Anda di halaman 1dari 28

Kisi kisi kwh

3.Alasan mengapa memerlukan business plan ?

1. Mengetahui apa saja yang Anda butuhkan dalam menjalankan bisnis

Di dalam sebuah business plan, Anda mengurai berbagai kebutuhan bisnis Anda. Mulai dari
jumlah modal, jumlah karyawan, supplier, biaya operasional, dan lain sebagainya. Semuanya
ditulis dengan lengkap, sehingga Anda dapat mengetahui segala yang Anda perlukan untuk
membangun suatu bisnis, dan menentukan strategi bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Membuat Anda fokus pada tujuan

Business plan Anda harus berisi visi, misi, dan daftar tujuan yang spesifik sehingga akan
membantu Anda merencanakan bagaimana dan kapan mencapai tujuan-tujuan tersebut,
‘memaksa’ Anda untuk tetap fokus dan konsisten menjalankan langkah-langkah mencapainya.

3. Membantu Anda menghadapi persaingan dengan kompetitor

Adanya analisa pemasaran berupa kekuatan (Strength), peluang (Opportunity), kelemahan


(Weakness) dan tantangan (Threat) bisnis Anda, membuat Anda perlu membuat strategi
pemasaran yang baik sekaligus fleksibel dalam pelaksanannya. Dengan Business plan yang Anda
perbarui secara berkala dan Anda sesuaikan dengan iklim ekonomi dan kondisi industri terkini,
Anda bisa mengatasi hal-hal eksternal yang mungkin mempengaruhi bisnis Anda.

4. Mendapatkan modal dari investor

Bagi Anda yang perlu mencari investor untuk mendanai bisnis, Anda mutlak harus
memiliki business plan. Dengan uraian mengenai kebutuhan modal, biaya operasional, dan target
penjualan, Anda dapat menghitung berapa lama modal tersebut akan kembali. Hal-hal itulah
yang akan menjadi perhatian calon investor.
Business plan dengan riset yang baik memuat perhitungan realistis yang akan mampu
meyakinkan calon investor bahwa Anda cukup menguasai bisnis Anda dan membuatnya
mengerti bahwa bisnis Anda bisa menjadi investasi yang potensial baginya.

Apabila Anda belum berencana untuk mencari modal, business plan tetap dapat digunakan untuk
memetakan masa depan bisnis Anda. Dengan menuliskan ide-ide Anda di atas kertas, Anda bisa
menyusun strategi komprehensif dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang
mungkin terjadi. Di sinilah business planberfungsi sebagai panduan bisnis Anda.

Bagaimana perencanaan bisnis plan yang baik?

Jawab:

Jenis Usaha
Tahap pertama dari sebuah bisnis plan tentu saja menentukan jenis usaha apa yang akan
dijalankan. Ini penting, karena berkaitan dengan strategi selanjutnya. Jenis usaha dagang atau
jasa tentu mempunyai karakteristik dan strategi yang berbeda. Sebaiknya awali dengan satu jenis
usaha terlebih dahulu agar bsa lebih fokus memulainya.

Lokasi Usaha
Tahap berikutnya adalah menentukan dimana usaha akan dijalankan. Penentuan lokasi usaha
akan berpengaruh pada anggaran keuangan yang harus disediakan. Apakah di rumah sendiri atau
harus menyewa tempat usaha. Untuk jenis usaha tertentu, lokasi usaha juga berpengaruh pada
tingkat keberhasilan. Beberapa jenis usaha seperti bengkel kendaraan, warung makanan
menuntut lokasi yang strategis. Sementara usaha seperti bisnis online tidak terlalu bergantung
pada lokasi usaha.

Besarnya Modal
Tahap berikutnya dalam merumuskan sebuah bisnis plan adalah seberapa besar modal yang
dimiliki termasuk berasal darimana sumber pendanaan modal tersebut. Bisa dari modal sendiri
maupun join capital dengan rekanan. Untuk memulai sebuah bisnis kecil, sebaiknya modal
berasal dari tabungan pribadi agar keuntungan yang diperoleh bisa diakumulasikan untuk
perputaran modal kerja. Hindari memulai usaha dengan modal yang bersumber dari hutang.
Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi berguna untuk pedoman dalam menjalankan bisnis. Berapa laba per bulan
yang kita inginkan, target penjualan dan perkiraan biaya operasional yang kita tetapkan, dan lain-
lain. Pada awalnya proyeksi bisa dibuat berdasarkan perkiraan. Setelah usaha berjalan, proyeksi
ini bisa kita rubah sesuai kondisi riil usaha kita. Untuk bisa mencapai laba yang diinginkan,
dibutuhkan sebuah strategi bisnis yang baik. Contoh proyeksi laba rugi :

Omset Penjualan 8.000.000


HPP. 5.000.000
Biaya Operasional :
Gaji karyawan 1.000.000
Transport. 500.000
Lain-lain 300.000
Total Biaya 6.800.000
Laba Bersih 1.200.000

Selanjutnya setelah usaha berjalan, proyeksi ini bisa kita naikkan atau turunkan sesuai kondisi
riil bisnis kita. Misal omset kita naikkan sebesar 20%, maka semua item biaya kita rubah untuk
mendapatkan proyeksi laba bulan berjalan. Begitu juga sebaliknya, dari proyeksi yang kita buat
ternyata omset yang kita tetapkan terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi usaha, maka
proyeksi selanjutnya bisa kita turunkan, misalnya sebesar 10%.
5. Strategi Bisnis
Sebuah usaha sebaiknya tidak dibiarkan berjalan sekedarnya. Jika kita menginginkan sebuah
hasil yang maksimal, dibutuhkan sebuah strategi yang baik yang meliputi penetapan harga jual,
pemasaran atau media promosi lainnya. Strategi inilah yang nantinya akan membedakan hasil
usaha kita dengan usaha orang lain.
6. Evaluasi Berkala
Ketika usaha sudah berjalan, maka tahapan terakhir adalah perlunya membuat sebuah evaluasi
apakah semuanya sudah berjalan sesuai rencana bisnis yang sudah dibuat. Penjualan adalah
muara dari seluruh strategi yang kita jalankan. Jika usaha sudah berjalan cukup lama namun
omset usaha masih sangat kecil, atau laba yang dihasilkan tidak sesuai dengan proyeksi,
mungkin ada beberapa hal yang harus segera kita benahi. Evaluasi berkala bisa dilakukan setiap
3 bulanan atau 6 bulanan sekali.

Itu tadi beberapa panduan sederhana dalam membuat sebuah perencanaan usaha atau bisnis plan.
Dengan perencanaan yang baik, diharapkan usaha kita akan bisa terus berkembang dari segi
skala usaha dan juga pendapatan.

Manfaat Bisnis Plan

Manfaat bisnis plan sangat banyak, terutama bagi kemajuan suatu usaha yang tengah dirintis.
Dengan menyusun sebuah bisnis plan maka wirausahawan akan lebih mudah dalam
mendapatkan sokongan dana dari para investor. Sebelum para investor mau memberikan dana
bagi para wirausaha, pastilah mereka akan mempelajari bisnis plan yang telah dibuat oleh para
wirausahawan.

Jika bisnis plan ditulis dengan sangat baik maka besar kemungkinannya bagi para investor untuk
memberikan dana. Jika bisnis plan dianggap kurang baik dan tidak meyakinkan maka
kemungkinan besar para investor tidak akan menurunkan dana mereka.

Selain sebagai alat untuk mencari dana, bisnis plan juga merupakan sarana untuk mengawasi
perkembangan dari bisnis yang tengah dijalankan. Tanpa adanya bisnis plan mustahil arah dari
bisnis yang dijalankan dapat lurus ke depan.

Bisnis plan pulalah yang akan dijadikan acuan dan pedoman dari pemilik usaha untuk
mengambil keputusan besar yang tengah dihadapi. Bisnis plan ini sangatlah penting dan
bermanfaat, jadi bagi para pengusaha wajib untuk memiliki bisnis plan dalam setiap usaha yang
akan dijalankan.

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Bisnis Plan – Jenis, Manfaat, Pentingnya. Semoga
informasi di atas bermanfaat.
Mengapa membutuhkan digital marketing?

Jawab :

Mengapa UMKM Perlu Menggunakan Digital Marketing?

28 MARET 2019/ADMIN/DIGITAL MARKETING , UMKM ,

Dari kemarin nih udah bahas digital marketing mulu, sebenarnya seberapa penting sih Digital
Marketing untuk sebuah bisnis? Memang bisnis kecil macam UMKM bisa pake digital
marketing? Bukannya cuma bisa buat perusahaan besar? Oh hei! Tidak begitu dong. Justru
digital marketing ini penting banget buat bisnis-bisnis kecil atau UMKM. Dan kalau bisa nih,
diwajibkan untuk UMKM hehe.

Bisnis-bisnis kecil atau UMKM cenderung percaya bahwa mereka tidak punya waktu dan biaya
untuk berkompetitif secara online. Mereka juga berpikir bahwa mereka mampu menghadapi
semua tantangan dalam sekali waktu dan mereka masih belajar tentang apa yang terjadi dalam
dunia bisnis. Beberapa diantaranya lebih memilih untuk bertahan pada satu atau dua bentuk dsar
media periklanan, sembari berasumsi bahwa bisnis mereka akan berevolusi. Serta berpikir bahwa
menunggu konsumen datang adalah strategi paling baik dan karena mereka pebisnis kecil,
mereka hanya butuh sedikit konsumen. Kalo begini, bagaimana bisnismu bisa berevolusi?

Coba baca beberapa alasan yang akan membuatmu berpikir untuk segera merambah dunia digital
marketing :

Lebih Hemat Biaya

Ini adalah alasan utama yang akan membuatmu tertarik untuk pindah ke digital marketing.
Dibanding dengan mencetak beribu-ribu brosur atau flyer yang belum tentu dibaca atau malah
hanya akan berakhir di tempat sampah, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk
menggunakan iklan di sosial media yang bisa kamu sesuaikan dengan target audiens bisnismu.
Lebih murah dan lebih efektif, bukan?

Bahkan, menurut beberapa pakar digital marketing, content marketing lebih hemat biaya hingga
tiga kali lipat dibanding dengan metode marketing tradisional. Kamu, masih belum tertarik?
Konsumen Cenderung Mencari Produk Secara Online

Siapa disini yang lebih suka cari informasi produk di internet terlebih dahulu sebelum datang ke
suatu toko? Pasti banyak. Nah, ini adalah suatu peluang yang seharusnya digunakan oleh para
pebisnis, baik perusahaan besar maupun para [ebisnis UMKM. Buat penjelasan singkat dan unik
agar konsumen semakin yakin untuk membeli produkmu. Jangan lupa sertakan informasi berupa
foto produk dan harga, agar calon konsumenmu bisa mendapatkan sedikit gambaran tentang
produkmu.

Memudahkan membangun hubungan dengan konsumen

Di media sosial, interaksi dengan konsumen dapat dibangun dengan mudah. Hanya dengan
merespon komentar konsumenmu di Instagram misalnya, atau melakukan QnA di Instagram
stories. Dijamin, kepercayaan konsumen akan turut terbangun dengan mudah.

Selain sedikit bermain dengan konsumen melalui QnA di Instagram Stories maupun dengan
gam-game sederhana di feed, kamu juga bisa lho mengadakan giveaway atau kuis untuk
memanjakan konsumenmu sebagai apresiasi terhadap konsumen.

Adanya kesempatan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas

Kamu pasti sering dong membagikan suatu iklan, baik tentang suatu promo atau tentang brand
baru yang kamu jumpai di sosial media ke temanmu? Nah, ini yang membuat digital marketing
dapat menjangkau ke kalangan yang luas. This is very easy to share.

Selain itu, jika kamu menggunakan kata kunci yang tepat, maka jangan heran jika kamu tiba-tiba
harus mengirimkan produkmu ke tempat yang bahkan kamu tidak duga sebelumnya. Yep,
penggunaan kata kunci yang tepat akan memudahkan konsumen untuk datang kepadamu saat
ingin mencari suatu produk secara online.

Dengan adanya internet on things, kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang semakin kuat,
mau tidak mau kita juga harus ikut di dalamnya dan segera beradaptasi. Bertahan pada hal-hal
tradisional mungkin baik, tapi jika kamu bisa mengombinasikannya dengan teknologi? Bisnismu
akan semakin dan terus bergerak maju.
+Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah memiliki beberapa point aturan yang berkaitan erat dengan
implementasi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia. beberapa point aturan tersebut terdiri atas
pasal-pasal berikut ini:

Bab II Asas dan Tujuan Pasal 2 mengatur bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
berasaskan berwawasan lingkungan. Yang dimaksud dengan "asas berwawasan lingkungan"
adalah asas pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.

Bab VI Pasal 20 mengatur bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi


pengembangan usaha dengan cara memberikan insentif bagi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah mengembangkan teknologi dan kelestarian lingkungan hidup.

Bab VII Pembiayaan dan Penjaminan Pasal 22 menjelaskan bahwa dalam rangka
meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil, Pemerintah melakukan
upaya: Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga keuangan
bukan bank; Pengembangan lembaga modal ventura; Pelembagaan terhadap transaksi anjak
piutang;

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) :

Pengertian UMKM

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria

NO URAIAN KRITERIA

ASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 USAHA KECIL > 50 Juta - 500 Juta > 300 Juta - 2,5 Miliar

3 USAHA MENENGAH > 500 Juta - 10 Miliar > 2,5 Miliar - 50 Miliar

Karakteristik wirausaha

rakteristik adalah sifat atau tingkah laku dari seseorang.

Sehingga dapat diartikan bahwa karakteristik wirausaha adalah sifat atau tingkah laku yang khas
dari wirausahawan yang membedakannya dengan orang lain.
Karakteristik yang perlu dimiliki seorang wirausaha, antara lain adalah :

1. Disiplin

Kerja keras dan disiplin merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang dalam
berwirausaha. Selain kerja keras ia juga harus disiplin dalam melaksanakan usahanya, sebab
meskipun orang bekerja keras tetapi kalau tidak disiplin, usahanya kurang berarti. Para
wirausaha yang mempunyai kemauan keras dan penuh disiplin akan dapat menggerakkan
motivasi untuk bekerja secara bersungguh-sungguh. Disiplin berasal dari bahasa Inggris
(disciple) yang berarti pengikut atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan
ketaatan kepada aturan.

2. Komitmen tinggi

Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak sekalipun
mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta selalu berusaha menyesuaikan kata dan
perbuatan.

3. Jujur

Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang wirausaha harus mau dan mempu
mengatakan apa adanya, kejujuran dapat disamakan dengan amanah yang harus dijalankan.

Amanah yang diartikan apabila diberi kepercayaan tidak berkhianat, kalau berkata selalu benar,
jika berjanji tidak ingkar.

4. Kreatif dan Inovatif


Menurut Theodore Levitt, kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir yang baru dan berbeda.
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh itu menurutnya
kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru. Menurut Woolfolk, kreativitas adalah kemampuan individu untuk
menghasilkan sesuatu yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. Conny Semiawan,
menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan suatu
produk baru. Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003:24) dalam bukunya
“Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang baru dan
berbeda. Oleh itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating
something from nothing). Jadi, secara umum kreativitas bisa diartikan kemampuan untuk
membuat kombinasi baru atau produk baru. Dapat juga kreativitas diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas adalah kemampuan seseorang
melahirkan sesuatu (produk) yang baru. Innovation is the ability to apply creative solutions to
those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live, Inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan
peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Inovatif merupakan terobosan baru.
Inovatif dalam berwirausaha berarti suatu proses untuk dapat mengubah peluang usaha menjadi
gagasan baru yang dapat menghasilkan uang. Apabila seorang wirausaha ingin sukses, ia harus
dapat membuat produk yang dihasilkan dengan inovasi-inovasi baru. Salah satu penyebab
kegagalan dalam berwirausaha biasanya terletak pada keterlambatan berinovasi dalam produk,
pelayanan serta pemasarannya.

5. Mandiri dan realistis

Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain,
sesuatu dikerjakan memang karena kemampuannya sendiri serta tidak pernah merasa besar
karena orang lain, tetapi besar karena usaha kerasnya.
Pribadi mandiri ialah dia yang tahu siapa dan apa dia itu, dia adalah seorang manusia yang tahu
apa yang dilakukannya, karena sadar apa yang dituju. Pribadi itu utuh dan tidak berantakan. Ia
tahu akan menerima baik keunggulan maupun kelemahannya. Ia menerima dirinya sendiri dan
orang lain apa adanya. Ia tidak berkelit menghadapi kenyataan. Dalam menjalankan
pekerjaannya ia selalu berdasarkan atas bakat dan kemampuan yang dimilikinya (realistis) dan
bekerja menurut keyakinan serta kemampuannya sendiri (mandiri) dan percaya kepada nasibnya
sendiri. Seorang wirausaha dia dapat menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain.

Selain hal-hal diatas, masih ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha,
yaitu :

1. Berani menghadapi resiko

Richard Cantillon, orang yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18,
mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorag yang menanggung resiko. Wirausaha dalam
mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melaikan perhitungan yang
matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah di perhitungkan dengan
seksama dan realistis. Keberanian menghadapi resiko yang didukung komitmen yang kuat,
mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-
hasil itu harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran
kegiatannya.

2. Selalu mencari peluang

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan
masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan. Karena wirausaha adalah
seseorang yang merasakan adanya peluag, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi
dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai.

3. Memiliki jiwa kepemimpinan

Seseorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan
kemampuan krativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang
dihasilkannya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan
produk baru dan berbeda, sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun
pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menjadi nilai tambah. Karena
itu, perbedaan bagi seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan
untuk menciptakan nilai tambah. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk
menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah
kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk
menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki taktik
mediator dan negosiator daripada diktator.

4. Memiliki kemampuan manajerial

Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemapuan
perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengolah usaha dan sumber
daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya
yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajid dimiliki oleh
seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberahasilan yang diperoleh tetapi kegagalan
usaha yang akan dituai.

Untuk menuju terwujudnya wawasan kewirausahaan, maka salah satu kuncinya adalah
menciptakan organisasi usaha yang dinamis dan fleksibel, manajer bervisi kedepan, serta
lingkungan kerja yang kondusif.
5. Memiliki keterampilan personal

Seorang wirausaha harus percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan
keuntungan melalui usaha yang dilasanakannya, mau dan mampu mencari serta menangkap
peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut, mau dan mampu
berkomunikasi dengan siapapun, mencintai kegiatan usahanya, menghadapi hidup dan
menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin, mau dan mampu meningkatkan
kapasitas diri sendiri demi meningkatkan usahanya dan memotivasi orang lain serta melakukan
perluasan dan usaha, serta berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang
kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan.

Konsep Dasar Persaingan Dalam Ilmu Ekonomi

Struktur Pasar

Secara sederhana, struktur pasar dapat diberikan pengertian sebagai kondisi lingkungan dimana
perusahaan melakukan aktivitasnya sebagai produsen. Terdapat 4 (empat) bentuk struktur pasar
dalam teori ekonomi dasar, yaitu:

a. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition),

b. Pasar Persaingan Monopolistis (Monopolistic Competition),

c. Pasar Oligopoli (Oligopoly), dan

d. Pasar Monopoli (Monopoly).


Perbedaan keempat struktur pasar tersebut disebabkan adanya perbedaan degree of market power
yaitu kemampuan satu perusahaan dalam mempengaruhi harga keseimbangan (harga pasar).
Perbedaan tersebut diakibatkan perbedaan karakteristik yang terdapat di masing-masing struktur
pasar. Karakteristik atau ciri yang menandai suatu pasar akan diuraikan dalam sub-bagian ini.

a. Pasar Persaingan Sempurna

Secara teoritis ada dua kondisi ekstrim posisi perusahaan dalam pasar. Ekstrim pertama,
perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), di mana jumlah
perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi
harga pasar. Yang dapat perusahaan lakukan adalah menyesuaikan jumlah output agar mencapai
laba maksimum. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu-satunya produsen (monopoli).
Dalam posisi ini perusahaan mampu mempengaruhi harga dan jumlah output dalam pasar.

Namun kedua kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi. Yang ada umumnya adalah dua
kondisi peralihan antara ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah
perusahaan bersaing, tetapi masingmasing mempunyai daya monopoli (terbatas). Kondisi ini
disebut persaingan monopolistik (monopolistic competition). Kondisi kedua adalah dalam pasar
hanya ada beberapa produsen yang jika bekerja sama mampu menghasilkan gaya monopoli.
Kondisi tersebut dikenal sebagai oligopoli (oligopoly).

Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan
sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak
mampu mempengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum lengkap, masih diperlukan beberapa
karakteristik (syarat) agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna. Lengkapnya,
karakteristik pasar persaingan sempurna adalah:
1. Banyak Penjual dan Pembeli (Many Sellers and Buyers)

Jumlah perusahaan yang sangat banyak mengandung asumsi implisit bahwa output sebuah
perusahaan relatif kecil dibanding output pasar (small relatively output). Semua perusahaan
dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara
individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.

2. Produknya Homogen (Homogenous Product)

Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan
kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen
tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan dianggap
mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.

3. Bebas Masuk dan Keluar Pasar (Free Entry and Free Exit)

Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi
mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan
faktor produksi.

Pengertian mobilitas mencakup pengertian geografis dan antara pekerjaan. Maksudnya faktor
produksi seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan perusahaan mudah
untuk masuk keluar pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industri (dalam industri masih
memberikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tidak tertarik lagi atau gagal, dengan segera
dapat keluar.

4. Informasi Sempurna (Perfect Knowledge)


Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga
produk dan input yang dijual. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan
harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dari siapapun produk
dibeli, harga yang berlaku adalah sama. Demikian halnya dengan perusahaan, hanya akan
menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor produksi.

Keempat karakteristik tersebut menimbulkan satu konsekuensi logis, yaitu perusahaan di pasar
tidak dapat menentukan harga sendiri. Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada
harga yang ditetapkan pasar. Setiap perusahaan hanya akan menerima harga yang ditentukan
pasar (price taker). Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk
mencapai laba maksimum

Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar persaingan sempurna, dimana
perusahaan-perusahaan kecil yang menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua
karakteristik sebagaimana diuraikan diatas. Namun demikian, menilik karakteristiknya, ada
beberapa industri yang mendekati bentuk pasar persaingan sempurna, seperti industri tempe,
tahu, kerupuk putih, dan jasa fotokopi.

b. Pasar Monopoli

Suatu industri dikatakan berstruktur monopoli (monopoly) bila hanya ada satu produsen atau
penjual (single firm) tanpa pesaing langsung atau tidak langsung, baik nyata maupun potensial.
Output yang dihasilkan tidak mempunyai substitusi (no closed substitute). Perusahaan tidak
memiliki pesaing karena adanya hambatan (barriers to entry) bagi perusahaan lain untuk
memasuki industri yang bersangkutan. Dilihat dari penyebabnya, hambatan masuk
dikelompokkan menjadi hambatan teknis (technical barriers to entry) dan hambatan legalitas
(legal barrier to entry).
Hambatan teknis (technical barriers to entry) Ketidakmampuan bersaing secara teknis
menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm).
Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh beberapa hal:

1. Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special knowledge) yang
memungkinkan berproduksi secara efisien.

2. Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya


(MC dan AC) yang menurun. Makin besar skala produksi, biaya marjinal makin menurun,
sehingga biaya produksi per unit (AC) makin rendah (decreasing MC and AC).

3. Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik berupa sumber daya
alam, sumber daya manusia maupun lokasi produksi.

Kelompok konglomerat di Indonesia mempunyai kemampuan monopoli secara teknis, karena


mampu mengontrol faktor produksi berupa bahan baku (misalnya batu kapur untuk pabrik
semen). Selain untuk bahan baku, faktor produksi yang dimonopoli konglomerat adalah SDM
berkualitas, dimana tamatan-tamatan universitas top di Indonesia kebanyakan bekerja di
perusahaan konglomerat, di banding perusahaan kecil. Lokasi produksi yang khusus juga
menyebabkan perusahaan memiliki kemampuan teknis (biaya transportasi yang sangat rendah)
yang menyebabkan daya monopoli.

Hambatan legalitas (legal barriers to entry).

1. Undang-undang dan Hak khusus

Tidak semua perusahaan mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis. Dalam
kehidupan kita sehari-hari kita menemukan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien tetapi
memiliki daya monopoli.
Hal itu dimungkinkan karena secara hukum mereka diberi hak monopoli (legal monopoly). Di
Indonesia, Badan-badan usaha milik negara (BUMN) banyak yang memiliki daya monopoli
karena undang-undang. Berdasarkan undang-undang tersebut, mereka memiliki hak khusus
(special franchise) untuk mengelola industri tertentu.

2. Hak patent (patent right) atau hak cipta

Karakteristik Pasar Monopoli

Pasar monopoli mempunyai mempunyai beberapa karakteristik khusus seperti yang diuraikan di
bawah ini:

1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan

Sifat ini sesuai dengan definisi dari monopoli yaitu struktur pasar atau industri dimana terdapat
hanya seorang penjual saja. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat
dibeli di tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka
menginginkan barang tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan tersebut. Syarat-
syarat penjualan tersebut sepenuhnya ditentukan oleh pengusaha monopoli itu, dan para pembeli
tidak dapat berbuat sesuatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.

2. Tidak memiliki barang pengganti yang mirip

Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada
dalam perekonomian. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu.
Yang “mirip” dengannya dari segi kegunaan tidak ada sama sekali. Aliran listrik sampai saat ini
adalah contoh dari barang pengganti yang “mirip”, yang ada hanyalah barang pengganti yang
sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan listrik
karena ia tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televisi atau memanaskan setrika/gosokan.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam pasar

Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan
monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud, karena tanpa adanya hambatan
tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industri. Keuntungan
perusahaan monopoli akan menarik pengusaha-pengusaha lain ke dalam industri tersebut.
Adanya hambatan masuk yang sangat tinggi menghindarkan berlakunya keadaan yang seperti
itu.

4. Dapat menguasai penentuan harga

Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka
penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai
penentu harga atau price setter.

Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan,
perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikehendakinya.

5. Promosi kurang diperlukan

Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak
perlu melakukan promosi penjualan secara iklan.

Ketiadaan saingan menyebabkan semua pembeli yang memerlukan barang yang diproduksi oleh
perusahaan monopoli tersebut. Kalaupun perusahaan monopoli membuat iklan, iklan tersebut
bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan
masyarakat.
c. Pasar Persaingan Monopolistik

Struktur pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition) adalah struktur pasar yang
memiliki kedekatan karakteristik dengan pasar persaingan sempurna. Namun setiap perusahaan
di pasar tidak hanya menerima harga yang berlaku di pasar, melainkan mampu menentukan
sendiri harga untuk setiap produk yang dihasilkan. Kemampuan menentukan harga sendiri ini
muncul dikarenakan perusahaan tidak memproduksi barang yang homogen, melainkan
memproduksi barang yang memiliki karakteristik berbeda dengan produk perusahaan lain.

Perbedaan jenis produk yang dihasilkan ini yang menjadi pembeda utama antara struktur pasar
persaingan monopolistik dengan pasar persaingan sempurna.

Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik

1. Banyak Penjual (Many Sellers)

Seperti di struktur pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik juga ditandai oleh
jumlah perusahaan yang banyak. Tidak ada ukuran yang bisa digunakan untuk memberi batasan
seberapa banyak itu ‘banyak’ ? (how much is ’many’ ?). Namun satu hal yang bisa dikatakan
bahwa jumlah perusahaan di pasar cukup banyak sehingga pangsa satu perusahaan relatif kecil
dibanding total.

2. Produknya Terdiferensiasi (Differentiated Product)

Yang dimaksud dengan produk yang terdiferensiasi adalah produk yang memiliki perbedaan
karakteristik dengan produk sejenis lain. Perbedaan karakteristik ini mengakibatkan mulai
munculnya preferensi konsumen terhadap produk tertentu relatif terhadap produk yang lain.
Munculnya preferensi konsumen ini menandakan bahwa produk tersebut tidak lagi bisa
digantikan secara sempurna oleh produk lain. Akibatnya konsumen rela untuk membayar lebih
mahal produk yang sesuai dengan preferensinya tersebut.

3. Bebas Masuk dan Keluar Pasar (Free Entry and Free Exit)

Masih sama dengan struktur pasar persaingan sempurna, jika perusahaan di pasar sedang
mendapatkan keuntungan hal itu akan segera mengundang masuknya perusahaan-perusahaan
baru ke dalam pasar.

Perusahaan baru tersebut dengan mudah masuk ke dalam pasar tanpa harus mengeluarkan biaya
(no entry cost). Begitu pula ketika perusahaan sedang mengalami kerugian, dengan mudah
mereka akan keluar dari pasar.

Perbedaan utama antara strukur pasar persaingan monopolistik dengan pasar persaingan
sempurna terletak pada jenis produk yang dihasilkan. Dengan memproduksi produk yang
terdiferensiasi, perusahaan mampu menentukan harga untuk masing-masing produknya. Dengan
demikian perusahaan di struktur pasar persaingan monopolistik sudah memiliki market power
atau kekuatan untuk mempengaruhi harga keseimbangan.

d. Pasar Oligopoli

Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang. Istilah oligopolypertama kali digunakan
oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun 1916, yaitu “Utopia”. Dalam karya tersebut
dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar
lebih dari satu.
Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838
melalui karyanya “Researches sur les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima
puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand . Meskipun menuai banyak kritik,
namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli
lainnya.

Karakteristik Pasar Oligopoli

1. Terdapat Beberapa Penjual (Few Sellers)

Hanya terdapat beberapa penjual yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar
masing-masing perusahaan di pasar cukup signifikan. Jumlah perusahaan yang lebih sedikit
dibanding pasar persaingan sempurna ataupun persaingan monopolistik disebabkan oleh
terdapatnya hambatan masuk ke dalam pasar.

2. Saling Ketergantungan (Interdependence)

Pada struktur pasar persaingan sempurna maupun persaingan monopolistis, keputusan


perusahaan atas harga dan kuantitas hanya mempertimbangkan tingkat permintaan di pasar dan
biaya produksi yang dikeluarkan. Sementara di pasar oligopoli, keputusan strategis perusahaan
sangat ditentukan oleh perilaku strategis perusahaan lain yang ada di pasar.

Siapa yang tak kenal dengan susu kental manis (SKM)? Produsen SKM dengan berbagai merk
secara massif mengiklankan produk SKM dengan jingle yang menarik. Dalam pariwara di
televisi, SKM identik dengan keluarga yang harmonis disertai dengan konsumsi SKM saat
sarapan atau sebelum tidur.
Belakangan SKM menjadi polemik di tengah masyarakat lantaran Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) mengumumkan SKM bukanlah susu. Pertanyaanya, bagaimana mungkin
setelah berpuluh-puluh tahun hadir di Indonesia, BPOM baru mengeluarkan pernyataan SKM
bukanlah susu?
Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dokter
Damayanti Rusli Sjarif menyatakan tidak ada yang salah dengan penyebutan SKM. Hampir di
seluruh pelosok dunia, lanjutnya, jenis SKM ada. Cuma, SKM yang ada di Eropa dan Amerika
tidak menyalahi aturan yang sudah ditetapkan orgnisasi PBB yang menangani masalah
kesehatan, WHO. Dalam satu saji SKM, setidaknya mengandung 6,9 persen Kilo kalori (kkal)
protein dan kandungan gula maksimal 20 persen.
Jika dilihat dari komposisi SKM yang beredar di Indonesia, kandungan susu hanya 1 gram atau
sebesar 2 Kkal per sajian, dengan jumlah gula yang melebihi 50 persen. Ini artinya, SKM tidak
memenuhi standar aturan yang sudah ditetapkan WHO. Jenis SKM yang beredar di Indonesia
lebih pas disebut sebagai krim kental manis. Krim ini bersifat topping untuk makanan lain. Krim
tidak boleh disajikan secara tunggal seperti saran penyajian yang selama ini ada di dalam iklan
dan kemasan.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, berisiko diabetes. “SKM itu sebenarnya susu yang
dikentalkan. SKM itu ada, tapi benar-benar susu. Yang banyak beredar di Indonesia itu krimer,
yang penyajiannya harus dicampur, dan tidak boleh tunggal,” kata Damayanti dalam sebuah
diskusi di Jakarta, 16 November lalu.
Bagaimana regulasi mengatur tentang SKM ini? Pengacara Publik Lembaga Bantuan Hukum
Jakarta (LBH Jakarta), Pratiwi Febry berpendapat setiap orang memiliki hak atas kesehatan.
Banyak ketentuan yang mengatur hak atas kesehatan antara lain Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 34
ayat (3) UUD 1945, Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
B.Dalam kasus SKM, kata dia, ada hal yang harus diperbaiki oleh pemerintah terutama dari sisi
regulasi. Lahirnya Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, tidak
memberikan dampak signifikan terhadap peredaran dan penggunaan SKM pada masyarakat.
Peraturan BPOM ini mengatur susu kental manis. Pasal 54 memuat kewajiban produsen untuk
mencantumkan tulisan pada label yang berbunyi: “Perhatikan! Tidak untuk menggantikan Air
Susu Ibu. Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan. Tidak dapat digunakan sebagai satu-
satunya sumber gizi.
(Baca juga: Atasi Polemik Susu Kental Manis, BPOM Terbitkan Aturan Label Pangan Olahan).
Pasal 67 huruf w memuat larangan berupa pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa
susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan sebagai
satu-satunya sumber gizi. Huruf x pasal yang sama memuat larangan pernyataan/visualisasi
yang semata-mata menampilkan anak di bawah usia lima tahun pada susu kental dan analognya.
Merujuk Peraturan Kepala BPOM No. 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan, SKM adalah
produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari
campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu; atau merupakan hasil
rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan lain.
Gula yang ditambahksan harus dapat mencegah kerusakan produk. Produk dipasteurisasi dan
dikemas secara kedap (hermetis).
Karakteristik dasar SKM adalah kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen, dan kadar protein
tidak kurang dari 6,5 persen. SKM masuk ke dalam bagian susu kental dan analognya, termasuk
di dalamnya susu evaporasi, susu skim evaporasi, susu lemak nabati evaporasi, SKM, susu kental
manis lemak nabati, susu skim kental manis, krim kental manis, krimer kental manis, dan khoa.
Ada ketidakselarasan antara SE No. HK.06.5.51.511.05.18.2000 Tahun 2018tentang Label dan
Iklan Pada Produk Susu Kental dan Analognya dengan Peraturan Kepala BPOM No. 21 Tahun
2016. Dalam SE disebutkan larangan ‘menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan
Analognya (Kategori Pangan 01.3)disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau
pelengkap zat gizi. Produk susu lain, antara lain susu sapi/susu yang dipasteurisasi/ susu yang
disterilisasi/ susu formula/susu pertumbuhan.”
Sementara di dalam Peraturan Kepala BPOM No. 21 Tahun 2016, SKM masuk ke dalam bagian
susu kental manis dan analognya. “Jika memang SKM bukan susu, BPOM harus tegas
mengatakan kalau itu bukan susu. Dalam diskusi kali ini, kita sepakat kalau SKM yang beredar
di Indonesia tidak dikategorikan sebagai susu,” jelas Pratiwi.
Selain itu, Pratiwi juga mempertanyakan implementasi sanksi administrasi yang diatur dalam
Peraturan Kepala BPOM No. 21 Tahun 2018. Pasal 71 ayat (1) menyebutkan setiap orang yang
melanggar ketentuan dalam Peraturan Badan ini dikenai sanksi administratif berupa penghentian
sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran, penarikan Pangan dari peredaran oleh
produsen, dan/atau, pencabutan izin. Kemudian Pasal (2) menyebutkan bahwa pengenaan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
“Bagaimana implementasi, bagaimana aturan turunan dan bagaimana pelaksanaanya, siapa yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan pengawasan, siapa yang melakukan penegakan hukum,
ini tidak dijelaskan di dalam Perka BPOM,” ungkapnya.
Bahkan Pratiwi menyebutkan bahwa Peraturan Kepala BPOM tersebut seperti regulasi sapu
jagat, yang memuat banyak larangan tetapi hanya mengatur sanksi dalam satu pasal yang
diberikan kepada seluruh bentuk pelanggaran. Harusnya, Peraturan Kepala BPOM mengatur
jenis pelanggaran dan jenis sanksi yang berbeda, tergantung pada tingkat pelanggaran yang
dilakukan oleh pelaku usaha. “Kalau sapu jagat begini sama saja dengan macan kertas,” tegas
Pratiwi.
Iklan dan Perlindungan Konsumen
Dalam konteks perlindungan konsumen, iklan yang secara massif dilakukan oleh produsen SKM
jelas melanggar UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasalnya, produsen
SKM memberikan informasi yang tidak benar terhadap kandungan SKM.
Pratiwi menyebutkan iklan dan label yang dilakukan produsen SKM melanggar Pasal 17 UU
Perlindungan Konsumen, melanggar Permenkes No. 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan
Pangan Siap Saji (informasi yang jelas, mudah dibaca, tidak menyesatkan, pengawasan,
evaluasi),Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, dan Etika
Pariwara.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


Pasal 17
(1) Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang:
a. mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang
dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan/atau jasa;
b. mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;
c. memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau jasa;
d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan/atau jasa;
e. mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin yang berwenang atau persetujuan
yang bersangkutan;
f. melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai periklanan.
(2) Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan yang telah melanggar
ketentuan pada ayat (1).
PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Pasal 19(1) PP 69/99 berbunyi:
“Keterangan tentang bahan yang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan
dicantumkan pada Label sebagai daftar bahan secara berurutan dimulai dari bagian yang
terbanyak, kecuali vitamin, mineral dan zat penambah gizi lainnya”.
Dengan demikian:
Berdasarkan pasal di atas, seharusnya yang dicantumkan di urutan paling atas adalah
kandungnan Karbohidrat Total (23gr), di mana kandungan gulanya mrpkan komposisi terbesar
(19 gr).
Pasal 44 (1)
Setiap Iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuat keterangan mengenai pangan
secara benar dan tidak menyesatkan, baik dalam bentuk gambar dan atau suara, pernyataan, dan
atau bentuk apapun lainnya.
ETIKA PARIWARA
1.27 Khalayak Anak-anak
1.27.1 Iklan yang ditujukan kepada khalayak anak-anak tidak boleh menampilkan hal-hal yang
dapat mengganggu atau merusak jasmani dan rohani mereka, memanfaatkan kemudahpercayaan,
kekurangpengalaman, atau kepolosan mereka. (Lihat juga
Penjelasan)
3. Pemeran Iklan
3.1 Anak-anak
3.1.3 Iklan tidak boleh menampilkan anak-anak sebagai penganjur bagi penggunaan suatu
produk yang bukan untuk anak-anak.
3.1.4 Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengeksploitasi Daya rengek (pester power)
anak-anak dengan maksud memaksa para orang tua untuk mengabulkan permintaan anak anak
mereka akan produk terkait.

Direktur Eksekutif Remotivi, Roy Taniago, menambahkan iklan bertugas untuk mengelabui dan
memanipulasi, dengan mengatakan bawha kadnungan yang terdapat dalam barangyang
diiklankan membawa kandungan yang baik. Iklan juga kerap menggunakan kata-kata ilmiah
yang tidak dipahami oleh orang banyak.
Dalam proses komunikasi melalui iklan, ada asosiasi yang disusun dengan lagu
atau jingle. Menurut Roy, proses asosiasi akan bergerak dengan komplek sehingga memanipulasi
pikiran manusia. Dalam tataran ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bertanggung jawab atas
konten-konten iklan yang muncul di televisi. Namun pada praktiknya, lanjut Roy, KPI berdalih
tak memahami persoalan kandungan SKM. Padahal, ranah iklan adalah ranah KPI. Jika
demikian, diperlukan adanya edukasi kepada KPI agar KPI dapat dimintai pertanggungjawaban
atas iklan-iklan yang beredar di televisi Indonesia.
“Aturan penyiaran yang dilakukan KPI, KPI sering merasa ragu dengan apa yang mereka buat,
mereka seolah tidak mengerti tentang susu. KPI tidak progresif kecuali sudah ramai dan susuh
baru mereka turun tangan,” tandasnya.
Roy juga mengkritik pemberitaan yang dilakukan oleh media. Saat ini, media kehilangan fungsi
utamanya, yakni sebagai pengendali percakapan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Amerika, fungsi jurnalis saat ini banyak diatur oleh industri humas. Jurnalis hanya berfungsi
sebagai juru catat.
“Kami mengkritik pemberitaan media ketika BPOM panik, pemberitaan itu salah, SKM tidak
berbahasaya asal ssesuai perutukannya. Bagaimana kritik kami, media hanya sekeear juru catat,
kelihatan dan beberapa studi di negara Amerika menggambarkan bagaimana hari-hari ini
jurnalisme banyak diatur oleh industi humas, PR, mengatur pekacakapan di publik ketimbang
jurnalis. Saya mendotong wartawan untuk mengambil alih kembali otonomi mereka dalam
mengendalikan percakapan, menjaga alur informasi, bukan sekedar mencatat,”pungkasnya.
Revisi Regulasi
Kasubdit Peningkatan Mutu dan Kecukupan Gizi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Galopong
Sianturi, mengatakan bahwa pada dasarnya tak ada masalah dengan pengkategorian jenis SKM.
Menurut Galopong, pengkategorian yang dilakukan oleh BPOM sudah merujuk pada kodek yang
diatur oleh WHO. Masalah utama justru terletak pada iklan yang tidak sesuai dengan komposisi
SKM.
“Acuannya adalah Codex, badan yang tinggi dibentuk WHO mengkategorikan SKM masuk ke
dalam susu. Kita selalu mengacu ke sana karena kesepakatan global. Pengiklanan yang perlu
dipertegas,” kata Galopong.
Guna mengatasi iklan yang tidak sesuai dengan kebenaran, maka Galopong mengatakan
pihaknya tengah menggodok Peraturan Pemerintah tentang Label dan Iklan Pangan. RPP ini
dalam tahap harmonisasi dan sudah diserahkan ke Kementerian Hukum dan HAM

Anda mungkin juga menyukai