayaan ini, apakah akan tercukupi dengan menggunakan uang kas atau perusahaan
perlu menambah modal dengan cara meningkatkan penjualan barang, berutang pada
kreditur, menjual aset perusahaan, atau melalui penjualan saham. Faktor pembiayaan
akan bergantung dari penilaian bagian manajemen keuangan.
Manajemen Modal Kerja
Modal kerja meliputi anggaran operasional, aktiva lancar, gaji, dan arus kas. Dalam
pengelolaan keuangan, sangat penting untuk tetap berada di atas anggaran modal kerja
agar bisnis tidak mengalami kebangkrutan. Manajer keuangan harus secara teratur
menilai catatan, aset, dan arus kas untuk melihat berapa banyak uang yang dikeluarkan,
berapa banyak uang masuk, dan berapa banyak yang terikat dalam aset.
 Konsep Modal Kerja
1. Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar.
Unsur-unsur dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, sekuritas, piutang dan persediaan.
2. Konsep kualitatif
Menurut konsep kualitatif, Modal Kerja  adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang
lancar. Modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar yang harus dilunasi.
Sebagian aktiva lancar yang dipergunakan adalah hutang dagang, hutang wesel, hutang
pajak, dan sebagian yang digunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional adalah modal kerja yang terdiri dari modal kerja
riil dan modal kerja potensial. Modal yang digunakan untuk menghasilkan current
income atau konsep yang berdasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan baik pendapatan saat ini maupun pendapatan pada masa yang
datang.

C. Penghitungan HPP

Harga Pokok Penjualan adalah istilah pada akuntansi / keuangan yang digunakan
untuk menggambarkan total pengeluaran biaya langsung oleh perusahaan yang timbul
dari barang dan/atau jasa yang diproduksi, dan dijual dalam kegiatan bisnis dalam satu
periode umumnya bulanan dan tahunan.Penghitungan nilai HPP ini termasuk biaya
langsung yang mempengaruhi barang jadi atau jasa yang dijual, lengkapnya adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead, tetapi tidak termasuk
biaya tidak langsung biaya seperti penjualan, iklan, riset, dan pengembangan.
Tujuan Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Tujuan menghitung HPP ini adalah untuk mengukur biaya sebenarnya dalam
memproduksi barang dagangan atau jasa yang dibeli pelanggan untuk periode tertentu.
Tentunya dengan kita bisa menghitung biaya sebenarnya dari barang dan jasa yang
dijual, kita bisa dengan akurat mementukan harga jual yang tepat untuk pelanggan kita,
sehingga kita dapat mengetahui berapa keuntungan yang kita peroleh pada periode
tertentu.
Cara Menghitung HPP / Harga Pokok Penjualan
Berikut ini Rumus Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

1. Pembelian Bersih
Pembelian Bersih adalah keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan
perusahaan, untuk pembelian barang tunai atau kredit, ditambah dengan biaya
langsung seperti ongkos angkut. Pembelian dikurangi dengan potongan pembelian
dan retur pembelian, sehingga didapat nilai pembelian yang bersih atau
sesungguhnya, dalam suatu periode.
2. Persediaan Awal
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan yang tersedia di awal periode
akuntansi perusahaan misalnya awal bulan atau awal tahun. Saldo persediaan awal
barang ini bisa dicek di neraca saldo periode berjalan atau neraca saldo di awal
perusahaan pada tahun sebelumnya.
3. Persediaan Akhir
Persediaan akhir barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia di akhir
periode akuntansi perusahaan misalnya di akhir bulan atau di akhir tahun buku
berjalan. Nilai saldo ini umumnya didapat dari penghitungan stock opname atau fisik
stok, untuk perusahaan yang belum menggunakan aplikasi stok atau akutansi.

D. Penghitungan BEP
Break Even Point (BEP) yang merupakan titik dimana pendapatan dari usaha sama
dengan modal yang dikeluarkan. Dalam posisi BEP anda tidak mengalami kerugian
maupun keuntungan. Orang awam menyebut titik BEP sebagai kondisi dimana usaha
yang kita jalankan mengalami balik modal. Sehingga dapat dikatakan bahwa perhitungan
BEP merupakan perhitungan yang sangat penting bagi anda yang memiliki bisnis
maupun usaha.
Cara menghitung BEP
Ada dua cara untuk menghitung BEP, yaitu
1. BEP berdasarkan unit. Yaitu Titik pulang pokok (BEP) yang dinyatakan dalam
jumlah penjualan produk di nilai tertentu. Dalam hal ini kita akan memperkirakan
pada jumlah produk ke berapa bisnis kita akan mengalami balik modal
atau Break Even Point.
2. BEP berdasarkan nominal Rupiah. Yaitu dengan menghitung titik pulang pokok,
yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan (P ) tertentu.
Dalam hal ini kita akan memperkirakan pada jumlah nominal penjualan berapa
bisnis kita akan mengalami balik modal atau Break Even Point.

E. Pengertian Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007, menjelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang tanpa mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.

Fungsi pajak secara umum ada 4 :

1. Pajak memiliki fungsi anggaran (budgetair) yang berarti bahwa adanya pajak
berguna sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara.
2. Fungsi pengaturan (regulerend) mendefinisikan pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.
3. Fungsi stabilitas berarti bahwa pajak sebagai penerimaan negara yang dapat
digunakan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah.
4. Fungsi redistribusi pendapatan, pajak berguna sebagai penerimaan yang dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional.
Dengan demikian, pemerintah dapat membuka kesempatan kerja dengan tujuan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Manfaat Perpajakan
Jenis-jenis pajak di Indonesia saat ini sudah sangat banyak. Beberapa di
antaranya seperti pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh), pajak
pertambahan nilai (PPN), pajak daerah, dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa
manfaat pajak secara umum:
1. Pajak menjadi sumber utama penerimaan negara untuk belanja pegawai
sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan seperti
pembangunan sarana (jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah
sakit/puskesmas, kantor polisi, dan lain sebagainya)
2. Uang pajak digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa
aman bagi seluruh kalangan masyarakat.
3. Pajak digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan
masyarakat
4. Membayar utang negara ke luar negeri.
5. Pajak digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan
modal.
6. Menunjang jalannya roda pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai